TENTANG
2
19.Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan
Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun
2008, Seri D Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Lumajang Tahun 2008 Nomor 26);
BUPATI LUMAJANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan;
13.Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut
retribusi, adalah pembayaran atas penggantian biaya serangkaian
kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian–bagian kendaraan
bermotor, kereta gandengan, kereta tempel dan kendaraan khusus
dalam rangka pemenuhan persyaratan tehnis dan laik jalan yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
14.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi ;
15.Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan peran
tertentu dari Pemerintah Daerah;
16.Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang;
17.Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan rel dan jalan kabel;
18.Lalu Lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan;
19.Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan, terdiri atas
kendaraan bermotor atau tidak bermotor;
20.Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di
atas rel;
21.Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;
22. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor yang dirancang khusus
yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu;
23.Kereta Gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu
sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor;
24.Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian
bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya;
25.Kendaraan Wajib Uji adalah mobil penumpang umum, mobil bus,
kereta gandeng, kereta tempelan, mobil barang dan mobil khusus;
26.Kendaraan Lulus Uji adalah kendaraan bermotor wajib uji yang telah
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;
27.Uji Ulang adalah pelaksanaan pemeriksaan dan atau pengujian
kembali bagi kendaraan bermotor wajib uji karena dinyatakan tidak
lulus uji pada pemeriksaan dan atau pengujian sebelumnya;
28.Penguji Kendaraan Bermotor adalah Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang yang diberi tugas,
Tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat
yang berwenang untuk melakukan tugas pengujian kendaraan
bermotor;
29.Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan manguji
dan/atau memeriksa bagian–bagian kendaraan bermotor, kereta
4
gandengan, kereta tempel dan kendaraan khusus dalam rangka
pemenuhan persyaratan tehnis dan laik jalan;
30.Tanda Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk pelat
berisi data mengenai kode wilayah pengujian, nomor uji kendaraan
dan masa berlaku yang dipasang secara permanen pada tempat
tertentu di kendaraan;
31.Tanda Samping adalah tanda yang berisi informasi singkat hasil uji
berkala yang dicantumkan/dipasang secara permanen dengan
menggunakan stiker pada bagian samping kanan, kiri kendaraan
bermotor;
32.Pengujian Berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang
dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta
gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus;
33.Laik Jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan
yang harus dipenuhi agar terjamin keselamatan dan mencegah
terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu
dioperasikan di jalan;
34.Buku Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk buku
yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap kendaraan
bermotor, kereta gandeng, kereta tempelan dan kendaraan khusus ;
35.Bukti Lulus Uji Berkala adalah hasil pemeriksaan dan pengujian fisik
mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kendaraan
khusus, kereta gandengan, dan kereta tempelan berupa pemberian
kartu uji dan tanda uji cat samping;
36.Mobil Penumpang adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang
memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang termasuk
pengemudi atau yang beratnya tidak lebih dari 3500 Kg (tiga ribu
lima ratus) kilogram;
37.Mobil Bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki
tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang termasuk pengemudi atau
yang beratnya lebih dari 3500 Kg (tiga ribu lima ratus) kilogram;
38.Mobil Barang adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk
angkutan barang;
39.Pengaturan adalah kegiatan yang mencakup perencanaan,
perumusan dan penentuan kebijaksanaan umum maupun teknis ;
40.Pengendalian adalah kegiatan yang berupa pengarahan dan
bimbingan terhadap penyelenggaran lalu lintas dan angkutan jalan ;
41.Pengawasan adalah kegiatan pemantauan, penilaian dan tindakan
korektif terhadap pelaksanaan penyelenggaraan kebijaksanaan lalu
lintas dan angkutan jalan ;
42.Pemeriksaan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
pemeriksa terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor mengenai
pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan, tata cara pemuatan
serta pemenuhan perlengkapan persyaratan administratif ;
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
5
b. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
BAB III
KETENTUAN PENGUJIAN
Pasal 3
(2) Kendaraan wajib uji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Mobil Bus;
b. Mobil Barang;
c. Kereta Gandengan;
d. Kereta Tempelan;
e. Mobil Penumpang Umum;
f. Kendaraan khusus.
Pasal 4
Pasal 5
(2) Apabila pemilik kendaraan wajib uji tidak setuju dengan hasil uji
kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka dapat
mengajukan keberatan kepada atasan langsung Penguji Kendaraan
Bermotor.
6
(4) Setelah dilakukan uji ulang sebagaimana di maksud pada ayat (3)
kendaraan tetap dinyatakan tidak lulus uji, Pemilik Kendaraan tidak
dapat lagi mengajukan permohonan keberatan.
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(1) Kendaraan bermotor yang telah lulus uji berkala, diberikan tanda
bukti lulus uji, berupa buku uji (kartu uji) dan tanda uji serta
dilengkapi dengan tanda samping.
Pasal 9
(3) Pelaksanaan uji berkala di luar wilayah pengujian diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Bupati.
7
BAB IV
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
BAB V
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 13
BAB VI
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 14
BAB VII
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
8
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 15
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
retribusi pengujian dimaksudkan untuk menutup biaya
penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
BAB VIII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 16
9
BAB IX
WILAYAH PUNGUTAN
Pasal 17
BAB X
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 18
Pasal 19
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 20
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 21
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 22
10
(2) Sanksi Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penggantian Buku Uji karena hilang atau rusak dikenakan biaya
sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);
b. Penggantian Tanda Uji karena hilang atau rusak dikenakan biaya
sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);
c. keterlambatan uji berkala dikenakan denda sebesar 50% (lima
puluh persen) dari biaya pengujian untuk keterlambatan 1 (satu)
bulan, keterlambatan lebih dari 1 (satu) bulan dikenakan denda
100% (seratus persen) dari biaya pengujian dikalikan lama
keterlambatan uji;
d. kendaraan yang sudah didaftarkan pengujiannya tetapi tidak
datang pada waktu yang telah ditentukan untuk dilakukan
pengujian tanpa alasan yang sah, dikenakan biaya sebesar 1
(satu) kali biaya pendaftaran pengujian.
BAB XIV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 23
BAB XV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 24
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.
11
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 26
12
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pasal 28
Hal–hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai ketentuan teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh
Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Daerah ini.
Pasal 29
Ditetapkan di Lumajang
pada tanggal 8 Desember 2011
BUPATI LUMAJANG
13
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 11 TAHUN 2011
TENTANG
I. UMUM
14