BERDASARKAN KONDISI
LINGKUNGAN SEKITAR
Penyusun:
AGUSTINA PANDIANGAN
Institusi:
SMP SWASTA SRO MATITI
Alokasi waktu:
180 MENIT (2 X TATAP MUKA)
Mata pelajaran:
BAHASA INDONESIA
Domain Mapel:
MENULIS
Jenjang/kelas:
SMP/VII
page 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menulis kerangka cerita fabel berdaskan struktur fabel
kemudian mengembangkannya ke dalam paragraf-paragraf menjadi sebuah
cerita fabel yang sesuai kondisi lingkungan sekitarnya. Hal yang dilakukan
peserta didik adalah:
1. Memahami struktur fabel dan kaidah kebahasaan fabel
2. Menyusun gagasan kemudian merangkainya menjadi kerangka cerita fabel
berdasarkan struktur fabel
3. Mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah cerita fabel dengan
tema isu lingkungan sekitar (kerusakan hutan, pencemaran air Danau Toba,
bullying di sekolah, minat baca, serta etika dan moral remaja)
KATA KUNCI
Menulis Fabel
PERTANYAAN PEMANTIK
Siswa telah memahami arti fabel, ciri-ciri fabel, jenis-jenis fabel, dan unsur-unsur fabel
Siswa sudah membaca contoh fabel
Kreatif. Melalui pembelajaran ini, siswa menulis fabel dengan cara baru yaitu
menyusun kerangka terlebih dahulu. Kerangka tersebut merupakan point-point
yang dikembangkan ke bentuk kalimat-kalimat, paragraf-paragraf sehingga
membentuk sebuah alur cerita fabel
Bernalar Kritis. Siswa menulis fabel dengan topik isu lingkungan sekitarnya
seperti, kerusakan hutan, minat baca yang kurang bagi remaja, perilaku bullying
di lingkungan sekolah, pencemaran air Danau Toba, serta etika dan moral anak-
anak muda yang semakin merosot
Mandiri. Siswa berlatih menulis fabel secara mandiri, tidak meniru atau menyalin
fabel yang sudah ada
Berahlak Mulia. Dengan menulis fabel sesuai ketentuan di atas, siswa semakin
peduli terhadap kondisi sekitarnya, suka membaca, anti bully, dan sopan.
Email :
page 2
SARANA PRASARANA
Guru menyiapkan teks yang berisi tentang struktur fabel, dan
kaidah kebahasaan fabel
Guru menyiapkan teks fabel "Trenggiling dan Rusa Melawan Si
Tukang Bully"
Guru menyiapkan teks fabel karya sendiri "Induk Gompul yang
Malang". Ini sebagai teladan bagi siswa bahwa guru mampu menulis
fabel
Presentasi struktur fabel, kaidah kebahasaan dan langkah-langkah
menulis fabel
KETERSEDIAAN MATERI
Pengayaan bagi peserta didik yang berpencapaian tinggi atau CIBI
YA TIDAK
Metode, aktivitas, atau alternatif penjelasan untuk peserta didik
yang sulit memahami konsep
YA TIDAK
MODEL PEMBELAJARAN
Paduan antara Problem Base Learning (PBL) dengan
Project Base Learning (PjBL)
ASESMEN
Tertulis (tes objektif, esai)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
UTAMA
Guru menyajikan masalah yang kontekstual dan
mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar
Guru mengajak siswa berpikir kritis dan menjadi solusi
Guru membimbing siswa membuat kerangka kerja
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan proyek
menulis
page 3
MATERI AJAR, ALAT DAN BAHAN
Materi atau Sumber Pembelajaran yang Utama
Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII materi Struktur Fabel dan
Kaidah Kebahasaan Fabel
Teks fabel "Trenggiling dan Rusa Melawan Si Tukang Bully" karya
Devani Imario Putri
Teks Fabel "Induk Gompul yang Malang" karya Agustina Pandiangan
Catatan mengajar guru
page 4
Guru bertanya mengenai materi Struktur Fabel yang belum dipahami
oleh siswa
Siswa bertanya hal yang kurang dipahami
Guru menjelaskan kembali hal-hal yang sulit bagi siswa
Setelah siswa memahami materi Struktur Fabel, guru melanjutkan
menjelaskan materi Kaidah Kebahasaan Fabel
Siswa memerhatikan guru menjelaskan materi Kaidah Kebahasaan Fabel
page 5
Setelah guru menjelaskan materi, guru mengarahkan siswa untuk
membentuk kelompok-kelompok diskusi
Siswa menerima Lembar Kerja berupa soal-soal untuk didiskusikan
Guru membimbing jalannya diskusi setiap kelompok
Setelah diskusi selesai, setiap ketua kelompok membacakan hasil diskusi
masing-masing
Kegiatan Penutup
Siswa dan guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Siswa mendapatkan penguatan terkait materi yang belum terselesaikan
melalui diskusi
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan doa
page 6
Guru menyajikan fabel "Trenggiling dan Rusa Melawan si Tukang Bully"
dan "Induk Gompul yang Malang" yang ditampilkan pada layar LCD
Siswa membacanya secara bergiliran
Guru kemudian menjelaskan langkah-langkah menulis fabel
1. Memilih topik atau tema. Setiap siswa bebas memilih tema;
kerusakan hutan, bully di lingkungan sekolah, minat baca
rendah, atau pencemaran Danau Toba
2. Menganalisis watak tokoh. Siswa menentukan watak tokoh
masing-masing. Siswa bisa menciptakan tokoh si pemalas,
si rajin, si ceroboh, si anak nakal dan sebagainya
3. Menentukan alur. Dalam menulis fabel, siswa
menggunakan alur maju.
4. Menentukan latar cerita. Siswa memilih latar cerita sebagai
berikut; suasana istirahat di sekolah, kehidupan hewan-
hewan di hutan, suasana bermain di Danau Toba, dan boleh
apa saja yang berhubungan dengan tema
5. Memilih sudut pandang. Dalam fabel yang ditulisnya, siswa
bisa saja sebagai pihak yang serba tahu, terlibat dalam
cerita, atau menceritakan kisah orang lain yang diperankan
oleh hewan
6. Membuat kerangka cerita. Siswa menulis garis-garis besar
cerita kemudian mengembangkannya ke dalam bentuk
kalimat-kalimat sehingga membentuk rangkaian paragraf-
paragraf yang terjalin menjadi suatu alur cerita
Kegiatan Penutup
Siswa dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
Siswa mengetahui potensinya dalam menulis fabel
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan doa
page 7
ASESMEN
Diagnostik Formatif
Sebelum Pembelajaran Selama Pembelajaran
Sumatif Penilaian
Akhir Pembelajaran Sikap.
UH Performa.
PAS
Berupa
PTS Pengetahuan.
kegiatan ini?
Peserta didik yang mencapai
2. Apa saja yang tidak berjalan
nilai >KKTP diberikan
dengan baik saat saya
pengetahuan tambahan dalam
melakukan kegiatan? Mengapa?
cakupan tujuan pembelajaran 3. Apakah kegiatan
atau menjadi tutor bagi pembelajaran yang dilakukan
peserta didik yang belum oleh guru sudah sesuai karakter
mencapai KKTP saya? Jelaskan alasannya!
page 8
RUBRIK PENILAIAN
Penilaian Sikap
Penilaian sikap bertujuan untuk melihat kepribadian atau
keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar. Sikap bisa
dikatakan sebagai pola perilaku yang ditunjukkan dengan
melakukan suatu perbuatan dengan cara, teknik, metode, dan
tahapan-tahapan tertentu yang ada di lingkungan sekitarnya.
page 9
Performa: Bernalar Kritis dan Kreatif
Pengetahuan
Struktur dan Kebahasaan Fabel
Skor Pencapaian
Skor Maksimal
100%
page 10
LAMPIRAN
HASIL KARYA SISWA
ICE BREAKING
page 11
TEKS FABEL
page 12
Trenggiling dan Rusa Melawan Si Tukang Bully
Oleh Devani Imario Putri
Sebuah kacang kenari dilempar dengan sengaja oleh tupai ke badan trenggiling hingga ia terkejut dan
menggulung tubuhnya.
Ia ketakutan karena ada sesuatu yang mengenai tubuhnya. Tupai pun tertawa dan mengejek sikap
trenggiling yang penakut.
“Ha.. ha... dasar penakut! padahal cuma sebiji kacang saja sudah sembunyi,” dua tupai lain kembali
mengambil beberapa kacang kenari dan ingin mengulang perbuatan yang sama.
Trenggiling perlahan-lahan merenggangkan tubuhnya dan mengintip takut dibalik kulit keras
bersisiknya.
“Kenapa kalian melakukan itu? Kumohon, jangan ganggu aku!” Trenggiling berucap lirih dan tubuhnya
masih belum sempurna terbuka. Ia masih takut dan bersembunyi.
“Dasar penakut! Karena aku suka menganggu hewan lemah sepertimu! ini, rasakan lagi!”
Tupai kembali melempar biji kenari ke arah Trenggiling sambil tertawa jahat. Dua tupai lainnnya ikut
memukul dan menendang badan Trenggiling yang berbentuk seperti bola dan mengejeknya.
“Berhenti! jangan ganggu aku!” Si Trenggiling hanya bisa diam dan terus menggulung tubuhnya rapat-
rapat sambil menangis dengan menahan sakit.
Tupai dan temannya pun pergi setelah puas melempar semua kacang kenari hingga memukul dan
menendang tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Setelah cukup lama, trenggiling masih tidak bergerak dan menangis karena takut bertemu tupai lagi.
Kemudian datanglah dua ekor rusa yang sedang mencari makan dedaunan. Mereka melihat Trenggiling
ketakutan dan menghampirinya.
“Trenggiling, ada apa? Kenapa kamu menangis dan ketakutan sekali. Ada yang bisa kami bantu?” Rusa
bertanya karena khawatir dengan keadaan Trenggiling.
Alih-alih menjawab, Trenggiling malah diam saja. Ia tidak menjawab. Ia membuka seluruh tubuhnya
kembali sambil mengusap-usap mukanya setelah menangis. Dua rusa itu kembali bertanya lagi
“Trenggiling, kenapa? Coba ceritakan pada kami, apa masalahmu?” Rusa kembali mencoba memastikan
tidak terjadi hal buruk kepada Trenggiling.
“A-a-aku... takut...tu-tu-“ Trenggiling tidak berani menyelesaikan perkataannya karena terlalu takut
pada tupai kalau ia akan dirundung lebih jahat lagi oleh tupai dan teman-temanya ketika ia
memberitahu Rusa.
“Bicaralah yang jelas! Tidak perlu takut, kita akan coba cari jalan keluarnya bersama-sama,” Rusa terus
mendukung Trenggiling agar berani bicara dan menyampaikan masalahnya.
“Para tupai terus mengangguku dengan melempariku kacang kenari sampai memukul dan
menendangku.”
Trenggiling akhirnya berani bicara tentang masalahnya dan menunjukkan biji kenari yang berserakan
di bawah.
“Astaga! Tupai-tupai ini memang harus diberi peringatan, aku akan memberitahu Raja Singa agar
mereka dikurung dan tidak melakukan hal jahat itu lagi!” Ucap Rusa dengan tegas.
“Trenggiling, jika kamu mengalami kejadian seperti itu ketika kamu dilukai atau dipukul harus berani
bicara dan memberitahu semua yang terjadi, jangan takut bicara!”
“Jangan malah disimpan sendiri, ya! Carilah pertolongan dan kita akan bantu menghadapi bersama-
sama.”
Dua Rusa itu langsung bergegas pergi untuk melapor ke Raja Singa. Setelah Trenggiling mengangguk-
angguk dengan baik dan memahami nasehat dari Rusa untuk berani berbicara serta meminta tolong
jika ia diganggu para tupai.
Keesokan harinya, Trenggiling sedang berjalan-jalan setelah selesai makan. Ia tiba-tiba mendengar
suara para tupai datang dan mereka langsung menghadang.
“Halo, penakut! jumpa lagi, cepat, carikan kami makanan! Kalau kamu tidak mau, kami akan
menghajarmu ramai-ramai!” Ancam tupai dengan tatapan tajam.
“Aku ti-tidak mau! Cari saja sendiri! Jika kalian berbuat baik, kita bisa saling bantu mencari makanan
sama-sama” Trenggiling menolak dan berusaha menghindar dari Tupai.
“Dasar penakut! tidak mau, ya! Tupai sontak menendang dan Trenggiling pun langsung cepat-cepat
bergulung. Ia lalu berlari dengan menggelindingkan tubuhnya sambil berusaha meminta tolong.
Hingga Sang Raja hutan muncul bersama dua Rusa yang sigap menolong Trenggiling yang sejak kemarin
mengawasi kelakuan nakal si Tupai. Para Tupai dan Trenggiling pun berhenti kejar-kejaran.
Tupai akhirnya dibawa oleh Raja Singa si penguasa hutan akibat perbuatan buruk mereka dan
mendapatkan hukuman.
Sementara Trenggiling sudah terlindungi berkat keberaniannya berbicara dan Rusa yang tanggap
melaporkan perilaku buruk para tupai si tukang bully.
page 13
UMPAN BALIK SISWA
page 14
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN
page 15