MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di Daerah.
4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Kalimantan
Tengah.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri atas
Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Dinas Daerah dan Badan Daerah dalam lingkup
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
-4-
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI
DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
BAB III
SEKRETARIAT DAERAH
Pasal 3
(1) Sekretariat Daerah Provinsi merupakan unsur staf.
(2) Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur.
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 4
(1) Susunan organisasi Sekretariat Daerah, terdiri atas:
a. Sekretaris Daerah;
b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat,
membawahkan:
1. Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah, terdiri atas:
a) Bagian Pemerintahan, yang membawahi Subbagian
Tata Usaha;
b) Bagian Otonomi Daerah;
c) Bagian Kerja Sama; dan
d) Kelompok Jabatan Fungsional,
2. Biro Kesejahteraan Rakyat, membawahkan:
a) Bagian Bina Mental Spiritual, yang membawahi
Subbagian Tata Usaha;
b) Bagian Kesejahteraan Rakyat Nonpelayanan Dasar;
c) Bagian Kesejahteraan Rakyat Pelayanan Dasar; dan
d) Kelompok Jabatan Fungsional,
3. Biro Hukum, membawahkan:
a) Bagian Peraturan Perundang-undangan Provinsi;
b) Bagian Peraturan Perundang-undangan
Kabupaten/Kota;
c) Bagian Bantuan Hukum, yang membawahi
Subbagian Tata Usaha;
d) Kelompok Jabatan Fungsional,
- 134 -
BAB X
DINAS PERHUBUNGAN
Pasal 264
(1) Dinas Perhubungan adalah Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas.
Pasal 265
Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Gubernur
dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi dan
dekonsentrasi di bidang perhubungan sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 266
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
265, Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan penerbangan yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas perbantuan yang
ditugaskan Gubernur;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan penerbangan yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas perbantuan yang
ditugaskan Gubernur;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran dan penerbangan
yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas perbantuan yang
ditugaskan Gubernur; dan
d. pelaksanaan administrasi Dinas Perhubungan; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait
dengan tugas dan fungsinya.
- 135 -
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 267
(1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri atas:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri atas:
1. Subbagian Penyusunan Program; dan
2. Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian,
c. Bidang Lalu Lintas Jalan, terdiri atas:
1. Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan; dan
2. Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
d. Bidang Angkutan Jalan, terdiri atas:
1. Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal; dan
2. Seksi Pemaduan Moda dan Pengembangan,
e. Bidang Pelayaran, terdiri atas:
1. Seksi Kepelabuhanan; dan
2. Seksi Angkutan Pelayaran Rakyat dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan,
f. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedua
Kepala Dinas
Pasal 268
Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 ayat (1)
huruf a mempunyai tugas memimpin, membina,
mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program
kerja, tata kerja dan pengembangan semua kegiatan di bidang
perhubungan serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas
dan fungsi Dinas Perhubungan.
Pasal 269
(1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 268, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program bidang perhubungan;
b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perhubungan;
c. pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan serta
evaluasi pelaksanaan tugas di bidang perhubungan;
d. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,
monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di
bidang perhubungan; dan
- 136 -
Bagian Ketiga
Sekretariat
Pasal 270
Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 ayat (1)
huruf b, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 271
Sekretariat mempunyai tugas pengoordinasian penyusunan
program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu
serta tugas pelayanan administratif serta perlengkapan,
keuangan, aset, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas
dan rumah tangga, organisasi dan tata laksana, analisis jabatan
serta dokumentasi peraturan perundang-undangan pada Dinas
Perhubungan.
Pasal 272
(1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 271, Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penghimpunan bahan/data perencanaan dan penyusunan
program lingkungan hidup serta perencanaan anggaran;
b. penghimpunan bahan/data penyusunan pelaporan Dinas,
kepegawaian;
c. pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan
perlengkapan dan aset;
d. pelaksanaan urusan perpustakaan, humas, organisasi,
tata laksana dan analisis jabatan serta dokumentasi
peraturan perundang-undangan;
e. pelaksanaan urusan pengelolaan/administrasi keuangan,
dan kepegawaian; dan
f. pemantauan, pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan
tugas.
