RDG Feb 23 Id
RDG Feb 23 Id
T
ekanan inflasi yang cukup besar di tahun lalu diimbangi oleh usaha
pengetatan moneter secara konsisten oleh BI sejak Agustus lalu. Hasilnya,
Ringkasan
inflasi umum secara konsisten menurun dan mencapai 5,28% (y.o.y) di
• BI perlu menahan suku bunga Januari 2023. Arus modal masuk yang deras sejak pertengahan Januari telah
acuan di 5,75% untuk bulan ini. mengapresiasi Rupiah ke titik terkuatnya di IDR14.875 dan saat ini mulai stabil di
• Inflasi umum di Januari 2023 kisaran IDR15.090. Mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, ditambah semakin
tercatat sebesar 5,28% (y.o.y), berkurangnya agresivitas pengetatan moneter oleh the Fed, kami melihat BI perlu
secara konsisten menurun menahan suku bunga acuan di 5,75% untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar
walaupun masih di luar batas sembari melanjutkan kebijakan makroprudensial tanpa mengganggu momentum
atas target BI.
pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini.
• Sejak pertengahan Januari lalu,
Indonesia mengalami aliran arus Inflasi yang Menurun secara Konsisten
modal masuk yang cukup deras,
Memasuki 2023, inflasi umum masih berada di atas target BI sebesar 4% selama
terhitung mencapai USD1,95
delapan bulan berturut-turut. Tekanan inflasi yang cukup besar di tahun lalu yang
miliar di minggu kedua bulan ini.
• Cadangan devisa meningkat muncul dari tingginya harga komoditas, depresiasi Rupiah yang meningkatkan biaya
sebesar USD2,17 miliar ke angka impor, rantai pasok global yang terdisrupsi, dan naiknya permintaan seiring
USD139,4 miliar di Januari 2023, pemulihan dari pandemi Covid-19, dihadang oleh usaha pengetatan moneter secara
menyentuh level tertingginya konsisten oleh BI sejak Agustus lalu. Hasilnya, inflasi umum mampu turun ke 5,28%
dalam 11 bulan terakhir. (y.o.y) di Januari 2023 dari 5,51% (y.o.y) di akhir 2022. Lebih lanjut, langkah yang
diambil oleh Pemerintah Indonesia dan BI untuk mengendalikan inflasi melalui Tim
Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga berkontribusi terhadap tren penurunan
inflasi dalam beberapa bulan belakangan. Selain langkah yang diambil pembuat
kebijakan, tren turunnya harga energi global dan melambatnya permintaan pasca
Kelompok Kajian Kebijakan
musim libur akhir tahun juga berkontribusi pada penurunan angka inflasi umum
Makroekonomi dan
tahunan di Januari. Pola penurunan akibat berakhirnya periode libur akhir tahun juga
Ekonomi Politik
Jahen F. Rezki, Ph.D. terlihat dari angka inflasi bulanannya. Angka inflasi umum bulanan tercatat menurun
jahen@lpem-feui.org dari 0,66% (m.t.m) di Desember 2022 ke 0.34% (m.t.m) di bulan pertama 2023.
Syahda Sabrina
syahda.sabrina@lpem-feui.org
Gambar 1: Tingkat Inflasi (m.t.m) Gambar 2: Tingkat Suku Bunga Kebijakan
Nauli A. Desdiani
nauli.desdiani@lpem-feui.org
& Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank
Teuku Riefky (% pa)
teuku.riefky@lpem-feui.org 1.5 7
amalia.cesarina@lpem-feui.org
5
0.5
Meila Husna
meila.husna@lpem-feui.org 0.0
4
faradina@lpem-feui.org
2
-1.0
Ju 0
Ju 1
Ju 2
Fe 0
Fe 1
Fe 2
D 0
D 1
D 2
20
A 0
A 1
A 1
A 2
A 2
23
0
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
2
2
-2
-2
-2
b-
n-
b-
n-
b-
n-
b-
pr
ug
pr
ug
pr
ug
ct
ct
ct
ec
ec
ec
Fe
O
A
pola penurunan sejak Oktober lalu, walaupun masih menunjukkan tren surplus
selama 33 bulan terakhir.
