Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL BELAJAR

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

OLEH

Nama : I Kadek Adi DarmaPutra

Nim : 1913061024

Absen : 20

Prodi / Semester : Ilmu Komunikasi Hindu / V

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI HINDU

FAKULTAS DHARMA DUTA

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

DENPASAR

2021
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Metode pengumpulan
data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan
data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,
tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang
kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam
kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral
dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang
sedang diteliti.
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan
mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengumpulan data?
2. Apa saja jenisteknik pengumpulan data?
PEMBAHASAN
1. Teknik pengumpulan data
Di dalam Metode Penelitian terdapat beberapa teknik, yaitu teknik penarikan sampel,
teknik pengumpulan data, teknik uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisa data. Dalam
tulisan ini, dipergunakan istilah teknik pengumpulan data, karena teknik merupakan bagian
dari metode dan di dalam teknik terdapat cara dan prosedur. Teknik Pengumpulan Data
(TPD) ditentukan oleh beberapa aspek, diantaranya: paradigma, pendekatan, metode, sifat
penelitian dan tujuan penelitian. Sebagai contoh, penelitian den paradigma positivisik dan
pendekatan kuantitatif serta h Survai, maka teknik pengumpulan data yang relatif sesuai adala
angket.
Penelitian Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif, maka tekrik pengumpulan data
yang relatif tepat adalah interview. Penelitian dengan metode Etnografi, maka teknik
pengumpulan data yang relatif sesuai adalah observasi partisipasi. Penelitian analisis teks
media (analisis semiotik, framing, wacana) dengan paradigma interpretif/konstruktivistik
lebih sesuai menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi, dan seterusnya.
Secara umum, teknik pengumpulan data dalam penelitian komunikasi, meliputi: kuesioner
(angket), interview (wawancara), observasi (pengamatan), Fbcused Group Discussion/FGD
(diskusi kelompok terpusat), dokumentasi, dan catatan pengalaman lapangan. Masingmasing
teknik memiliki jenis, kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam penelitian lapangan
(field research) ada kecenderungan menggunakan beberapa teknik. Penggunaan lebih dari
satu teknik dapat memiliki beberapa maksud, diantaranya: untuk melengkapi data yang tidak
dapat diperoleh melalui teknik lainnya: untuk menempatkan salah satu teknik sebagai
pengumpul data primer (utama) dan sekunder (penunjang) dan untuk mengidentifikasi
sumber data primer dan sekunder. Di dalam teknik pengumpulan data, terdapat beberapa
istilah yang perlu diperhatikan, yaitu teknik pengumpulan data, instrumenf alat pengumpulan
data, dan alat pendukung pencatat data.
Instrumen penelitian dalam pendekatan kualitatif tidak harus berupa pedoman (interview,
observasi), melainkan bisa peneliti itu sendiri. Dalam konteks ini peneliti merupakan
instrumen pokok. Hal ini didasarkan atas asumsi, bahwa peneliti mempunyai kedudukan
sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan dhta, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti sebagai instrumen pokok dalam penelitian
kualitatif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Responsif: terhadap lingkungan dan individu-individu yang menciptakan lingkungan.
b. Adaptif dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi pengumpulan data.
c. Integratif: menekankan keutuhan, memanfaatkan imajinasi dan kreativitas, dan
memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan. Peneliti memandang dirinya sendiri
dan kehidupannya sebagai sesuatu yang nyata, benar, dan mempunyai arti.
d. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, manusia sudah mempunyai
pengetahuan yang cukup sebagai bekal dalam mengadakan penelitian dan
memperluas kembali berdasarkan pengalaman praktisnya.
e. Memproses data secepatnya, manusia dapat memproses data secepatnya setelah
diperolehnya, menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya,
merurhuskan hipotesis kerja ketika di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu pada
respondennya.
f. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan, manusia
memiliki kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek
atau informan.
g. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan disinkratik,
manusia memiliki kemampuan untuk menggali informasi yang lain dari yang lain,
yang tidak direncanakan semula, yang tidak diduga sebelumnya, atau yang tidak
lazim terjadi,
Pemilihan dan penggunaan teknik pengumpulan data, juga ditentukan kebutuhan peneliti
untuk mendapatkan data yang diperlukan. selain itu juga disesuaikan dengan sumber daya
peneliti (dana, jangkauan, penguasaan secara teknis). Semakin banyak informan subyek
penelitian yang akan digali datanya dan semakin luas wilayah penelitiannya, maka semakin
besar dana yang dibutuhkan. Masalah semacam ini sangat mudah diatasi, dibanding masalah
yang muncul karena penguasaan teknis dalam pengumpulan data.
Masalah-masalah teknis dalam pengumpulan data, meliputi. Siapa dan apa yang menjadi
sumber data/informasi? Instrumen/alat apa yang perlu disiapkan untuk mengumpulkan data?
Alat perunjang apa saja yang perlu disiapkan untuk mengumpulkan/ menghimpun/
merekam/mencatat/ mendokumentasikan data? Bagaimana cara mencatat data/informasi yang
dikumpulkan? Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam mengumpulkan data? Data apa saja
yang perlu dikumpulkan? Bagaimana prosedur/cara pengumpulan datanya? Untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, jawabannya adalah latihan, latihan dan latihan. Penguasain dan
pemahaman teknik pengumpulan data tidak sebatas hafal dan mengetahui dari buku-buku
Metode Penelitian Komunikasi, tetapi lebih penting dari itu, bisa menerapkannya dalam
berbagai kegiatan penelitian. Sekecil apapun, sesederhana apapun penelitian yang dilakukan.
Apapun teknik pengumpulan data yang dipilih, pada saat mengumpulkan data, peneliti
tidak boleh lupa mencatat: hari, tanggal, pukul/jam, lokasi, nama informan/subyek
penelitian/partisipan dan catatan penting selama proses pengumpulan data serta informasi
yang diperolehnya. Selain catatan tersebut, tampilan peneliti juga perlu diperhatikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan peneliti, diantaranya;
a. berpakaian sederhana, rapi, tanpa make up berlebihan dan tanpa perhiasan
b. sikap rendah hati dan tidak terkesan menggurui
c. sikap hormat kepada responden/informan/subyek/partisipan
d. ramah dalam sikap dan ucapan (tetapi efisien, jangan terlal banyak berbasa-basi), dan
disertai dengan air muka yang |
e. e sikap yang penuh pengertian terhadap responden/informan! | subyek/partisipan
f. bersikapseolah-olah tiap responden/informan/subyek/partisips" yang dihadapi selalu
ramah dan menarik
g. sanggup menjadi pendengar yang baik
h. perhatian dan tidak disibukkan dengan aktifitas di luar pengumpulan data.