(2) Dalam Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekretaris dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 273
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 270, terdiri
atas:
a. Subbagian Penyusunan Program; dan
b. Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian.
- 137 -
Paragraf 1
Subbagian Penyusunan Program
Pasal 274
Paragraf 2
Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian
Pasal 275
(1) Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273 ayat (1) huruf b,
mempunyai tugas menyusun rencana kerja, mengumpul,
mengolah bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
fasilitasi, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pada Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Subbagian Keuangan, Umum dan Kepegawaian
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Subbagian Keuangan, Umum
dan Kepegawaian;
b. pengumpulan, pengolahan bahan dan perumusan
kebijakan pada Subbagian Keuangan, Umum dan
Kepegawaian;
c. pelaksanaan pengelolaaan keuangan dan aset sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pengelolaan urusan perbendaharaan;
e. pelaksanaan penatausahaan keuangan dan aset;
f. penyelenggaraan penyusunan rencana kebutuhan dan
pemeliharaan barang perangkat daerah;
g. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan bahan tindak
lanjut laporan hasil pemeriksaan lingkup dinas;
h. penyelenggaraan fasilitasi urusan protokol dan hubungan
masyarakat pada Dinas;
i. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan evaluasi
kelembagaan, ketatalaksanaan dan pelayanan publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. penyediaan perlengkapan rumah tangga kantor,
pengelolaan surat menyurat, arsip, komunikasi,
dokumentasi dan pelayanan umum kantor;
k. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan formasi ASN
meliputi penyusunan analisis jabatan, analisis beban
kerja, usulan formasi, distribusi dan penataan pegawai
serta standar kompetensi jabatan;
l. pengelolaan administrasi kepegawaian;
m. pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan
Negara (LHKPN) dan Laporan Harta ASN (LHKASN) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
n. pengelolaan administrasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi
dan budaya kerja pada Dinas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
o. pembagian tugas dan memberi petunjuk kepada para
bawahan pada Subbagian Keuangan, Umum dan
Kepegawaian secara lisan dan tertulis agar tercapai
efisisensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas;
- 139 -
Bagian Keempat
Bidang Lalu Lintas Jalan
Pasal 276
Bidang Lalu Lintas Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
267 ayat (1) huruf c, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 277
(1) Bidang Lalu Lintas Jalan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas jalan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bidang Lalu Lintas Jalan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan;
c. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan;
dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai tugas dan fungsinya.
(3) Dalam Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan dibantu oleh Kelompok
Jabatan Fungsional.
Pasal 278
(1) Bidang Lalu Lintas Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
276, terdiri atas:
a. Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan; dan
b. Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan.
- 140 -
Paragraf 1
Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan
Pasal 279
(1) Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 278 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan
perlengkapan jalan di jalan provinsi, dan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi lalu lintas jalan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Rekayasa Lalu Lintas
Jalan;
b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan
perlengkapan jalan di jalan provinsi;
c. penyediaan fasilitas perlengkapan jalan di jalan provinsi;
d. pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan di jalan provinsi;
e. pelaksanaan rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan
provinsi;
f. pelaksanaan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi lalu lintas jalan;
g. penyiapan bahan persetujuan hasil analisis dampak lalu
lintas jalan provinsi;
h. penyiapan bahan penetapan rencana induk jaringan lalu
lintas dan angkutan jalan provinsi;
i. pelaksanaan manajemen lalu lintas untuk jaringan jalan
provinsi;
j. penyusunan pelaksanaan penetapan pengesahan rancang
bangun dan persetujuan pengoperasian terminal tipe B
dan pembangunan prasarana terminal tipe B;
k. pembagian tugas dan memberi petunjuk kepada para
bawahan pada Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan secara
lisan dan tertulis agar tercapai efisisensi dan efektivitas
dalam pelaksanaan tugas;
l. penilaian prestasi kerja para bawahan pada Seksi
Rekayasa Lalu Lintas Jalan;
m. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada
Seksi Rekayasa Lalu Lintas Jalan; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Lalu Lintas Jalan dalam rangka kelancaran pelaksanaan
tugas Bidang Lalu Lintas Jalan.
- 141 -
Paragraf 2
Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Pasal 280
(1) Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 ayat (1) huruf b,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di
bidang audit dan inspeksi keselamatan lalu lintas jalan di
jalan provinsi, laik fungsi jalan, keselamatan sarana dan
prasarana, fasilitasi manajemen dan penanganan keselamatan
di jalan provinsi, fasilitasi promosi dan kemitraan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, keselamatan
pengusahaan angkutan umum dan fasilitasi kelaikan
kendaraan, serta penegakan hukum oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Keselamatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta evaluasi dan pelaporan di bidang audit dan inspeksi
keselamatan lalu lintas jalan di jalan provinsi;
c. penyiapan bahan untuk uji laik fungsi jalan keselamatan
sarana dan prasarana, fasilitasi manajemen dan
penanganan keselamatan di jalan provinsi;
d. pelaksanaan fasilitasi promosi dan kemitraan keselamatan
lalu lintas dan angkutan jalan;
e. pelaksanaan fasilitasi keselamatan pengusahaan angkutan
umum;
f. pelaksanaan fasilitasi kelaikan kendaraan;
g. pelaksanaan inventarisasi, penelitian, analisis dan
pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan;
h. pelaksanaan penegakan hukum oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan;
i. pembagian tugas dan memberi petunjuk kepada para
bawahan pada Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan secara lisan dan tertulis agar tercapai
efisisensi dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas;
j. penilaian prestasi kerja para bawahan pada Seksi
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada
Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
- 142 -
Bagian Kelima
Bidang Angkutan Jalan
Pasal 281
Pasal 282
Pasal 283
Paragraf 1
Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal
Pasal 284
(1) Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283 ayat (1) huruf a,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pengelolaan terminal tipe B, rencana umum jaringan
trayek antarkota dalam provinsi, perizinan angkutan orang
dalam trayek di jalan antarkota dalam provinsi, tarif kelas
ekonomi angkutan orang dalam trayek, fasilitasi perizinan
angkutan orang dalam trayek antarkota antarprovinsi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan Terminal
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Angkutan Orang Dalam
Trayek dan Terminal;
b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
terminal tipe B;
c. penyiapan bahan rencana umum jaringan trayek
antarkota dalam provinsi;
d. penyiapan bahan perizinan angkutan orang dalam trayek
di jalan antarkota dalam provinsi,
e. penyiapan bahan penetapan tarif kelas ekonomi angkutan
orang dalam trayek;
f. pelaksanaan fasilitasi dan menyiapkan bahan perizinan
angkutan orang dalam trayek antarkota antarprovinsi;
g. penyiapan bahan penetapan kawasan perkotaan untuk
pelayanan angkutan perkotaan yang melampaui batas
satu daerah Kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah
provinsi;
h. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penepatan wilayah operasi dan perizinan angkutan taksi
dalam kawasan perkotaan yang wilayah operasinya
melampaui daerah kota/kabupaten dalam 1 (satu) Daerah
provinsi;
i. fasilitasi dan menyiapkan bahan perizinan angkutan orang
angkutan antar-jemput antarkota dalam provinsi;
j. penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan barang
lintas daerah kota/kabupaten dalam 1 (satu) Daerah
provinsi;
k. penyiapan teknologi informasi angkutan jalan;
l. pembagian tugas dan memberi petunjuk kepada para
bawahan pada Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek dan
Terminal secara lisan dan tertulis agar tercapai efisisensi
dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas;
- 144 -
Paragraf 2
Seksi Pemaduan Moda dan Pengembangan
Pasal 285
(1) Seksi Pemaduan Moda dan Pengembangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 283 ayat (1) huruf b, mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang
penyediaan angkutan pemaduan moda, rencana umum
jaringan trayek, perizinan dan tarif angkutan perkotaan yang
melampaui batas 1 (satu) kabupaten/kota dan pedesaan yang
melampaui 1 (satu) kabupaten dalam 1 (satu) provinsi,
fasilitas angkutan perintis dalam provinsi, fasilitasi perizinan
angkutan perkotaan dan pedesaan yang melampaui batas 1
(satu) provinsi, rencana induk jaringan lalu lintas dan
angkutan jalan provinsi, penetapan rencana induk
perkeretaapian provinsi, penetapan rencana induk dan
Daerah Lingkugan Kerja (DLKr)/Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp) pelabuhan pengumpan regional,
pengelolaan data dan informasi transportasi, pengelolaan
sistem informasi manajemen dan komunikasi transportasi,
serta pengembangan transportasi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Seksi Pemaduan Moda dan Pengembangan mempunyai
fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Pemaduan Moda dan
Pengembangan;
b. penyiapan bahan penetapan rencana umum jaringan
trayek, fasilitasi perizinan dan tarif angkutan perkotaan
yang melampaui batas 1 (satu) daerah kabupaten/kota
dan pedesaan yang melampaui 1 (satu) daerah kabupaten
dalam 1 (satu) daerah provinsi;
c. pelaksanaan fasilitasi angkutan perintis dalam provinsi;
d. pelaksanaan fasilitasi perizinan angkutan perkotaan dan
pedesaan yang melampaui batas 1 (satu) daerah provinsi;
e. penyiapan bahan penetapan rencana induk jaringan lalu
lintas dan angkutan jalan provinsi;
f. penyiapan bahan penetapan rencana induk perkeretaapian
provinsi;
- 145 -
Bagian Keenam
Bidang Pelayaran
Pasal 286
Bidang Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 267 ayat
(1) huruf e, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 287
(1) Bidang Pelayaran mempunyai tugas melaksanaan penyiapan
perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pelayaran.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bidang Pelayaran menyelenggarakan fungsi:
- 146 -
Pasal 288
(1) Bidang Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 286,
terdiri atas:
a. Seksi Kepelabuhanan; dan
b. Seksi Angkutan Pelayaran Rakyat, dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Pelayaran.
Paragraf 1
Seksi Kepelabuhanan
Pasal 289
(1) Seksi Kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
288 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi
dan pelaporan di bidang pembangunan, penerbitan izin
pembangunan pelabuhan pengumpan regional, perizinan
pengembangan pelabuhan untuk pelabuhan pengumpan
regional, serta pembangunan dan perizinan pelabuhan sungai
dan danau yang melayani trayek lintas kabupaten/kota dalam
1 (satu) provinsi, perizinan pekerjaan pengerukan di wilayah
perairan pelabuhan pengumpan regional, serta perizinan
reklamasi di wilayah perairan pelabuhan pengumpan regional,
perizinan pengoperasian pelabuhan dan perizinan
pengoperasian pelabuhan selama 24 (dua puluh empat) jam
untuk pelabuhan pengumpan regional, serta perizinan
pengelolaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) di
dalam Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)/Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp) pelabuhan pengumpan regional.
- 147 -
Paragraf 2
Seksi Angkutan Pelayaran Rakyat, dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan
Pasal 290
(1) Seksi Angkutan Pelayaran Rakyat, dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 288 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
serta evaluasi dan pelaporan di bidang perizinan usaha
angkutan laut pelayaran rakyat bagi orang perorangan atau
badan usaha yang berdomisili dan yang beroperasi pada lintas
pelabuhan antarkabupaten/kota dalam provinsi, pelabuhan
antarprovinsi, dan pelabuhan internasional, penetapan lintas
penyeberangan dan persetujuan pengoperasian kapal
antarkabupaten/kota dalam provinsi yang terletak pada
jaringan jalan provinsi dan/atau jaringan jalur penyeberangan
provinsi, penetapan lintas penyeberangan dan persetujuan
pengoperasian untuk kapal yang melayani penyeberangan
lintas pelabuhan antarkabupaten/kota dalam provinsi yang
terletak pada jaringan jalan provinsi dan/atau jaringan jalur
penyeberangan provinsi, serta tarif angkutan penyeberangan
penumpang kelas ekonomi dan kendaraan beserta muatannya
pada lintas penyeberangan antarkabupaten/kota dalam
provinsi.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada (1),
Seksi Angkutan Pelayaran Rakyat, dan Angkutan Sungai,
Danau, dan Penyeberangan mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja Seksi Angkutan Pelayaran
Rakyat, dan Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan;
b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang perizinan usaha angkutan laut pelayaran rakyat
bagi orang perorangan atau badan usaha yang berdomisili
dan yang beroperasi pada lintas pelabuhan
antarkabupaten/kota dalam provinsi, pelabuhan
antarprovinsi, dan pelabuhan internasional, penetapan
lintas penyeberangan dan persetujuan pengoperasian
kapal antarkabupaten/kota dalam provinsi yang terletak
pada jaringan jalan provinsi dan/atau jaringan jalur
penyeberangan provinsi, penetapan lintas penyeberangan
dan persetujuan pengoperasian untuk kapal yang
melayani penyeberangan lintas pelabuhan
antarkabupaten/kota dalam provinsi yang terletak pada
jaringan jalan provinsi dan/atau jaringan jalur
penyeberangan provinsi, serta tarif angkutan
penyeberangan penumpang kelas ekonomi dan kendaraan
beserta muatannya pada lintas penyeberangan
antarkabupaten/kota dalam provinsi;
- 150 -
BAB XXXVIII
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 842
(1) Unit Pelaksana Teknis/Cabang Dinas dapat dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan teknis operasional atau kegiatan
teknis penunjang Dinas.
