Anda di halaman 1dari 8

No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.

0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

1.1 TUJUAN
Memenuhi hak setiap anak khususnya di lingkungan sekolah dasar dari segala
bentuk tindak kekerasan psikis berdasarkan prinsip, non-diskriminasi, kepentingan
terbaik untuk anak,tumbuh kembang anak, partisipasi anak, dan penghormatan dan
pemenuhan terhadap hak asasi korban.

a. Memberikan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan dini tindak


kekerasan terhadap anak.

b. Memberikan pemahaman tentang mekanisme pelaporan tindak kekerasan seksual


yang terjadi di lingkungan sekolah dasar.

b. Memberikan pemahaman tentang upaya pencegahan dan penanganan dini tindak


kekerasan psikis terhadap anak di lingkungan sekolah dasar.

c. Mengurangi tindak kekerasan psikis terhadap anak di lingkungan sekolah dasar.

d. Meningkatkan peran warga sekolah termasuk siswa, guru, staf tata usaha serta
karyawan dalam pencegahan dan penanganan dini tindak kekerasan terhadap anak.

e. Adanya berbagai kebijakan daerah dalam upaya perlindungan dan penanganan yang
optimal bagi anak korban kekerasan.

f. Adanya pihak yang khusus menangani kasus kekerasan psikis di lingkungan


sekolah dasar.
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

1.2 RUANG LINGKUP

Kekerasan psikis yang dialami anak di Pelayanan pendidikan antara lain


tindak kekerasan yang dialami anak di ranah pendidikan formal (sekolah/madrasah),
non formal (lembaga kursus dan pendidikan keagamaan) sering terjadi tanpa disadari
oleh mereka yang melakukan tindak kekerasan tersebut karena kekerasan yang
dilakukan dianggap sebagai salah satu cara dalam membentuk sikap dan perilaku anak
agar lebih baik. Kekerasan psikis dapat terjadi antara :

a. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh guru/ kepala sekolah/ staf/ satpam kepada
siswa
b. Kekerasan psikis yang yang dilakukan oleh siswa senior kepada siswa junior
ataupun sebaliknya.

1.3 REFERENSI

a. Prosedur Standar Operasional Satuan Tugas Penanganan Masalah Perempuan


dan Anak Bagian Pengaduan Masyarakat Biro Hukum dan Humas Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2016.
b. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Penanganan Anak
Korban Kekerasan.
c. Peraturan Menteri negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia nomor 86 Tahun 2012 Tentang panduan Penguatan
Kelompok Dasawisma untuk Pencegahan dan Penanganan Dini Tindak
Kekerasan Terhadap Anak.
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang


Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak.

1.4 DEFINISI
a. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
b. Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara
c. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusian serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
d. Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologis,
termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan
merendahkan martabat anak yang dilakukan oleh pihak-pihak yang seharusnya
bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak
tersebut, yang seharusnya dapat dipercaya, misalnya orang tua, keluarga dekat,
guru, dan pendamping.
e. Tindak kekerasan psikis, yaitu tindak kekerasan yang dialami oleh anak yang
diarahkan pada psikologis anak, seperti penggunaan kata-kata kasar,
penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan orang lain di depan sehingga
mengakibatkan perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
penderitaan psikis berat pada anak.
f. dampak Kekerasan Psikis
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

 gangguan kejiwaan mulai dari tingkat yang ringan sampai berat,


 kehilangan kepercayaan diri dalam pergaulan sosial,
 tidak peduli pada orang lain dan lingkungan,
 menyendiri,
 menjadi pendendam,
 mengalami stress bahkan depresi.

g. Kekerasan anak secara psikis meliputi, penghardikan, penyampaian kata kata kasar
dan kotor, memperlihatkan gambar, buku, dan film pornografi terhadap anak. Anak
yang mendapat perlakuan ini umumnya menunjukan gejala perilaku maladaftif,
seperti menaik diri, pemalu, menangis jika didekati, takut keluar rumah, dan takut
bertemu dengan orang lain.
h. Trauma adalah gangguan dalam diri perempuan dan anak sebagai akibat cedera
fisik dan/atau emosional.

1.5 PROSEDUR KERJA

NO. KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


PROSEDUR PELAPORAN
1.5.1 Anak yang mengalami permasalahan Wali Kelas Masing-
melaporkan masalahnya ke wali kelas masing Kelas
masing-masing
1.5.2 Wali kelas melaporkan anak yang Bagian pengaduan
mengalami permasalahan ke Bagian sekolah
Pengaduan di sekolah
1.5.3 Berdasarkan laporan tersebut, bagian Bagian pengaduan
Pengaduan melakukan analisis kasus sekolah
apakah diperlukan penjangkauan atau
tidak.
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

1.5.4 Bagaian Pengaduan melakukan Bagian pengaduan dan


komite sekolah.
koordinasi dengan wali murid yang

mengalami kekerasan.

1.5.5 Apabila bagian Pengaduan menganggap Bagian pengaduan


sekolah
perlu dilakukan penjangkauan maka

dibuatkan Surat Tugas yang

ditandatangani oleh Kepala Sekolah.

1.5.6 Korban dan Pelaku kekerasan Bagian pengaduan dan


Kepala Sekolah
melakukan mediasi yang didampingi

wali siswa, wali kelas, bagian

penanggung jawab serta kepala sekolah.

PROSEDUR PENANGANAN
1.5.7 Identifikasi korban guna memastikan Bagian Pengaduan
sekolah
mengalami kekerasan psikis atau tidak.

1.5.8 Identifikasi lanjutan untuk mengetahui

pekaku kekerasan psikis pada anak.

a. Kekerasan psikis dilakukan oleh

guru/staf/karyawan/satpam kepada

siswa.
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

b. Kekerasan psikis yang dilakukan

oleh siswa senior kepada siswa junior

maupun sebaliknya
1.5.9 Interview terhadap korban guna Bagian pengaduan
sekolah
memastikan bantuan apa yang

diperlukan oleh korban.


1.5.10 Pihak sekolah bagian pengaduan Bagian pengaduan
sekolah
menentukan jenis pelayanan yang

dibutuhkan korban (kesehatan, sosial,

hukum ).
1.5.11 Membuat surat rekomendasi layanan Bagian pengaduan dan
Kepala Sekolah
lanjutan untuk menetapkan langkah-

langkah tindak lanjut yang terbaik

dalam pemenuhan hak korban


1.5.12 Melakukan koordinasi dengan pihak Bagian Pengaduan
Sekolah
terkait.
1.5.13 Pengadministrasian proses identifikasi

layanan.
PROSEDUR PENCEGAHAN
1.5.14 Pihak sekolah bekerja sama dengan Kepala Sekolah

psikolog melakukan sosialisasi kepada

seluruh warga sekolah mengenai cara

pencegahan kekerasan psikis.


No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

1.5.15.

1.6 DOKUMENTASI

1.7 LAMPIRAN
No. Dokumen : SDMS-SOP-K3.0114/2020

Mulai Berlaku:

Revisi :

Tgl. Revisi :

Halaman :
STANDARD OPERATING PROCEDURE
Kekerasan Terhadap Anak/KIA (Kekerasan
psikis)

Anda mungkin juga menyukai