Anda di halaman 1dari 9

- 82 -

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN mengalami perubahan mendasar dengan


KEUANGAN DAERAH DAN penekanan pada peranan sistem akuntansi
AKSESIBILITAS LAPORAN dalam pengukuran dan pengevaluasian
KEUANGAN DAERAH TERHADAP baik kinerja keuangan maupun pelayanan,
TRANSPARANSI DAN mendorong pengungkapan dan
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN pengkomunikasian hasil-hasil kepada
KEUANGAN DAERAH stakeholders. Namun upaya perbaikan
KOTA AMBON mengenai penyajian pelaporan keuangan
daerah ini nampaknya belum dapat
Salomi J. Hehanussa dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas daerah. Upaya reformasi penyajian
Kristen Indonesia Maluku Email : pelaporan keuangan daerah nampaknya
yamy.hehanussa@yahoo.com belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh
pemerintah daerah maupun di jajaran
PENDAHULUAN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Transparansi dan akuntabilitas lingkungan Pemerintah Daerah. Perubahan
keuangan publik di Indonesia merupakan pendekatan akuntansi pemerintah daerah
isu yang semakin mendapat perhatian dari single entry menuju double entry
dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini merupakan perubahan yang cukup
disebabkan antara lain oleh adanya revolusioner. Di sisi lain, publikasi laporan
desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat keuangan oleh pemerintah daerah melalui
kepada pemerintah daerah sebagai berbagai media cetak maupun elektronik,
konsekuensi dari otonomi daerah, sehingga belum menjadi hal yang umum bagi
menyebabkan perubahan signifikan dalam sebagian daerah. Peraturan Menteri Dalam
komposisi pengeluaran anggaran pada Negeri Nomor 59 Tahun 2007 pada pasal
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 116 ditambahkan satu ayat, yaitu ayat 4a
Akibatnya, pemerintah harus dapat yang bunyinya: “Untuk memenuhi asas
meningkatkan transparansi dan tansparansi, kepala daerah wajib
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara menginformasikan substansi APBD
(pusat dan daerah). Salah satu prasyarat kepada masyarakat yang telah
untuk mewujudkan hal tersebut adalah diundangkan dalam Lembaran Daerah”.
dengan melakukan reformasi dalam Objek penelitian ini yaitu
penyajian laporan keuangan dimana pemerintahan Kota Ambon. Tujuan
pemerintah harus mampu menyediakan penelitian ini yaitu ingin menguji: (1)
semua informasi keuangan relevan secara Bagaimana pengaruh penyajian laporan
jujur dan terbuka kepada publik dalam keuangan daerah terhadap transparansi dan
rangka melaksanakan amanat rakyat. akuntabilitas pengelolaan keuangan
Penelitian yang menguji pengaruh daerah; (2) Bagaimana pengaruh
penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan daerah
aksesibilitas laporan keuangan terhadap terhadap transparansi dan akuntabilitas
penggunaan informasi keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah; dan (3)
memperoleh bukti empiris bahwa Apakah penyajian laporan keuangan
penyajian laporan keuangan yang lengkap daerah dan aksesibilitas laporan keuangan
dan secara langsung tersedia serta daerah secara simultan berpengaruh
aksesibilitas bagi pengguna informasi terhadap transparansi dan akuntabilitas
menentukan sejauh mana transparansi dan pengelolaan keuangan daerah.
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
tersebut (Mulyana, 2006; Safitri, 2009). KAJIAN PUSTAKA DAN
Undang-undang yang mengatur PENGEMBANGAN HIPOTESIS
tentang akuntabilitas sektor publik, telah Penyajian Laporan Keuangan
83

Laporan keuangan merupakan Komponan pelaporan keuangan


laporan yang terstruktur mengenai posisi merupakan satu set laporan, terdiri dari: (1)
keuangan dan transaksi-transaksi yang Laporan Realisasi Anggaran; (2) Laporan
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Perubahan Saldo Anggaran Lebih; (3)
Laporan keuangan organisasi sektor publik Neraca; (4) Laporan Operasional; (5)
merupakan komponen penting untuk Laporan Arus Kas; (6) Laporan Perubahan
menciptakan akuntabilitas sektor publik. Ekuitas; (7) Catatan atas Laporan
Adanya tuntutan yang semakin besar Keuangan. Laporan keuangan memberikan
terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik informasi tentang sumber daya ekonomi
menimbulkan implikasi bagi manajemen dan kewajiban entitas pelaporan pada
sektor publik untuk memberikan informasi tanggal pelaporan dan arus sumber daya
kepada publik, salah satunya adalah ekonomi selama periode berjalan.
informasi akuntansi berupa laporan Informasi ini diperlukan pengguna untuk
keuangan (Mardiasmo, 2002). Komite melakukan penilaian terhadap kemampuan
Standar Akuntansi Pemerintahan (2005) entitas pelaporan dalam menyelenggarakan
menyebutkan bahwa tujuan penyusunan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.
laporan keuangan pemerintah adalah untuk Entitas pelaporan menyajikan
menyajikan informasi yang berguna dalam informasi untuk membantu para pengguna
pengambilan keputusan dan menunjukkan dalam memperkirakan hasil operasi entitas
akuntabilitas entitas pelaporan atas dan pengelolaan aset, seperti halnya dalam
sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, pembuatan dan evaluasi keputusan
dengan: 1) Menyediakan informasi mengenai alokasi sumber daya ekonomi.
mengenai kecukupan penerimaan periode Penyajian laporan keuangan merupakan
berjalan untuk membiayai seluruh hal yang sangat penting. Pengungkapan
pengeluaran; 2) Menyediakan informasi atas informasi ini merupakan suatu elemen
mengenai kesesuaian cara memperoleh dasar dari transparansi fiskal dan
sumber daya ekonomi dan alokasinya akuntabilitas (Diamond, 2002). Dalam
dengan anggaran yang ditetapkan dan Pernyataan Standar Akuntansi
peraturan perundang-undangan; 3) Pemerintahan (PSAP) No. 1, alinea 49,
Menyediakan informasi mengenai jumlah (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
sumber daya ekonomi yang digunakan 2010) dinyatakan bahwa neraca
dalam kegiatan entitas pelaporan serta mencantumkan sekurang-kurangnya pos-
hasil-hasil yang telah dicapai; 4) pos berikut: kas dan setara kas; investasi
Menyediakan informasi mengenai jangka pendek; piutang pajak dan bukan
bagaimana entitas pelaporan mendanai pajak; persediaan; investasi jangka
seluruh kegiatannya dan mencukupi panjang; aset tetap; kewajiban jangka
kebutuhan kasnya; 5) Menyediakan pendek; kewajiban jangka panjang; dan
informasi mengenai posisi keuangan dan ekuitas dana.
kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan Menurut Diamond (2002), informasi
sumber-sumber penerimaannya, baik keuangan di dalam laporan keuangan dapat
jangka pendek maupun jangka panjang, memberikan manfaat yaitu: (1)
termasuk yang berasal dari pungutan pajak meningkatkan akuntabilitas para manajer
dan pinjaman; 6) Menyediakan informasi (kepala daerah dan para pejabat pemda)
mengenai perubahan posisi keuangan untuk tidak saja bertanggung jawab pada
entitas pelaporan, apakah mengalami kas masuk dan kas keluar, tetapi juga pada
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat aset dan utang yang dikelola; (2)
kegiatan yang dilakukan selama periode meningkatkan transparansi dari aktivitas
pelaporan. Komponen pelaporan keuangan pemerintah. Pemerintah umumnya
terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran mempunyai jumlah asset yang signifikan
(budgetary reports) dan laporan keuangan. dan utang. Pengungkapan atas informasi
84