Angka-angka Penting
BI Repo Rate (7-day, Januari ‘23)
5,75%
Pertumbuhan PDB (y.o.y, Q4 ‘22) Munculnya Perbedaan Agresivitas Pengetatan Moneter
5,01% Keseragaman dari langkah yang diambil oleh berbagai bank sentral dalam
Inflasi (y.o.y, Januari ‘23) melakukan pengetatan moneter menjadi tema utama dalam kebijakan global selama
5,28%
paruh kedua 2022. Namun, memasuki 2023, keseragaman ini nampaknya akan
Inflasi Inti (y.o.y, Januari ‘23)
segera berakhir dan dilajutkan dengan munculnya perbedaan agresivitas kenaikan
3,27%
tingkat suku bunga oleh berbagai bank sentral utama dunia. Walaupun
Inflasi (m.t.m, Januari ‘23)
0,34% perkembangan terkini menunjukkan bahwa beberapa bank sentral masih menaikkan
Inflasi Inti (m.t.m, Januari ‘23) tingkat suku bunga acuan, sebagian sudah menurunkan agresivitasnya dengan
0,33% menaikkan suku bunga secara lebih perlahan. Awal bulan ini, the Fed memperlambat
Cadangan Devisa (Januari ‘23) pengetatan moneter dengan ‘hanya’ menaikkan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25
USD139,4 miliar bps ke 4,50% - 4,75% setelah sebelumnya empat kali menaikkan suku bunganya
dengan besaran 75bps dan satu kali sebesar 50bps sejak pertengahan 2022.
Walaupun demikian, konsensus memperkirakan bahwa the Fed masih akan
melanjutkan langkah menaikkan suku bunga acuannya seiring kondisi pasar tenaga
Untuk mendapatkan
publikasi kami secara
kerja AS yang masih cukup ketat, walaupun inflasi yang sudah mulai menurun
rutin, silahkan sebagai imbas dari penurunan signifikan harga energi. Lebih lanjut, European
berlangganan dengan Central Bank (ECB) juga menurunkan agresivitas pengetatan moneter walaupun
memindai QR code di
dengan intensitas yang masih cukup agresif dengan menaikkan suku bunganya
bawah ini
sebesar 50bps untuk kedua kalinya ke 2,5%, sebagai antisipasi terhadap tingkat
inflasi yang masih cukup tinggi di tengah jatuhnya harga energi. Langkah ini
menyusul dua kenaikan suku bunga sebesar 75bps yang telah diambil sebelumnya.
Di sisi lain, Bank of England (BoE) belum menurunkan tingkat agresivitas pengetatan
moneternya dengan menaikkan suku buna acuan sebesar 50bps di Februari ini ke
4%, mencapai titik tertingginya sejak tahun 2008.
atau klik tautan
http://bit.ly/LPEMComme Grafik 3: IDR/USD dan Akumulasi Arus Grafik 4: Imbal Hasil Surat Utang
ntarySubscription Modal Masuk ke Portofolio Pemerintah
(36 Bulan Terakhir) (% pa)
Miliar USD
22 17,000 9
20
18 16,500 8
16 6.73
14 16,000 7
12
10 15,500 6
8
6 15,000 5
4
5.74
2 14,500
0 4
-2 14,000
-4 3
-6 13,500
-8 2
-10 13,000
Ju 0
Ju 1
Ju 2
Fe 0
Fe 1
Fe 2
O 0
D 20
O 1
D 21
O 2
D 2
A 0
A 20
A 1
A 21
A 2
A 22
23
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
-2
2
2
-
-
b-
n-
b-
n-
b-
n-
b-
pr
pr
pr
ec
ec
ec
ug
ct
ug
ct
ug
ct
M 20
M 21
M 22
M 20
M 21
M 22
23
N 20
N 21
N 22
Ju 0
Ju 1
Ju 2
S e 20
S e 21
S e 22
Ja 20
Ja 21
Ja 2
-2
Fe
-2
-2
-2
n-
n-
n-
n-
-
-
l-
l-
l-
-
-
p-
p-
p-
ar
ar
ar
ay
ay
ay
ov
ov
ov
Ja
Angka-angka Penting Sejak pertengahan Januari lalu, Indonesia mengalami aliran arus modal masuk yang
BI Repo Rate (7-day, Januari ‘23) cukup deras, terhitung mencapai USD1,95 miliar di minggu kedua bulan ini.
5,75% Beberapa faktor berperan dalam mendorong arus modal masuk ke Indonesia. Dari
Pertumbuhan PDB (y.o.y, Q4 ‘22) sisi eksternal, perlambatan kenaikan suku bunga oleh berbagai bank sentral,
5,01%
terutama the Fed, telah membatasi tingkat imbal hasil yang didapatkan investor.
Inflasi (y.o.y, Januari ‘23)
Implikasinya, investor mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih berisiko,
5,28%
termasuk instrumen finansial di negara berkembang seperti Indonesia. Dari sisi
Inflasi Inti (y.o.y, Januari ‘23)
3,27%
domestik, prospek yang lebih baik terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan
Inflasi (m.t.m, Januari ‘23) masa mendatang menyusul rilis data PDB yang tumbuh di atas ekspektasi menjadi
0,34% faktor penarik terhadap arus modal ke pasar keuangan domestik. Imbasnya, imbal
Inflasi Inti (m.t.m, Januari ‘23) hasil surat utang pemerintah Indonesia tenor 10 tahun menurun dari 6,91% di
0,33% pertengahan Januari ke 6,73% di tengah Februari. Di sisi lain, imbal hasil untuk tenor
Cadangan Devisa (Januari ‘23) 1 tahun meningkat dari 5,55% ke 5,74% pada periode yang sama; membuat yield
USD139,4 miliar curve yang semakin landai dan mengindikasikan bahwa investor memandang kondisi
ekonomi Indonesia saat ini sudah mencapai kondisi full recovery.
Arus modal masuk secara masif terjadi sejak pertengahan Januari, yang saat itu nilai
Untuk mendapatkan tukar Rupiah berada di kisaran IDR15.500, menguat hingga mencapai level
publikasi kami secara
IDR14.875 di awal Februari. Namun, dampak apresiasi akibat arus modal masuk
rutin, silahkan
berlangganan dengan diikuti oleh dorongan depresiasi akibat penurunan performa net ekspor seiring
memindai QR code di turunnya harga energi secara signifikan. Secara keseluruhan Rupiah mengalami
bawah ini sedikit depresiasi ke tingkat IDR15.090 di pertengahan Februari dibandingkan bulan
sebelumnya. Terlepas dari teknanan depresiasi tersebut, Rupiah telah mencatatkan
performa yang cukup solid selama tahun 2023. Secara year-to-date, mata uang
Rupiah telah terapresiasi hingga 2,3% (ytd), dan tercatat memiliki performa terbaik
diantara mata uang negara berkembang peers lainnya, bersamaan dengan Baht
Thailand.
atau klik tautan
Lebih lanjut, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar USD139,4 miliar di Januari
http://bit.ly/LPEMComme
ntarySubscription 2023, meningkat sekitar USD2,17 miliar dari USD137,23 di bulan sebelumnya dan
menyentuh level tertingginya dalam 11 bulan terakhir. Lonjakan cadangan devisa
didorong oleh penerbitan global bonds dan penerimaan pajak dan jasa. Jumlah
cadangan devisa saat ini setara dengan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor ditambah
pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan setara
tiga bulan impor. Besarnya cadangan devisa Indonesia dapat memberikan tambahan
ruang kebijakan yang dapat diambil BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di
masa mendatang.
Grafik 5: IDR/USD dan Cadangan Devisa Grafik 6: Tingkat Depresiasi Nilai Tukar
Negara-Negara Berkembang
Angka-angka Penting
(13 Februari 2023)
BI Repo Rate (7-day, Januari ‘23) USD miliar IDR/USD
Se 1
Se 2
0
2
20
M 1
M 2
23
Ja 0
Ja 1
Ja 2
20
21
22
0
M 1
M 2
-2
-2
-2
l- 2
l- 2
l- 2
-2
-2
-2
2
2
-2
-2
-2
p-
p-
p-
n-
n-
n-
n-
-20 0 20 40 60 80 100
ov
ov
ov
ay
ay
ay
ar
ar
ar
Inflasi (m.t.m, Januari ‘23)
Ju
Ju
Ju
Ja
N
Cadangan Devisa IDR/USD Depreciation Rate (yoy) on 13 Feb Depreciation Rate (ytd) on 13 Feb