Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD FADHIL

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044993415

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211/Hukum Agraria

Kode/Nama UPBJJ : 17/JAMBI

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Alasan yang mendasari terjadinya sengketa tanah seperti kasus
tersebut adalah karena masih banyaknya warga yang kurang
memahami aspek hukum pertanahan seperti pentingnya kepemilikan
tanah yang bersertifikat dan juga kurangnya sosialisasi. Sebagian
masyarakat masih berpikir bahwa dengan kepemilikan akta seperti
akta jual beli (AJB) atau bukti pajak SPPT dan STTS PBB saja sudah
cukup sebagai bukti kepemilikan tanah. Padahal sertifikat tanah
merupakan produk akhir dari pendaftaran kepemilikan tanah. Oleh
karena itu, pentingnya melakukan pendaftaran tanah sehingga pemilik
tanah mendapatkan kepemilikan tanah yang bersertifikat.

Berikut beberapa landasan hukum yang telah ditetapkan oleh


pemerintah dalam melakukan pendaftaran tanah :
a. Undang-Undang Dasar Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
b.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
c. Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
3 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
d. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap.

Pengukuran dan pendaftaran tanah merupakan pelaksanaan dari Pasal


19 UUPA sebagai upaya untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah. Dalam kaitan ini, pemerintah mengadakan pendaftaran tanah
di seluruh Indonesia dengan kegiatan :
a. Pengukuran, pemetaan, dan pembukuan tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
bukti yang kuat.
Hal ini juga selaras dengan tujuan dari administrasi pertanahan, yaitu:
a. Meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah;
b. Meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat;
c. Meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat.
Untuk merealisasikan hal tersebut serta dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada masyarakat di bidang pertanahan, dibuatlah
Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Catur Tertib
Pertanahan, yaitu tertib hukum pertanahan; tertib administrasi
pertanahan; tertib penggunaan tanah; dan tertib pemeliharaan tanah
lingkungan hidup.
Keempat tertib tersebut merupakan pedoman bagi
penyelenggaraan tugas-tugas pengelolaan dan pengembangan
administrasi pertanahan yang sekaligus merupakan gambaran
tentang kondisi atau sasaran antara yang ingin dicapai dalam
pembangunan bidang pertanahan yang pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap. Jika masyarakat sudah mensertifikatkan tanahnya,
maka akan tercapailah salah satu tujuan UUPA yaitu terjadinya
kepastian hukum hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai