TENTANG
RETRIBUSI TERMINAL
WALIKOTA BENGKULU,
1
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4441);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang
Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan
Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2854);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
14. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 02 Tahun 2007
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Pemerintah Kota Bengkulu (Lembaran Daerah Kota
Bengkulu Tahun 2007 Nomor 02, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Bengkulu Nomor 01);
2
15. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 07 Tahun 2008
tentang Penetapan dan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Kota Bengkulu (Lembaran Daerah Kota
Bengkulu Tahun 2008 Nomor 07, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Bengkulu Nomor 03);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
8. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakan
peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut
9. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor
yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat
duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan
bagasi.
10. Mobil Bus adalah setiap kendaraan umum yang
dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk, tidak
termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
11. Surat Tanda Bukti Hak Menempati, yang selanjutnya
disingkat STBHM adalah surat tanda bukti yang
diberikan oleh pemerintah daerah atas hak menempati
kios atau los yang disediakan dan berada dalam
lingkungan terminal.
12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungutan atau pemotongan retribusi
tertentu.
13. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan Jasa Usaha dari Pemerintah
Kota.
14. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau
penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara
lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Walikota.
15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang
menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih
besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya
tidak terutang.
17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat
STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga
dan/atau denda.
18. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan
atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Retribusi
Daerah, atau terhadap pemotongan atau pemungutan
oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
4
19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah dan retribusi daerah.
20. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah
dan retribusi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan
retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
5
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
1 2 3
6
5. Angkutan Barang/Truk :
a. Roda 4 (empat) Rp2.000, 00/sekali
masuk
b. Roda 6 (enam) Rp3.000, 00/sekali
masuk
c. Roda 8 (delapan) keatas Rp5.000,00/sekali
masuk
d. Trailer Rp20.000,00/sekali
masuk
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
BAB VIII
TATA CARA PERHITUNGAN
Pasal 10
7
BAB IX
PENINJAUAN TARIF
Pasal 11
BAB X
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 12
Pasal 13
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14
8
BAB XII
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 15
Pasal 16
BAB XIII
KEBERATAN
Pasal 17
9
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan
Retribusi.
Pasal 18
Pasal 19
BAB XIV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
10
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan,
Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan pembayaran retribusi.
(7) Ketentuan lebih lanjur mengenai tata cara pengembalian
kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB XV
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 21
Pasal 22
11
BAB XVI
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN
Pasal 23
BAB XVII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 24
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 25
BAB XIX
PENYIDIKAN
Pasal 26
12
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan
jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan
dokumen–dokumen lain serta melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi Daerah;
g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meningggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang dan dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana Retribusi Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi Daerah menurut hukum yang bertanggung
jawab.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
BAB XX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
13
Pasal 28
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pasal 30
Ditetapkan di Bengkulu
pada tanggal 04 Mei 2012
WALIKOTA BENGKULU,
ttd
H. AHMAD KANEDI
Diundangkan di Bengkulu
pada tanggal 04 Mei 2012
ttd
H. RUSLI ZAIWIN
14