Anda di halaman 1dari 32

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER BERDASARKAN


KURIKULUM 2013 PAUD BAGI GURU TK NEGERI PEMBINA
DAN TK CERIA ASIH SINGARAJA
Oleh:

Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd.


Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.
Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd.
Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.
Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah “meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan guru TK Negeri Pembina dan TK Ceria Asih Singaraja
dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis karakter berdasarkan
Kurikulum 2013 PAUD”.
Khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru
TK Negeri Pembina sebanyak 20 orang dan guru TK Ceria Asih sebanyak 4 orang. P2M
ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu:
tahap pertama, pendampingan umum terhadap 24 orang guru TK Negeri Pembina dan TK
Ceria Asih Singaraja tentang pengembangan perangkat pembelajaran berbasis karakter
berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD, serta tahap kedua, pendampingan secara intensif
kepada enam kelompok guru TK untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan
tema dan subtema yang berbeda.
Berdasarkan hasil penilaian Tim P2M dapat diketahui bahwa hasil produk
perangkat pembelajaran berbasis karakter berdasarkan kurikulum 2013 PAUD berupa
Program Semester berkriteria baik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
berkriteria sangat baik, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berkriteria sangat
baik. Rerata nilai perangkat pembelajaran Program Semester 84,16, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan 85,5, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian 88.

Kata kunci: perangkat pembelajaran, karakter, kurikulum, paud

ii
TIM PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd.
b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.d, Penata Tk. I,
197108152001121001
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan
e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP
f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
g. Waktu untuk Kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.
b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IVc, Pembina Utama Muda,195910101986031003
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Bidang Keahlian : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP
f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd.
b. Golongan, Pangkat, dan NIP : IV.c, Pembina Utama Muda, 195508181983031002
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Bidang Keahlian : Pendidikan Luar Sekolah
e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP
f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

4 Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. I Komang Sudarma, M.Pd.
b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.c, Penata, 197204202001121001
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Bidang Keahlian : Teknologi Pendidikan
e. Jurusan/Fakultas : Teknologi Pendidikan/FIP
f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

5. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
b. Golongan, Pangkat, dan NIP : III.a, 19875082012122001
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Bidang Keahlian : Psikologi
e. Jurusan/Fakultas : PG PAUD/FIP
f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
g. Waktu untuk Kegiatan ini : 4 jam/minggu

iii
PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat


karunia dan perlindungan Beliau, P2M yang berjudul “Pendampingan
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Karakter Berdasarkan
Kurikulum 2013 PAUD bagi Guru TK Negeri Pembina dan TK Ceria Asih
Singaraja” dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Suksesnya pelaksanaan P2M ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr. Nengah Suandi, M.Hum.,
Kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Buleleng, Pengawas dan Kepala
TK di Kecamatan Buleleng, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja dan Kepala TK
Ceria Asih, para guru TK peserta P2M, sekrertaris dan seluruh staf LPPM
Undiksha, semua pihak yang membantu kegiatan ini, dan tim pengabdian kepada
masyarakat Undiksha. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai
bahan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan.
Akhirnya pelaksana berharap semoga kegiatan ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan profesionalisme
guru.

Singaraja, 7 Nopember 2016

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. i
ABSTRAK......………………………………………………………….. ii
TIM PELAKSANA.................................................................................. iii
PRAKATA............................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi........................................................................ 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.......................................... 3
1.3 Tujuan Kegiatan....................................................................... 3
1.4 Manfaat Kegiatan..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 5


2.1 Pendidikan Karakter............................................................... 5
2.2 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini......................... 6
2.3 Karakteristik Taman Kanak-Kanak....................................... 13

BAB III METODE PELAKSANAAN................................................ 16


3.1 Tahap Pendampingan Umum...................................................... 16
3.2 Tahap Pendampingan Intensif.................................................... 16
3.3 Rancangan Evaluasi.................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................18


4.1 Hasil…………………………………………………………….18
4.2 Pembahasan…………………………………………………….23

BAB V PENUTUP………………………………………………………….26
5.1 Kesimpulan……………………………………………………..26
5.2 Saran……………………………………………………………26

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………27

LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Satuan atau program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah layanan PAUD
yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD sejenis (SPS). Untuk menjamin mutu pendidikan
anak usia dini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini. Standar PAUD terdiri atas: (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak, (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (3) Standar Penilaian, (4) Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarana, (6) Standar Pengelolaan, dan
(7) Standar Pembiayaan. Selain itu, sejak tahun pelajaran 2015/2016 pemerintah telah
menerapkan Kurikulum PAUD 2013.
Struktur Kurikulum PAUD 2013 merupakan pengorganisasian muatan kurikulum,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan lama belajar. Berdasarkan Kurikulum PAUD
2013, untuk merencanakan pembelajaran satuan PAUD menyusun program semester,
rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan, dan rencana pelaksanan pembelajaran
harian. Demikian pula TK sebagai bagian dari PAUD diharapkan telah melaksanakan
Kurikulum PAUD 2013 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi pada pertengahan Maret 2015 di TK Negeri Pembina
Singaraja diketahui bahwa guru telah menerapkan Kurikulum PAUD 2013. Menurut
informasi dari salah satu guru TK Negeri Pembina Singaraja, Ibu Putu Sumpeni, S.Pd.,
sebelum menerapkan kurikulum baru beberapa guru telah diberikan pelatiahan. Guru
yang telah menerima pelatihan ditugaskan untuk mengimbaskan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh kepada guru-guru lai yang tidak ikut pelatihan.
Permasalahan yang muncul adalah tidak semua guru TK mengerti tentang Kurikulum
PAUD 2013.
Hasil wawancara dengan Kepala TK Negeri Singaraja pada akhir Maret 2015, Ibu
Luh Sukraningsih, S.Pd. menunjukkan bahwa dalam penerapan Kurikulum PAUD 2013,

1
banyak guru TK yang belum memiliki pengetahuan dan keteramplan dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran seperti membuat program semesteran, rencana
pelaksanaan pembelajaran mingguan, dan rencana pelaksanan pembelajaran harian.
Demikian pula keadaan yang sama terjadi di TK Ceria Asih Singaraja. Dari empat guru
yang ada di TK Ceria Asih Singaraja, baru satu orang yang pernah mengikuti pelatihan
tentang kurikulum PAUD 2013. Secara umum para guru TK di TK Negeri Pembina
Singaraja dan TK Ceria Asih Singaraja belum memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
Kurikulum PAUD 2013.
Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh guru TK di kedua TK tersebut adalah
kesulitan mengintegrasikan strategi pendidikan karakter dalam perangkat pembelajaran
yang mereka kembangkan. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para guru
TK pada kedua TK tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan P2M dalam bentuk
pendampingan pembuatan perangkat pembelajaran berbasis karakter berdasarkan
Kurikulum PAUD 2013.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) ini merupakan
tindak lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Pendidikan Nonformal
dan Informal Lembaga Penelitian Undiksha tahun 2015. Secara lebih jelas, peta jalan
kegiatan P2M dapat digambarkan pada Gambar 1.1

Tahun 2015 Tahun 2016


Penelitian dengan judul: P2M dengan judul:
Strategi Guru Taman Kanak- Pendampingan Pembuatan
kanak Menerapkan Perangkat Pembelajaran
Pendidikan Karakter (Studi Berbasis Karakter
pada Sekolah Taman Kanak- Berdasarkan Kurikulum
kanak di Kabupaten Buleleng PAUD 2013 bagi Guru TK
Negeri Pembina dan TK
Ceria Asih Singaraja

Gambar 1.1 Peta Jalan Pengabdian kepada Masyarakat

2
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang berhasil
diidentifikasi yang terjadi pada guru TK Negeri Pembina Singaraja dan TK Ceria Asih
Singaraja adalah sebagai berikut.
1. Dalam kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan
Kurikulum 2013 PAUD, belum semua guru memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan kegiatan tersebut .
2. Kesulitan lain yang dihadapi oleh para guru TK adalah mereka belum memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk mengintegrasikan strategi penerapan
pendidikan karakter dalam perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

1.2.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka secara umum masalah
yang dapat dirumuskan adalah “Perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
guru TK Negeri Pembina dan TK Ceria Asih Singaraja dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran berbasis karakter berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD”.

1.3 Tujuan Kegiatan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan
P2M ini adalah “ meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru TK Negeri Pembina
dan TK Ceria Asih Singaraja dalam mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis
karakter berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD”.

1.4 Manfaat Kegiatan


Manfaat yang ingin diperoleh melalui pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru TK Negeri Pembina dan
TK Ceria Asih tentang tata cara pengembangan perangkat pembelajaran
berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD.

3
2. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru TK Negeri Pembina dan
TK Ceria Asih Singaraja mengintegrasikan strategi pendidikan karakter dalam
perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Karakter


Strategi, dapat dimaknai dalam kaitannya dengan kurikulum, strategi dimaknai
sebagai model, tokoh, serta strategi dalam kaitannya dengan metodologi. Dalam
kaitannya dengan kurikulum, strategi yang umum dilaksanakan adalah mengintegrasikan
pendidikan karakter dalam bahan ajar. Artinya, tidak membuat kurikulum pendidikan
karakter tersendiri. Strategi terkait dengan adanya model tokoh yang sering dilakukan di
negara-negara maju adalah bahwa seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
(Kepala Sekolah, seluruh guru, dan seluruh tenaga Bimbingan dan Konseling serta
seluruh tenaga adminitrasi di sekolah harus mampu menjadi model teladan yang baik.
Dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum diimplementasikan
pada pelaksanaan pendidikan karakter di negara-negara Barat antara lain adalah strategi
pemanduan (cheerleading), pujian dan hadiah (praise-and-reward), definisikan dan
latihkan (define-and-drill), penegakan disiplin (forced-formality), dan juga perangai
bulan ini (traits of the month).
Dalam strategi cheerleading setiap bulan ditempel poster-poster, dipasang
spanduk-spanduk, serta ditempel di papan khusus buletin, papan pengumuman tentang
berbagai nilai kebijakan yang selalu berganti-ganti. Juga dimungkinkan penempelan
poster, pemasangan spanduk atau pemasangan baliho misalnya, dalam sajian malam
kesenian, tontonan panggung di udara terbuka (opened air) yang bersponsor, yang
dipenuhi dengan slogan-slogan atau moto tentang karakter atau nilai.
Strategi pujian dan hadiah berlandaskan pada pemikiran yang positif (positive
thinking), dan menerapkan penguatan positif (positive reinforcement). Strategi ini justru
ingin menunjukkan anak yang sedang berbuat baik (catching student being good).
Sayangnya strategi semacam ini tidak dapat berlangsung lama, karena jika semula yang
terpilih adalah benar-benar anak yang tulus ingin berbuat baik, kemudian mendapat
pujian dan hadiah, pada perkembnagan selanjutnya banyak anak yang sengaja ingin
terpilih berbuat baik semata-mata karena ingin mendapatkan pujian dan hadiah.

5
Strategi define-and-drill meminta para siswa untuk mengingat-ingat sederet nilai
kebaikan dan mendefenisikannya. Setiap siswa mencoba mengingat-ingat apa definisi
atau makna nilai tersebut sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya dan terkait
dengan keputusan moralnya.
Srategi forced formality pada prinsipnya ingin menegakkan disiplin dan
melakukan pembiasaan (habituasi) kepada siswa untuk secara rutin melakukan sesuatu
yang bernilai moral. Misalnya mengucapkan salam kepada guru, kepala sekolah, pegawai
sekolah, bahkan kepada sesama teman yang dijumpai. Di Indonesia ada sekolah swasta
Islam yang memiliki slogan yang merupakan kewajiban bila bertemu guru yang disebut
4-S, yakni senyum, sapa, salam, salim (tersenyum, menyapa, berjabat tangan, dan
mencium tangan). Di negara-negara Barat dibiasakan seorang anak berkata, ya pak, ya
bu (yes sir, yes ma’am) untuk afirmasi atau no ma’am, no sir, untuk negasi, serta
dibiasakan berbaris satu-satu saat masuk kelas, tidak berjalan bergerombol di jalanan, dan
sebagainya.
Strategi traits of the month pada hakikatnya menyerupai strategi cheerleading,
tetapi tidak hanya mengandalakan poster-poster, spanduk, juga menggunakan segala
sesuatu terkait dengan pendidikan karakter, misalnya pelatihan, introduksi, oleh guru
dalam kelas, sambutan Kepala Sekolah pada upacara, dan sebagainya, yang difokuskan
pada penguatan perangai tunggal yang telah disepakati. Model ini banyak dikritik karena
pada hakikatnya setiap nilai karakter tidak pernah berdiri sendiri, tetapi amat terkait
dengan implementasi nilai karakter yang lain.
Strategi yang lain dan amat banyak dipraktikkan di negara-negara maju adalah
keaktifan guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik karakter. Namun hal ini
mempersyaratkan setiap guru BK adalah seorang guru psikolog yang tidak sekedar
psikolog biasa, tetapi juga benar-benar seorang model hidup, uswatun hasanah yang
dapat dicontoh oleh setiap siswa segala tindak tanduknya, bertindak sebagai seorang
pamong pengganti orang tua di sekolah, menyayangi anak-anak tanpa pernah
membedakan, dan dapat dekat dengan setiap anak karena memang ia kompeten dalam
bidangnya.
Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011) dalam kaitan
pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan dalam kaitan pengembangan diri,
menyarankan empat hal yang meliputi:

6
1. Kegiatan Rutin
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secara terus-menerus dan
konsisten setiap saat. Misalnya upacara bendera setiap hari Senin, salam dan salim di
depan pintu gerbang sekolah, piket kelas, salat berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah
jam pelajaran berakhir, berbaris saat masuk kelas, dan sebagainya.
2. Kegiatan Spontan
Bersifat spontan, saat itu juga, pada waktu tejadi keadaan tertentu, misalnya
mengumpulkan sumbangan kepada korban bencana alam, mengunjungi teman yang sakit
atau sedang tertimpa musibah, dan lain-lain.
3. Keteladanan
Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan sikap
guru dan tenaga kependidikan di sekolah, bahkan perilaku seluruh warga sekolah yang
dewasa lainnya sebagai model, termasuk misalnya petugas kantin, satpam sekolah,
penjaga sekolah dan sebagainya. Dalam hal ini akan dicontoh oleh siswa misalnya
kerapian baju para pengajar, guru BK dan kepala sekolah, kebiasaan para warga sekolah
untuk disiplin, tidak merokok,tertib dan teratur, tidak pernah terlambat masuk sekolah,
saling peduli kasih sayang, perilaku yang sopan santun, jujur, dan biasa bekerja keras.
4. Pengkondisian
Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter,
misalnya kondisi meja guru dan kepala sekolah yang rapi, kondisi toilet yang bersih,
disediakan tempat sampah yang cukup, halaman sekolah yang hijau penuh dengan
pepohonan, tidak ada puntung rokok di sekolah.
Sementara itu dalam kegiatan ekstrakurikuler apa saja, bergantung pada kekhasan
jenis dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler tersebut, selalu ada nilai-nilai karakter yang
dikembangkan. Dalam kegiatan tim olah raga maka nilai sportivitas, mengikuti aturan
main, kerja sama, keriangan, keberanian, dan kekompakan selalu muncul. Dalam klub
Kelompok Ilmiah Remaja dipupuk jiwa kuriositas (kepenasaranan intelektual), kreatif,
kritis, inovatif, dalam klub Palang Merah Remaja dipupuk nilai kepedulian sosial, empati,
dan keberanian, dan sebagainya.
Dalam kegiatan ektrakurikuler Pramuka nilai-nilai karakter yang dapat
dikembangkan antara lain:

7
a. Melalui kegiatan luar ruang (outdoor activity) akan terbentuk karakter keberanian,
kerja sama, patriotisme, memahami dan menghargai alam, salaing menolong, melatih
pertolongan menghadapi bencana, dengan demikian juga memupuk sikap peduli dan
empati. Sementara itu perkemahan di alam bebas, berdasarakan pengetahuan tentang
angin, cuaca, flora dan fauna memupuk kuriositas dan sikap perjuangan untuk
bertahan hidup. Kegiatan api unggun dalam perkemahan memupuk kebersamaan
dalam menghargai seni dan budaya.
b. Kegiatan dalam ruang (indoor activity) difokouskan pada pembentukan jiwa
kepemimpinan, manajemen, dan memupuk jiwa kewirausahaan.
c. Bernyanyi dan bertepuk tangan baik di dalam maupun di luar ruang meningkatkan
keriangan (joyfulness) dan semangat kehidupan yang dinamis.

Dalam pada itu, terkait metodologi yang sesuai untuk pendidikan karakter,
Lickona (1996) menyarankan agar pendidikan karakter berlangsung efektif maka guru
dapat mengusahakan implementasi bebagai metode seperti bercerita tentang berbagai
kisah, cerita atau dongeng yang sesuai, menugasi siswa membaca literatur, melaksanakan
studi kasus, bermain peran, diskusi, debat tentang moral dan juga penerapan
pembelajaran kooperatif. Pada prisipnya guru dan seluruh warga sekolah tidak dapat
mengelak dan berkewajiban untuk selalu mengajarkan nilai-nilai yang baik yang
seharusnya dilakukan, serta nilai-nuilai yang buruk yang seharusnya dicegah dan tidak
dilakukan pada setiap program sekolah. Dalam kesempatan ini disinggung serba-sedikit
berbagai jenis metode yang disampaikan Lickona di depan.
Hal yang perlu diingat bahwa penggunaan berbagai metode pembelajaran di
bawah ini tentu akan lebih leluasa pada mata pelajaran yang mengandung intructional
effect maupun nurturant effect yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Sedangkan mata pelajaran yang lain yang hanya berdampak nurturant
effect pengguna metode pembelajaraan disesuaikan dengan bahan ajar. Sejumlah metode
pembelajaran berikut ini berasal dari best practices di negara-negara maju, khususnya di
Amerika Serikat, tetapi tentu saja guru secara leluasa boleh menggunakan metode yang
lain. Yang penting nilai-nilai karakter yang akan dibelajarkan dapat disampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

