Mengingat ...
-2-
MEMUTUSKAN ...
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU,
TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI TENTANG STANDAR
DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL)
JENIS BIODIESEL SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN YANG
DIPASARKAN DI DALAM NEGERI.
KESATU: Pelaksanaan Keputusan Direktur Jenderal ini memperhatikan
standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar nabati ( biofuel) jenis
biodiesel sebagai bahan bakar lain yang dipasarkan di Dalam
Negeri sebagaimana tercan turn dalam angka 1 Lampiran
Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor
311/KEP/BSN/ 12/2015 tentang Penetapan Revisi 2 (dua) Standar
Nasional Indonesia.
KEDUA: Bahan Bakar Nabati [Biofuel) jenis Biodiesel yang Dipasarkan di
Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu dapat
digunakan sebagai campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak
Solar.
KETIGA: Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Nomor
100 K/10/DJE/2016 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi)
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel Sebagai Bahan Bakar
Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
KEEMPAT: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 November 2018
DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU,
TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
RIDA MULYANA
NIP. 196305021990031003
Tembusan :
1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
2. Menteri Perindustrian;
3. Menteri Perdagangan;
4. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
5. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
7. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi;
8. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi.
-4-
SATUAN,
NO PARAMETER UJI METODE UJI PERSYARATAN
Min/ Max
1 Massa jenis pada 40 °C ASTM D-1298 atau ASTM 850 - 890 kg/m3
D 4052 atau lihat bagian
9.1 pada SNI 7182:2015
2 Viskositas kinematik ASTM D-445 atau lihat 2,3 - 6,0 mm2/ s
pada 40 °C bagian 9.2 pada SNI (cSt)
7182:2015
3 Angka setana ASTM D-613 atau ASTM 51 Min
D 6890 atau lihat bagian
9.3 pada SNI 7182:2015
4 Titik nyala (mangkok ASTM D-93 atau lihat 100 °C, min
tertutup) bagian 9.4 pada SNI
7182:2015
5 Titik kabut ASTM D-2500 atau lihat 18" °C, maks
bagian 9.5 pada SNI
7182:2015
6 Korosi lempeng ASTM D 130 - 10 atau nomor 1
tembaga (3 jam pada lihat bagian 9.6 pada SNI
50 °C) 7182:2015
7 Residu karbon
dalam percontoh asli ASTM D 4530 atau ASTM 0,05
%-massa,
atau D 189 atau lihat bagian
maks
dalam 10 % ampas 9.7 pada SNI 7182:2015 0,3
distilasi
8 Air dan sedimen ASTM D 2709 atau lihat 0,05 %-vol.,
bagian 9.8 pada SNI maks
7182:2015
9 Temperatur distilasi ASTM D 1160 atau lihat 360 °C, maks
90 % bagian 9.9 pada SNI
7182:2015
10 Abu tersulfatkan ASTM D-874 atau lihat 0,02 %-massa,
bagian 9.10 pada SNI maks
7182:2015
11 Belerang ASTM D 5453 atau 50 mg/ kg,
ASTM D-1266, atau ASTM maks
D 4294 atau ASTM D
2622 atau lihat
bagian 9.11 pada SNI
7182:2015
12 Fosfor AOCS Ca 12-55 atau lihat 4 mg/ kg,
bagian 9.12 pada SNI maks
7182:2015
-5-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 November 2018
DIREKTUR JENDERAL ENERGI BARU,
TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
RIDA MULYANA
NIP. 196305021990031003