Makalah Situasi Dan Kondisi Bangsa Arab Pra Islam: Penulis
Makalah Situasi Dan Kondisi Bangsa Arab Pra Islam: Penulis
Penulis :
YULIANA PUASA (2210026)
ANITA(22210024)
YUSUF RAHMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa arab adalah salah satu bangsa yang memiliki sejarah keislaman yang paling panjang
dalam sejarah dunia, karena bangsa ini melahirkan salah satu tokoh yang kemudian menjadi penyempurna
dari seluruh ajaran yang ada di muka bumi ini, yang mampu membawah pada perubahan yang kemudian
di pedomani sampai sekarang dan hingga kehidupan selanjutnya. Sehingga sangat lah penting untuk di
ketahui kehiudpan pada zaman sebelum pra Islam
Pemahaman konteks masyarakat sebelum kedatangan Islam, memiliki peran penting setidaknya
sebagai wahana kita memahami bahwa hadirnya Islam memberikan kontribusi signifikan dalam
kehidupan. Meskipun dalam beberapa hal ajaran-ajaran Islam memiliki kesinambungan dengan ajaran
yang diturunkan kepada nabi sebelumnya, namun bisa dipastikan bahwa ajaran Islam memiliki kontribusi
yang penting dalam membangun peradaban manusia. Pendeknya, diantara poin penting mempelajari
kondisi Arab pra Islam , kita memiliki wawasan yang luas sehingga mampu memahami begitu penting
peradaban lahir dari bangsa Arab itu sendiri
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Situasi Bangsa Arab pra Islam?
2. Bagaimana Kondisi Bangsa Arab pra Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Geografis Jazirah Arab
Jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi atau tepatnya 1.745.900 km merupakan kediaman
mayoritas bangsa Arab. Akan tetapi bangsa Arab juga mendiami daerah-daerah sekitar jazirah. Tanah
Arab dianamai Pulau Gundul karena tanah Arab merupakan suatu tanah semenanjung yang kurang subur
dan terdapat banyak gunung batu. Ada beberapa sungai yang mendiami wadi dengan aliran yang tidak
tetap dan lembah-lembah berair di musim hujan. [2]
Jazirah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti “kepulauan”, Arab secara
etimologi berasal dari kata arabia berarti “gurun pasir” atau “sahara”. Dari segi geografis sebenarnya
Arab bukanlah sebuah kepulauan sebab dari empat penjuru perbatasannya masih ada satu yang tidak
berbatasan dengan laut [3]. Di sebelah barat berbatasan dengan dengan laut Merah dan gurun Sinai,
sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab (Persia), sebelah selatan dengan laut India, dan di sebelah
utara dengan gurun (padang pasir) Irak dan Syiria. Meskipun dikelilingi oleh air pada tiga sisi dan
dibatasi oleh padang pasir pada sisi ke empat, jazirah Arab termasuk salah satu daerah yang paling kering
dan panas di muka bumi. [4] Jazirah Arab terletak di Sebelah Barat daya Asia, terbagi atas dua bagian
yaitu bagian tengah dan bagian tepi.
Bagian tengah Jazirah Arab yakni daerah pegunungan yang tandus , sehingga penduduknya
nomaden untuk mencari tanah yang subur. Bagian tengah ini didiami oleh suku Badui dimana mereka
senang hidup bebas dan tidak suka bercocok tanam. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah Najed
dan al-Ahqaf. Karena penduduknya berpindah-pindah jadi mereka tidak tenang menciptakan kebudayaan
dan peradabannya.
Bagian tepi Jazirah Arab merupakan bagian yang subur karena cukupnya curah hujan , dan
penduduknya bukanlah pengembara. Wilayah ini adalah Yaman, Hijaz, Oman , Hadramaut. Karena
mereka menetap sehingga mereka berhasil membuat berbagai bentuk kebudayaan , mendirikan kerajaan
diantaranya kerajaan Saba’ yang terkenal dengan Ratu Balqis, kerajaan Himyar Manadhirah, dan kerajaan
Chassaniyah.[5]
B. Agama Bangsa Arab Pra Islam
Menurut Watt dalam bukunya Muhammad’s Mecca (1988), melalui kajiannya terhadap al-Qur’an
dikombinasikan dengan sumber arkeologis dan literal lain ada 4 sistem kepercayaan religius yang
berkembang di Arab pra Islam, yaitu:
1. Fatalisme
Kepercayaan ini menganggap bahwa “waktu” merupakan manifestasi dari Tuhan. Menurut mereka
terdapat dua hal yang wujudnya ditakdirkan; pertama, kematian (‘ajal) dan kedua, rezeki. Dua hal inilah
yang keberadaanyya di luar kontrol manusia. Sehingga muncul kepercayaan bahwasanya peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam hidup ini merupakan produk dan ditentukan oleh waktu.
2. Paganisme
Kepercayaan paganisme ini adalah realitas yang niscaya dalam masyarakat Arab. menurut Watt, di
Jazirah Arab terdapat sepuluh Tuhan yang disembah. Tiga diantaranya diidentifikasi sebagai Tuhan
feminim, yaitu al-Lat, al-Uzzah, dan Manat. Mereka berada di tempat-tempat suci di sekitar Makkah,
Thaif, Nakhla dan Qudaid. Tujuh lainnya berkarakter Tuhan maskulin antara lainWadd yang disembah
oleh suku Kalb, Suwa’ disembah suku Yanbu, Yaghuts disembah oleh suku Madhij, Yauq oleh suku
Khiwan dan Nasr oleh suku di Yaman dan Himyar.
4. Monotheisme
Rippin menjelaskan dalam kaitanyya dengan monotheisme masyarakat Arab pra Islam setidaknya
terdapat tiga teori yang dimunculkan; pertama, monotheisme sebagai akibat pengaruh dari agama
Yahudi; kedua, monotheisme merupakan sesuatu yang bersifat alamiah. Monotheisme merupakan
merupakan evolusi pemikiran secara umum dari masyarakat ; dan ketiga monotheisme berkaitan dengan
term “hanif” , agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim.[6]
F. Keadaan Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi bangsa arab menjelang lahirnya islam, sangat ditentukan oleh kondisi
dan letak geografis wilayahnya. Bagi masyarakat Arab pedalaman yang terkenal dengan sebutan ahlu
Badui atau Badiah hidup berpindah-pindah mencari tempat yang subur, mereka bertani dan beternak.
Dalam mengolah pertanian para pemilik ladang memkai tiga sistem yaitu pertama, sistem sewa dengan
emas atau logam mulia yang lain, gandum atau hasil pertanian yang lain sebagai alat pembayarannya.
Kedua, sistem bagi hasil. Ketiga, sistem pandega yaitu seluruh modal datang dari pemilik, sementara
pemupukkan dan perawatannya dikerjakan oleh penggarap.
Sedang yang hidup diperkotaan atau yang disebut dengan ahlul hadloroh mayoritas mereka
berdagang. Status mereka sebagai pedagang terbentuk karena wilayah yaman adalah wilayah transit untuk
perdagangan yang menghubungkan satu negeri dengan negeri yang lain.
Disisi lain, ada sebuah wilayah yang menjadi saingan yaman, yaitu kota makkah. Makkah
merupakan wilayah yang memiliki letak strategis dalam kegiatan berdagang. walupun wilayahnya
gersang dan tidak subur tapi ramai dikunjungi orang. Hal ini karena di makkah terdapat bangunan yang
memiliki nilai keramat bagi bangsa arab yaitu ka’bah.
Para pedagang arab sejak 200 tahun menjelang datangnya islam, telah melakukan transaksi
dengan india, negeri pantai afrika, sejumlah negara teluk persia, asia tengah dan sekitarnya. Komoditas
ekspor Arab selatan dan yaman anatara lain kemenyan, dupa, kayu gaharu, minyak wangi kulit bianatang,
kismis, anggur dan lain lain. Sedang barang yang di impor dari Afrika Timur antara lain kayu untuk
bahan bangunan, bulu-bulu unta, logam mulia serta badak. Sedang dari cina dan Asia selatan yaitu
gading, batu mulia,sutera, pakaian, pedang, rempah-rempah, dan dari negara-negara teluk persia, mereka
menginpor intan.
Perjalanan dagang mereka lakukan dalam dua musim yaitu musim panas(shaif) ke negeri syam
dan musim dingin (syita’) ke negeri yaman.[18]
Berdasarkan uraian diatas peradaban bangsa arab pra islam sudah sangat tinggi tapi kenapa masih
dinamakan jahiliyah?
Orang Arab menggunakan kata ( )الجاهل dan pecahan-pecahannya untuk dua pengertian. Pertama (
)الجاهلlawan dari kata ( )العلم (mengetahui). Ini menyangkut keadaan akal . Kedua lawan dari kata ( الحلم )
(sopan santun). Yang ini menyangkut jiwa dan perilaku. Tapi mereka belum pernah menggunakan kata (
)الجاهليةdalam syair dalam percakapan mereka. Kata ini baru dipergunakan pertama kali dalam Al-Qur’an
untuk menggambarkan keadaan orang Arab sebelum Islam. Lafadz ( )الجاهليةyang sinonimnya ( ال
)يعلمون (tidak mengetahui) yang terdapat dalam al-Qur’an, artinya tidak lepas dari dua pengertian, yaitu :
tidak mengenal hakikat Tuhan atau tidak mengikuti apa yang diturunkan Tuhan. [19]
Dalam buku lain dijelaskan kata jahiliyah memiliki konotasi jahil (bodoh) khususnya dalam hal
moralitas, yaitu norma-norma pergaulan antar sesama, dimana ketika itu antar kabilah saling bermusuhan
untuk saling berebut hegemoni. Demikian pula hak-hak asasi manusia khususnya perempuan, dan kaum
lemah tidak pernah ada, yang kuat memperdaya yang lemah, yang kaya memperdaya yang miskin dan
seterusnya. [20] Menyembah patung, menguburkan anak hidup-hidup, minum tuak, main judi atau
melakukan perampokan, semua itu hanyalah bentuk luarnya saja. Mungkin saja bentuk luar ini berbeda
menurut tempat dan waktu sebagaimana yang kita saksikan dalam sejarah. Namun yang esensial tetaplah
esensial, tidak berubah oleh kondisi apapun. Dia tetap tidak mengenal hakikat Tuhan dan mengikuti
selain yang diturunkan Allah. [21]
Sedangkan dalam hal kemajuan budaya kebendaan , sebenarnya masyarakat Arab memiliki
budaya yang cukup maju untuk ukuran zamannya. Dengan demikian, jahiliyah khususnya diperuntukan
dalam hal moralitas dan teologi. [22]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam bisa dilihat dari beberapa segi, diantaranya:
1. Dari segi geografis Jazirah Arab terletak di Sebelah Barat daya Asia, terbagi atas dua bagian yaitu
bagian tengah dan bagian tepi. Bagian tengah terdiri dari pegunungan yang tandus sehingga
masyarakatnya nomaden untuk mencari tempat yang subur. Bagian tepi Jazirah Arab merupakan bagian
yang subur karena cukupnya curah hujan , dan penduduknya bukanlah pengembara.
2. Dari segi agama yang dianut oleh bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, ada beberapa kepercayaan
yang mereka anut yaitu: Fatalisme, Paganisme, kepercayaan kepada Allah sebagai super Tuhan dan
Monotheisme.
3. Dari segi kesusasteraan bangsa Arab sejak dulu telah dikenal sebagai bangsa pecinta syair. Mereka
menciptakan berbagai macam syair, puisi dan prosa.
4. Dari segi kemasyarakatan bangsa Arab memiliki bahwa solidaritas antar sesama anggota satu kabilah
sangat kuat , sedang perasaan tersebut dengan kabilah sama sekali tidak ada.
5. Kehidupan politik dan sosial masyarakat Arab pra Islam, baik nomadik maupun yang menetap, hidup
dalam budaya kesukuan Badui. Dalam menyelesaikan masalah mereka sering menggunakan cara
peperangan. Walaupun mereka mempunyai amir atau syaikh, mereka hanya tunduk pada hal peperangan,
pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu namun tidak tunduk untuk masalah yang lainyya.
6. Kondisi perekonomian masyarakat Arab pra Islam ditinjau dari segi mata pencaharian ada dua kategori.
Untuk masyarakat pedalaman yang dikenal dengan ahlu badui atau baidah mereka bekerja disektor
pertanian dan peternakan. Sedangakan masyarakat perkotaan mereka bekerja disektor perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA
Munir. Sejarah Peradaban Islam. Cetakan ke-2. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010
Muhammad In’am. Percikan Filsafat Sejarah dan Peradaban Islam . Malang: UIN-Maliki Press.
Ibnu .2000. Muqoddimah Ibnu Khaldun. Diterjemahkan oleh Ahmadie Thoha. Jakarta: Pustaka Firdaus.