8
Kajian tentang pendidikan karakter sering disebut dengan pendidikan budi pekerti
atau pendidikan nilai-nilai atau pendidikan moral, telah banyak dikaji oleh para ahli
dalam bidang pendidikan dan psikologi di seluruh dunia. Pelaksanaan pendidikan
karakter sangat penting karena hampir seluruh masyarakat di dunia, termasuk di
Indonesia, kini sedang mengalami bermacam-macam masalah moral atau krisis moral.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pendidikan harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri yakni isi
kurikulum,proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan
sarana prasarana, pembiayaan, etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah (Zuchdi,
dkk., 2014).
Ada dua tujuan pendidikan karakter, yaitu kebijakan dan kebaikan. Pendidikan
tentang kebaikan merupakan dasar demokrasi. Pendidikan karakter perlu diefektifkan
karena adanya kecenderungan perilaku menyimpang dari peserta didik. Memperhatikan
adanya gejala-gejala negatif tersebut, nilai-nilai apakah yang perlu diajarkan? Dua buah
nilai moral utama adalah ”respect and responsibility” (rasa hormat dan tanggung jawab).
Di samping itu ada sejumlah nilai yang diajarkan, antara lain: “honesty (kejujuran),
fairness (keterbukaan), tolerance (toleransi), prudence (kehati-hatian), self-discipline
(disiplin diri), helpfulness (membantu dengan tulus), compassion (rasa terharu),
cooperation (bekerjasama), courage (keteguhan hati), and host of democratic values”
(Lickona, 1996:43).
Apakah syarat-syarat karakter yang baik? Karakter, berkaitan dengan
pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas
pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan berbuat kebaikan, atau
kebiasaan pikiran, kebiasaan perasaan dalam hati, dan kebiasaan berperilaku yang baik.
Ketiga hal inilah yang menentukan kehidupan bermoral.
Dalam komponen “moral knowing” (pengetahuan moral) terdapat enam aspek,
yaitu (1) kesadaran moral (kesadaran hati nurani). (2) Knowing moral values
(pengetahuan nilai-nilai moral), terdiri atas rasa hormat tentang kehidupan dan
kebebasan, tanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keterbukaan, toleransi,
kesopanan, disiplin diri, integritas, kebaikan, perasaan kasihan, dan keteguhan hati. (3)
Perspective- taking (kemampuan untuk memberi pandangan kepada orang lain, melihat

9
situasi seperti apa adanya, membayangkan bagaimana dia seharusnya berpikir, bereaksi,
dan merasakan). (4) Moral reasoning (pertimbangan moral) adalah pemahaman tentang
apa yang dimaksud dengan bermoral dan mengapa kita harus bermoral. (5) Decision-
making (pengambilan keputusan) adalah kemampuan mengambil keputusan dalam
menghadapi masalah-masalah moral. (6) Self-knowledge (kemampuan untuk mengenal
atau memahami diri sendiri), dan hal ini paling sulit untuk dicapai, tetapi hal ini perlu
untuk pengembangan moral.
Dalam komponen ”moral feeling” (perasaan moral), terdapat enam aspek penting,
yaitu (1) conscience (kata hati atau hati nurani), yang memiliki dua sisi, yakni sisi
kognitif (pengetahuan tentang apa yang benar) dan sisi emosi (perasaan wajib berbuat
kebenaran). (2) Self-esteem (harga diri), dan jika kita mengukur harga diri sendiri berarti
menilai diri sendiri; jika menilaia diri sendiri berarti merasa hormat terhadap diri sendiri.
(3) Empathy (kemampuan untuk mengidentifikasi diri dengan orang lain, atau seolah-
olah mengalami sendiri apa yang dialami oleh orang lain dan dilakukan orang lain). (4)
Loving the good (cinta pada kebaikan); ini merupakan bentuk tertinggi dari karakter,
termasuk menjadi tertarik dengan kebaikan yang sejati. Jika orang cinta pada kebaikan,
maka mereka akan berbuat baik dan memiliki moralitas. (5) Self-control (kemampuan
untuk mengendalikan diri sendiri), dan berfungsi untuk mengekang kesenangan diri
sendiri. (6) Humility (kerendahan hati), yaitu kebaikan moral yang kadang-kadang
dilupakan atau diabaikan, pada hal ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik.

Dalam komponen ”moral action” (perilaku moral), terdapat tiga aspek penting,
(1) competence (kompetensi moral), yaitu kemampuan untuk menggunakan
pertimbangan-pertimbangan moral dalam berperilaku moral yang efektif; (2) will
(kemauan), yakni pilihan yang benar dalam situasi moral tertentu, biasanya merupakan
hal yang sulit; (3) habit (kebiasaan), yakni suatu kebiasaan untuk bertindak secara baik
dan benar.

Bagaimanakah strategi kita untuk mengajarkan ”respect and responsibility” (rasa


hormat dan tanggung jawab) yang merupakan nilai-nilai moral utama? Licknona (1991)
mengemukakan suatu konsep tentang ”a comprehensive approach to moral values and
character education”. Dalam konsep tersebut terkandung ide-ide yang komprehensif
mengenai pendidikan karakter, sebagi berikut.

10
1. Pada umumnya pendidikan karakter mempunyai dua tujuan utama, yaitu membantu
peserta didik menjadi bijak (smart) dan membantu mereka menjadi orang yang baik.
Baik, dalam arti nilai-nilai moral yang seimbang, yakni nilai-nilai yang dapat
memperkokoh martabat manusia dan mengembangkan kebaikan individu dan
masyarakat. Dua nilai-nilai moral universal yang merupakan nilai-nilai inti dalam
masyarakat umum dan yang secara moral dapat diajarkan adalah rasa hormat dan
tanggung jawab.

2. Sekolah sebagai lembaga sosial diharapkan dapat membentuk karakter dengan


menggunakan strategi pendekatan komprehensif, yang meliputi semua pendekatan
terhadap pendidikan nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan sekolah untuk
mencapai pengembangan karakter. Pendekatan tersebut meliputi 12 strategi di dalam
kelas dan di luar kelas. Yang termasuk pendekatan komprehensif di dalam kelas
adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan kegiatan pendidik (guru), antara lain
sebagai berikut. (1) Aktivitas guru sebagai pemberi rasa hormat dan cinta, sebagai
model dan sebagai mentor yang memeprlakukan peserta didik dengan cinta dan rasa
hormat , menjadi contoh yang baik, menunjukkan perilaku yang prososial, dan
berperilaku hati-hati dan cermat. (2) Menciptakan suatu masyarakat yang bermoral
di dalam kelas, membantu peserta didik untuk saling mengenal satu sama lainnya,
rasa hormat dan penuh perhatian antara yang satu dengan yang lainnya, dan
merasakan nilai anggota di dalam kelompok. (3) Praktikkan atau terapkan disiplin
moral, ciptakan dan laksanakan aturan-aturan sebagai kesempatan untuk memacu
pemikiran moral, laksanakan pengendalian diri, dan menggeneralisasi perhatian dan
hormat kepada orang lain. (4) Ciptakan lingkungan kelas yang demokratis, libatkan
peserta didik dalam pengambilan keputusan dan berikan tanggung jawab untuk
membuat kelas sebagai tempat yang baik untuk belajar. (5) Ajarkan nilai-nilai
melalui kurikulum, gunakan subjek akademik sebagai wahana untuk menguji isu-isu
kesusilaan (etika). (6) Gunakan cara belajar kooperatip untuk mengajar peserta didik
tentang karakter dan keterampilan-keterampilan untuk saling membantu dan
bekerjasama. (7) Kembangkan kesadaran tentang keahlian keterampilan dengan
memacu tanggung jawab akademik pada para peserta didik dan kembangkan rasa
hormat mereka terhadap nilai dari belajar dan bekerja. (8) Bangkitkan refleksi moral
mereka melalui membaca, menulis, berdiskusi, latihan pengambilan keputusan, dan

11
berdebat dalam diskusi. (9) Ajarkan cara-cara pemecahan konflik, dengan demikian
peserta didik akan memiliki kemampuan dan komitmen untuk memecahkan konflik-
konflik secara terbuka dan jujur, dan tidak dengan kekerasan. (10) Pendekatan
komprehensif yang berkenaan dengan aktivitas-aktivitas sekolah harus diarahkan
kepada kegiatan untuk belajar membaca lebih giat, pemeliharaan kondisi kelas
dengan menggunakan model-model dan kesempatan-kesempatan bagi pelayanan
sekolah dan masyarakat untuk membantu peserta didik untuk belajar memperhatikan
serta memelihara suasana kelas. (11) Ciptakan budaya moral positif di sekolah,
kembangkan seluruh lingkungan sekolah (melalui kepemimpinan kepala sekolah),
memperluas disiplin sekolah, memperluas rasa kemasyarakatan di sekolah, ciptakan
organisasi yang demokratis, ciptakan suasana bermoral di antara kelompok orang
dewasa, dan sediakan waktu untuk memperlihatkan perilaku moral. (12) Ajaklah
orang tua dan anggota masyarakat sebagai partner dalam pendidikan nilai-nilai,
dukung orang tua sebagai pendidik moral pertama dan utama bagi anak-anaknya,
doronglah orang tua untuk mendukung sekolah dalam melakuan usaha-usaha untuk
memacu meningkatkan nilai-nilai yang baik, dan gunakan bantuan masyarakat
(seperti pemuka-pemuka agama, kalangan pengusaha, dan media massa) dalam
mengembangkan nilai-nilai yang akan diajarkan di sekolah.

2.2 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Kuriklum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas tujuh komponen, yaitu: (1)
Kerangka Dasar Kurikulum, (2) Struktur Kurikulum, (3) Pedoman Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak, (4) Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (5)
Pedoman Pembelajaran, (6) Pedoman Penilaian, dan (7) Buku-buku Panduan Pendidik.
Kurikulum 2013 PAUD mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Kerangka dasar kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis,
teoretis, dan yuridis sesuai dengan standar nasional pendidikan. Struktur kurikulum
merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
lama belajar. Pedoman deteksi dini tumbuh kembang anak berisi strategi untuk
menemukan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pedoman
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat acuan untuk membantu
pendidik dalam mengembangkan kurikulum operasional yang kontekstual. Strategi-

12
strategi kegiatan pembelajaran yang harus dipahami dan diterapkan oleh pendidik
dituangkan dalam pedoman pembelajaran. Pedoman penilaian memuat acuan untuk
melakukan penilaian terhadap proses dan hasil kegiatan anak. Buku-buku panduan
pendidik berisi panduan operasional pembelajaran di satuan/program PAUD.
Dalam Kurikulum PAUD 2013 terdapat Kompetensi Inti. Kompetensi Inti PAUD
merupakan gambaran pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan anak akhir
layanan PAUD usia enam tahun yang dilakukan secara terpadu dalam bentuk: (1)
Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), (2) Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2), (3)
Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3), dan (4) Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4).
Setelah Kompetensi Inti, selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa Kompetensi Dasar.
Komptensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran,
tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar dijabarkan lebih lanjut dalam indikator pencapaian perkembangan
anak.
Struktur kurikulum PAUD memuat program-program pengembangan yang
mencakup nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan
seni. Kurikulum 2013 PAUD bertujuan untuk mendorong berkembangnya potensi anak
agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya.
Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD adalah (1) mengoptimalkan perkembangan
anak yang meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, dan seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, (2) menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik
dalam pemberian rangsangan pendidikan, (3) menggunakan penilaian autentik dalam
memantau perkembangan anak, dan (4) memberdayakan peran orang tua dalam proses
pembelajaran.

2.3 Karakteristik Taman Kanak-Kanak


Pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada
jalur formal pendidikan anak usia dini yang bertujuan membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai
agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk
siap memasuki sekolah dasar (Pasal 8 ayat 3 UU RI Nomor 20 tahun 2003). Dalam

13
menuju kedewasaan setiap anak didik TK memerlukan kesempatan untuk
mengembangkan diri dengan ditunjang berbagai fasilitas, sarana dan prasarana
pendukungnya seperti alat peraga/alat permainan, perabot kelas, ruang kelas/ruang
bermain, guru, program-program pengembangan yang memadai serta suasana pendidikan
yang menunjang.
Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar.
Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program Taman Kanak-Kanak
didasarkan atas prinsip-prinsip: (1) berorientasi pada kebutuhan anak, (2) sesuai dengan
perkembangan anak, (3) sesuai dengan keunikan setiap individu, (4) kegiatan belajar
dilakukan melalui bermain, (5) anak belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari sederhana
ke yang kompleks, dar gerakan ke vrbal, dan dari diri sendiri ke sosial, (6) anak sebagai
pembelajar aktif, (7) anak belajar melalui interaksi sosial, (8) menyediakan lingkungan
yang mendukung proses belajar,(9) merangsang munculnya kreativitas dan inovatif, (10)
mengembangkan kecakapan hidup anak, (11) menggunakan berbagai sumber dan media
belajar yang ada di lingkungan sekitar, (12) anak belajar sesuai dengan kondisi sosial
budayanya, (13) melibatkan peran serta orang tua yang bekerja sama dengan para
pendidik di lembaga PAUD, dan (14) stimulasi pendidikan berifat menyeluruh yang
mencakup semua aspek perkembangan (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini, 2011).
Dalam menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6
tahun perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-prinsip
penyelenggaraan TK meliputi: (1) ketersediaan, (2) transisional, (3) kerjasama, (4)
kekeluargaan, (5) keberlanjutan, dan (6) pembinaan berjenjang.
Fungsi pendidikan TK adalah membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh
potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai
dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
selanjutnya. Untuk mencapai fungsi tersebut, maka program pembelajaran di TK
mencakup bidang Pengembangan Perilaku dan Pengembangan Kemampuan Dasar yang

14
dilaksanakan melalui kegiatan bermain bertahap, berkesinambungan dan bersifat
pembiasaan. Pembelajaran di TK dilakukan secara aktif dialogis dan kritis melalui
pendekatan tematik dan terintegrasi serta mengacu pada karakteristik program
pembelajaran.

15
BAB III

METODE PELAKSANAAN

P2M ini akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan yang terdiri dari dua
tahap yaitu: tahap pertama, pendampingan umum terhadap 24 orang guru TK Negeri
Pembina dan TK Ceria Asih Singaraja tentang pengembangan perangkat pembelajaran
berbasis karakter berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD, serta tahap kedua,
pendampingan secara intensif kepada enam kelompok guru TK untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran dengan tema dan subtema yang berbeda.
Pelaksanaan masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut.

3.1 Tahap Pendampingan Umum Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut.
a. Merencanakan waktu dan tempat pendampingan bekerja sama dengan Kepala TK
Negeri Pembina, Kepala TK Ceria Asih, dan Kepala UPP Kecamatan Buleleng.
b. Pelatihan umum tentang pengembangan perangkat berbasis karakter berdasarkan
Kurikulum 2013 PAUD.
c. Diskusi dan tanya jawab tentang pengembangan perangkat pembelajaran antara tim
P2M dan peserta.
d. Pembentukan enam kolompok guru TK dan tiap kelompok diberi tugas
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan tema dan sub tema yang berbeda.
e. Praktik pembuatan perangkat pembelajaran secara berkelompok dibimbing oleh Tim
P2M.

3.2 Tahap Pendampingan Intensif Pengembangan Perangkat Pembelajaran


a. Tahap pendampingan intensif pengembangan perangkat pembelajaran selama tiga
bulan pada enam kelompok. Setiap bulan tim akan mendampingi sebanyak dua kali,
sehingga jumlah pertemuan pendampingan intensif di TK mitra P2M adalah enam kali
b. Tim P2M melakukan pemantauan dan pembimbingan kepada para guru TK pada TK
masing-masing tentang pengembangan perangkat pembelajaran.
c. Tim P2M menilai produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru TK.

16
3.3 RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi dilakukan terkait dengan kualitas perangkat pembelajaran yang
dihasilkan oleh para guru peserta P2M. Perangkat pembelajaran yang dirancang oleh para
guru TK adalah program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan, dan
rencana pelaksanan pembelajaran harian. Pada akhir pendampingan secara intensif, setiap
kelompok diminta untuk menyerahkan produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan
untuk dinilai. Instrumen yang digunakan untuk menilai produk perangkat pembelajaran
adalah lembar penilaian produk. Lembar Penilaian Produk I untuk menilai program
semester, Lembar Penilaian Produk II untuk menilai rencana pelaksanaan pembelajaran
mingguan, dan Lembar Penilaian Produk III untuk menilai rencana pelaksanaan
pembelajaran harian.
Kegiatan P2M ini, direncanakan dilakukan selama 6 bulan. Rencana dan jadwal
kerja yang akan dilakukan adalah seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan P2M


No Kegiatan Bln Bln Bln Bln Bln Bln
i ii iii iv v vi

1 Menyiapkan materi pendampingan


2 Pelaksanaan pendampingan secara
umum
3 Kegiatan pendampingan secara intensif
4 Penyusunan draf. laporan P2M
5 Seminar hasil P2M
6 Penyusunan laporan
7 Kirim laporan

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Kegiatan pendampingan umum dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 April 2016 di
Aula TK Negeri Pembina Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Para
guru TK di Kecamatan Buleleng yang hadir berjumlah 24 orang. Undangan yang hadir
terdiri atas dua orang pengawas dan Ketua Unit Pelaksana Pendidikan (UPP) Kecamatan
Buleleng. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dibuka oleh Ketua UPP Kecamatan
Buleleng, Wayan Duduk, S.Pd..

Gambar 4.1 Tim P2M Memberikan Materi dalam Pendampingan Umum

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah perangkat pembelajaran berupa
program semester, rencana pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran mingguan, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian.

18
Gambar 4.2 Peserta Bekerja Kelompok dalam Pendampingan Umum

Kegiatan Pendampingan Umum dilaksanakan dalam waktu satu hari. Materi yang
diberikan adalah pembuatan perangkat pembelajaran sesuai kurikulum PAUD 2013
berbasis karakter. Para guru TK diberi contoh cara pembuatan perangkat pembelajaran.
Selanjutnya setiap kelompok mengerjakan perangkat pembelajaran dengan tema yang
berbeda.

Gambar 4.3 Guru Mendiskusikan Perangkat Pembelajaran yang Dikerjakan

19
Dalam Pendampingan Umum ditentukan enam kelompok untuk selanjutnya
didampingi secara intensif dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Keenam
kelompok tersebut terdiri atas lima kelompok dari TK Negeri Pembina Singaraja dan satu
kelompok dari TK Ceria Asih Singaraja. Kelima tim P2M secara bergantian
mendampingi para guru TK mengembangkan perangkat pembelajaran di TK masing-
masing.

Gambar 4.4 Anggota Tim P2M Berkunjung ke TK Mitra


untuk Pendampingan

Produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para peserta P2M dinilai dengan
menggunakan format penilaian N1, N2, dan N3 sebagai berikut.

LEMBAR PENILAIAN PROGRAM SEMESTER (N1)

Nama Guru : ……………………………………….

Tempat Tugas : ……………………………………….

Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai 1, 2, 3, 4, atau 5 sesuai penilaian Ibu/Bapak!

Nilai
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Identitas Program dan Perumusan Tema dan Subtema xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
a. Kelengkapan Identitas Program Semester
b. Kejelasan dan kelengkapan cakupan rumusan tema dan
subtema
2 Kompetensi Dasar
a. Ketepatan Kompetensi Dasar yang Dipilih

20
b. Kesesuaian dengan Tema dan Subtema
3 Alokasi Waktu
a Kesesuaiannya dengan subtema dan kompetensi dasar
b Ketepatan alokasi waktu yang dirancang dalam satu semester
4 Pengetikan dan Tampilan Fisik Program
a. Ketepatan dan kerapian pengetikan
b. Kerapian dan keindahan tampilan fisik program semester

Jumlah Skor
Total Skor
Nilai N1 : (total skor) / 40 x 100 =

Singaraja, ……………………2016
Penilai,

…………………………………..
NIP ………………………………

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dinilai dengan menggunakan


lembar penilaian N2 sebagai berikut.

LEMBAR PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (N2)

Nama Guru : ……………………………………….

Tempat Tugas : ……………………………………….

Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai 1, 2, 3, 4, atau 5 sesuai penilaian Ibu/Bapak!

Nilai
No Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4 5
Kelengkapan identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
1
Mingguan
2 Kesesuaian subtema dan materi
3 Kejelasan rencana kegiatan
4 Variasi kegiatan pada rencana kegiatan
5 Kesesuaian materi dan rencana kegiatan
6 Ketepatan dan kerapian pengetikan
Jumlah Skor
Total Skor

21
Nilai N2 = (total skor)/30 x 100 =

Singaraja, ……………………2016
Penilai,

………………………………..
NIP ………………………………

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dinilai dengan menggunakan lembar


penilaian N3 sebagai berikut.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai 1 2 3 4 5
1 Kelengkapan materi xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx
2 Kejelasan materi
3 Kesesuaian alat dan bahan
4 Kejelasan kegiatan pembukaan
5 Kejelasan kegiatan inti
6 Kejelasan kegiatan recalling
7 Kejelasan kegiatan istirahat
8 Kejelasan kegiatan penutup
9 Kejelasan unsur karakter dalam RPPH
10 Kemenarikan proses pembelajaran
11 Pengetikan dan kerapian RPPH
Jumlah Skor
Total Skor
Nilai N2 = (total skor)/55 x 100 =

Nilai yang diperoleh dikonversikan ke Pedoman Konversi dengan Menggunakan


Pedoman Acuan Penilaian (PAP) Skala Lima.
Tabel 4.1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima
Tingkat Penguasaan Kriteria
(dalam %)
85-100 Sangat Baik
70-84 Baik
55-69 Cukup Baik
40-54 Kurang Baik

22
0-39 Sangat Kurang Baik

Berikut adalah hasil penilaian terhadap produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan
oleh para guru TK.

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran


No. Nama TK Nama Guru NILAI
PS RPPM RPPH

1 TK Negeri Pembina Luh Sumpeni, dkk 90 87 87


2 TK Ceria Asih Made Yulis Windayani, S,Pd.,dkk 87,5 80 85
3 TK Negeri Pembina Ida A K. Widiaksini, S.Pd. AUD, dkk 80 87 89
4 TK Negeri Pembina Komang Sri Astini, S.Pd.AUD 82,5 93 91
5 TK Negeri Pembina Ni Made Rediarpi, S.Pd.AUD, dkk 85 83 87
6 TK Negeri Pembina Kadek Novi Artini, S.Pd., dkk 80 83 89
Jumlah 505 513 528
Rerata 84,16 85,50 88,00

Keterangan:
PS = Program Semester
RPPM = Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
RPPH = Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap
Program Semester 84,16; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) 85,50; dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 88,00.

4.2 Pembahasan
Pada lembar penilaian Program Semester (lembar penilaian N1) terdapat delapan aspek
pokok yang dinilai, yaitu: (1) kelengkapan identitas program semester, (2) kejelasan dan
kelengkapan cakupan rumusan tema dan subtema, (3) ketepatan kompetensi dasar yang dipilih,
(4) kesesuaian kompetensi dasar dengan tema dan subtema, (5) kesesuaian alokasi waktu
dengan subtema dan kompetensi dasar, (6) ketepatan alokasi waktu yang dirancang dalam satu
semester, (7) ketepatan dan kerapian pengetikan, dan (8) kerapian dan keindahan tampilan fisik

23
program semester. Di antara delapan aspek penilaian tersebut, ada tiga aspek yang secara
umum berkriteria baik. Ketiga aspek tersebut adalah aspek kejelasan dan kelengkapan cakupan
rumusan tema dan subtema, kesesuaian kompetensi dasar dengan tema dan subtema, dan
ketepatan alokasi waktu yang dirancang dalam satu semester.
Perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
dinilai dengan lembar penilaian N2. Lembar penilaian ini terdiri atas enam indikator, yakni (1)
kelengkapan identitas RPPM, (2) kesesuaian subtema dan materi, (3) kejelasan rencana
kegiatan, (4) variasi kegiatan pada rencana kegiatan, (5) kesesuaian materi dan rencana
kegiatan, dan (6) ketepatan dan kerapian pengetikan. Berdasarkan penilaian terhadap RPPM
yang dibuat oleh enam kelompok, tiga kelompok mendapatkan nilai 85 ke atas (berkategori
sangat baik) dan tiga kelompok mendapat nilai kurang dari 85 (berkategori baik). Rata-rata
nilai produk perangkat pembelajaran RPPM adalah 85,5. Hal ini secara umum perangkat
pembelajaran RPPM yang dihasilkan oleh para guru TK Negeri Pembina Singaraja dan TK
Ceria Asih Singaraja berada pada kategori sangat baik. Aspek penilaian atau indikator yang
paling kelihatan kelemahannya adalah aspek keempat, yaitu variasi kegiatan pada rencana
kegiatan. Hal yang menyebabkan kelemahan pada indikator keempat adalah kebiasaan guru
dalam mengerjakan RPPM mencontoh karya yang sudah ada, sehingga tidak menuangkan
kreativitas atas prakarsa sendiri.
Selanjutnya adalah hasil penilaian terhadap perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Terdapat 11 indikator untuk menilai RPPH.
Kesebelas indikator tersebut terdiri atas (1) kelengkapan materi, (2) kejelasan materi, (3)
kesesuaian alat dan bahan, (4) kejelasan kegiatan pembukaan, (5) kejelasan kegiatan inti, (6)
kejelasan kegiatan recalling, (7) kejelasan kegiatan istirahat, (8) kejelasan kegiatan penutup, (9)
kejelasan unsur karakter dalam RPPH, (10) kemenarikan proses pembelajaran, dan (11)
pengetikan dan kerapian RPPH. Hasil penilaian RPPH menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan karena seluruh indikator telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Keenam
kelompok telah merancang RPPH dengan sangat baik. Rerata nilai RPPH yang dibuat oleh
keenam kelompok adalah 88,00. Tampaknya setiap kelompok bersaing secara positif untuk
mengerjakan RPPH sebaik mungkin, sehingga hasilnya berkategori sangat baik.
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa hasil penilaian Tim Pengabdian Kepada
Masyarakat, dari ketiga produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan dua berkriteria sangat
baik dan satu berkriteria baik. Secara umum ketiga jenis produk yang dihasilkan oleh keenam

24
kelompok memiliki nilai rerata 84,16 untuk Program Semester; 85,8 untuk RPPM, dan 88
untuk RPPH. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif hasil produk perangkat
pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru TK dalam kegiatan P2M berkriteria baik dan
sangat baik. Pembuatan Program Semester perlu ditingkatkan lagi agar dapat meraih kriteria
sangat baik.

25
BAB V
PENUTUP

Dalam bab penutup diuraikan dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran. Kedua hal
ini diuraikan secara berurutan sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan
Kegiatan P2M ini mencakup dua kegiatan pokok, yakni Pendampingan Umum
dan Pendampingan Intensif atau khusus. Kegiatan Pendampingan Umum diikuti oleh
para guru TK di Kota Singaraja yang berjumlah 24 orang. Kegiatan Pendampingan
Intensif difokuskan kepada enam kelompok guru TK yang meliputi lima kelompok guru
pada TK Negeri Pembina Singaraja dan satu kelompok guru TK Ceria Asih Singaraja.
Setiap kelompok terdiri atas empat orang anggota kelompok.
Berdasarkan hasil penilaian Tim P2M dapat diketahui bahwa hasil produk
perangkat pembelajaran berbasis karakter berdasarkan kurikulum 2013 PAUD berupa
Program Semester berkriteria baik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
berkriteria sangat baik, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian berkriteria sangat
baik. Rerata nilai perangkat pembelajaran Program Semester 84,16, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan 85,5, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian 88.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan P2M ini dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut. Pertama, kepada para guru TK disarankan agar terus berkreativitas untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis karakter berdasarkan Kurikulum 2-13
PAUD. Kedua, kepada kepala TK disarankan agar terus memberikan supervisi dan
motivasi agar guru TK selalu berinovasi dan melakukan kegiatan yang mengarah pada
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar anak melalui penyiapan perangkat
pembelajaran yang berkualitas. Ketiga, kepada pemerintah daerah, khususnya dinas
pendidikan agar memfasilitasi para guru TK dalam mengembangkan kreativitas, misalnya
memberikan bantuan dana, mengadakan diklat, lomba pembuatan perangkat
pembelajaran, dan berbagai kegiatan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan
profesionalisme guru TK.

26
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Petunjuk Teknis


Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2011. Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal.

Lickona, T. 1996. Eleven Principles of Effective Character Education. Journal of Moral


Education.1, 1996, pp.93-94.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 tentang
Pendirian Satuan Pendidikan Usia Dini.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tentang
Standar NasionalPendidikan Anak Usia Dini..
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Zuchdi, Darmiyati, Anik Ghufron, Kastam Syamsi, dan Muhsinatun Siasah Masruri.
2014. Pemetaan Impelmentasi Pendidikan Karakter di SD, SMP, dan SMS di
Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 1, Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai