Anda di halaman 1dari 17

 Home

 Sekolah
 Perkuliahan
 Pengembangan Diri
 Penghasilan
 Serba Serbi

Home › Tugas › Penelitian Eksperimen: Pengertian, Jenis, Desain, Metode dan Contoh

Penelitian Eksperimen: Pengertian,


Jenis, Desain, Metode dan Contoh
By Ratna - 7 February 2021
    
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang paling familiar di berbagai bidang.
Hal ini terjadi karena penelitian eksperimen merupakan salah satu penelitian ilmiah
klasik, yang pasti setiap orang telah mulai mengenalnya saat duduk di bangku
sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Sebenarnya apa itu penelitian eksperimen? Apakah jenis penelitian eksperimen?


Ada berapa jenis desain penelitian eksperimen? Bagaimana metode penelitian
eksperimen? Dan seperti apakah contoh penelitian eksperimen? Untuk mengetahui
semuanya itu, mari kita simak penjelasannya di bawah ini ya.
Daftar Isi
 1 Pengertian Penelitian Eksperimen
o 1.1 Variabel
o 1.2 Setting
o 1.3 Multivariabel
 2 Jenis Penelitian Eksperimen
 3 Desain Penelitian Eksperimen
o 3.1 Desain Penelitian Pre-eksperimental
o 3.2 Desain Penelitian Quasi-eksperimental
o 3.3 True Experimental Research Design
 4 Metode Penelitian Eksperimen
o 4.1 Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel penelitian
o 4.2 Langkah 2: Tuliskan hipotesismu
o 4.3 Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental
o 4.4 Langkah 4: Tempatkan subjek dalam kelompok perlakuan
 4.4.1 Randomisasi
 4.4.2 Independent vs. Repeated Measures
 5 Dua Contoh Penelitian Eksperimen
o 5.1 Pertanyaan Penelitian
o 5.2 Variabel Bebas dan Variabel Terikat
o 5.3 Variabel Pengganggu dan Cara Mengontrolnya
o 5.4 Diagram
o 5.5 Hipotesis
o 5.6 Desain Variabel Bebas
o 5.7 Randomisasi
o 5.8 Independent vs. Repeated Measures

Pengertian Penelitian Eksperimen

Sumber:
Shafin Al Asad Protic from Pixabay

Penelitian eksperimen merupakan pendekatan ilmiah terhadap suatu penelitian


dimana satu atau lebih variabel bebas diaplikasikan kepada satu atau lebih variabel
terikat untuk kemudian mengukur efeknya. Efek dari variabel bebas terhadap
variabel terikat ini diamati dan dicatat dalam waktu tertentu sehingga peneliti dapat
mengambil kesimpulan mengenai hubungan antara 2 jenis variabel tersebut.

Karakteristik dari penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:

Variabel
Penelitian eksperimen memiliki variabel terikat, bebas, dan perancu. Variabel
terikat merupakan variabel yang diberi perlakuan dan terkadang disebut sebagai
subjek penelitian. Sedangkan variabel bebas adalah perlakuan yang dimanipulasi
kemudian diberikan pada variabel terikat. Sedangkan variabel perancu adalah
faktor lain yang dapat memengaruhi eksperimen serta berkontribusi terhadap
perubahan yang ada.

Setting
Karakteristik ini menunjukkan dimana eksperimen dilakukan. Kebanyakan
eksperimen dilakukan di dalam laboratorium, dimana variabel perancu dapat
dieliminasi melalui adanya kontrol. Sedangkan penelitian eksperimen lain juga
diadakan pada setting yang kurang bisa dikontrol. Pemilihan setting ini disesuaikan
dengan penelitian eksperimen yang akan dilakukan.

Multivariabel
Jumlah variabel dalam penelitian eksperimen tidak memiliki batas. Penelitian
eksperimen dapat memiliki variabel bebas yang multipel, misalnya waktu, skor,
dan lain sebagainya.

Jenis Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimen termasuk jenis penelitian kuantitatif. Dalam jenis penelitian
eksperimen, data yang dikumpulkan dan dianalisis berupa data numerik. Data
tersebut dapat digunakan untuk menemukan pola dan rata-rata, membuat prediksi,
menguji adanya hubungan sebab akibat, dan menggeneralisir hasil untuk populasi
yang lebih luas.

Keuntungan dari penelitian kuantitatif meliputi kemudahan dalam replikasi karena


adanya protokol pengumpulan data yang terstandar. Penelitian dapat dilakukan
pada populasi dan waktu yang berbeda kemudian hasil dapat dibandingkan secara
statistik. Sampel dalam penelitian kuantitatif juga cukup besar sehingga dapat
diproses dan dianalisis menggunakan prosedur yang reliabel dan konsisten. Dalam
penelitian jenis ini juga terdapat uji hipotesis.

Sedangkan beberapa kelemahannya yaitu bersifat superfisial, terdapat bias


struktural, fokus yang sempit, serta kurangnya konteks karena tidak
mempertimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi pengumpulan data
maupun hasil.

Desain Penelitian Eksperimen

Sumber:
questionpro.com

Jenis dari desain penelitian eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti
mengatur subjek ke dalam kondisi dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis
desain penelitian eksperimen, yaitu pre-eksperimental, quasi-eksperimental,
dan true experimental research.

Desain Penelitian Pre-eksperimental


Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok
variabel terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi
suatu variabel bebas yang sebelumnya dianggap dapat menyebabkan perubahan.
Desain ini merupakan yang desain penelitian eksperimen yang paling sederhana
dan tidak terdapat kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, desain penelitian ini dibagi
menjadi tiga:

1. One-shot Case Study Research Design

Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat
yang dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa
perlakuan yang sebelumnya dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini
merupakan suatu posttest study.
2. One-group Pretest-posttest Research Design

Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan


mengadakan suatu tes pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah
diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal penelitian dan posttest diberikan
saat penelitian selesai.

3. Static-group Comparison

Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada
satu kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa
diberi perlakuan khusus. Semua kelompok yang ada kemudian diberikan posttest,
kemudian adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-kelompok tersebut
diasumsikan sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan.

Desain Penelitian Quasi-eksperimental


Kata “quasi” memilik arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga
penelitian quasi-eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental
research, tetapi tidak sama. Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih secara
acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi dimana randomisasi
sulit atau tidak mungkin dilakukan.

True Experimental Research Design


Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau
menolak hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian
eksperimen yang paling akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada
paling tidak 2 kelompok subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel


yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau
random. Klasifikasi dari desain penelitian ini meliputi:

1. The Posttest-only Control Group Design

Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2
kelompok (kontrol dan eksperimental), dan hanya kelompok ekperimental yang
diberi perlakuan. Setelah observasi mendalam, kedua kelompok diberi post-test,
dan suatu kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi di antara kedua
kelompok.

2. The Pretest-posttest Control Group Design

Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok
secara acak, kemudian kedua kelompok diberi pretest, namun hanya kelompok
eksperimental yang diberikan perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok
diberi post-test untuk mengukur derajat perubahan di tiap kelompok.

3. Solomon Four-group Design

Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control


groups. Dalam desain ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random
ditempatkan menjadi 4 kelompok. Dua kelompok pertama diuji menggunakan
metode posttest-only, sementara dua kelompok yang lain diuji menggunakan
metode pretest-posttest.

Metode Penelitian Eksperimen


Metode penelitian eksperimen memungkinkan peneliti memanipulasi satu atau
lebih variabel bebas dan mengukur efeknya pada satu atau lebih variabel terikat.
Desain eksperimental berarti membuat suatu set prosedur untuk menguji hipotesis.

Suatu desain eksperimental yang baik membutuhkan pemahaman yang kuat


mengenai apa yang akan diteliti. Terdapat beberapa langkah dalam menyusun
suatu metode penelitian eksperimen. Pertama adalah mempertimbangkan variabel-
variabel dan bagaimana mereka saling terkait. Dengan cara ini maka kamu dapat
membuat prediksi yang spesifik dan dapat diuji.

Seberapa luas dan jelas kamu memvariasikan variabel bebas akan menentukan
tingkat ketelitian dan validitas eksternal dari hasil yang didapat. Keputusan
mengenai randomisasi atau pengacakan, kontrol eksperimental, serta independent
vs repeated-measures designs akan menentukan validitas internal dari
eksperimenmu.

Langkah-langkah dalam metode penelitian eksperimen akan dibahas lebih lanjut


sebagai berikut:
Langkah 1: Definisikan pertanyaan dan variabel
penelitian
Kamu harus memulai dengan memikirkan pertanyaan penelitian yang spesifik.
Perlu beberapa waktu untuk membaca berbagai referensi dalam bidang penelitian
terkait untuk mengenali adanya knowledge gaps dan untuk menemukan pertanyaan
yang menarik bagimu.

Untuk mengubah pertanyaan penelitian menjadi hipotesis eksperimental, kamu


perlu menentukan variabel utama dan membuat prediksi mengenai keterkaitannya.
Yang pertama yaitu menentukan variabel bebas dan variabel terikat. Kemudian
pikirkan mengenai variabel pengganggu yang mungkin kemudian pertimbangkan
bagaimana kamu dapat mengontrolnya dalam eksperimenmu.

Terakhir, satukan variabel-variabel tersebut dalam sebuah diagram. Gunakan panah


untuk menunjukkan kemungkinan hubungan antar variabel dan arah hubungan
yang diperkirakan.

Langkah 2: Tuliskan hipotesismu


Setelah memiliki pemahaman konseptual yang kuat mengenai sistem yang sedang
diteliti, kamu harus menuliskan hipotesis yang spesifik dan dapat diuji terkait
pertanyaan penelitianmu.

Langkah selanjutnya menjelaskan mengenai eksperimental terkontrol yang paling


sering dilakukan. Dalam desain ini, kamu harus bisa memanipulasi variabel bebas
dengan sistematis dan tepat, mengukur variabel terikat dengan tepat, dan
mengontrol setiap variabel pengganggu yang mungkin ada.

Langkah 3: Desain perlakuan eksperimental


Bagaimana kamu memanipulasi variabel bebas dapat memengaruhi validitas
eksternal eksperimen. Hal tersebut menentukan hasil penelitian mana yang dapat
digeneralisasikan dan diaplikasikan lebih luas. Pertama, kamu perlu menentukan
seberapa luas variasi dari variabel bebas. Yang kedua kamu perlu memilih
seberapa detail kamu memvariasikan variabel bebasmu.
Langkah 4: Tempatkan subjek dalam kelompok
perlakuan
Bagaimana kamu mengaplikasikan perlakuan eksperimen kepada subjek perlakuan
sangat penting untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Pertama, kamu
harus mempertimbangkan ukuran sampel penelitian, yaitu seberapa banyak
individu yang akan dimasukkan dalam eksperimen. Secara umum, semakin banyak
subjek yang terlibat, maka semakin besar kekuatan statistik dari eksperimen, yang
menentukan seberapa tingkat kepercayaan dari hasil yang didapat.

Kemudian kamu perlu menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok


perlakuan. Setiap kelompok menerima kadar perlakuan yang berbeda. Kamu juga
perlu menyediakan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan. Kelompok
kontrol ini menggambarkan apa yang akan terjadi pada subjek jika tidak diberikan
intervensi eksperimental apapun.

Saat menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok tersebut, terdapat dua


pilihan utama yang dapat dibuat: completely randomized design vs randomized
block design atau independent measures design vs repeated measures design.

Randomisasi

Dalam completely randomized design, setiap subjek ditempatkan dalam suatu


kelompok perlakuan secara acak. Sedangkan pada randomized block design (atau
dikenal juga sebagai stratified random design), subjek dikelompokkan terlebih
dahulu menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang sama,
kemudian kelompok-kelompok tersebut diberikan perlakuan secara acak.

Terkadang randomisasi dianggap tidak praktis atau tidak etis, sehingga peneliti
memilih desain randomisasi parsial atau yang tidak dirandomisasi. Desain
eksperimental tanpa adanya randomisasi disebut desain quasi-eksperimental.

Independent vs. Repeated Measures

Dalam independent measures design (dikenal juga sebagai between-subjects


design atau classic ANOVA design), individu hanya menerima satu jenis perlakuan
eksperimen. Sedangkan dalam repeated measures design (dikenal juga
sebagai within-subjects design atau repeated-measures ANOVA design), tiap
individu menrima semua jenis perlakuan eksperimen secara berturut-turut,
kemudian respons mereka pada tiap perlakuan diukur.

Repeated measures design biasanya dipilih untuk desain eksperimental dimana


hasilnya muncul secara perlahan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Respons pada individu diukur secara bertahap untuk mengetahui efek yang mulai
muncul.

Counterbalancing (randomisasi atau membalik urutan perlakuan diantara subjek)


juga sering dilakukan pada repeated-measures design untuk memastikan bahwa
urutan pemberian perlakuan tidak memengaruhi hasil eksperimen.

Dua Contoh Penelitian Eksperimen


Setelah mengetahui jenis penelitian eksperimen, desain penelitian eksperimen, dan
juga bagaimana langkah-langkah dalam membuat penelitian eksperimen, berikut
akan diberikan dua contoh penelitian eksperimen. Yang pertama mengenai ilmu
kesehatan dan yang kedua di bidang ekologi.

Pertanyaan Penelitian
Penggunaan telepon genggam dan tidur

Kamu ingin tahu bagaimana penggunaan telepon genggam sebelum tidur


memengaruhi pola tidur. Secara spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana
durasi penggunaan telepon genggam seseorang sebelum tidur memengaruhi durasi
tidur.

Suhu dan respirasi tanah

Kamu ingin tahu bagaimana suhu dapat memengaruhi respirasi tanah. Secara
spesifik, kamu bertanya mengenai bagaimana peningkatan suhu udara di sekitar
permukaan tanah memengaruhi kadar karbon dioksida (CO2) yang direspirasikan
dari tanah.

Variabel Bebas dan Variabel Terikat


Independent variable Dependent variable

Durasi penggunaan telepon


Penggunaan telepon genggam sebelum tidur dalam Durasi tidur tiap malam dalam
genggam dan tidur menit jam

Suhu dan respirasi Suhu udara di permukaan CO2 yang direspirasikan dari
tanah tanah tanah

Variabel Pengganggu dan Cara Mengontrolnya


Confounding variable Cara Mengon

Kontrol
statistik: meng
perbedaan rata
antara durasi ti
dengan penggu
telepon gengga
secara individu
bukan terhadap
rata total duras
Penggunaan telepon di tiap kelompo
genggam dan tidur  Natural variation  pada pola tidur antar individu. perlakuan.

Suhu dan respirasi tanah Kelembaban tanah juga memengaruhi respirasi, dan Kontrol
kelembaban dapat berkurang dengan peningkatan suhu. eksperimen: a
kelembaban ta
tambahkan air
memastikan
kelembaban ta
Confounding variable Cara Mengon

konsisten di se
subjek.

Diagram
Berikut merupakan diagram yang menggambarkan hubungan dari tiap variabel
dalam penelitian.

Penggunaan telepon genggam dan tidur

Sumber:
scribbr.com

Dalam diagram tersebut diprediksikan bahwa peningkatan durasi penggunaan


telepon genggam memiliki korelasi negatif dengan durasi tidur, sedangkan
pengaruh natural variation terhadap durasi tidur tidak diketahui.

Suhu dan respirasi tanah


Sumber:
scribbr.com

Diprediksikan bahwa suhu dan respirasi tanah memiliki korelasi positif, sedangkan
suhu dan kelembaban tanah memiliki korelasi negatif. Selain itu penurunan
kelembaban tanah akan menurunkan respirasi tanah.

Hipotesis
Null (H0) hypothesis Alternate (Ha) hypothesis

Penggunaan telepon genggam


sebelum tidur tidak memiliki Peningkatan durasi penggunaan telep
Penggunaan telepon korelasi dengan durasi tidur genggam mengakibatkan berkurangn
genggam dan tidur  seseorang. durasi tidur.

Suhu udara tidak memiliki korelasi Peningkatan suhu udara menyebabka


Suhu dan respirasi tanah  dengan respirasi tanah. peningkatan respirasi tanah.

Desain Variabel Bebas


Durasi penggunaan telepon genggam

Terdapat dua pilihan dalam mendesain variabel ini, yang pertama sebagai data
kategorik, baik sebagai dikotomik (ya/tidak) atau bertingkat (tidak ada penggunaan
telepon genggam, durasi rendah, dan durasi tinggi). Sedangkan yang kedua sebagai
data numerik (lama penggunaan telepon genggam diukur dan dinyatakan dalam
menit setiap malam).

Mengatur suhu tanah

Kamu dapat menentukan seberapa banyak kamu akan meningkatkan suhu udara,
apakah hanya sedikit di atas normal atau lebih tinggi lagi berdasarkan
pertimbangan tertentu.

Randomisasi
Completely randomized design Randomized block design

Semua subjek secara acak diberi Subjek awalnya dikelompokk


perlakuan dengan kadar berbeda yang berdasarkan usia, kemudian
Penggunaan telepon genggam ditentukan menggunakan suatu random perlakuan diberikan secara ac
dan tidur  number generator. kelompok-kelompok tersebut.

Tanah dikelompokkan terlebih


Peningkatan suhu tanah diberikan dahulu berdasarkan rata-rata c
secara random menggunakan number hujan, kemudian intervensi di
generator untuk menentukan area tanah secara acak pada kelompok-
Suhu dan respirasi tanah  yang akan diintervensi. kelompok tersebut.

Independent vs. Repeated Measures


Independent measures design Repeated measures design

Subjek diberi intervensi secara


Subjek secara acak ditempatkan dalam berturut-turut dari penggunaan
kelompok penerima kadar perlakuan genggam kadar rendah, medium
Penggunaan telepon genggam tertentu (rendah, medium, atau tinggi) tinggi, dengan urutan kadar yan
dan tidur selama eksperimen berlangsung. diberikan ditentukan secara aca

Setiap plot tanah menerima


peningkatan suhu yang berbeda
Peningkatan suhu ditentukan secara (1, 3, 5, 8, dan 10 derajat celciu
acak dan tanah yang diberi intervensi atas suhu normal) secara bertah
tersebut dijaga agar selalu dalam urut selama eksperimen, dengan
kondisi yang stabil hingga akhir urutan peningkatan suhunya
Suhu dan respirasi tanah  eksperimen. ditentukan secara acak.

Bagaimana? Apakah sekarang kamu benar-benar mengerti seluk-beluk penelitian


eksperimen? Pastikan kamu memahaminya agar kamu tak salah dalam menyusun
penelitian eksperimen yang akan kamu lakukan. Semangat!

Referensi

Harland, D. (2011). STEM Student Research Handbook. Arlington, Virginia:


National Science Teachers Association.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Williamson, K., Johanson, G., Byrne, A., Given, L. M., Kennan, M. A., & Oliver,
G.(2018). “The future of information research” in Research
Methods: Information, Systems, and Contexts. Edisi Kedua. Sawston, UK:
Chandos Publishing, 537–564.
    
Artikel Terbaru

5 Cerpen yang Mengandung Unsur Budaya

7 Cerpen Kehidupan Sehari-hari tentang Pelajar


5 Cerpen Tentang Sekolah

Ratna

Mahasiswi Program Studi Profesi Dokter yang menjalani rotasi klinis sambil
melakukan hobinya, yaitu menulis. View all posts by Ratna

Tulis Komentar Anda


Your email address will not be published. Required fields are marked *

 Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Post Comment

Tambah Pinter
 Sekolah
 Perkuliahan
 Pengembangan Diri
 Penghasilan
Tentang Kami
 About
 Contact
 Redaksi
 Kebijakan Privasi
 Disclaimer
 Pedoman Media Siber

© 2022 Tambah Pinter - Dibuat dengan ❤ di Indonesia


^

Anda mungkin juga menyukai