Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota

Pagar Alam

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Pagar Alam adalah salah satu kota di Provinsi Sumatra Selatan yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001 (Lembaran Negara
RI Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4115). Kota
Pagar Alam yang terletak di kawasan dataran tinggi kaki Gunung Dempo
memiliki aktifitas ekonomi yang sangat ditentukan oleh sektor pertanian dan
perkebunan.
Kota Pagar Alam memliki kawasan hutan dan kawasan perkebunan rakyat
yang cukup luas, menurut BPS kota Pagar Alam tahun 2007 luas daerah kawasan
hutan di kota Pagar Alam sekitar 28,740 Ha dan luas daerah kawasan perkebunan
rakyat sekitar 20,739 Ha dari total 63,366 Ha kota Pagar Alam. Potensi alam dan
luasnya kawasan perkebunan rakyat menjadikan kota Pagar Alam sebagai salah
satu Sub Terminal Agribisnis (STA) penghasil sayur mayur dan buah-buahan
serta merupakan penghasil kopi terbesar di Provinsi Sumatra Selatan.
Kopi merupakan komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung
perekonomian kota Pagar Alam, mayoritas penduduk Pagar Alam mencari nafkah
lewat penanaman kopi sehingga tanaman kopi dapat ditemukan di seluruh
kecamatan kota Pagar Alam. Keuntungan secara ekonomis dari komoditas ini
menyebabkan masyarakat memaksakan diri untuk menanam kopi meskipun tidak
semua lahan di Pagar Alam cocok untuk tanaman kopi, termasuk merambah
kawasan hutan oleh masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan.
Wilayah Pagar Alam memiliki topografi yang bervariatif dari dataran
sampai bergunung, umumnya bergelombang sampai bergunung dan terletak pada
dataran tinggi sangat potensial untuk pengembangan sektor agribisnis, khususnya
pengembangan tanaman kentang. Tanaman kentang sangat cocok dibudidayakan
pada dataran tinggi dengan lahan miring dan lebih baik tumbuh di tanah-tanah
vulkanik yang gembur dan mengandung banyak bahan organik.
Kentang merupakan salah satu komoditas yang mendapat prioritas
pengembangan karena dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat, bernutrisi
tinggi terutama vitamin dan mineral yang mempunyai potensi dalam diversifikasi
pangan. Permintaan pasar terhadap kentang beberapa tahun terakhir ini cendrung

I-1
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk yang menggunakan


kentang sebagai sayuran sehari-hari, meningkatnya pendapatan, berkembangnya
industri pengolahan.
Sumber daya alam (SDA) kota Pagar Alam sangat potensial untuk
pengembangan sektor kehutanan, perkebunan dan agribisnis, namun dibutuhkan
informasi yang lebih detail untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Informasi
yang detail dapat diperoleh dengan cara survey evaluasi kesesuaian lahan.
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk
tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah
teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan
penggunaan lahan sesuai dengan keperluan.
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk
penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini
(kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan
potensial).
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat
biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-
masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa
karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh
tanaman yang dievaluasi.
Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan
dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat
berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian
yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk
dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
Program pengembangan industri tanaman kentang dan kopi pada kawasan
hutan dilatarbelakangi oleh fakta semakin berkurangnya kawasan hutan
dikarenakan alih fungsi kawasan hutan menjadi ladang masyarakat. Program
pengembangan industri tanaman kentang dan kopi pada kawasan hutan ini
bertujuan untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan yang dipadukan dengan
prinsip hutan untuk masyarakat sehingga diharapkan akan didapatkan suatu sistem

I-2
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

pengelolaan hutan yang berorientasi pada optimalisasi fungsi hutan secara terpadu
dan berkelanjutan.
Pengelolaan kawasan hutan berorientasi pada tetap lestarinya fungsi hutan
dan masyarakat turut serta berperan aktif didalamnya disusun dengan cara
memadukan pola rehabilitasi lahan dengan pengembangan industri tanaman
kentang dan kopi pada kawasan hutan yang yang telah dirambah. Perpaduan ini
diharapkan mampu memberikan manfaat secara ekonomis kepada masyarakat dan
juga menambah penerimaan daerah tanpa menghilangkan fungsi dari kawasan
hutan.
Tujuan akhir program pengembangan industri tanaman kentang dan kopi
pada kawasan hutan ini adalah :
1. Menggali potensi daerah untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah dari
sektor kehutanan.
2. Mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat sekitar kawasan hutan.
3. Mengurangi perambahan kawasan hutan.
Perencanaan pengembangan industri kentang dan kopi pada kawasan
hutan di Kota Pagar Alam perlu dijabarkan lebih seksama mengenai materi
perencanaan dan implementasinya, dimulai dari strategi, kebijakan, program
hingga kegiatan di lapangan supaya diperoleh rencana pengembangan industri
pertanian yang produktif, lestari, ramah lingkungan, dan ekonomis. Kegiatan
identifikasi potensi wilayah, keragaan, ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya
lahan menjadi bagian yang sangat penting dalam upaya mendukung perencanaan
optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan industri kentang dan kopi pada
kawasan hutan di Kota Pagar Alam.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan pekerjaan Pengembangan Industri Kentang dan Kopi


pada kawasan hutan di Kota Pagar Alam adalah menyediakan informasi dan data
yang akurat mengenai identifikasi, inventarisasi, karakterisasi, deliniasi lahan dan

I-3
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

evaluasi potensi dan kendala sehingga dapat dijadikan sebagai landasan dasar
strategi implementasi pengembangan industri kentang dan kopi pada kawasan
hutan di Kota Pagar Alam.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakan kegiatan pekerjaan pengembangan industri kentang


dan kopi di Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi, karakterisasi, evaluasi, zonasi dan analisis sumberdaya pertanian
dalam menunjang pola pengembangan industri kentang dan kopi di Kota
Pagar Alam.
2. Penentuan komoditas unggulan indutri pertanian.
3. Menyusun dan merumuskan strategi pengembangan industri kentang dan kopi
berdasarkan potensi dan kendala wilayah kota Pagar Alam.
4. Penyusunan basis data sumberdaya lahan, sosial ekonomi pertanian dan
teknologi untuk keperluan perencanaan penelitian dan pengkajian industri
pertanian di masa yang akan datang.
5. Efisiensi usahatani dan meningkatkan tambahan pendapatan petani.

1.2.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan pekerjaan Pengembangan Industri Kentang dan


Kopi di Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya basis data sumberdaya lahan, sosial ekonomi, kelembagaan usaha
pertanian dan teknologi sebagai dasar untuk perencanaan kebijakan teknis
pengembangan industri kentang dan kopi di Kota Pagar Alam.
2. Kemudahan bagi pemerintah daerah Kota Pagar Alam dan investor dalam
menetapkan kawasan dan jenis komoditi pertanian unggulan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan potensi sumberdaya lahannya.
3. Terwujudnya efektivitas dan efisiensi pengembangan pertanian lahan basah di
masing-masing wilayah pengembangan pertanian, sehingga memudahkan
untuk mencari alternatif teknologi yang sesuai dengan karakteristik lahan.

I-4
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

4. Terwujudnya optimalisasi dan zonasi penggunaan lahan berbasis pada


kesesuaian dan potensi lahan untuk pengembangan komoditas unggulan
pertanian lahan basah.
5. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang sekaligus akan dapat
meningkatkan PAD Kota Pagar Alam.

1.3 KELUARAN

Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan pekerjaan Pengembangan


Industri Kentang dan Kopi di Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :
1. Peta Satuan Lahan skala 1 : 250.000 yang dihasilkan dari proses interpretasi
dan deliniasi Citra Satelit Landsat TM 7 serta tumpang tamapl (overlay) dari
peta Topografi, peta Tanah, dan peta Iklim.
2. Peta Kesesuaian Lahan skala 1 : 250.000 sebagai wadah/dasar pemilihan
alternatif kelompok komoditas utama yang dapat dikembangkan berdasarkan
daya dukung lahan dan kelembagaan usaha pertanian.
3. Buku laporan yang memuat data spasial potensi sumberdaya lahan dan
rekomendasi strategi kebijakan teknis implementasi sebagai acuan dalam
pengembangan industri kentang dan kopi di Kota Pagar Alam.

1.4 DASAR PERTIMBANGAN


Pengembangan Industri kentang dan kopi di Kota Pagar Alam berpeluang
menjadi komoditas ungulan di sektor argoindustri. Pengembangan tersebut dapat
dilakukan secara segmen usaha pada aspek teknis budidaya, sosial kelembagaan,
ekonomi, manajemen maupun konservasi lahan sebagai upaya perbaikan mutu
lahan untuk keberlanjutan pertanian.

Kualitas sumber daya manusia dalam hal ini petani sebagai pelaku utama
dan pendukung dalam implementasinya menjadi faktor penentu. Faktor
pendukung utamanya adalah ; (a). Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam
yang mendukung pengembangan komoditas unggulan; (b). Peta Skala 1 : 50.000
(semi detail) yang menegaskan Pewilayahan Komoditas Pertanian Kota Pagar

I-5
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

Alam; (c). Permintaan pasar akan produk hasil industri kentang dan kopi kota
Pagar Alam.

Permasalahan pengembangan industri kentang dan kopi secara umum di


kota Pagar Alam adalah ; (a). Keberdayaan Lembaga Organisasi baik skala kecil
maupun besar belum tertata berdasarkan prinsip ekonomi supplay and demand;
(b). Pemanfaatan lahan secara optimal belum berpijak pada optimasi pemanfaatan
sumberdaya pertanian dalam konteks pengembangan industri agribisnis; (c).
Penguasaan teknologi produksi dan produktivitas pra dan pasca panen.

Dalam pengkajian awal dibutuhkan survey data sekunder dengan desk


study untuk memperoleh gambaran umum sedangkan data primer dilakukan
melalui studi kasus sebagai pendalaman. Materi yang dihimpun meliputi; (1).
Inventerisasi sumber daya lahan dan pengguna sumber daya lahan. (2).
Sumberdaya manusia yang terjun langsung pada sistim dan usaha industri
tanaman kentang dan kopi. (3). Kelembagaan skala kecil.

Metode survey primer dipilih pendekatan kualitatif dengan strategi studi


kasus yang bersifat multi metode dengan titik berat pada metode non survey,
meliputi; pengamatan efektifitas kinerja teknis-sosial-ekonomi dan kelembagaan
agribisnis aktual dilapangan. Wawancara mendalam dengan dengan informan
kunci, diskusi kelompok dan ungkapan pengalaman petani berhasil.

Kualitas lahan dapat berperan positif atau negatif terhadap penggunaan


lahan tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif sifatnya
menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat
negatif akan merugikan (kendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga
merupakan faktor penghambat atau pembatas. Setiap kualitas lahan dapat
berpengaruh terhadap satu atau lebih dari jenis penggunaannya. Demikian pula
satu jenis penggunaan lahan tertentu akan dipengaruhi oleh berbagai kualitas
lahan.

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.
Beberapa karakteristik lahan umumnya mempunyai hubungan satu sama lainnya

I-6
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

di dalam pengertian kualitas lahan dan akan berpengaruh terhadap jenis


penggunaan dan/atau pertumbuhan tanaman dan komoditas lainnya yang berbasis
lahan (peternakan, perikanan, kehutanan).

Untuk dapat memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan efisien,
diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim,
tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanaman yang
diusahakan, terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti
ekonomi cukup baik. Data iklim, tanah, dan sifat fisik lingkungan lainnya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman serta terhadap aspek manajemennya
perlu diidentifikasi melalui kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan. Data
sumber daya lahan ini diperlukan terutama untuk kepentingan perencanaan
pembangunan dan pengembangan pertanian. Data yang dihasilkan dari kegiatan
survei dan pemetaan sumber daya lahan masih sulit untuk dapat dipakai oleh
pengguna (users) untuk suatu perencanaan tanpa dilakukan interpretasi bagi
keperluan tertentu.

Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai


potensi sumber daya lahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi
dan/atau arahan penggunaan lahan yang diperlukan, dan akhirnya nilai harapan
produksi yang kemungkinan akan diperoleh. Beberapa sistem evaluasi lahan yang
telah banyak dikembangkan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu ada
yang dengan sistem perkalian parameter, penjumlahan, dan sistem matching atau
mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan (Land Qualities/Land
Characteritics) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan
persyaratan tumbuh komoditas pertanian yang berbasis lahan.

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu komoditas yang


mendapat prioritas pengembangan karena dapat digunakan sebagai sumber
karbohidrat, bernutrisi tinggi terutama vitamin dan mineral yang mempunyai
potensi dalam diversifikasi pangan.

I-7
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

Permintaan pasar terhadap kentang beberapa tahun terakhir ini cendrung


meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk yang menggunakan
kentang sebagai sayuran sehari-hari, meningkatnya pendapatan dan
berkembangnya industri pengolahan. Selain itu dengan berkembangnya retoran-
restoran fast food dan makanan ringan berupa chips, manfaat kentang menjadi
beragam, sebagai tidak hanya sebagai sayur. Fernsh fries, yang saat ini banyak di
sukai masyarakat Indonesia, masih diimpor dalam bentuk frozen fries dari luar
negeri dan kebutuhan dari tahun ke tahun terus meningkat.

Potensi industri komoditas kentang dapat dilihat dari Pohon Industri


Komoditas Kentang berikut ini ;

TABLE POTATO
(KENTANG SAYUR) Lauk Pauk Rumah

*granola

Potato Chips
PROCESSING POTATO

*atlantik *hermes
Potato String
*panda *riverina
*russet
*karlena
Starch (Pati Kentang)
*chipetta

Tanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat


dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas. Bila penerapan
teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya
bisa ditingkatkan. Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya
kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya,
(3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem
pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan yang berkesinambungan
yang harus diterapkan dengan baik dan benar.

I-8
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran


penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pada tahun
2004 perolehan devisa dari komoditas kopi menghasilkan nilai ekspor sebesar
US$ 251 juta atau 10,1 persen dari nilai ekspor seluruh komoditas pertanian, atau
0,5 persen dari ekspor non-migas atau 0,4 persen dari nilai total ekspor (AEKI,
2005).

Potensi industri komoditas kopi dapat dilihat dari Pohon Industri


Komoditas Kopi berikut ini ;

Kopi bubuk
Kopi Biji Kopi instan
Specially
Buah Kopi
coffee
Kopi Kulit &Pulp Pupuk

Batang Kayu Bakar

Dilihat dari Pohon Industri, komoditas kentang dan kopi dapat menjadi
komoditas unggulan di Kota Pagar Alam. Diharapkan kedepannya kedua
komoditas tersebut mampu mensejahterakan masyarakat, khususnya petani
kentang dan kopi serta mampu memberikan masukan pendapatan yang besar bagi
pemerintah daerah.

Untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya petani kentang dan kopi


serta mampu memberikan masukan pendapatan yang besar bagi pemerintah
daerah dibutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara masyarakat
(petani), pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Kerjasama dan
komunikasi yang baik dapat diciptakan dengan membentuk kelembagaan-
kelembagaan dimulai dari skala kecil dalam ruang lingkup masyarakat petani
hingga skala besar dalam ruang lingkup pemerintah daerah dan pihak-pihak yang
terkait.

I-9
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

Kelembagaan adalah suatu sistem yang menyangkut lembaga (institusi),


organisasi, aturan, norma dan tata nilai yang berlaku dalam suatu komunitas.
Kelembagaan didefinisikan sebagai suatu aturan yang mengikat dan mementukan
tata cara kerjasama dalam memenfaatkan sumberdaya dan hak masing-masing
masyarakat.

Kerjasama sukarela lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang


telah mewarisi sejumlah modal sosial yang substansial dalam bentuk aturan-
aturan, pertukaran timbal balik, dan jaringan kesepakatan antar warga. Oleh
karena itu, dalam rangka pengembangan agribisnis di tingkat wilayah perdesaan,
perlu didesain suatu “sistem dan usaha agribisnis skala kecil yang berorientasi
pada sistem cluster produksi ekonomi kerakyatan”.

Disamping itu, perlu juga inisiasi untuk menumbuhkan kelembagaan


utama kelompoktan/gapoktan (on farm) maupun pendukung agribisnis yang
mampu berfungsi memperbaiki dan memperlancar sistem dan usaha
pengembangan industri kentang dan kopi agregat (wilayah) pembangunan di Kota
Pagar Alam. Untuk itu program penumbuhan motivasi kelompok perlu
berlandaskan keberdayaan performa aktual SDM petani yang didukung potensi
SDA pertanian yang relatif mudah dikelola dan sedikit investasi modal finansial,
infrastruktur pertanian primer dan sekunder serta kebijakan Pemda Kota Pagar
Alam yang mendukung (insentif & disinsentif).

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup kegiatan pekerjaan Pengembangan Industri Kentang dan


Kopi di Kota Pagar Alam dibagi menjadi dua ruang lingkup, yaitu :
1) Ruang lingkup wilayah
2) Ruang lingkup materi

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah ditentukan berdasarkan batas administrasi dan


batas teknis.

I - 10
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

1. Batas Administrasi
Batas administrasi kegiatan pekerjaan adalah daerah Kota Pagar Alam yang
terdiri dari 5 wilayah kecamatan, yaitu : Pagar Alam Utara, Pagar Alam
Selatan, Dempo Utara, Dempo Tengah dan Dempo Selatan.
2. Batas Teknis
Kegiatan pekerjaan secara teknis memprioritaskan basis data sumberdaya
lahan, sosial ekonomi dan kelembagaan usaha pertanian sebagai dasar
perencanaan pengembangan industri kentang dan kopi.

1.5.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi ditentukan berdasarkan :


1. Deskripsi umum mengenai kondisi Kota Pagar Alam.
2. Deskripsi umum sumberdaya lahan, sosial ekonomi, kelembagaan usaha
pertanian Kota Pagar Alam.
3. Pengumpulan data sekunder mengenai basis data sumberdaya lahan, sosial
ekonomi, kelembagaan usaha pertanian dan teknologi serta data spasial berupa
peta satuan lahan dan peta perwilayahan komoditas pertanian skala 1 :
250.000 berdasarkan wilayah agro-ekosistem.
4. Rekomendasi strategi kebijakan teknis implementasi pengembangan industri
kentang dan kopi di Kota Pagar Alam.

1.6 RANCANGAN KEBIJAKAN

Kegiatan pekerjaan Pengembangan Industri Kentang dan Kopi di Kota


Pagar Alam berdasarkan pada kebijakan yang termaktub dalam :
1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

I - 11
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
4. Undang - Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari bebas korupsi, kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47 Salinan, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4287);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) Jo. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
10. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

I - 12
Pengembangan Industri Tanaman Kentang dan Kopi pada Kawasan Hutan di Kota
Pagar Alam

13. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 050/2020/SJ,
tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP
Daerah dan RPJM Daerah.
14. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1994 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sumatra Selatan.

I - 13

Anda mungkin juga menyukai