BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG
BUPATI BANYUMAS,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Banyumas.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Banyumas.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Lembaga Kearsipan Daerah yang selanjutnya disingkat LKD adalah
Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok, fungsi dan tanggung
jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Kabupaten Banyumas.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa dalam wilayah
Kabupaten Banyumas.
11. Unit Pengolah adalah satuan kerja pada Pencipta Arsip yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip
yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip di
lingkungannya.
12. Unit Kearsipan adalah satuan kerja pada Pencipta Arsip yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan
kearsipan.
18. Arsip Statis adalah arsip yang dihasilkan oleh Pencipta Arsip
karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya,
dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverifikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional
Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.
20. Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disebut JRA adalah daftar
yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau
retensi, jenis arsip dan keterangan yang berisi rekomendasi
tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali,
atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman
penyusutan dan penyelamatan arsip.
23. Nilai Guna Arsip adalah nilai yang didasarkan pada kegunaannya
bagi kepentingan pengguna arsip.
24. Nilai Guna Primer adalah nilai arsip yang didasarkan pada
kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga/instansi Pencipta Arsip.
25. Nilai Guna Sekunder adalah nilai arsip yang didasarkan pada
kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga/instansi lain dan atas
kepentingan umum di luar lembaga atau instansi Pencipta Arsip
dan kegunaannya sebagai bukti dan bahan pertanggungjawaban
nasional.
26. Penilaian Arsip adalah proses kegiatan evaluasi arsip dari aspek
substansi informasi, fungsi dan karakteristik fisik serta
menentukan waktu suatu arsip harus disusutkan berdasarkan
nilai gunanya.
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
PENYUSUTAN ARSIP
Pasal 4
BAB III
PEMBIAYAAN
Pasal 5
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati
Banyumas Nomor 55 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusutan Arsip bagi
Satuan Kerja Perangkat Daerah, Badan Usaha Milik Daerah dan
Pemerintah Desa di Kabupaten Banyumas (Berita Daerah Kabupaten
Banyumas Tahun 2015 Nomor 55), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Purwokerto
pada tanggal 30 Desember 2021
BUPATI BANYUMAS,
ttd
ACHMAD HUSEIN
Diundangkan di Purwokerto
pada tanggal 30 Desember 2021
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS
ttd
WAHYU BUDI SAPTONO
Pembina Utama Madya
NIP. 19640116 199003 1 009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsip tercipta secara alamiah seiring dinamika kehidupan
instansi/organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pada saat
instansi/organisasi melakukan aktivitas yang semakin banyak dan
kompleks, maka proses penciptaan Arsip juga berlangsung dengan frekuensi
dan kompleksitas yang meningkat pula. Dengan demikian, terjadi
penambahan volume Arsip pada unit-unit Pencipta Arsip.
Untuk mendayagunakan Arsip sebagai sumber informasi, menjamin
efisiensi dan efektivitas pengelolaan Arsip dinamis, serta pelestarian dan
penyelamatan Arsip Statis, setiap instansi/organisasi perlu
menyelenggarakan Penyusutan Arsip. Dengan melaksanakan penyusutan
Arsip, akan terwujud pengurangan volume Arsip yang tidak bernilai guna
dan habis jangka simpannya.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang
Kearsipan dalam paragraf 3 Pasal 47 mengenai Penyusutan Arsip
menegaskan bahwa setiap instansi/organisasi sebagai Pencipta Arsip
melaksanakan penyusutan. Penyusutan Arsip tersebut dilaksanakan
berdasarkan Jadwal Retensi Arsip dengan memperhatikan kepentingan
Pencipta Arsip, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam rangka mewujudkan amanat di atas, perlu upaya-upaya
preventif melalui tahapan-tahapan dan persyaratan penyusutan. Hal ini
untuk menghindari musnahnya Arsip yang mempunyai nilai guna dan
menyelamatkan Arsip Statis yang memiliki nilai guna kesejarahan dan
pertanggungjawaban bagi pemerintah daerah. Dengan demikian perlu
disusun Pedoman Penyusutan Arsip Kabupaten Banyumas sebagai acuan
bagi Pencipta Arsip di Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan
Penyusutan Arsip.
B. Organisasi Kearsipan
Untuk menjamin pelaksanaan Penyusutan Arsip secara prosedural, setiap
Pencipta Arsip di Kabupaten Banyumas menyelenggarakan organisasi
Kearsipan secara optimal. Organisasi Kearsipan sebagaimana dimaksud
terdiri atas :
1. Unit Kearsipan; dan
2. Unit Pengolah.
Unit Kearsipan terdiri dari Unit Kearsipan I dan Unit Kearsipan II.
1. Unit Kearsipan I
Unit Kearsipan I merupakan Unit Kearsipan pada Pemerintah Daerah
yang dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan Daerah.
Kewenangan Unit Kearsipan I meliputi :
a. melakukan pembinaan pengelolaan Arsip di Unit Kearsipan II;
b. mengelola Arsip inaktif masa simpan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
tahun yang dipindahkan oleh Pencipta Arsip;
c. melaksanakan penilaian dan pemusnahan Arsip inaktif masa simpan
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang dipindahkan oleh
Pencipta Arsip;
d. mengelola dan melestarikan Arsip statis yang diserahkan oleh Pencipta
Arsip.
2. Unit Kearsipan II
Unit Kearsipan II merupakan Unit Kearsipan pada Pencipta Arsip yang
dilaksanakan oleh Sekretariat.
Kewenangan Unit Kearsipan II meliputi :
a. membina pengelolaan Arsip aktif pada Unit Pengolah di
lingkungannya;
b. mengelola Arsip inaktif yang dipindahkan dari Unit Pengolah di
lingkungannya;
c. melaksanakan penilaian Arsip inaktif berdasarkan Jadwal Retensi
Arsip (JRA);
d. melaksanakan pemusnahan Arsip yang tidak memiliki nilai guna
dengan berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Unit Kearsipan I;
dan
e. melaksanakan penyerahan Arsip statis kepada Lembaga Kearsipan
Daerah.
Unit Pengolah sebagaimana dimaksud pada huruf b, merupakan
satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua
Arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan Arsip di lingkungannya.
Unit Pengolah dilaksanakan oleh :
1. Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD;
2. Inspektur Pembantu di lingkungan Inspektorat Daerah;
3. Bidang di lingkungan Perangkat Daerah;
4. Seksi di lingkungan Pemerintah Desa; dan
5. Bidang, bagian atau yang disebut dengan nama lain di lingkungan
BUMD.
BAB II
PROSEDUR PENYUSUTAN ARSIP
Daftar Arsip Inaktif terdiri dari daftar berkas dan daftar isi berkas.
1) Unit pengolah;
2) Nomor berkas;
3) Kode klasifikasi;
4) Uraian informasi Arsip;
5) Kurun Waktu;
6) Jumlah; dan
7) Keterangan
Daftar isi berkas sekurang-kurangnya memuat:
1) Nomor berkas;
2) Nomor item Arsip;
3) Kode klasifikasi;
4) Uraian informasi Arsip;
5) Tanggal;
6) Tingkat Perkembangan;
7) Jumlah; dan
8) Keterangan
DAFTAR BERKAS
(NAMA PENCIPTA ARSIP)
NAMA NAMA
NIP…………..….. NIP………………..
Petunjuk pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut berkas
(2). Kode Klasifikasi Arsip : diisi kode klasifikasi Arsip
(3). Uraian Informasi : diisi uraian informasi dari berkas
Arsip berdasarkan kegiatan dalam klasifikasi
Arsip
(4). Kurun Waktu : diisi kurun waktu/tahun terciptanya
Arsip
(5). Jumlah : diisi jumlah Arsip dalam setiap jenis
Arsip (lembar/ berkas/ bendel/ folder
/boks).
(6). Keterangan : diisi keterangan kondisi fisik dari jenis
Arsip (kertas rapuh/ robek/ rusak/
berkas tidak lengkap/ lampiran tidak
ada).
NAMA NAMA
NIP……..……….. NIP……………….
Petunjuk pengisian:
(1). Nomor : diisi nomor urut berkas Arsip
(2). Nomor Item Arsip : diisi nomor item Arsip
(3). Kode Klasifikasi Arsip : diisi kode klasifikasi Arsip
(4). Uraian Informasi Arsip : diisi uraian informasi dari setiap naskah
dinas
(5). Tanggal : diisi tanggal Arsip tercipta
(6) Tingkat : diisi tingkat perkembangan Arsip
Perkembangan (asli/fotokopi/tembusan). Bila terdiri
dari beberapa tingkat perkembangan di
cantumkan seluruhnya.
(7). Jumlah : diisi jumlah Arsip dalam setiap jenis
Arsip (lembar/ berkas/ bendel/ folder/
boks).
(8). Keterangan : diisi keterangan kondisi fisik dari jenis
Arsip ( kertas rapuh / robek / rusak /
berkas tidak lengkap / lampiran tidak
ada ).
1) Pencipta Arsip;
2) Unit Pengolah;
3) Nomor Arsip;
4) Kode Klasifikasi;
5) Uraian Informasi Arsip;
6) Kurun Waktu;
7) Jumlah; dan
8) Keterangan.
Contoh : Daftar Arsip Inaktif
KODE TINGKAT
URAIAN NO.
NO KLASIFI- TAHUN JUMLAH PERKEM- KETERANGAN
INFORMASI ARSIP
KASI ARSIP BANGAN BOKS
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Nama
NIP……………………… NIP………………………
Petunjuk Pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut jenis Arsip.
(2). Kode Klasifikasi Arsip : diisi tanda pengenal Arsip yang dapat
membedakan antara masalah yang satu
dengan masalah yang lain.
(3). Uraian Informasi Arsip : diisi isi/uraian informasi Arsip.
(4). Tahun : diisi tahun terciptanya Arsip.
(5). Jumlah : diisi jumlah Arsip dalam setiap jenis Arsip
(eksemplar/folder/boks).
(6). Tingkat : diisi tingkat perkembangan Arsip (asli/
Perkembangan fotokopi/tembusan). Bila terdiri dari
beberapa tingkat perkembangan di-
cantumkan seluruhnya.
(7). Nomor Boks : diisi nomor yang memuat lokasi pada boks
berapa jenis Arsip disimpan.
(8). Keterangan : diisi kekhususan Arsip (kertas rapuh /
berkas tidak lengkap/ lampiran tidak ada).
c. Proses pemindahan Arsip inaktif di lingkungan Pencipta Arsip yang
memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun dan/atau pemindahan Arsip
inaktif yang memiliki nilai guna berkelanjutan ke depot penyimpanan
Arsip inaktif yang dikelola oleh Lembaga Kearsipan Daerah dilakukan
dengan membuat Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif.
Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif sekurang-kurangnya memuat :
1) Waktu pelaksanaan;
2) Tempat;
4) Jumlah arsip;
5) Pelaksana; dan
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
Unit Kerja : ……………………………………….
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
Unit Kerja : ……………………………………….
Berita acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan PARA PIHAK
menerima satu rangkap yang mempunyai kekuatan hukum sama.
Nama Nama
NIP……………… NIP…………..
Contoh : Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif yang memiliki Retensi
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun dari Pencipta Arsip ke
Lembaga Kearsipan Daerah.
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
Instansi : ……………………………………….
Dalam hal ini bertindak atas nama Kepala……... (Pencipta Arsip), yang
selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
Instansi : ……………………………………….
Dalam hal ini bertindak atas nama Kepala Lembaga Kearsipan Daerah
(Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah), yang selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Menyatakan telah melaksanakan pemindahan Arsip inaktif sejumlah
……………. berkas/boks seperti tercantum dalam Daftar Arsip terlampir
untuk disimpan di Lembaga Kearsipan Daerah.
Berita acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan PARA PIHAK
menerima satu rangkap yang mempunyai kekuatan hukum sama.
Nama Nama
NIP……………… NIP…………..
B. PEMUSNAHAN ARSIP
Pemusnahan Arsip adalah kegiatan menghancurkan dan meniadakan
fisik dan informasi Arsip sehingga tidak bisa dikenali lagi dengan cara
dibakar, dicacah, atau dibuat bubur kertas. Pemusnahan dilakukan
terhadap Arsip yang tidak memiliki nilai guna, telah habis masa retensinya
dan berketerangan musnah berdasarkan Jadwal Retensi Arsip, tidak ada
peraturan perundang-undangan yang melarang, dan tidak berkaitan
dengan penyelesaian proses suatu perkara.
Prosedur pemusnahan Arsip dilakukan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Pembentukan Panitia Penilai Arsip;
2. Penyeleksian Arsip;
3. Pembuatan Daftar Arsip Usul Musnah;
4. Penilaian Arsip;
5. Permintaan Persetujuan Pemusnahan;
6. Penetapan Arsip yang akan Dimusnahkan; dan
7. Pelaksanaan Pemusnahan Arsip.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Panitia Penilai Arsip dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
(nama pencipta arsip) ini.
KEDUA : Tugas Panitia Penilai Arsip sebagaimana Diktum Kesatu
tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan (nama pencipta arsip) ini.
KETIGA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun …….
KEEMPAT Keputusan (nama pencipta Arsip) ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ………………....
pada tanggal …………………..
Nama
Tembusan :
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA………………….
NOMOR ….. TAHUN ……….
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI ARSIP
NAMA
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA……..
NOMOR …. TAHUN
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI ARSIP
NAMA
b. Penyeleksian Arsip
1) Penyeleksian Arsip adalah proses pemilahan Arsip yang memiliki
nilai guna dan yang tidak bernilai guna.
2) Penyeleksian Arsip dilakukan oleh panitia penilai Arsip melalui
Jadwal Retensi Arsip (JRA) dengan cara melihat pada kolom
retensi inaktif dan pada kolom keterangan dinyatakan musnah.
3) Dalam hal retensi inaktifnya telah habis atau terlampaui dan pada
kolom keterangan dinyatakan musnah, maka Arsip tersebut dapat
dikategorikan sebagai Arsip usul musnah.
4) Dalam hal Pencipta Arsip belum memiliki JRA, dalam
melaksanakan pemusnahan Arsip mengikuti tahapan prosedur
pemusnahan Arsip dan setelah mendapat persetujuan Kepala
Arsip Nasional Republik Indonesia tanpa membedakan retensinya.
Nama
Petunjuk Pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Jenis / Series Arsip : diisi jenis/series Arsip
(3). Tahun : diisi tahun pembuatan Arsip
(4). Jumlah : diisi jumlah Arsip (lembar, berkas, boks)
(5). Tingkat : diisi tingkatan keaslian Arsip (asli, fotokopi,
Perkembangan atau salinan)
(6). Keterangan : diisi informasi tentang kondisi Arsip (misal:
rusak/ tidak lengkap/ berbahasa asing/
daerah)
d. penilaian Arsip
1) Penilaian Arsip adalah proses menentukan nilai Arsip dilihat dari
aspek fungsi dan substansi informasinya.
2) Panitia penilai melakukan penilaian terhadap daftar Arsip usul
musnah dengan melakukan verifikasi secara langsung terhadap
fisik Arsip dan selanjutnya dibuatkan Daftar Arsip Musnah.
3) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada angka (2) dituangkan
dalam pertimbangan tertulis oleh Panitia Penilai Arsip.
Contoh : Daftar Arsip Musnah
1 2 3 4 5 6
Nama
NIP…………………
Petunjuk Pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Jenis / Series Arsip : diisi jenis/series Arsip
(3). Tahun : diisi tahun pembuatan Arsip
(4). Jumlah : diisi jumlah Arsip (lembar, berkas, boks)
(5). Tingkat : diisi tingkat keaslian Arsip (asli, fotokopi,
Perkembangan atau salinan)
(6). Keterangan : diisi informasi tentang kondisi Arsip (misal:
rusak/tidak lengkap/berbahasa asing/
daerah)
.
Contoh : Surat Pertimbangan Panitia Penilai Arsip
SURAT PERTIMBANGAN
PANITIA PENILAI ARSIP
1. Ketua ..........................................
(Nama, NIP., jabatan)
2. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
3 Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
4. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
5. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
Purwokerto, …………………..
Kepada :
NAMA
NIP. ……………………..
Tembusan :
1. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas;
2. Asisten ………………………..
3. Kepala Dinas Arpusda Kab. Banyumas;
4. Arsip (Sub Bagian Umum).
Contoh: Surat Persetujuan Bupati Pemusnahan Arsip
BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
Purwokerto, …………………..
Kepada :
BUPATI BANYUMAS,
……………………..
Contoh : Keputusan Penetapan Arsip Musnah
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
KESATU : Pemusnahan Arsip ……. (Nama Pencipta Arsip)
dilaksanakan terhadap Arsip yang telah habis masa
retensinya sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
(nama pencipta arsip) ini.
KEDUA : Pemusnahan Arsip dilaksanakan dengan berpedoman
pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
KETIGA : Hasil pelaksanaan pemusnahan Arsip sebagaimana
dimaksud dalam diktum KESATU, dituangkan dalam
Berita Acara Pemusnahan.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun
Anggaran ........
KELIMA : Keputusan (nama pencipta Arsip) ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ………………....
pada tanggal …………………..
Nama
Tembusan :
Tembusan :
1. Bupati Banyumas (sebagai laporan);
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas;
3. Asisten …………………………………………..
4. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kab. Banyumas.
Contoh : Berita Acara Pemusnahan Arsip pada Pencipta Arsip
Nama Nama
NIP. ……………… NIP. …………….
Mengetahui
Kepala ……. (Pencipta Arsip)
Nama
NIP. ………………
Saksi-saksi :
b. penyeleksian Arsip
1) Penyeleksian Arsip dilakukan oleh Panitia Penilai Arsip melalui
JRA dengan cara melihat pada kolom retensi inaktif dan pada
kolom keterangan dinyatakan musnah.
2) Dalam hal retensi inaktifnya telah habis atau terlampaui dan pada
kolom keterangan dinyatakan musnah, maka Arsip tersebut dapat
dikategorikan sebagai Arsip usul musnah.
Contoh: Pembentukan Panitia Penilai Arsip Usul Musnah pada Lembaga
Kearsipan Daerah
BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI ARSIP
BUPATI BANYUMAS,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di Purwokerto
BUPATI BANYUMAS,
Nama
Tembusan :
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN BUPATI BANYUMAS
NOMOR …. TAHUN …..
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI ARSIP
3. Kepala………….. Anggota
(Pencipta Arsip)
BUPATI BANYUMAS,
NAMA
.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN BUPATI BANYUMAS
NOMOR …. TAHUN ….
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI ARSIP
BUPATI BANYUMAS,
NAMA
c. Pembuatan Daftar Arsip Usul Musnah
1) Hasil penyeleksian Arsip dituangkan dalam daftar Arsip usul
musnah.
2) Daftar Arsip usul musnah paling sedikit berisi : nomor, jenis
Arsip, tahun, jumlah, tingkat perkembangan, dan keterangan.
Contoh :
DAFTAR ARSIP USUL MUSNAH
NAMA PENCIPTA ARSIP
1 2 3 4 5 6
Nama
NIP. ………………
Petunjuk Pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Jenis / Series Arsip : diisi jenis/series Arsip
(3). Tahun : diisi tahun pembuatan Arsip
(4). Jumlah : diisi jumlah Arsip (lembar, berkas, boks)
(5). Tingkat : diisi tingkatan keaslian Arsip (asli, foto-
Perkembangan kopi atau salinan)
(6). Keterangan : diisi informasi tentang kondisi Arsip
(misal: rusak/tidak lengkap/berbahasa
asing/daerah)
d. penilaian Arsip
1) Panitia Penilai Arsip melakukan penilaian terhadap daftar Arsip
usul musnah dengan melakukan verifikasi secara langsung
terhadap fisik Arsip dan selanjutnya membuat daftar Arsip
musnah.
Contoh: Daftar Arsip Musnah
1 2 3 4 5 6
Kepala LKD
Nama
NIP. ………………
Petunjuk Pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Jenis / Series Arsip : diisi jenis/series Arsip
(3). Tahun : diisi tahun pembuatan Arsip
(4). Jumlah : diisi jumlah Arsip ( lembar, berkas,
boks)
(5). Tingkat : diisi tingkatan keaslian Arsip (asli,
Perkembangan fotokopi atau salinan)
(6). Keterangan : diisi informasi tentang kondisi Arsip
(misal: rusak / tidak lengkap /
berbahasa asing / daerah)
2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dituangkan dalam
pertimbangan tertulis oleh Panitia Penilai Arsip.
SURAT PERTIMBANGAN
PANITIA PENILAI ARSIP
1. Ketua ..........................................
(Nama, NIP., jabatan)
2. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
3 Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
4. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
5. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
e. permohonan Persetujuan
Proses permohonan persetujuan/pertimbangan pemusnahan
Arsip yaitu dengan menyampaikan surat permohonan persetujuan
pemusnahan Arsip dari Bupati kepada Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) dengan melampirkan daftar Arsip usul
musnah berupa salinan cetak dan salinan elektronik serta surat
pertimbangan Panitia Penilai Arsip.
BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
Purwokerto, …………………..
Kepada :
BUPATI BANYUMAS,
NAMA
Tembusan:
1. Wakil Bupati Banyumas;
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas;
3. Asisten …………………………………………….;
4. Kepala Dinas ARPUSDA Kabupaten Banyumas.
Contoh : Keputusan Bupati tentang Penetapan Arsip Musnah
BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BANYUMAS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
49 huruf b Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan dan untuk efisiensi dan efektifitas
pengelolaan Arsip maka perlu dilaksanakan
pemusnahan Arsip yang sudah tidak memiliki nilai
guna, telah habis masa simpan/retensi dan
berketerangan musnah sesuai Jadwal Retensi Arsip;
b. bahwa berdasarkan bahwa berdasarkan surat
persetujuan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor............. Tanggal…….... Hal Persetujuan
Pemusnahan Arsip, maka perlu menetapkan Arsip
yang akan dimusnahkan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Ditetapkan di Purwokerto
pada tanggal ……………….…..
BUPATI BANYUMAS,
Nama
Tembusan :
.\\\
Contoh : Berita Acara Pemusnahan Arsip pada Lembaga Kearsipan
Daerah
Nama
Nama
NIP. ………………
NIP. ………………
Saksi-saksi :
1 2 3 4 5 6
Nama
NIP. ……………………….
Petunjuk pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Kode klasifikasi : diisi Kode klasifikasi Arsip
(3). Uraian informasi : diisi uraian informasi yang terkandung
Arsip
dalam Arsip
(4). Kurun waktu : diisi tahun pembuatan Arsip
(5). Jumlah : diisi berisi jumlah Arsip
(6). Keterangan : diisi informasi khusus tentang
kondisi fisik Arsip, seperti : kertas
rapuh, berkas tidak lengkap,
lampiran tidak ada, tingkat keaslian
dan sebagainya.
b. penilaian Arsip
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Ditetapkan di ………………....
Nama
LAMPIRAN I
NOMOR …. TAHUN ….
TENTANG
NAMA
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA…….
NOMOR …. TAHUN ….
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PENILAI
ARSIP USUL SERAH
NAMA
Contoh : Surat Pertimbangan Panitia Penilai Arsip yang akan
diserahkan
SURAT PERTIMBANGAN
PANITIA PENILAI ARSIP
1. Penanggungjawab ..........................................
(Nama, NIP., jabatan)
2. Ketua …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
3 Sekretaris …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
4. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
5. Anggota …………………………………..
(Nama, NIP., jabatan)
Contoh: Surat Pemberitahuan Penyerahan Arsip Statis
Purwokerto, …………………..
Kepada :
Dengan hormat kami sampaikan bahwa Panitia Penilai Arsip Usul Serah
pada (Nama Pencipta Arsip) telah melakukan penilaian Arsip pada tanggal
………………., dengan menghasilkan Arsip statis sebanyak …...... berkas,
kurun waktu tahun……………..
Sehubungan dengan hal tersebut, kami bermaksud melakukan
penyerahan Arsip statis sebagaimana daftar terlampir untuk disimpan di
Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten Banyumas agar dapat digunakan
sesuai kepentingannya.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima
kasih.
NAMA
NIP. ……………………..
Contoh : Keputusan Bupati tentang Penetapan Arsip yang Diserahkan
BUPATI BANYUMAS
PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BANYUMAS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
49 huruf c Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan untuk penyelamatan Arsip yang
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya
dan berketerangan permanen sesuai Jadwal Retensi
Arsip maka perlu dilaksanakan penyerahan Arsip;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan Hasil Verifikasi oleh
Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten Banyumas,
maka perlu menetapkan Arsip yang akan diserahkan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Penyerahan Arsip Statis (Pencipta Arsip) Kabupaten
Banyumas dilaksanakan terhadap Arsip yang memiliki
nilai guna kesejarahan, berketerangan permanen dan telah
habis masa retensinya sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Bupati ini.
KEDUA : Penyerahan Arsip dilaksanakan dengan berpedoman pada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
KETIGA : Hasil pelaksanaan penyerahan Arsip sebagaimana
dimaksud diktum KESATU, dituangkan dalam Berita Acara
Penyerahan Arsip.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan
ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran .......
KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Purwokerto
pada tanggal ……………….…..
BUPATI BANYUMAS,
Nama
Tembusan :
Contoh : Daftar Arsip Statis
KODE
URAIAN INFORMASI KURUN
NO KLASIFI- JUMLAH KETERANGAN
ARSIP WAKTU
KASI
Nama
NIP. …………………..
Petunjuk pengisian :
(1). Nomor : diisi nomor urut
(2). Kode klasifikasi : diisi Kode klasifikasi Arsip
(3). Uraian informasi : diisi uraian informasi yang terkandung
Arsip
dalam Arsip
(4). Kurun waktu : diisi tahun pembuatan Arsip
(5). Jumlah : diisi berisi jumlah Arsip
(6). Keterangan : diisi informasi khusus tentang
kondisi fisik Arsip, seperti : kertas
rapuh, berkas tidak lengkap,
lampiran tidak ada, tingkat keaslian
dan sebagainya.
Contoh : Berita Acara Penyerahan Arsip Statis
Pada hari ini ………… tanggal ………. bulan ………. tahun …………….
kami yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
Nama : ……………………………………….
NIP : ……………………………………….
Jabatan : ……………………………………….
NAMA NAMA
NIP. …………………. NIP. …………………
BAB III
PENUTUP
BUPATI BANYUMAS,
ttd
ACHMAD HUSEIN