2. Jenis Teknik Pengumpulan Data


Berikut ini pasangan metode dan instrumen pengumpulan data
Jenis Metode
Jenis Instrumen
Angket
(questionnaire)
Angket, Check list (daftar cocok), Skala (scale), Inventori (inventory)
Wawancara
(interview)
Pedoman Wawancara (interview guide), Check List (daftar cocok
Pengamatan
(Observasi)
Lembar pengamatan (observation sheet), Panduan pengamatan, Panduan observasi
(observation schedule), Daftar cocok
Tes
Soal tes, inventori
Dokumentasi
Check list (daftar cocok)
1. Angket
Angket (self-administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Responden adalah orang yang memberikan
Keuntungan teknik angket adalah
a. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat di
kirimkan melalui pos.
b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.
c. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan
oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.

Kerugian teknik angket adalah:


a. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan relative
rendah.
b. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang bisa membaca dan
menulis.
Macam kuesioner berdasarkan atas cara menyusun pertanyaan
a. Pertanyaan terbuka (opened and items) Adalah suatu kuesioner
dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan
jawaban pilihan sehingga respoden dapat bebas/terbuka luas untuk
menjawabnya sesuai dengan pendapat pandangan dan
pengetahuannya. Contoh: Bagaimana pendapat saudara tentang
peredaran narkoba.
b. Pertanyaan tertutup (closed end items) Adalah suatu kusioner dimana
pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban
pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban
yang telah disediakan. Contoh: (Pilih salah satu dari jawaban yang
tersedia dengan memberikan tanda v didalam kurung) Untuk
mencegah beredarnya narkoba dimasyarakat
( ) : pengedar dijatuhi hukuman mati
( ) : pengedar dan pemakai dijatuhi hukuman seumur hidup
Dalam menyusun jawaban dalam kuesioner dengan pertanyaan tertutup ada beberapa
alternatif
1. Force coice: pilihan dengan 2 alternatif
Contoh : jawaban ( ) ya atau ( ) setuju
( ) tidak atau ( ) tidak setuju
2. Multiple choice: pilihan dengan lebih dari 2 alternatif
3. Contoh : jawaban ( ) ya
( ) tidak
( ) tidak berpendapat.[6]
2. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik wawancara
dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan
menulis, termasuk anak-anak,. Wawancara juga dapat dilakukan dengan telepon.
Keuntungan wawancara adalah:
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membeca dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan
pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-geri responden.
Kerugian wawancara adalah: Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar
untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data Wawancara hanya dapat
menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule. Sedangkan
catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan diebut sebagai pedoman
wawancara (interview guide).[7]
Jenis interview
Berdasarkan tersediannya interview guide dan jumlah interviwee dikenal:
a. Interview Terpimpin
Dikenal pula sebagai guided interview/ controlled interview/ structured interview dimana
interviewer:
1. Mempergunakan pedoman yang telah disiapkan dalam rangka tanya jawab
dengan suatu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya
2. Mengumpulkan data melalui Tanya jawab
3. Mempunyai data yang relevan dengan maksud penyelidikan yang telah
dipersiapkan dengan matang.
b. Interview tak terpimpin
Dikenal pula sebagai unguided interview/non detective interview dimana proses interview
tidak dikendalikan oleh satu pedoman yang telah disiapkan oleh interviewer sehingga
akan berubah menjadi semacam pembicaraan bebas (free talk).
c. Interview bebas terpimpin
Merupakan kombinasi antara interview terpimpin dan interview tak terpimpin.
d. Interview pribadi dan interview kelompok
Jenis interview ini didasarkan atas banyaknya interviewee. Interview pribadi
berwawancara dengan satu orang interviewee. Interview kelompok berwawancara dengan
lebih dari satu interviwee. Interview kelompok tidak berfungsi bila ada seorang dari
interviewee mengangkat dirinya sebagai pembicara.[8]
3. Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan di sini diartikan lebih sempit, yaitu
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengejukan
pertanyaan-pertanyaan.
Keuntungan observasi adalah:
a. Data yangdiperoleh adalah data yang segar dalam arti data yang dikumpulkan