ini merupakan suatu elemen dasar dari memfasilitasi berbagai pihak yang
transparansi fiskal dan akuntabilitas. (3) berkepentingan agar dapat mengetahui atau
memfasilitasi penilaian posisi keuangan memperoleh laporan keuangan dengan
dengan menunjukkan semua sumber daya mudah. Dalam demokrasi yang terbuka,
dan kewajiban; (4) Memberikan informasi akses ini tersedia di berbagai media,
yang lebih luas yang dibutuhkan untuk seperti surat kabar, majalah, stasiun
pengambilan keputusan. televisi, dan internet.
Aksebilitas Laporan Keuangan Transparansi dan Akuntabilitas
Rohman (2009), mengemukakan Pengelolaan Keuangan Daerah
bahwa aksesibilitas dalam perspektif tata Transparansi artinya keterbukaan
ruang adalah keadaan atau ketersediaan pemerintah dalam memberikan informasi
hubungan dari suatu tempat ke tempat yang terkait dengan aktivitas pengelolaan
lainnya atau kemudahan seseorang atau sumberdaya publik kepada pihak–pihak
kendaraan untuk bergerak dari suatu yang membutuhkan informasi. Pemerintah
tempat ke tempat lain dengan aman, berkewajiban memberikan informasi
nyaman, serta kecepatan yang wajar. Di keuangan dan informasi lainya yang akan
sisi lain, Mulyana (2006) mengemukakan digunakan untuk pengambilan keputusan
bahwa aksesibilitas dalam laporan oleh pihak–pihak yang berkepentingan.
keuangan sebagai kemudahan seseorang Transparansi dan akuntabilitas
untuk memperoleh informasi laporan keuangan daerah merupakan
keuangan. Sedangkan menurut Mardiasmo pertanggungjawaban pemerintah daerah
(2002), laporan keuangan pemerintah dalam hubungannya dengan pengelolaan
merupakan hak publik yang harus keuangan daerah kepada publik secara
diberikan oleh pemerintah, baik pusat terbuka dan jujur melalui media.
maupun daerah. Pertanggungjawaban pemerintah daerah
Hak publik atas informasi keuangan yang transparansi dan akuntabilitas
muncul sebagai konsekuensi konsep terhadap penyajian laporan keuangan,
pertanggungjawaban publik. Pertanggung- diharapkan dapat diakses oleh berbagai
jawaban publik mensyaratkan organisasi pihak yang berkepentingan dengan
publik untuk memberikan laporan anggapan bahwa publik berhak mengetahui
keuangan sebagai bukti pertanggung- informasi tersebut.
jawaban dan pengelolaan (accountability Keuangan daerah adalah semua hak
dan stewardship). Masyarakat sebagai dan kewajiban daerah dalam rangka
pihak yang memberi kepercayaan kepada penyelenggaraan pemerintahan daerah
pemerintah untuk mengelola keuangan yang dapat dinilai dengan uang termasuk
publik berhak untuk mendapatkan didalamya segala bentuk kekayaan yang
informasi keuangan pemerintah untuk berhubungan dengan hak dan kewajiban
melakukan evaluasi terhadap pemerintah daerah tersebut. Pengelolaan keuangan
(Mardiasmo, 2002). Oleh karena itu, daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
pemerintah berkewajiban untuk meliputi perencanaan, pelaksanaan,
memberikan informasi keuangan yang penatausahaan, pelaporan, pertanggung
akan digunakan untuk pengambilan jawaban, dan pengawasan keuangan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh daerah.
pihak-pihak yang berkepentingan. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Informasi laporan keuangan Nomor 13 Tahun 2006 menjelaskan bahwa
pemerintah daerah dapat memenuhi prinsip asas umum pengelolaan keuangan daerah
transparansi dan akuntabilitas jika adalah sebagai berikut: (1) Keuangan
pemerintah daerah terus meningkatkan daerah dikelola secara tertib, taat pada
aksesibilitas laporan keuangannya. Hal ini peraturan perundang-undangan, efektif,
dapat dilakukan antara lain dengan cara efisien, ekonomis, transparan, dan
85

bertanggungjawab dengan memperhatikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada


azas keadilan, kepatutan, dan manfaat ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah
untuk masyarakat; (2) Secara tertib diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masyarakat.
adalah bahwa keuangan daerah dikelola
secara tepat waktu dan tepat guna yang METODE PENELITIAN
didukung dengan bukti-bukti administrasi Identifikasi Variabel Penelitian
yang dapat dipertanggungjawabkan; (3) Variabel independen dalam
Taat pada peraturan perundang-undangan penelitian ini yaitu penyajian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keuangan daerah (X1) dan aksesibilitas
adalah bahwa pengelolaan keuangan laporan keuangan daerah (X2). Sedangkan
daerah harus berpedoman pada peraturan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
perundangundangan; (4) Efektif keuangan daerah merupakan variabel
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dependen.
merupakan pencapaian hasil program Definisi Operasional dan Pengukuran
dengan target yang telah ditetapkan, yaitu Variabel
dengan cara membandingkan keluaran Penyajian laporan keuangan yaitu
dengan hasil; (5) Efisien sebagaimana suatu penyajian terstruktur dari posisi
dimaksud pada ayat (1) merupakan keuangan dan kinerja keuangan suatu
pencapaian keluaran yang maksimum entitas. Aksesibilitas laporan keuangan
dengan masukan tertentu atau penggunaan adalah kemampuan untuk memberikan
masukan terendah untuk mencapai akses bagi stakeholder untuk mengetahui
keluaran tertentu; (6) Ekonomis atau memperoleh laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bagian dari partisipasi stakeholder.
merupakan pemerolehan masukan dengan Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat keuangan daerah adalah tingkat
harga yang terendah; (7) Transparan pertanggungjawaban pengelolaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keuangan daerah yang bersifat
merupakan prinsip keterbukaan yang komprehensif dan mencakup aspek
memungkinkan masyarakat untuk kebijakan serta penggunaan anggaran
mengetahui dan mendapatkan akses kepada publik.
informasi seluas-luasnya tentang keuangan Pengukuran variabel menggunakan
daerah; (8) Bertanggung jawab skala likert dimana responden menyatakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendapatnya terhadap pernyataan. Skor
merupakan perwujudan kewajiban jawaban adalah dari 1 sampai dengan 5.
seseorang untuk mempertanggung- Skor 1 = sangat tidak setuju, Skor 2 = tidak
jawabkan pengelolaan dan pengendalian setuju, Skor 3 = netral, Skor 4 = setuju,
sumber daya dan pelaksanaan kebijakan Skor 5 = sangat setuju.
yang dipercayakan kepadanya dalam Populasi dan Sampel
rangka pencapaian tujuan yang telah Populasi penelitian ini yaitu
ditetapkan; (9) Keadilan sebagaimana pengguna eksternal laporan keuangan
dimaksud pada ayat (1) adalah (pihak-pihak yang berkepentingan
keseimbangan distribusi kewenangan dan terhadap laporan keuangan) Pemerintah
pendanannya dan atau keseimbangan Kota (Pemkot) Ambon. Sampel penelitian
distribusi hak dan kewajiban berdasarkan ini sebanyak 82 orang responden yang
pertimbangan yang obyektif; (10) terdiri dari pegawai Pemkot Ambon,
Kepatutan sebagaimana dimaksud pada Dosen Perguruan Tinggi di Kota Ambon,
ayat (1) adalah tindakan atau suatu sikap dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan
yang dilakukan dengan wajar dan Manajemen dan Jurusan Akuntansi.
proporsional; (11) Manfaat untuk
86

Kriteria dan alasan pemilihan sampel instrumen, semakin dekat koefisien


yaitu: (1) pegawai pemkot Ambon sebagai keandalan dengan 1,0 maka akan semakin
pengguna laporan keuangan yang disajikan baik. Dari hasil olahan data, keandalan
pemerintah daerah, sesuai dengan berkisar antara 0,7 sampai 0,80 sehingga
peraturan perundang-undangan yang semua instrumen penelitian dapat
berlaku. Pegawai pemkot yang dijadikan dikatakan reliabel.
responden adalah mereka yang telah Uji Normalitas
bekerja lebih dari 2 tahun. (2) Akademi Hasil uji normalitas menyatakan nilai
dan mahasiswa selaku stakeholder Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,630
pemerintah merupakan pengguna potensial dengan signifikan 0,837 dapat dinyatakan
laporan keuangan pemkot Ambon yang data yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai rentang variabilitas telah berdistribusi normal.
pemahaman dan kepedulian akan laporan Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
keuangan yang cukup tinggi. Mahasiswa Sesuai hasil uji multikolinearitas untuk
yang dijadikan responden adalah mereka seriap variabel, diperoleh nilai VIF lebih
yang minimal berada di semester empat. kecil dari 5 sehingga disimpulkan bahwa
Metode Pengumpulan Data tidak ada gejala multikolinearitas antar
Data penelitian diperoleh dengan variable independen. Hasil uji
menggunakan metoda survey melalui heteroskedastisitas menunjukkan bahwa
penyebaran kuesioner yang diberikan model regresi layak digunakan untuk
kepada responden yang diteliti dalam memprediksi transparansi dan akuntabilitas
penelitian ini. pengelolaan keuangan daerah berdasarkan
Metode Analisis Data masukan penyajian laporan keuangan
Metode analisis data yang digunakan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan
meliputi uji penyimpangan asumsi klasik daerah. Sedangkan hasil uji autokorelasi
dan analisis regresi berganda. Uji memperlihatkan nilai Durbin Watson
penyimpangan asumsi klasik terdiri dari uji berada di sekitar angka dua, jadi model
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, regresi terbebas dari autokorelasi.
uji autokorelasi dan uji normalitas. Uji Koefisien Determinasi
Sedangkan model persamaan regresi Dari tampilan output SPSS model
penelitian ini yaitu: summary diperoleh besarnya Adjusted R
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Square adalah 0,315. Hal ini
dimana: mengindikasikan bahwa kontribusi
Y = Transparansi dan akuntabilitas variable penyajian laporan keuangan dan
pengelolaan keuangan daerah aksesibilitas laporan keuangan adalah
X1 = Penyajian laporan keuangan daerah sebesar 31,50%, sedangkan 68,50%
X2 = Aksesibilitas laporan keuangan lainnya ditentukan oleh faktor lain diluar
daerah model yang tidak terdeteksi dalam
a= konstanta penelitian ini.
b1, b2 = koefisien regresi Koefisien Regresi
Model estimasi yang diperoleh dari
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil pengolahan data adalah:
Uji Validitas dan Reliabilitas Y = 18,320 + 0,316 X1 + 0,604 X2 + e
Untuk melihat validitas dari masingmasing Berdasarkan persamaan di atas dapat
item kuesioner, digunakan Corrected Item- dijelaskan bahwa:
Total Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka a. Nilai konstanta sebesar 18,320
data dikatakan valid, dimana rtabel untuk N mengindikasikan bahwa jika variabel
= 82, adalah 0,1829. Dari hasil olahan independen yaitu penyajian laporan
data, semua instrument penelitian keuangan dan aksesibilitas laporan
dinyatakan valid. Untuk uji reliabilitas keuangan adalah nol maka akuntabilitas
87

pengelolaan keuangan daerah adalah akuntansi pemerintahan yang diterima


sebesar konstanta 18,380. umum. Pengungkapan atas laporan
b. Koefisien penyajian laporan keuangan keuangan merupakan elemen penting
sebesar 0,316 mengindikasikan bahwa untuk menciptakan akuntabilitas
setiap peningkatan penyajian laporan pengelolaan keuangan daerah. Ini berarti,
keuangan satu satuan akan semakin baik penyajian laporan keuangan
mengakibatkan peningkatan pemerintah daerah maka akan berimplikasi
akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap peningkatan terwujudnya
daerah sebesar 0,316 satuan dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan
asumsi variabel lain konstan. daerah. Oleh karena itu, hipotesis pertama
c. Koefisien aksesibilitas laporan yang menyatakan bahwa penyajian
keuangan sebesar 0,604 laporan keuangan daerah berpengaruh
mengindikasikan bahwa setiap positif dan signifikan terhadap transparansi
peningkatan satu satuan aksesibilitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
laporan keuangan, maka akan daerah diterima. Artinya, dengan
mengakibatkan peningkatan meningkatnya penyajian laporan keuangan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah akan berimplikasi terhadap
daerah pemerintah Kota Ambon sebesar peningkatan transparansi dan akuntabilitas
0,604 dengan asumsi variabel lain pengelolaan keuangan daerah. Hasil
konstan. penelitian ini sejalan dengan Mulyana
Uji Hipotesis (2006) yang menyatakan bahwa salah satu
Hasil uji terhadap hipotesis 1, upaya konkrit untuk mewujudkan
diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,096 akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
dengan tingkat signifikansi 0,025 yang adalah dengan penyajian laporan keuangan
lebih kecil dari 0,05. Pengujian hipotesis 2 pemerintah daerah secara lengkap dan
diperoleh hasil bahwa variabel aksesibilitas disusun dengan mengikuti standar
laporan keuangan daerah memiliki t-hitung akuntansi pemerintahan.
sebesar 3,985 dengan tingkat signifikan Pengaruh Aksesibilitas Laporan
0,014 yang lebih kecil dari 0,05. Uji F Keuangan Daerah terhadap Transparansi
menunjukkan hasil sebesar 40,318 dengan dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil Daerah
dari 0,05. Untuk menciptakan transparansi dan
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan akuntabilitas pengelolaan keuangan
terhadap Transparansi dan Akuntabilitas daerah, pemerintah daerah harus
Pengelolaan Keuangan Daerah menyampaikan laporan pertanggung-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban berupa laporan keuangan kepada
secara parsial penyajian laporan keuangan masyarakat dengan mengembangkan
pemerintah Kota Ambon berpengaruh sistem informasi keuangan daerah. Selain
signifikan dan positif terhadap transparansi menyajikan laporan keuangan, hal lain
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan yang perlu dilakukan pemerintah daerah
pemerintahan. Penyajian informasi yang adalah memberikan kemudahan akses
utuh dalam laporan keuangan akan laporan keuangan bagi para pengguna
menciptakan transparansi dan nantinya laporan keuangan. Alasannya adalah
akan menciptakan akuntabilitas apalah artinya menyajikan laporan
(Nordiawan, 2010). Penyajian laporan keuangan tapi tidak memberikan
keuangan yang baik adalah salah satu kemudahan akses bagi pengguna laporan
faktor untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan, maka usaha untuk menciptakan
pengelolaan keuangan daerah. Oleh sebab transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
itu pemerintah daerah harus bisa menyusun keuangan daerah tidak akan berjalan
laporan keuangan sesuai dengan standar maksimal.
88

Hasil penelitian ini sejalan dengan clean government akan terwujud di


Mulyana (2006) yang meneliti tentang pemerintahan Kota Ambon.
pengaruh penyajian neraca daerah dan Aksesibilitas laporan keuangan
aksesibilitas laporan keuangan terhadap daerah juga ditemukan berpengaruh positif
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan signifikan terhadap transparansi dan
keuangan daerah. akuntabilitas pengelolaan keuangan
Hasil pengujian juga membuktikan daerah. Efektivitas transparansi dan
bahwa penyajian laporan keuangan daerah akuntabilitas akan tergantung pada akses
dan aksesibilitas laporan keuangan secara publik terhadap laporan pertanggung-
bersama-sama atau simultan berpengaruh jawaban maupun laporan temuan yang
positif terhadap transparansi dan dapat dibaca dan dipahami. Dengan
akuntabilitas pengelolaan keuangan demikian, untuk mendukung transparansi
daerah. Dengan demikian, hipotesis ketiga dan akuntabilitas yang efektif, pemerintah
yang menyatakan Penyajian laporan dapat menggunakan berbagai media untuk
keuangan daerah dan aksesibilitas laporan mempublikasikan laporan keuangannya
keuangan daerah secara simultan dan/atau menggunakan forum yang dapat
berpengaruh positif terhadap transparansi memberikan perhatian langsung guna
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan mendorong transparansi dan akuntabilitas
daerah terbukti dan diterima. Hasil empiris pemerintah Kota Ambon terhadap
ini menunjukkan bahwa dengan masyarakat.
menyajikan laporan keuangan daerah dan Bukti empiris juga memperlihatkan
memberikan kemudahan akses terhadap bahwa penyajian laporan keuangan daerah
laporan keuangan daerah bagi para dan aksesibilitas laporan keuangan daerah
pengguna ternyata akan mampu secara simultan berpengaruh positif dan
meningkatkan transparansi dan signifikan terhadap transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah. Dengan demikian, hasil penelitian daerah. Penyampaian laporan pertanggung-
ini mendukung penelitian yang telah jawaban keuangan daerah merupakan salah
dilakukan oleh Mulyana (2006). satu upaya konkrit guna mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN keuangan daerah.
REKOMENDASI Penelitian ini merupakan metode
Hasil pengujian secara empiris survei menggunakan kuesioner tanpa
membuktikan bahwa Penyajian laporan dilengkapi dengan wawancara atau
keuangan daerah berpengaruh positif dan pertanyaan lisan. Penelitian mendatang
signifikan terhadap transparansi dan dapat menggunakan metode wawancara
akuntabilitas pengelolaan keuangan guna melengkapi analisa dan pembahasan.
daerah. Penyajian laporan keuangan daerah Penelitiaan berikutnya juga dapat
secara lengkap sesuai dengan Standar mengembangkan variabel lain yang
Akuntansi Pemerintahan dan mudah mempunyai pengaruh kuat terhadap
diakses oleh semua pihak yang transparansi dan akuntabilitas laporan
berkepentingan, memungkinkan kontrol keuangan. Penelitian ini terbatas pada
dan pengawasan terhadap pengelolaan penentuan pemilihan responden yang
keuangan secara baik. Hal ini akan digunakan sehingga penelitian mendatang
meningkatkan transparansi dan dapat memperluas sampel penelitian.
akuntabilitas publik sehingga efisiensi dan
efektivitas pengeluaran pemerintah daerah
tetap terlaksana dengan baik serta mampu DAFTAR PUSTAKA
meminimalisasi praktek korupsi oleh para Diamond Jack. 2002. “Performance
aparatur sehingga good governance dan Budgeting–Is Accrual Accounting
89

Required?”. IMF Working Paper. Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri


Fiscal Affairs Department. Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007
Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis tentang Pengelolaan Keuangan
Multivariate dengan Program SPSS, Daerah.
Edisi 5. BP: Universitas Diponegoro, Mulyana Budi. 2006. “Pengaruh Penyajian
Semarang. Neraca Daerah dan Aksesibilitas
Governmental Accounting Standard Board, Laporan Keuangan terhadap
1998, Governmental Accounting and Transparansi dan Akuntabilitas
Financial Reporting Standards. Pengelolaan Keuangan Daerah”.
GASB, Norwalk, Conn. Jurnal Akuntansi Pemerintahan
Halim Abdul dan M. Syam Kusufi. 2012. Vol.2 No. 1, Mei 2006.
Akuntansi Keuangan Daerah Edisi Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan
Empat. Penerbit Salemba Empat, di Indonesia. Refika Aditama,
Jakarta. Bandung.
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo. Nordiawan Deddi. 2010. Akuntansi Sektor
1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Publik. Jakarta: Salemba Empat
BPFE: Yogyakarta Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Ismail Mohamad, Sjahruddin Rasul dan No. 105 Tahun 2000 Tentang
Haryono Umar. 2004. Konsep dan Pengelolaan dan Pertanggung-
Pengukuran Akuntabilitas. Penerbit jawaban Keuangan Daerah.
Universitas Trisakti, Jakarta. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Jones, D. B, 1985.” The Needs of Users of Nomor 11 Tahun 2001 tentang
Governmental Financial Reports”. Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Government Accounting Standards Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Board. No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Jones Rowan dan Maurice Pendlebury. Akuntansi Pemerintahan.
2000. Public Sector Accounting. 5th Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Edition. Prentice Hall, London. Kuncoro No. 58 Tahun 2005 tentang
Mudrajad. 2003. Metoda Riset Pengelolaan Keuangan Daerah.
Untuk Bisnis dan Ekonomi. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Erlangga, Jakarta. No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Akuntansi Pemerintahan.
Publik. CV. Andi Offset, Republik Indonesia. Undang-Undang No.
Yogyakarta. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Menteri Dalam Negeri. Keputusan Menteri Daerah.
Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 Republik Indonesia. Undang-Undang No.
Tentang Pedoman Pengurusan, 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Pertanggung-jawaban, dan Keuangan antara Pemerintah Pusat
Pengawasan Keuangan Daerah serta dan Daerah
Tata Cara Penyusunan Anggaran Republik Indonesia. Undang-Undang No.
Pendapatan dan Belanja Daerah, 33 Tahun 2002 tentang Sistem
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Informasi Keuangan Daerah.
Daerah, dan Penyusunan Perhitungan Republik Indonesia. Undang-Undang No.
Anggaran Pendapatan dan Belanja 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Daerah. Negara.
Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri Republik Indonesia. Undang-Undang No.
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 1 Tahun 2004 tentang
tentang Pengelolaan Keuangan Perbendaharaan Negara.
Daerah. Republik Indonesia. Undang-Undang No.
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
90

Pengelolaan dan Tanggung Jawab


Keuangan Negara.
Republik Indonesia. Undang-Undang No.
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
antara Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
Rochman Abdul. 2009. “Pengaruh
Implementasi Sistem Akuntansi,
Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Fungsi Pengawasan dan
Kinerja Pemerintah Daerah”. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol. 9 No. 1.
Universitas Diponegoro Semarang.
Ryan Christine, Trevor Stanley dan
Morton Nelson. 2002.
“Accountability Disclosure by
Queensland Local Government
Councils: 1997-1999.” Financial
Accountability & Management. Vol.
18 (3).
Safitri Ratna Amalia. 2009. Pengaruh
Penyajian Laporan Keuangan
Daerah Dan Aksesibilitas Laporan
Keuangan Terhadap Penggunaan
Informasi Keuangan Daerah (Studi
Empiris Di Kabupaten Semarang),
Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Sedarmayanti. 2004. Good Governance
(Kepemerintahan Yang Baik).
Bandung: Msandar Maju.
Shende Suresh dan Tony Bennet. 2004.
Concept Paper 2: Transparency and
Accountability in Public Financial
Administration. UN DESA.
Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah di Indonesia. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai