Bab 3 Lingkungan Dan Budaya Organisasi
Bab 3 Lingkungan Dan Budaya Organisasi
DAFTAR ISI
A. Pengertian
Pengendalian Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang
mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia
(1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang
berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang
berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[1]
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi Ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Menurut Mary Parker Follet ilmu manajemen adalah suatu pengetahuan yang
mempelajari seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary
ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan
organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanak an apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa
Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Profesor Oei liang lee Mendefenisikan bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkordinasikan serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alatpalat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan
sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau
menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu (Prajudi Atmosudirdjo,1982 :
124)
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan:
Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain (George R. Terry, Ph.D, 1986:4)
Manajemen dapat didefinisikan sebagai „kemampuan atau ketrampilan untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain‟. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana
utama administrasi (Sondang P. Siagian. 1997 : 5)
Sedangkan Stoner, berpendapat bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengawasan-pengawasan dari suatu organisasi dan dari
sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasiyang telah ditetapkan.
C. Teori Manajemen
a. Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan.
Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-
bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan.
Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem
manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan
yang baru.
B. Lingkungan Organisasi
Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan tidak terlepas dari
lingkungan eksternal (external environment). Organisasi merupakan suatu wadah untuk
memproses masukan (input) menjadi keluaran (output). Input merupakan faktor-faktor
produksi atau sumber daya-sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, uang dan energy
yang diproses dalam organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Ketersediaan sumber
daya seperti bahan baku, tenaga kerja, uang dan energi yang diproses dalam organisasi untuk
menghasilkan barang atau jasa. Ketersediaan sumber daya-sumber daya tersebut dapat
diperoleh dari luar organisasi itu sendiri (self sufficient) maupun berdiri sendiri (self
contained). Organisasi berfungsi sebagai transformasi dari input menjadi output. Dalam
proses ini input dan output merupakan lingkungan luar dari organisasi.
1. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling
mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain.
Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari lingkungan eksternal,
kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa sebagai output bagi lingkungan
eksternal. Definisi lingkungan eksternal adalah sebagi berikut:
• Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
• Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar
tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer (T.Hani
Handoko, 1999:62).
• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu organisasi,
yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F. Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga dapat dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
a. Unsur-unsur tindakan langsung (direct action)
b. Unsur-unsur tindakan tak langsung (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
a. Lingkungan ekstern mikro
b. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
a. Lingkungan khusus
b. Lingkungan umum
c. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sama dalam
pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga
„lingkungan yang berubah‟. Jadi, lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
a. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau lingkungan khusus)
b. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau lingkungan
umum)
2. Pesaing (Competitors)
Pesaing adalah perusahaan di dalam industri yang sama dan menjual produk atau jasa
kepada pelanggan. Seringkali perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan usaha tergantung
pada apakah perusahaan melakukan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing lain. Karena
itu, perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu menentukan siapa pesaingnya,
mengantisipasi pergerakan pesaing, serta memperhitungkan kekuatan dan kelemahan pesaing.
3. Pemasok (suppliers)
Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan
dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Terdapat hubungan saling ketergantungan
antara pemasok dan perusahaan. Ketergantungan perusahaan pada pemasok adalah
pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari sumber lain sebagai
pengganti. Ketergantungan pemasok pada perusahaan adalah suatu tingkat dimana
perusahaan pembeli sebagai pelanggan bagi pemasok dan sulitnya menjual produk kepada
pembeli lain.
4. Perwakilan-perwakilan Pemerintah
Hubungan organisasi dalam perwakilan-perwakilan pemerintah berkembang semakin
kompleks. Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini harus
ditaati oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan, dan pembatasan-pembatasan
lainnya untuk melindungi masyarakat.
5. Lembaga Keuangan
Organisasi-organisasi tergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan, seperti
bank-bank komersial, bank-bank instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk
pasar modal. Lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk menjaga dan
memperluas kegiatan-kegiatannya seperti pendanaan untuk membangun fasilitas baru dan
membeli peralatan baru, serta pembelanjaan operasi-operasinya.
6. Partner Strategis
Partner strategis adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan
perusahaan kita, tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan
bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dalam istilah biologi dikenal dengan
sebutan simbiosis mutualisme.
7. Regulator (Pembuat Undang-Undang)
Regulator adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan
kegiatan bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis dengan
membuat aturan-aturan main yang dapat disepakatinoleh semua pihak di masyarakat.
Regulator dapat berasal dari pemerintah atau dari institusi dan lembaga yang disepakati
seperti OPEC yang dibentuk oleh negara-negara anggotanya untuk menyepakati dan
menjalankan aturan main dalam perdagangan dunia.
8. Masyarakat Umum
Masyarakat umum adalah keseluruhan pihak yang tidak termasuk kedalam
lingkungan-lingkungan yang disebutkan di atas. Masyarakat umum ini dapat dibagi dua :
Pertama, masyarakat umum yang menjadi pihak yang terkait langsung dengan kegiatan
bisnis yang dijalankan oleh sebuah perusahaan, seperti pelanggan, masyarakat sekitar
perusahaan, dan sebagainya.
Kedua, masyarakat umum yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan. Untuk kelompok
ini, perusahaan tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang dilakukannya. Akan tetapi
masyarakat ini dapat menjadi peluang di masa yang akan datang untuk dijadikan sasaran
perluasan pasar.
2. Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk
mengubah bentuk masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam
teknologi dapat membantu perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau
menghasilkan produknya dengan lebih efisien. Akan tetapi prubahan teknologi juga dapat
memberikan suatu ancaman bagi perusahaan-perusahaan tradisional. Contohnya perusahaan
fotocopy pada awalnya memberi ancaman bagi perusahaan kertas karbon.
3. Politik Hukum
Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan, dan keputusan
pemerintah yang mengatur perilaku usaha. Komponen politik/hukum ini dalam suatu periode
waktu tertentu akan menentukan operasi perusahaan. Sehingga manajer tidak mungkin
mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum maupun peraturan yang ada di suatu negara,
seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji harus sesuai dengan upah minimum yang
ditetapkan pemerintah.
4. Sosial Budaya
Komponen sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku,
sikap, dan norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu. Pertama,
perubahan karakteristik demografi seperti, jumlah penduduk dengan keterampilan khusus,
pertumbuhan atau pengurangan dari golongan populasi tertentu, mempengaruhi cara
perusahaan menjalankan usahanya. Kedua, perubahan sosial budaya dalam perilaku, sikap,
dan norma-norma juga mempengaruhi permintaan akan produk dan jasa suatu usaha.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecenderungan dalam suatu organisasi yang
mempengaruhi manajemen, karyawan, dan budaya organisasi. Yang termasuk ke dalam
lingkungan internal organisasi adalah pemilik organisasi (owner), pengelola organisasi, para
staff, anggota, atau para pekerja (employees), serta lingkungan fisik organisasi.
1. Lingkungan Internasional
Lingkungan yang lebih luas dari Negara yang pada praktiknya memengaryhi kegiatan,
terutama jika perusahaan melakukan kegiatan bisnis Internasional, Yaitu transaksi bisnis
yang melibatkan lebih dari satu Negara dan lingkungan Internasional ini juga peluang
sekaligus ancaman.
Apalagi dengan adanya Globalisasi. Globalisasi pada prinsifnya merupakan sebuah
proses untuk menjadikan dunia ini menjadi satu. Konsekuensi logis dari globalisasi, setiap
Negara aka lebih mudah untuk berintraksi satu sama lain. Interaksi ini dapat berupa transaksi
jual beli yang lebih mudah, termasuk persaingan yang sangat ketat dari dalam maupun dari
luar negeri. Contonya Perusahaan makanan McDonald bersaing dengan A & W.
Suatu perusahaan perlu memahami benar factor internasional ini, terutama jika perusahaan
tersebut berharap untuk dapat terus bertahan dalam jangka panjang, di mana perubahan ke
arah kompetisi global akan semakin dirasakan sebagai sebuah kanyataan yang tidak dapat
ditolak.
b. Lisensi (Licencing)
Sebuah kesepakatan/ perjanjian dimana perusahaan membolehkan perusahaan lain
menggunakan merek, teknologi, hak paten, atau aset lainya. Sebagai konpensasinya,
perusahaan yang menggunakan hak perusahaan lian biasanya diharuskan membayar hak
lisensi berupa sejumlah uang sebagai kesepakatan yang di buat.
D. BUDAYA ORGANISASI
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan
pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan
diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).
BAB III
Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen
A. Definisi
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal
perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan,
norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial
lainnya.
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen
perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan
karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya,
dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Sedangkan menurut
Commission of The European Communities 2001, mendefinisikan CSR sebagai aktifitas
yang berhubungan dengan kebijakan kebijakan perusahaan untuk mengintegrasikan
penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi
dengan stakeholder.
Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu
perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat
dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya,
masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab
yakni :
1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi
masyarakat.
2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh
pemerintah.
3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum
mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat
sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai
sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar
terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika
dan kebebasan memilih.
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial,
yaitu sebagai berikut :
1. Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran
organisasi yang utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang
saham. Lebih spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan
yang dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga.
2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori tentang tanggung jawab social perusahaan yang mengatakan bahwa tanggung jawab
manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya
memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).
2. Strategi Defensif
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
menolak tanggung jawab sosial .Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab
limbah saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari
tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang
limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain
yang beroperasi.
3. Strategi Akomodatif
Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal
tersebut.Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab
sosial.contoh lainnya,perusahaan perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk
memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena
adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langakah akomodatif yang diambil setelah
pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memperhatikan pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung
jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif
terhadap perusahaan akan terbangun.Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh
masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan
berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang
disandangnya.Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan mengambil
inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan membuat khusus penanganan limbah,
keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial lingkungan masyarakat atau dengan membarikan
pelatihan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan masyarakat.
A. Definisi
Etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk
suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah
pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi
kriteria etika. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran
perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis
adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku
bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan
antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara.
Selain faktor-faktor situasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya
organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-
ciri keprobadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral
terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
E. Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang
harus dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan
tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi
kelompok.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
- Pengawasan Kualitas atau Quality Control
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat disimpulkan ada dua aliran manajemen, yaitu
manajemen yang lebih berorientasi kepada tugas untuk meningkatkan produksi sebanyak-
banyaknya dan manajemen yang berorientasi kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk
meningkatkan hubungan manusiawi sebaik-baiknya.
Daftar Pustaka
Husaini Usman. 2009. Manajemen: Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Riawan, Amin, dan tim FEBS FEUI. 2012. Menggagas Manajemen Syariah. Jakarta:
Salemba Empat.
Swastha, basu, dan Ibnu Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Cetakan Kesepuluh.
Yogyakarta: Penerbit Liberty
Heizer, jay, dan Barry Render. 2006. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba
Empat.
Sukwiyati, dkk. 2009. Ekonomi 3. Jakarta: Yudhistira.
http://www.google.com/
http://fachmieloebiez.blogspot.com/2013/05/pengantar-manajemen-perkembangan-ilmu.html