Anda di halaman 1dari 6

Teknika : Engineering and Sains Journal ISSN 2579-5422 online

Volume 1, Nomor 1, Juni 2017, 41-46 ISSN 2580-4146 print

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD


AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)
Dini Retnowati1

1Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo, Indonesia


e-mail : dini.retnowati@gmail.com

Diterima: 25 Maret 2017. Disetujui : 20 Mei 2017. Dipublikasikan : 1 Juni 2017


©2017 –TESJ Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif. Ini adalah artikel dengan
akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

ABSTRAK

CV. SS belum menerapkan manajemen K3 secara baik sehingga menyebabkan timbulnya beberapa
kecelakaan kerja serta kesehatan para pekerja mengalami gangguan akibatnya proses produksi CV. SS
menjadi terganggu. Sedangkan untuk memenangkan persaingan, CV.SS harus bisa memberikan pelayanan
yang unggul dengan cara memberikan kualitas yang baik, pengiriman yang tepat waktu, memberikan
harga yang bersaing dan memberi respon yang cepat dan baik. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
melakukan analisis risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi di CV. SS, sehingga CV, SS
dapat melakukan tindakan pengendalian dan pencegahan terhadap bahaya yang muncul di tempat kerja.
Dari pendekatan metode Hazop diperoleh 5 sumber hazard yang muncul dimana sumber hazard conveyor
bahan memiliki tingkat risiko paling tinggi sehingga mendapat prioritas terlebih dahulu untuk diperbaiki.

Kata kunci: Hazop, K3, Risk matriks, Risiko

PENDAHULUAN belakang tersebut maka penelitian ini disusun


dengan tujuan untuk melakukan analisis risiko
Potensi bahaya atau dapat disebut juga terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yang
dengan hazard terdapat hampir disetiap tempat terjadi di CV. SS, sehingga CV, SS dapat melakukan
dimana dilakukan suatu aktivitas, baik di rumah, di tindakan pengendalian dan pencegahan terhadap
jalan, maupun di tempat kerja. Apabila hazard bahaya yang muncul di tempat kerja.
tersebut tidak dikendalikan dengan tepat akan
dapat menyebabkan kelelahan, sakit, cedera, dan
bahkan kecelakaan yang serius. Oleh karena itu, METODE PENELITIAN
harus dilakukan pengendalian bahaya dengan
menemukan sumber-sumber bahaya di tempat Penelitian ini berkaitan dengan perbaikan
kerja, kemudian diadakan identifikasi bahaya. penerapan program K3 di CV. SS dengan
Bahaya yang telah teridentifikasi perlu dievaluasi menggunakan pendekatan HAZOP untuk
tingkat risikonya terhadap tenaga kerja. Dari mengidentifikasi dan mengendalikan potensi
kegiatan tersebut dapat diupayakan suatu usaha bahaya di tempat kerja. Teknik HAZOP dipilih
pengendalian sampai pada tingkat yang aman bagi karena HAZOP merupakan metode kualitatif yang
tenaga kerja, aset perusahaan, dan lingkungan. mudah dipelajari, teliti, sistematis, logis, dan
CV. SS merupakan perusahaan yang menuntut untuk memperoleh hasil yang teliti.
bergerak di bidang produksi pembuatan paving. Menurut Ashfal (1999), berikut ini adalah langkah-
CV. SS baru berdiri selama kurang lebih 2 tahun langkah yang dilakukan pada tahapan
dimana dalam proses produksinya masih pengumpulan dan pengolahan data:
melibatkan beberapa proses manual dan belum 1. Mengetahui urutan proses yang ada pada proses
menerapkan manajemen K3 secara baik. Hal ini produksi
menyebabkan timbulnya beberapa kecelakaan 2. Mengidentifikasi adanya potensi bahaya pada
kerja serta kesehatan para pekerja mengalami area kerja dengan mengamati adanya segala
gangguan. Sedangkan untuk memenangkan penyimpangan yang terjadi sehingga mampu
persaingan, CV.SS harus bisa memberikan menyebabkan kecelakaan kerja dilakukan
pelayanan yang unggul dengan cara memberikan dengan cara observasi lapangan secara langsung.
kualitas yang baik, pengiriman yang tepat waktu, 3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP
memberikan harga yang bersaing dan memberi worksheet dengan urutan sebagai berikut:
respon yang cepat dan baik. Berdasarkan latar

41
D Retnowati / Teknika, Vol. 1, No.1, Juni 2017, 41-46

Tabel 1. Kriteria Likelihood

Sumber : Pujiono (2013)

Tabel 2. Kriteria Consequences/Severity

Sumber : Pujiono (2013)

a. mengklasifikasikan potensi bahaya yang 4. Melakukan perangkingan dari potensi bahaya


ditemukan (sumber potensi bahaya dan yang telah diidentifikasi menggunakan
frekuensi temuan potensi bahaya). worksheet HAZOP dengan memperhitungkan
b. mendeskripsikan deviation atau penyim- likelihood dan consequences, kemudian
pangan yang terjadi selama proses operasi. menggunakan risk matrix untuk mengetahui
c. mendeskripsikan penyebab terjadinya prioritas potensi bahaya yang harus diberi
(cause). prioritas untuk diperbaiki. Gambar 1
d. mendeskripsikan yang dapat ditimbulkan dari menunjukkan perhitungan nilai risk matrix.
penyimpangan tersebut (consequences). 5. Analisis dan pembahasan, dengan menjabarkan
e. menentukan action atau tindakan sementara sumber-sumber dan akar penyebab dari
yang dapat dilakukan. permasalahan yang mengakibatkan kecelakaan
f. menilai risiko (risk asessment) yang timbul kerja maupun gangguan proses itu terjadi.
dengan mendefinisikan kriteria likelihood dan 6. Rekomendasi dan Rancangan Perbaikan,
consequences/severity, seperti yang ditunjuk- dilakukan dengan perancangan perbaikan
kan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Kriteria proses yang didapati pada titik-titik tertentu
likelihood yang digunakan adalah frekuensi yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
dimana dalam perhitungannya secara kerja pada CV. SS untuk mengurangi bahkan
kuantitatif berdasarkan data perusahaan menghilangkan bahaya tersebut.
selama pada tahun 2014-2016. Kriteria 7. Penutup, untuk menemukan jawaban dari semua
consequences /severity yang digunakan adalah permasalahan yang diangkat dalam penelitian
akibat yang akan diterima pekerja yang ini. Berdasarkan dengan hasil pengambilan
didefinisikan secara kualitatif dan kesimpulan
mempertimbangkan hari kerja yang hilang.

42
D Retnowati / Teknika, Vol. 1, No.1, Juni 2017, 41-46

HASIL DAN PEMBAHASAN selanjutnya adalah menentukan nilai likelihood (L),


consequences (C) serta menentukan tingkat risiko
Potensi bahaya yang terjadi ketika proses untuk setiap sumber hazard yang muncul.
produksi dapat diketahui dengan mengetahui alur Lampiran Tabel 3. menunjukkan hasil pengolahan
dari proses produksi di CV.SS. Berikut ini data dengan menggunakan Hazop worksheet.
merupakan alur proses produksi paving: Dari tabel Hazop worksheet tersebut dapat
1. Proses pengayakan dan penakaran material: diketahui bahwa ada 5 sumber hazard yang muncul
Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang yaitu mixer semen, conveyor bahan, mesin press
halus serta kemudian dilakukan penakaran sikap pekerja dan proses loading-unloading.
material untuk setiap batch produksi. Kedua Selanjutnya dilakukan perancangan rekomendasi
proses ini dilakukan secara manual. atau usulan perbaikan berdasarkan hazard
(potensi bahaya) yang terjadi. Rekomendasi atau
usulan perbaikan diberikan terhadap seluruh
sumber hazard yang muncul, namun untuk
pelaksanaannya bisa diprioritaskan terlebih dahulu
pada sumber hazard yang memiliki tingkat risiko
paling tinggi. Dengan adanya usulan perbaikan
yang diberikan, diharapkan perusahaan dapat
mengurangi tingkat kecelakaan dan mencegah
adanya kecelakaan yang serupa lagi dengan
sebelumnya. Berikut pada Lampiran Tabel 4
merupakan analisis kejadian dari sumber bahaya
Gambar 1. Risk matrix dan usulan perbaikan yang diberikan berdasarkan
Sumber : Pujiono [2] tingkat risikonya.

2. Proses mixer : Sebelum proses pengadukan ini


dilakukan, material yang berupa pasir, semen PENUTUP
dan abu batu ditempatkan dulu ke dalam mesin
pengaduk secara manual. Material tersebut Kesimpulan yang dapat diambil dari
kemudian diaduk sampai rata dengan penelitian ini adalah terdapat 5 sumber bahaya
menggunakan mesin pengaduk. Setelah semua kecelakaan kerja yang dapat terjadi diarea proses
material adukan tercampur rata maka produksi paving. 5 sumber bahaya tersebut adalah
ditambahkan air dan diaduk kembali hingga conveyor bahan, sikap pekerja, proses loading dan
didapat adukan yang rata dan siap dipakai. unloading, mixer semen dan mesin press. Dimana
Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin dari kelima sumber hazard tersebut, conveyor
pencetak paving dengan menggunakan bahan memiliki tingkat risiko paling tinggi
konveyor. sehingga memperoleh prioritas untuk dilakukan
3. Proses pencetakan paving : Adonan paving yang perbaikan terlebih dahulu. Perbaikan yang dapat
berasal dari mesin adukan dipress/ditekan dilakukan yaitu dengan pembuatan visual display
dengan menggunakan mesin press hingga padat yang berisi peringatan untuk tidak memasukkan
dan rata. tangan ke area conveyor bahan.
4. Proses curing : paving yang sudah jadi kemudian
dipindahkan secara manual dengan mengguna-
kan gerobak ke tempat curing. Proses curing DAFTAR PUSTAKA
disini menggunakan air, dimana produk paving
ini harus dijaga tetap basah dengan menutup Asfahl, C. R., & Rieske, D. W. (1999). Industrial
produk dengan plastik selama ±14 hari. safety and health management (p. 4).
5. Proses pengeringan : Setelah melewati masa Prentice Hall.
proses curing maka penutup plastik dibuka agar Pujiono, B. N., Tama, I. P., & Efranto, R. Y. (2013).
paving benar-benar kering. Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi
6. Pengiriman : Pengiriman paving ke pelanggan Perbaikan Dengan Metode Hazard and
dilakukan dengan menggunakan dump truck dan Operability Study (HAZOP) Melalui
pick up. Proses pemindahan paving ke dalam Perangkingan OHS Risk Assessment and
truk dan pick up dilakukan secara manual. Control (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas
Setelah itu dilakukan observasi lapangan Fortuna). Jurnal Rekayasa dan Manajemen
secara langsung dan wawancara terhadap Sistem Industri, 1(2), p253-263.
narasumber yang terpercaya untuk memperoleh
temuan potensi bahaya (hazard). Langkah

43
D Retnowati / Teknika, Vol. 1, No.1, Juni 2017, 41-46

Tabel 3. Hazop Worksheet


Lampiran

44
D Retnowati / Teknika, Vol. 1, No.1, Juni 2017, 41-46

Tabel 4. Rekomendasi perbaikan

Level of
No. Sumber Hazard Rekomendasi/usulan perbaikan
risk
Membuat visual display yang berisi peringatan untuk
1 Conveyor bahan Ekstrim
tidak memasukkan anggota tubuh ke bagian conveyor
a. Membuat prosedur kerja yang baik
b. Memberikan pelatihan K3 pada para karyawan dan
memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak
mengikuti pelatihan
2 Sikap pekerja Tinggi
c. Membuat visual display mengenai peringatan
penggunaan APD
d. Membuat lembar kontrol pelanggaran penggunaan
APD
a. Membuat prosedur kerja yang baik
b. Memberikan pelatihan K3 pada para karyawan dan
memberikan sanksi bagi karyawan yang tidak
mengikuti pelatihan
Proses loading
3 Tinggi c. Membuat visual display mengenai himbauan
dan unloading
penggunaan APD
d. Membuat lembar kontrol pelanggaran penggunaan
APD
e. Memperbanyak jumlah helm dan sepatu safety
a. Membuat visual display mengenai peringatan
penggunaan APD
d. Membuat lembar kontrol pelanggaran penggunaan
4 Mixer semen Tinggi
APD
c. Memperbanyak jumlah masker dan menyediakan
kacamata safety
a. Membuat pengaman berupa penutup depan mesin
untuk mengurangi percikan material
b. Menyediakan earplug
5 Mesin press Sedang
c. Memperbaiki tata letak penyimpanan material baru
dan memberikan tempat penampungan bagi material
sisa/rusak

45
D Retnowati / Teknika, Vol. 1, No.1, Juni 2017, 41-46

Halaman ini sengaja dikosongkan

46

Anda mungkin juga menyukai