(2) Unit Pelaksana Teknis/Cabang Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(3) Pada Dinas Kesehatan selain unit pelaksana teknis dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat rumah sakit
daerah provinsi sebagai unit organisasi bersifat khusus yang
memberikan layanan secara profesional.
- 441 -
BAB XXXIX
KELOMPOK JABATAN
Bagian Kesatu
Jabatan Fungsional
Pasal 843
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Perangkat Daerah dengan keahlian dan
keterampilan tertentu.
Pasal 844
(1) Kelompok Jabatan Fungsional yang diangkat melalui
penyesuaian/inpassing berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab secara langsung kepada Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, atau Pejabat Pengawas
yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan
fungsional berdasarkan jenjangnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan keahlian dan keterampilan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Jenis dan jumlah kebutuhan kelompok Jabatan Fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja serta ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelompok Pejabat fungsional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 855 mulai melaksanakan fungsi dan tugas terhitung
sejak dilakukan pelantikan.
(5) Pejabat Fungsional dapat diangkat untuk memimpin suatu
unit kerja mandiri berdasarkan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan, Pejabat Fungsional tersebut dapat
membawahi Pejabat Fungsional dan pelaksana.
(6) Pejabat Fungsional dapat diberikan tugas sebagai ketua tim
atau anggota tim kerja pada unit organisasi, lintas unit
organisasi, dan/atau lintas Instansi Pemerintah.
Bagian Kedua
Jabatan Pelaksana
Pasal 845
(1) Jenis dan jumlah kebutuhan jabatan pelaksana dirumuskan
berdasarkan hasil analisis jabatan dan hasil analisis beban
kerja.
(2) Nama-nama jabatan pelaksana di lingkungan Perangkat
Daerah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang–undangan.
- 442 -
BAB XL
KEPEGAWAIAN DAN ESELON
Bagian Kesatu
Kepegawaian
Pasal 846
(1) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, dan
Pejabat Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Perangkat Daerah
memperhatikan syarat dan kompetensi jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier pegawai,
masa jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Pejabat Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan
diberhentikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(5) Formasi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Perangkat Daerah
disusun sesuai peraturan perundang-undangan.
- 443 -
Bagian Kedua
Eselon
Pasal 847
BAB XLI
TATA KERJA DAN LAPORAN
Bagian Kesatu
Tata Kerja
Pasal 848
Bagian Kedua
Laporan
Pasal 849
BAB XLII
PEMBIAYAAN
Pasal 850
Pembiayaan untuk mendukung kegiatan Perangkat Daerah
dibebankan kepada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
b. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XLIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 851
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, ASN yang
melaksanakan tugas pada Biro di lingkungan Sekretariat Daerah
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sepanjang belum ada
penugasan yang baru dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
BAB XLIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 852
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku:
a. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 28 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah (Berita Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2016 Nomor 28);
b. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 30 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah
(Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Nomor 30);
c. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 31 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
(Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016
Nomor 31);
- 446 -
Pasal 853
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangakan.