VALVE

Electronics
Home Audio T-bridge tone control

Audio
Valves or transistors
Low distortion cathode follower
Ultra-low distortion valve hybrid amplifier
Simple Intermodulation Distortion test generator
Darlington
Super complementary stage
Variable feedback volume control
Smart negative feedback
T-bridge tone control
Burst generator
Radio
Contact Us
Home Page
Miscellaneous

Mencari ... Search ...

Published: Sunday, 08 March 2015 01:21

T-bridge tone control

Some vintage valve radios use crude and primitive tone control, as shown in Fig. 1.
                                           Fig. 1. Basic tone control circuit

It is intended to cut high frequency whistles often heard on short waves due to interference
from adjacent stations. With the tone control R2 fully engaged, capacitor C2 together with
plate resistance of the first stage valve V1 forms a low pass filter with about 1kHz corner
frequency.

Partial engagement of R2 does not vary the corner frequency, but only changes the
attenuation of all the frequencies from 1kHz up. Thus, if a listener needs only to cut the most
high pitched interference, the whole range from 1kHz up will be muffled. This makes the
sound low, booming, unpleasant and even less readable than with full bandwidth.

It would be better if the tone control changes the corner frequency, rather than attenuation
of the whole range. Such a solution is possible and it is illustrated by Fig. 2. Tone control
elements are connected into the local feedback loop around the output tube V2.

                              Fig. 2. Feedback tone control with T-bridge

When R2 is set to maximum, it has almost no effect, and capacitors C2 and C5 (in series) get
connected virtually between plate and grid of the output tube. Their capacitance, magnified
by Miller effect of the tube V2, together with R5 creates a pole, cutting frequencies above
500...1000Hz. This is the position of maximum highs cut.

When R2 is set to zero, C5 mildly loads the grid of V2, creating a pole at about 10kHz. This is
the position for wide frequency range.

In the intermediate position of R2, time constant R2C2 determines the corner frequency
when the feedback kicks in. There are two cascaded phase advancing differentiating circuits
in the loop: C2R2 and C5R5. It means that at certain frequencies phase shift in the feedback
loop can exceed 90 degrees and the feedback can become somewhat positive rather than
negative. Thus some resonance-like signal boost takes place before cut-off. Plot Fig. 3 shows
frequency response of this amplifier at different positions of R2.

                       Fig. 3. Frequency response at different positions of the tone control

As mentioned above, at zero setting the frequency curve exhibits mild sloping toward the
high end. At 1...2KOhm the response is getting flatter and developing a distinctive cut-off
corner. From 5KOhm on some peaking is developing, while the corner cut-off getting more
pronounced and moving to lower frequencies. Peaking reaches +6...7dB. The curves show
distinct separation between pass band and stop band.

Peaking feature of such tone control circuit creates several benefits.

Firstly, accentuating frequencies just below cut-off helps keeping a balance of low and high
frequencies. It makes the tone more "balanced", less muffled and speech more readable.

Kedua, bahkan jika tidak ada interferensi untuk ditekan, kontrol nada ini dapat memperluas
rentang frekuensi radio jika puncak yang dibuat oleh kontrol nada diatur untuk
mengkompensasi roll-off terkait bandwidth IF. Dengan kata lain, kontrol nada ini mengubah
warna suara, bukan sekadar meredamnya.

Ketiga, membatasi bandwidth audio benar-benar meningkatkan kualitas suara di bawah

kondisi memudar pembawa - distorsi keras yang disebabkan oleh pembalikan fase menjadi
kurang terlihat. 

Pertimbangan desain praktis

1. Meskipun R5 sedikit mengurangi penguatan keseluruhan, tujuannya adalah untuk
meningkatkan impedansi keluaran tahap pertama dan membuatnya kurang bergantung
pada resistansi pelat dari tabung V1 tertentu.

2. Sirkuit redaman R6C3 direkomendasikan sebagai kebalikan dari kapasitor sederhana.

Sirkuit ini meredam efek resonansi yang terkait dengan induktansi kebocoran
transformator keluaran dan induktansi speaker. Seperti yang telah disebutkan di atas, hasil
puncak dari fase di atas 90 derajat maju dalam loop. Kebocoran komponen induktif pada
beban pelat V2 akan menambah lebih banyak fase gerak maju pada frekuensi tinggi, yang
dapat mengakibatkan puncak yang berlebihan. Terlalu banyak memuncak mungkin
menghasilkan "dering" yang tidak diinginkan pada nada audio. Umumnya, semakin besar
R6, semakin banyak puncak yang dihasilkan.

3. Direkomendasikan untuk menggunakan resistor kontrol nada R2 dengan kurva "A" (sama
seperti yang biasa digunakan untuk kontrol volume) untuk mencapai kontrol pewarnaan
suara yang halus di kisaran tinggi, pada nilai R2 yang rendah.

4. Kapasitor C1, C2, C3, C5 harus memiliki tegangan pengenal yang memadai.

5. Nilai C2 tidak kritis -- bisa dari 470pF hingga 2200pF. Keluarga kurva kontrol nada (Gbr. 3)
akan terlihat mirip dengan nilai C2 apa pun, tetapi semakin tinggi nilainya, tetapi nilai R2
yang sesuai berbanding terbalik dengan C2. Dengan puncak C2 yang lebih besar menjadi
agak lebih menonjol.

Saat memperbaiki atau memulihkan radio vintage, disarankan untuk mengganti kontrol
nada mentah (Gbr. 1) dengan opsi umpan balik T-bridge (Gbr.2). Ini akan meningkatkan
kualitas suara.

Dimungkinkan juga untuk menggunakan konsep kontrol nada T-bridge yang sama ke loop
umpan balik negatif umum, misalnya, dari pelat V2 ke katoda V1. Dalam hal ini C2 dan
khususnya C5 akan lebih besar, R2 -- lebih kecil, R5 -- tidak diperlukan. Sirkuit seperti itu
biasanya tidak praktis, karena katoda V1 biasanya di-ground dan tidak tersedia untuk
aplikasi umpan balik.

Hak Cipta © Valve Electronics 2015 - 2023. Semua Hak Dilindungi Undang-Undang.