II. Tinjauan Pustaka
II. Tinjauan Pustaka
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Bab
II
TINJAUAN PUSTAKA
Peta Lokasi Kota Pagar Alam dapat dilihat pada Gambar 2.1. Wilayah kota
Pagar Alam berada di dataran tinggi di kaki gunung dempo dan dalam konteks
regional terletak disekitar 298 Km dari ibu kota provinsi Sumatera Selatan dan
beranjak sekitar 68 Km di sebelah Barat Daya ibu kota Kabupaten Lahat.
Kondisi jalan yang menghubungkan Palembang-Pagar Alam termasuk
baik dengan volume kendaraan angkutan umum dan barang cukup padat. Kondisi
jalan di dalam wilayah kabupaten yang menghubungkan ke kecamatan dan desa
umumnya sudah beraspal. Dengan demikian Kota Pagar Alam berada pada posisi
strategis yang dapat dengan mudah menerima dan memberi informasi terutama di
bidang pembangunan pertanian, mengingat wilayahnya berada pada jalur yang
dapat dengan mudah disinggahi atau keluar dari atau ke berbagai arah.
Kota Pagar Alam secara Geografis berada pada posisi 03O59’45” Lintang
Selatan (LS) dan 103O07’00” – 103O27’26” Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah
sekitar 63.366 Ha (633.66 Km2). Luas wilayah Kota Pagar Alam sekitar 63,366
Ha atau sekitar 0,73 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Selatan (kurang lebih
8.701.742 Ha).
Topografi kota Pagar Alam umumnya berbukit dan bergunung, berada
diketinggian 100-1000 M (Meter dari permukaan laut) dengan puncaknya Gunung
II - 1
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Dempo (± 3.159 Meter). Wilayah ini adalah tempat tertinggi dan juga merupakan
atap Provinsi Sumatera Selatan oleh karenanya daerah ini berhawa dingin (sejuk).
Batas - batas wilayah administratif Kota Pagar Alam adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
2. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat.
3. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Jarai dan Kecamatan Pajar
Bulan Kabupaten Lahat.
4. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Tabel 2.1 Luas wilayah Kota Pagar Alam Dirinci Per Kecamatan
II - 2
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Tipe iklim di Kota Pagar Alam termasuk bervariasi, suhu berkisar antara
14 – 34 0C. Kota Pagar Alam memiliki hawa dingin (sejuk), memiliki 2 (dua)
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan rata-rata setiap
tahun berkisar antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret sedangkan
musim kemarau berkisar bulan April sampai dengan bulan September,
penyimpangan kedua musim tersebut terjadi setiap 5 tahun sekali dimana musim
hujan berkisar antara 2000-3000 mm dengan kelembaban udara berkisar antara
75-89 %.
Kota Pagar Alam terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Pagar Alam
Utara, Pagar Alam Selatan, Dempo Utara, Dempo Tengah dan Dempo Selatan
seluas 633,66 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 122.440 jiwa
(Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, 2007).
Berdasarkan tabel 2.2 jumlah penduduk terbanyak di Kota Pagar Alam
terdapat di Kecamatan Pagar Alam Selatan, yaitu sejumlah 41.324 jiwa,
sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Dempo Tengah, yaitu
sebanyak 12.742 jiwa.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Pagar Alam Dirinci Per Kecamatan
II - 3
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Kota Pagar Alam Dirinci Per Kecamatan
Jumlah (jiwa)
No Kecamatan Kepadatan
Jumlah (jiwa)
(jiwa/Km2)
1. Pagar Alam Utara 35.411 638,38
2. Pagar Alam Selatan 41.324 634,10
3. Dempo Utara 19.928 160,73
4. Dempo Tengah 12.742 83,85
5. Dempo Selatan 13.035 54,52
Total 122.440 1.521,58
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, 2007
Rata-rata penduduk per rumah tangga di kota Pagar Alam adalah 4,19
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.4 berikut ini :
Tabel 2.4 Jumlah dan Rata-rata Penduduk Per Rumah Tangga Per Kecamatan
di Kota Pagar Alam tahun 2007
II - 4
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Rata-rata
Rumah
No Kecamatan Penduduk penduduk
Tangga
per KK
1. Pagar Alam Utara 8.124 35.411 4,36
2. Pagar Alam Selatan 9.744 41.324 4,24
3. Dempo Utara 5.145 19.928 3,87
4. Dempo Tengah 2.924 12.742 4,36
5. Dempo Selatan 3.277 13.035 3,98
Total 29.214 122.440 4,19
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, 2007
II - 5
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 6
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 7
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Dalam era perdagangan bebas, komoditas kopi sebagai bahan baku utama
industri kopi bubuk, mutu menjadi penentu daya saing di pasar ekspor maupun
dalam negeri. Dengan teknik budidaya yang baik dan sesuai maka bisa dihasilkan
mutu produk (biji kopi) yang baik dan sesuai dengan kehendak konsumen. Hal
tersebut perlu diperhatikan para pekebun kopi agar usaha taninya dapat berhasil
baik, produksi kopinya tinggi dan pendapatan petani juga tinggi.
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu komoditas yang
mendapat prioritas pengembangan karena dapat digunakan sebagai sumber
karbohidrat, bernutrisi tinggi terutama vitamin dan mineral yang mempunyai
potensi dalam diversifikasi pangan.
Beberapa manfaat tanaman kentang antara lain :
Bahan diversifikasi pangan non beras yang bernilai gizi tinggi.
Tanaman cepat menghasilkan (cash crop) bagi petani.
Komoditas ekspor non-migas.
Bahan dasar industri pangan dan tekstil.
Bahan makanan fast-food yang menjamur di kota-kota besar.
Permintaan pasar terhadap kentang beberapa tahun terakhir ini cendrung
meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk yang menggunakan
kentang sebagai sayuran sehari-hari, meningkatnya pendapatan dan
berkembangnya industri pengolahan. Selain itu dengan berkembangnya retoran-
restoran fast food dan makanan ringan berupa chips, manfaat kentang menjadi
beragam, sebagai tidak hanya sebagai sayur. Fernsh fries, yang saat ini banyak di
sukai masyarakat Indonesia, masih diimpor dalam bentuk frozen fries dari luar
negeri dan kebutuhan dari tahun ke tahun terus meningkat.
II - 8
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 9
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 10
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
Untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan efisien,
diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim,
tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang
diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti
ekonomi cukup baik. Data iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman serta terhadap aspek manajemennya
perlu diidentifikasi melalui kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan. Data
sumber daya lahan ini diperlukan terutama untuk kepentingan perencanaan
pembangunan dan pengembangan pertanian. Data yang dihasilkan dari kegiatan
survei dan pemetaan sumber daya lahan masih sulit untuk dapat dipakai oleh
pengguna (users) untuk suatu perencanaan tanpa dilakukan interpretasi bagi
keperluan tertentu.
Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai
potensi sumber daya lahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi
dan/atau arahan penggunaan lahan yang diperlukan, dan akhirnya nilai harapan
produksi yang kemungkinan akan diperoleh. Beberapa sistem evaluasi lahan yang
telah banyak dikembangkan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu ada
yang dengan sistem perkalian parameter, penjumlahan, dan sistem matching atau
mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan (Land Qualities/Land
Characteritics) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan
persyaratan tumbuh komoditas pertanian yang berbasis lahan. Sistem evaluasi
lahan yang pernah digunakan dan yang sedang dikembangkan di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Balai Penelitian Tanah Bogor
diantaranya:
Klasifikasi kemampuan wilayah.
Sistem pendugaan kesesuaian lahan secara parametrik.
Sistem yang digunakan oleh Proyek Penelitian Pertanian Menunjang
Transmigrasi atau P3MT.
Sistem yang digunakan dalam Reconnaissance Land Resources Surveys 1 :
250.000 scale Atlas Format Procedures.
Land Evaluation Computer System atau LECS .
II - 11
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
2.3.1 Lahan
II - 12
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
characteristics). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara
langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan dari pengertian
karakteristik lahan (FAO, 1976). Dalam evaluasi lahan sering kualitas lahan tidak
digunakan tetapi langsung menggunakan karakteristik lahan, karena keduanya
dianggap sama nilainya dalam evaluasi.
Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan
lahan tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya
menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat
negatif akan merugikan (kendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga
merupakan faktor penghambat atau pembatas. Setiap kualitas lahan dapat
berpengaruh terhadap satu atau lebih dari jenis penggunaannya. Demikian pula
satu jenis penggunaan lahan tertentu akan dipengaruhi oleh berbagai kualitas
lahan.
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.
Beberapa karakteristik lahan umumnya mempunyai hubungan satu sama lainnya
di dalam pengertian kualitas lahan dan akan berpengaruh terhadap jenis
penggunaan dan/atau pertumbuhan tanaman dan komoditas lainnya yang berbasis
lahan (peternakan, perikanan, kehutanan).
Karakteristik lahan diantaranya adalah: temperatur udara, curah hujan,
lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar,
kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation
liat, kejenuhan basa, pH H20, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan
sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan, dan singkapan
batuan.
Fasilitas yang berkaitan dengan aspek ekonomi merupakan penentu
kesesuaian lahan secara ekonomi atau economy land suitability class
(Rossiter, 1994). Hal ini dengan pertimbangan bagaimanapun potensialnya secara
fisik suatu wilayah, tanpa ditunjang oleh sarana ekonomi yang memadai, tidak
akan banyak memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah tersebut.
II - 13
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 14
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 15
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 16
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
atau berpengaruh secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan
masukan yang telah biasa diberikan.
Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderately Suitabel)
Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas agak serius untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi
dan keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginally Suitabel)
Lahan yang mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi
dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.
Kelas N1 : Tidak Sesuai pada Saat ini (Currently Not Suitabel)
Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk
diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan dengan modal
normal.
Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not Suitabel)
Lahan mempunyai pembatas permanen sehingga mencegah segala kemungkinan
penggunaan berkelangsungan pada lahan tersebut.
II - 17
PROPOSAL PENAWARAN
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam
II - 18