Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No.

1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

UJI VALIDITAS PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN


PEMAHAMAN RELASIONAL PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT SISWA KELAS
VIII SMP
1
Rizki Riyani, 2Syafdi Maizora, 3Hanifah
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu
email : 1rizkiriyani1212@gmail.com, 2syafdiichiemaizora@unib.ac.id, 3 ifahzen@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan pengembangan tes untuk mengukur kemampuan
relasional. Penelitian ini dilatar belakangi oleh soal tes yang biasa diberikan oleh guru belum memuat
perhitungan secara prosedural, dan masih kurang bervariasi. Dengan pemahaman relasional siswa
mampu menerapkan rumus secara bermakna dan disertai alasan, mengkaitkan satu idea dengan idea
lain, dan membuktikan kebenaran suatu rumus. Jenis penelitian pengembangan (Research and
Development) dengan mengadopsi prosedur pengembangan 4-D. Penelitian dilakukan tiga tahap yaitu:
Define, Design, dan Develop. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII F, VIII H, dan VIII I SMP Negeri 1 Kepahiang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tes yang dikembangkan dikategorikan valid serta tes dapat digunakan.
Kata Kunci: kemampuan pemahaman relasional, penelitian pengembangan, persamaan kuadrat

Abstract
The purpose of this study is to know the validity of test development to measure relational
understanding. This research was conducted because of the test given by the teacher usually did not
contain procedural calculation, and it also still less variation. With relational understanding students
are able to apply formulas meaningfully and accompanied by reason, associate one idea with another
idea, and prove the trutj of a formula. Type of this study is Reseach and Development by adopting 4-D
development procedures. The instruments of this study were validation sheets. The subject of this study
were class students graders VIII F, VIII H and VIII I Public junior high school number 1 Kepahiang.
The result shows that developing test is categorized as valid as well as test can be used.
Keywords: measure relational understanding, research and development, quadratic equation

(mathematical connection), danpenalaran


PENDAHULUAN matematik (mathematical reasoning).
Mempelajari matematika sangat penting
demi mencapai tujuan pembelajaran Untuk mengetahui pemahaman matematis
matematika, salah satu tujuan pembelajaran siswa, diperlukan pengukuran kemampuan
matematika adalah meningkatkan kemampuan pemahamannya. Sehingga demikian guru dapat
matematis. Menurut Hendriana dan Soemarmo melihat kemampuan pemahaman matematis
(2014: 19) berdasarkan jenisnya, kemampuan siswa tersebut. Salah satu teknik penilaian
matematis dapat diklasifikasikan dalam lima dalam evaluasi pembelajaran adalah tes.
kompetensi utama yaitu: pemahaman Menurut Mardapi (2008: 67) tes merupakan
matematik (mathematical undersanding), salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat
pemecahan masalah (mathematical problem kemampuan manusia secara tidak langsung,
solving), komunikasi matematik (mathematical yaitu melalui respon seseorang terhadap
communication), koneksi matematik sejumlah stimulus atau pertanyaan. Skemp
(Sumarmo dalam Hendriana dan soemarmo
60
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

,2014: 20) menggolongkan pemahaman dalam struktur yang dapat digunakan untuk
dua tingkat (1) Pemahaman instrumental: hafal menyelesaikan masalah yang lebih luas. Siswa
konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang yang berusaha memahami secara relasional
lainnya, dapat menerapkan rumus dalam akan mencoba mengaitkan konsep baru dengan
perhitungan sederhana, dan mengerjakan konsep-konsep yang dipahami untuk dikaitkan
perhitungan secara algoritmik. Kemampuan ini dan kemudian merefleksi keserupaan dan
tergolong pada kemampuan tingkat rendah. (2) perbedaan antara konsep baru dengan
Pemahaman relasional: mengaitkan satu pemahaman sebelumnya.
konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya. Adapun indikator soal pemahaman relasional
Kemampuan ini tergolong pada kemampuan yaitu:
tingkat tinggi.
Pemahaman tingkat tinggi/relasional ini 1. Soal menanyakan tentang rumus secara
sering kali diabaikan oleh guru di sekolah bermakna dan disertai alasan
karena untuk mengetahui pemahaman tingkat 2. Soal berkaitan antara satu konsep dengan
tinggi guru dituntun memberikan soal tes yang konsep lain
lebih kreatif. Pemahaman tingkat 3. Soal memuat pembuktian kebenaran suatu
tinggi/relasional pada diri siswa perlu dibentuk rumus.
dan lebih dikembangkan di sekolah. (Skemp,2002).
Berdasarkan hasil observasi penulis
yang dilaksanakan tanggal 31 Januari 2017 di Jadi, dapat dikatakan pemahaman
SMPN 01 Kabupaten Kepahiang diperoleh tingkat tinggi/relasional adalah kemampuan
beberapa temuan. Guru terbiasa memberikan seseorang menggunakan suatu prosedur
soal tes yang kurang memacu siswa untuk matematis untuk menyelesaikan suatu masalah
mengetahui materi secara prosedural sehingga dengan mengetahui prosedur kegunaan
siswa hanya terbiasa mengerjakan soal yang penyelesaian masalah tersebut atau dapat
dapat dikategorikan soal pemahaman tingkat dikatakan seseorang tersebut paham materi
rendah. secara konseptual dan prosedural. Apabila tidak
Kelebihan mengukur kemampuan termasuk pemahanan instrumental pasti
pemahaman relasional siswa adalah guru dapat termasuk pemahaman relasional.
mengetahui sebatas mana kemampuan Diadaptasi dari Nieven dalam Prastowo
pemahaman siswa secara konseptual dan (2013: 32) menyatakan bahwa aspek validitas
prosedural sehingga dapat diketahui bahwa terkait dengan dua hal, yaitu apakah produk
siswa telah memahami materi yang telah yang dikembangkan didasarkan pada rasional
diberikan secara utuh dan benar sesuai dengan teoritis yang kuat dan apakah terdapat
tujuan pembelajaran matematika. konsistensi internal.
Menurut Polya dalam Sumarmo (2013: Berdasarkan uraian dari latar belakang di
4) pemahaman relasional yaitu dapat atas rumusan masalah yang akan dikaji dalam
menerapkan rumus secara bermakna dan penelitian ini yaitu :
disertai alasan, mengkaitkan satu idea dengan Bagaimana kevalidanhasil pengembangan tes
idea lain, dan membuktikan kebenaran suatu untuk mengukur kemampuan pemahaman
rumus. relasional pada materi persamaan kuadrat siswa
Skemp (2002: 9-11) menyatakan bahwa kelas VIII SMP?
There are four advantages (at least) in Adapun tujuan penelitian dan
relational mathematics. (1) It is more pengembangan ini adalah untuk:
adaptable to new tasks. (2) It is easier to Mengetahu kevalidan pengembangan tes untuk
remember. (3) Relational knowledge can be mengukur kemampuan pemahaman relasional
effective as a goal in itself. (4) Relational pada materi persamaan kuadrat siswa kelas
schemas are organic in quality. VIII SMP.
Pemahaman relasional sifat pemakaiannya
lebih bermakna, termuat suatu skema atau
61
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

METODE lembar validitas didapatkan dari validator ahli


Jenis penelitian yang digunakan dalam materi. Lembar validitas terdiri dari lembar
penelitian ini adalah penelitian dan validitas butir soal dan lembar validitas soal tes
pengembangan (Reseach and Development). ahli materi. Lembar validitas akan diberikan ke
Metode penelitian dan pengembangan adalah para ahli ketika produk telah jadi, dan butuh
metode penelitian yang digunakan untuk divalidkan sebelum diuji ke siswa-siswa.
menghasilkan produk tertentu dan menguji Setelah valid secara logis, maka dilihat valid
keefektifan produk tersebut. Produk yang empirisnya yaitu validitas butir soal, reliabilitas
dihasilkan dapat berupa produk yang baru soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda
ataupun menyempurnakan produk yang telah soal.
ada. Model pengembangan ini mengacu pada Teknik analisi data yang digunakan dalam
model prosedural yang bersifat deskriptif, penelitian ini adalah:
menurut Trianto (2013: 190) langkah-langkah a. Analisis kevalidan butir soal
model pengembangan 4-D yaitu (1) Tahap Validator akan melihat apakah soal sudah
Define atau Pendefinisian (2) Tahap Design sesuai dengan kompetensi dasar dan
atau Perencangan (3) Tahap Develop atau indikator, apakah pokok soal sudah
Pengembangan (4) Tahap Desseminate atau dirumuskan dengan singkat dan jelas. Jadi
Penyebaran, karena hasil penelitian ini tidak validator akan memberikan penilaian
disebarkan keinstansi atau lembaga lain selain dengan memberikan tanda centang dari
tempat penelitian, maka tahap yang dilakukan aspek tersebut tersebut terhadap butir soal
hanya sampai tahap pengembangan. tes. Dalam memvalidkan butir soal,
Data evaluasi yang baik sesuai dengan validator memberikan penilaian/pendapat
kenyataan disebut data valid. Agar datanya untuk validitasisi. Untuk validitas isi ada
valid maka harus menggunakan alat/instrumen tiga pilihan penilaian, yaitu V=Valid,
yang valid. Instrumen ini digunakan untuk KV=Kurang Valid, dan TV=Tidak Valid.
menentukan apakah suatu tes telah memiliki
validitas atau ketepatan mengukur kemampuan b. Analisis kevalidan soal tes oleh ahli materi
pemahaman relasional. Validator soal tes ahli materi memberikan
Secara garis besar ada dua macam skor untuk setiap item dengan jawaban
validitas, yaitu validitas logis dan validitas sangat sesuai (4), sesuai (3), cukup sesuai
empiris. Validitas logis mengandung kata (2), kurang sesuai (1), dan tidak sesuai (0),
“logis” yang berarti penalaran. Jadi validitas selanjutnya menjumlahkan total skor tiap
logis akan melihat kevalidan berdasarkan hasil validator dan mencari rata-rata validitas
penalaran. Kondisi valid dipandang terpenuhi dengan rumus
karena instrument sudah dirancang secara baik.
𝑛
Ada dua macam validitas logis yaitu validitas 𝑖=1 𝑉𝑙
isi dan validitas konstrak (construct validity). 𝑉𝑅 =
𝑛
Sedangkan “validitas empiris” memuat kata
“empiris” yang artinya “pengalaman”. Jadi Keterangan :
sebuah instrument dikatakan valid dilihat dari VR : rata-rata validitas
pengalaman, instrument dikatakan memiliki 𝑉𝑙 : rata-rata skor tiap validator
validitas empiris apabila sudah diuji dari n : banyak validator
pengalaman. diadaptasi dari Sudjana (1995 : 67)
Validitas logis yaitu kevalidan yang diuji
oleh para ahli dan validitas empiris yaituk Tabel 1 Kriteria Pengkategorian Validitas
evalidan yang diuji kesiswa dan dilihat juga Soal oleh Ahli Materi
reliable, tingkat kesukaran dan daya
pembedanya. Interval Skor KategoriKevalidan
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data 3 ≤ VR ≤ 4 Sangat Valid
62
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

2 ≤ VR < 3 Valid SA = jumlah skor kelompok atas


1 ≤ VR < 2 Kurang Valid SB = jumlah skor kelompok bawah
0 ≤ VR < 1 Tidak Valid n = jumlah siswa kelompok atas dan
kelompok bawah
maks = skor maksimum setiap butir
c. Analisis validitas butir soal soal
Rumus yang digunakan yaitu: Tabel 2 Kriteria kesukaran soal
𝑟𝑥𝑦 Besarnya Indeks Kriteria
N XY − ( X) ( Y) Kesukaran Soal
= Kurang dari 0,30 Sukar
{N X 2 − ( X 2 )}{N Y 2 − ( Y 2 )} 0,30 - 0,70 Sedang
Arikunto (2010: 213) Lebih dari 0,70 Mudah
Keterangan : Sudijono (2009:372)
rxy = koefisien korelasi yang
dicari f. Analisis daya pembeda
N = banyaknya peserta tes Perhitungan daya pembeda tes uraian
X = nilai variabel X (skor item) menggunakan rumus :
Y = nilai variabel Y (skor item) 𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
Jika rhitung>rtabel maka butir item valid. 𝐷𝑃 = 1
𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠
2
d. Analisis reliabilitas soal Jihad & Haris (2012: 182)
Untuk mengukur reliabilitas tes berupa Keterangan :
soal uraian digunakan rumus Alpha yaitu : DP = angka day apembeda
SA = jumlah skor kelompok atas
𝑘 𝜎𝑏 2 SB = jumlah skor kelompok bawah
𝑟11 = 1− n = jumlah siswa kelompok atas
𝑘−1 𝜎𝑡 2
dan kelompok bawah
Keterangan :
maks = skor maksimum setiap butir
r11 = reliabilitas soal
soal
k = banyaknya butir soal
Penelitian ini akan dihentikan jika kriteria
𝜎𝑏 2 = jumlah varians butir keberhasilan tindakan telah tercapai. Adapun
𝜎𝑡 2 = varians total kriteria dan indikator keberhasilan tindakan
adalah:
Kriteria koefisien korelasi reliabilitas tes : 1. Valid (validitas soal oleh ahli materi)
0,80< r11 ≤ 1,00: sangat tinggi Jika skor rata-rata validitas ≥ 2 yang
0,60< r11 ≤ 0,80: tinggi dikategorikan valid
0,40< r11 ≤ 0,60: sedang 2. Valid (validitas soal secara empiris)
0,20< r11 ≤ 0,40: rendah a. Jika validitas soal rhitung>rtabel
0,00< r11 ≤ 0,20: sangat rendah b. Jika reliabilitas soal tes 0,40 <
Jadi kriteria yang dipakai jika reliabilitas r11≤1,00
soal tes pada kategori sedang dan tinggi. c. Jika tingkat kesukaran soal merata
d. Jika daya pembeda soal ≥ 50%
e. Analisis tingkat kesukaran soal dikategorikan baik
Untuk menganalisis taraf kesukaran soal
uraian maka digunakan rumus :
𝑆𝐴 + 𝑆𝐵 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑇𝐾 =
𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠 A. Hasil uji validitas
Jihad & Haris (2012: 182) 1. Validitas logis
Keterangan : Pada uji validitas, peneliti menguji
TK = angka indeks kesukaran validitas logis dan validitas empiris. Validitas
63
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

logis akan melihat kevalidan berdasarkan hasil Setelah diuji validitas secara logis, peneliti
penalaran validator. Pada validitas tiap butir menguji tes ke 2 kelas VIII pada SMP Negeri
soal, validator menguji 5 soal dengan 5 ragam 01 Kabupaten Kepahiang. Tes ini diujikan ke
soal, sehingga ada 25 soal yang diuji kelas VIII F dan VIII H. Dari kedua pengujian
validitasnya. Uji validitas oleh validator ini akan dilihat validitas empiris soal tiap butir.
dilakukan selama kurang lebih 2 minggu, dan Uji validitas butir soal menggunakan korelasi.
validator langsung memberikan hasil vali Soal dikatakan valid jika nilai korelasi r > r tabel,
Validitasnya dengan beberapa saran dengan taraf signifikan 5%. Hasil yang
perbaikan.Hasil validitas tiap butir soal oleh didapatkan dari 25 butir ragam soal, ada 20 soal
ketiga validator yaitu: yang valid dan 5 soal yang tidak valid.

Tabel 3 Hasil validitas logis Tabel 5 Hasil validasi empiris setiap butir
Validator Jumlah Soal Total soal
Valid Kurang Tidak Soal Nomor Nilai r Nilai r Kategori
Valid Valid Soal hitung tabel
Validator 15 10 0 25 1A 0,87 0,497 V
1 1B 0,82 0,497 V
Validator 25 0 0 25 1C 0,82 0,497 V
2 1D 0,82 0,497 V
Validator 22 3 0 25 1E 0,49 0,497 TV
3 2A 0,90 0,497 V
Berdasarkan hasil validitas logis tiap butir soal, 2B 0,92 0,497 V
semua soal bisa digunakan dengan syarat soal 2C 0,85 0,497 V
yang kurang valid harus diperbaiki. Setelah 2D 0,86 0,497 V
divalidasi setiap butir soal, validator 2E 0,80 0,497 V
memvalidasi soal secara keseluruhan dengan 3A 0,70 0,497 V
mengisi angket validasi. Berdasarkan hasil 3B 0,91 0,497 V
validitas logis, total skor pada lembar validitas 3C 0,45 0,497 TV
soal oleh ahli materi yang diberikan kepada 3D 0,71 0,497 V
ketiga validator, yaitu: 3E 0,68 0,497 V
4A 0,49 0,497 TV
Tabel 4 Hasil validitas logis setiap butir soal 4B 0,78 0,497 V
Validator Jumlah Rata- Kategori 4C 0,84 0,497 V
skor rata
4D 0,30 0,497 TV
skor
4E 0,45 0,497 TV
Validator 1 33 3,3 Sangat
5A 0,88 0,497 V
Valid
5B 0,74 0,497 V
Validator 2 29 2,9 Valid
5C 0,80 0,497 V
Validator 3 36 3,6 Sangat
5D 0,85 0,497 V
Valid
5E 0,94 0,497 V
Rata-rata ketiga 3,26 Sangat
Keterangan:
validator Valid
V = Valid
Rata-rata validitas soal oleh ketiga validator
TV = Tidak Valid
materi adalah 3,26 maka validitas soal oleh ahli
materi secara keseluruhan dikatakan sangat
3. Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya
valid.
Pembeda
a. Reliabilitas
2. Validitas Empiris
Selain melihat validitas butir soal, agar
menghasilkan soal yang baik, maka diuji
64
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1, Agustus 2017 eISSN 2581-253X