diperoleh dari subjek pada saat terjadinya tingkah laku.
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Kerugian observasi adalah:
a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan
mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
b. Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku criminal atau yang bersifat pribadi,
sukar atau tidak mungkin diamati bahkan bisa membahayakan jika diamati.[9]
Beberapa jenis teknik observasi:
Didalam pemilihan jenis mana yang paling tepat harus mempertimbangkan keadaan dan
masalah yang terlibat didalamnya. Jenis tersebut adalah:
a. Observasi partisipan
Dalam hal ini observer terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh subyek yang diamati. Pelaku peneliti seolah-olah merupakan bagian dari
mereka.
Contoh: Penelitian tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN), tanggapan masyarakat dan
pendapat mahasiswa.
b. Observasi nonpartisipan
Dalam hal ini peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti akan lebih leluasa mengamati
kemunculan tingkah laku yang terjadi.
Contoh: Penelitian tentang Evakuasi korban tanah longsor di Samigaluh, Yogyakarta.
c. Observasi sistematik (observasi berkerangka)
Peneliti telah membuat kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah diatur terlebih
dahulu.
Kendala yang dihadapi adalah:
1. Ruang lingkup yang lebih sempit, kesempatan/waktu sangat pendek
2. Memerlukan observer banyak, dengan tugas khusus
3. Mempergunakan alat pencatat mekanik (tustel, tape recording, video camera).
Bardasarkan atas cara pengamatan , observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi terstruktur
Penelitian diarahkan pada pemusatan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat
disusun pedoman tentang tingkah laku apa saja yang harus diamati. Dalam metode
observasi terstruktur dapat dilakukan perhitungan kejadian yang berkaitan dengan tingkah
laku tersebut, disusun atas tingkah laku tersebut dan pengelompokan dalam konsep-
konsep yang sudah disediakan atau dengan menggunakan skala peringkat.
Contoh: Penelitian tentang pengembalian Orang hutan pada habitatnya.
b. Observasi tak terstruktur
Dalam hal ini peneliti tidak mempersiapkan catatan tentang tingkah laku tertentu apa saja
yang harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan mencatatnya atau
meringkasnya untuk kemudian dianalisis. Observasi tak terstruktur biasanya berkaitan
dengan observasi partisipan. Pencatatan dilakukan setelah peneliti ada waktu dan tidak
terlibat dengan kegiatan subyek penelitian.
Contoh: Penelitian tentang Evakuasi Korban Tsunami di Rajegwesi Jawa Timur.[10]
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan
kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika
dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa; dan dokumen
skunder, jika peristiwa dilaporkan orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang lain.
Otobiografi adalah contoh dokumen primer dan biografi seseorang adalah contoh
dokumen skunder.[11]
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen
rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya. Perlu
dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu
penggunaannya sangat selektif.[12]
5. Teknik Lain
1. Analisis isi
Analisis isi (content analysis) didefinisikan oleh Atherton dan klemmack (1982) sebagai
studi tentang arti komunikasi verbal. Bahan yang dipelajari dapat berupa bahan yang
diucapkan atau bahan tertulis. Misalnya, jika peneliti inigin mempelajari sikap para
pejabat terhadap sesuatu. Bahan yang dijadikan sumber data untuk analisis isi tidak hanya
bahan pidato, tetapi juga dapat berupa buku harian, surat catatan kasus, dan semacamnya.
2. Tes proyeksi
Tes proyeksi (projective test) ini didasarkan pada anggapan bahwa apa yang dilakukan
subjek dengan bahan tes mengungkapkan sesuatu tentang subjek tersebut yang bebas dari
kesediannya untuk mengungkapkannya. Pada umumnya, tes ini digunakan untuk
mengungkapkan sikap, keyakinan, pendapat, dan keadaan atau ciri-ciri psikologis.[13]
PENUTUP
Kesimpulan
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat bantu: angket (questionnaire), daftar cocok
(checklist), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule),
lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule),
soal ujian (soal tes).

Saran

Saya menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Saya tetap
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi pembaca. Saya juga
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai