Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL I

Nama : Kelvin Agam Nanda Wijaya


NIM : 049036996
Tugas : Bahasa Indonesia 428 (MKWU4108.428)

1. Fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday sebagai berikut :


a. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran,
sikap atau perasaan pemakainya.

b. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau


pikiran/pendapat orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.

c. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.

d. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu


pengetahuan atau budaya.

e. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa
estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.

f. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi
seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu hal.

g. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau


kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin….
2. Perkembangan (peningkatan) bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI
denganmenggunakan peta konsep (mind mapping).

Dibentuknya Badan pertimbangan - Meperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional


Bahasa Indonesia dan - Memperingati 80 Tahun Sumpah Pemuda
Menghasilkan 4Pokok penting yg - Dan 60 Tahun Berdirinya Pusat Bahasa
secara garis besar Menegaskan
agar Kualitas Bahasa Indonesia IX di Jakarta
diTingkatkan dan diKembangkan 21 Oktober 1 November 2008
dalam menghadapi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan X di Jakarta
21-31 Oktober 2013
& Teknologi

Di ikuti oleh 1.168 Peserta dari 12


Negara Menghasilkan9
VII di Jakarta 26-30
Kongres Bahasa Rekomendasi yg ditujukan untuk
Oktober 1991
Indonesia Pemerintah Indonesia

XI di Jakarta 21-31
VIII di Jakarta 14-17
Oktober 2011
Oktober 2003

Bulan Oktober sebagai Dengan Tema : Menjayakan Bahasa &


Bulan Bahasa Sastra Indonesia

Serta diluncurkan produk Kebahasaan


& ke Sastraan

Sisi Positif Parenting Budaya Jepang


Oleh: Buyung Okita

Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran masyarakat
untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi
putra-putrinya, atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari. Terdapat
4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
berikut adalah sedikit penjelasan mengenai keempat gaya asuh tersebut.
Judul Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
Nama Majalah (Sumber) https://www.kompasiana.com/buyungokita/
%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-positif-parenting-
budaya- jepang?page=all#section2
Bagian Pembuka Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi
kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-
ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya,
atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter,
berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
Sub Judul Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat, Orang
tua adalah cerminan anak, Orang tua dan anak adalah setara,
Memperhatikan tentang perasaan dan emosi.
Bagian Penutup Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami
bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit gaya
permisif dan gaya authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaan
gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang.
Penulis Buyung Okita
Tahun Terbit 2020

a. Pertanyaan
1. Apa Saja Jenis – jenis gaya Parenting ?
2. Apa saja fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang ?
3. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang ?

b. Jawaban
1. Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa,permisif, dan terlalu
protektif.
2. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepang
- Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat
sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua
beranggapan sebisa mungkin menemani putra-putrinya.
- Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada
fase ini orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak,
apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
- Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan
keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkahlaku yang baik
dan sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan
dipersiapkan untuk dapat siap menjadi orang dewasa.
3. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikitgaya
permisif dan gaya authoritative ( berwibawa ).

Anda mungkin juga menyukai