reliable, daya pembeda dan tingkat pembeda soal, soal yang digunakan untuk tes
kesukarannya. Untuk melihat reliable , daya ini sudah baik.
pembeda dan tingkat kesukarannya dilihat dari
hasil yang didapatkan setelas siswa
mengerjakan tes pada uji valid empiri. Pada uji
reliable, nilai reliabelnya adalah 0,7668
sehingga soal dikatakan reliable.
b. Tingkat Kesukaran
Pada uji tingkat kesukaran soal diperoleh: PENUTUP
Tabel 6 Hasil Tingkat Kesukaran
Simpulan
Kategori Tingkat Kesukaran
Validitas dari pengembangan tes secara
Sukar Sedang Mudah logis diperoleh bahwa tes sangat valid, dan
Jumlah 4 16 5 validitas dari pengembangan tes secara empiris,
Soal uji reliable, tingkat kesukaran dan daya
pembeda diperoleh bahwa tes sudah baik untuk
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran digunakan.
kategori tingkat kesukaran soal sudah merata.
Saran
c. Daya Pembeda Adapun saran dalam penelitian ini adalah
Pada uji daya pembeda, daya pembeda berdasarkan hasil uji coba tes, sebaiknya siswa
dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, lebih diajarkan lagi bagaimana cara
baik, kurang baik dan tidak baik. Hasil uji daya membuktikan suatu rumus. Berdasarkan hasil
pembeda yang diperoleh yaitu: uji coba tes, sebaiknya siswa lebih diajarkan
lagi bagaimana penggunaan rumus secara
Tabel 7 Hasil Uji Daya Pembeda prosedural. Ketika pelaksanaan tes, waktu
No. Variasi Variasi B Variasi Variasi D Variasi
Soal A C E
pengambilan soal harus lebih efektif.
1 Baik Sedang Baik Sedang Jelek Berdasarkan ragam soal yang dibuat, sebaiknya
2 Sanga Baik Baik Baik Baik perbedaan antar ragam soal jangan hanya
t Baik terfokus pada perbedaan angka-angkanya saja.
Berdasarkan manfaat yang diperoleh dari
3 Jelek Baik Jelek Sedang Jelek
penelitian ini, sebaiknya dikembangkan juga
4 Jelek Jelek Baik Jelek Jelek
Sangat
tes untuk materi-materi yang lain.
5 Baik Baik Baik Baik
Baik

Dari hasil yang diperoleh, daya pembeda DAFTAR PUSTAKA


yang dikategorikan baik berjumlah 12 soal dan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
sangat baik berjumlah 2 soal, sehingga ada 14 Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta:
soal yang dikategorikan baik ke atas. Jika Rineka Cipta.
banyak soal ≥ 50% dengan nilai DP > 0,40
Hendriana, Heris dan Utari, Soemarmo. 2014.
atau soal kategori baik ke atas ≥ 50% maka
Penilaian Pembelajaran matematika.
soal dikatakan memiliki daya pembeda yang
Bandung: Refika Aditama
baik. Dari hasil uji daya beda terhadap 25 soal,
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan
jumlah kategori daya pembeda yang > 0,40 ada
Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press.
14 soal sehingga ada > 50% yang daya
pembedanya baik ke atas. Dengan demikian Skemp, Richard R. 2002. Mathematics in the
soal dapat dikatakan memiliki daya pembeda Primary School. London: Taylor
yang baik.Dengan demikian, berdasarkan hasil Francis Group.
uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya Sudjana. 1995. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
65

Anda mungkin juga menyukai