/BSN/B2-b2/5/2019
Jakarta, 10 Mei2019
Nomor
Lampiran 3(figa) berkas
Hal Penyampaian Keputusan
Kepala Badan Standardisasi Nasional
Kepada Yth.
Kepala Pusat Standardisasi Industri
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
di Jakarta
ryana Margahayu
Tembusan:
1. SekretarisUtama, BSN;
2 Deputi Bidang Pengembangan Standar, BSN; r^m-
3, DIrektur SIstem Penerapan Standar dan Penilaian Kes^uaiar^, BSN,
4, Direktur Akreditasi Lembaga Inspeksi dan Sertfikasi, BSN,
5, Direktur Pengembangan Standar Agro,Kin.ia,Keseha an^ Transportasi, dan TeknologI
6 Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi Elektronika, iranspona
7^ SSm"•S^b.ns."S,....in.r..«.i^nll.»„ a™
8. S2l.Blr. Hub..,.. M.s,mk«,K.(.»n..dm L.,.™.Inlom.a BSN;d.n
9. Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, BSN
0
BADAN STANDARDISASI NASIONAL
NOMOR 155/KEP/BSN/4/2019
TENTANG
KARBOKSIMETIL SELULOSA
MEMUTUSKAN:
SELULOSA.
Ditetapkan di Jak^ta
pada tanggal 2019
KEPAI^A BADAN STONDARDISASI NASIONAL,
BAMBANG PRASETYA
ICS 71.080.60
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 8762:2019
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif................................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1
4 Syarat mutu ....................................................................................................................... 2
5 Pengambilan contoh .......................................................................................................... 2
6 Cara uji .............................................................................................................................. 2
7 Penandaan ...................................................................................................................... 10
8 Pengemasan.................................................................................................................... 11
Lampiran A (informatif) Contoh gambar peralatan ................................................................ 12
Bibliografi ............................................................................................................................... 14
© BSN 2019 i
SNI 8762:2019
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8762:2019 dengan judul Natrium karboksimetil selulosa
teknis merupakan revisi dari SNI 06-3736-1995, Natrium karboksimetil selulosa teknis, SNI
06-4557-1998, Cara uji kadar air karboksimetil selulosa, dan SNI 06-4558-1998, Cara uji
viskositas larutan karboksimetil selulosa. Perubahan pada SNI ini meliputi ruang lingkup,
istilah dan definisi, syarat mutu, dan cara uji.
Standar ini disusun oleh KomiteTeknis 71-04, Industri Kimia Organik dan telah dibahas
dalam rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 17 Desember 2018. Hadir dalam rapat
tersebut wakil dari pemerintah,produsen, konsumen, tenaga ahli, dan institusi terkait
lainnya. SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak pendapat sejak tanggal 1
Februari 2019 sampai dengan 1 April 2019 dan disetujui menjadi Rancangan Akhir SNI
(RASNI) untuk ditetapkan menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2019 ii
SNI 8762:2019
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04IndustriKimiaOrganik, dan
Natrium karboksimetil selulosa teknis
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan syarat mutu dan cara uji natrium karboksimetil selulosa teknis yang
digunakan sebagai bahan penolong pada industri kecuali industri pangan dan industri
pengeboran minyak.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini.Untuk acuan
bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal,
berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh
perubahan/amandemen).
Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
natrium karboksimetil selulosa
padatan berupa serbuk putih sampai kekuningan, tak berbau, tawar dan higroskopis, yang
merupakan turunan dari selulosa dengan perlakuan alkali dan monochloro acetic acid atau
garam natrium dengan rumus molekul [C6H7O2(OH)x(OCH2COONa)y]n dan CAS Number
9004-32-4
CATATAN x = 1,5 sampai 2,80; y = 0,2 sampai 1,5; x + y = 3,0; y adalah derajat substitusi; dan n
adalah derajat polimerisasi.
3.2
derajat substitusi
nilai rata-rata pensubstitusi per unit anhidroglukosa
tidak untuk dikomersialkan”
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
4 Syarat mutu
5 Pengambilan contoh
6 Cara uji
6.1 Kelarutan
6.1.1 Prinsip
Pengukuran berdasarkan larut tidaknya contoh uji dalam air dan larutan etanol.
6.1.2 Pereaksi
a. Air suling;
b. Etanol teknis.
6.1.3 Peralatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.2 Uji buih
6.2.1 Prinsip
Pengukuran berdasarkan terbentuknya buih dalam larutan contoh uji jika dilakukan
pengocokan.
6.2.2 Pereaksi
a. Air suling.
6.2.3 Peralatan
6.3.1 Prinsip
Pengukuran berdasarkan perubahan warna larutan contoh uji dengan penambahan larutan
Iodin.
6.3.2 Pereaksi
a. Air suling;
b. Larutan Iodin 0,1 N;
c. Larutan NaOH, (0,1 – 0,5) %;
d. Kalium Iodida (KI).
6.3.3 Peralatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.3.4 Cara kerja
a. Masukkan sebanyak 10 mL larutan Iodin 0,1 N ke dalam labu takar 100 mL;
b. Tambahkan 0,60 g KI kemudian kocok;
c. Tambahkan air suling hingga tanda tera, kemudian dikocok lagi. (Catat tanggal dan
hari pembuatan, simpan dalam kondisi tertutup, gelap, dan dingin). Larutan KI ini tahan
hingga maksimal 3 bulan;
d. Timbang air suling sebanyak 380 g, masukkan ke dalam wadah stainless steel;
e. Timbang contoh uji dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika viskositas rendah (maksimum 50 cP) : 10 g
Jika viskositas tinggi (diatas 50 cP) : 5g
f. Masukkan contoh uji sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan pengaduk mekanik;
g. Setelah 5 menit, angkat, kemudian masukkan kembali contoh uji yang menempel di
dinding wadah dengan spatula karet ke dalam larutan;
h. Cek pH, jika lebih kecil dari 10, maka tambahkan larutan NaOH;
i. Aduk kembali hingga total pengadukan di pengaduk mekanik selama 20 menit;
j. Siapkan blangko air suling pada 3 buah tabung reaksi, tambahkan ke masing-masing
tabung sebanyak 3; 9; dan 30 tetes larutan Iodin;
k. Masukkan sebanyak 2 mL larutan contoh uji (6.3.3.i) ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 3; 6; dan 21 tetes larutan Iodin;
l. Bandingkan warna larutan contoh uji dengan larutan blangko;
m. Jika terdapat perbedaan warna dari blangko, maka contoh uji mengandung starch dan
turunannya.
6.4.1 Prinsip
Pembentukan endapan dalam larutan contoh uji jika ditambahkan larutan tembaga sulfat
atau aluminium sulfat.
6.4.2 Pereaksi
a. Air suling;
b. Larutan CuSO4 5 % atau Al2(SO4)3 0,5 %.
6.4.3 Peralatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.5 Kadar air
6.5.1 Prinsip
Kadar air dihitung berdasarkan bobot yang hilang selama pemanasan dalam oven pada
temperatur (105 ± 3) C.
6.5.2 Peralatan
6.5.4 Perhitungan
B− [C−A]
Kadar air (%) = × 100 %
B
Keterangan:
A adalah berat botol timbang beserta tutupnya, g.
B adalah berat contoh uji sebelum dipanaskan, g.
C adalah berat contoh uji dan botol timbang beserta tutupnya setelah dipanaskan, g.
6.6 Viskositas
6.6.1 Prinsip
Pengukuran viskositas larutan contoh uji dengan perhitungan berat kering. Metode
pengukuran digunakan pada rentang viskositas contoh uji (10 – 10.000) mPa-s (cP) dengan
temperatur 25 C.
6.6.2 Pereaksi
a. Air suling.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.6.3 Peralatan
Rentang Kecepatan
Panjang Faktor
viskositas Diameter (mm) putaran
(mm) pengali
(mPa-s) (r/menit)
10 – 100 19 65 60 1
100 – 200 19 65 30 2
200 – 1.000 10 54 30 10
1.000 – 4.000 5,9 43 30 40
4.000 – 10.000 3,2 31 30 200
CATATAN 1 Faktor pengali digunakan jika menggunakan viskometer analog.
CATATAN 2 Contoh gambar spindle (lihat Gambar A.1).
CATATAN 3 Untuk rentang viskositas 1 cP = 1 mPa-s.
b. Pengaduk mekanik; memiliki kecepatan putaran dari rendah hingga (900 ± 100)
r/menit;
100 A
Berat contoh uji basis kering (M) =
100 − B
Keterangan:
A adalah berat contoh uji basis kering yang diinginkan, g.
B adalah kadar air contoh uji (hasil dari 6.5.4), %.
Keterangan:
M adalah berat contoh uji basis kering, g.
V adalah volume air suling, mL.
c. Masukkan contoh uji sambil diaduk dengan pengaduk mekanik dengan kecepatan
putaran rendah, kemudian tambahkan kecepatan putaran pengaduk mekanik hingga
(900 ± 100) r/menit;
CATATAN Kecepatan pengadukan tidak boleh lebih dari 1.200 r/menit agar tidak berdampak pada
viskositas contoh uji. Contoh uji dimasukkan sedikit demi sedikit agar tidak terjadi penggumpalan.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
d. Pengadukan dilakukan selama (120 ± 3) menit;
e. Masukkan larutan contoh uji beserta wadahnya ke dalam penangas air yang telah
bertemperatur (25 ± 0,2) °C, biarkan selama 1 jam;
f. Pastikan temperatur larutan contoh uji masuk dalam rentang 19 °C hingga 27 °C;
g. Keluarkan larutan contoh uji dari penangas air, kemudian kocok dengan kuat selama
10 detik;
h. Ukur viskositas larutan contoh uji dengan viskometer dan catat hasil pengukuran pada
menit ke 3. Pencatatan hasil pengukuran pada 25 °C tersebut dilengkapi dengan
ukuran spindle dan kecepatan putaran yang digunakan.
6.7.1 Prinsip
6.7.2 Pereaksi
a. Air suling;
b. Larutan penyangga pH 7;
c. Larutan penyangga pH 9.
6.7.3 Peralatan
6.8 Kemurnian
6.8.1 Prinsip
6.8.2 Pereaksi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.8.3 Peralatan
a. Timbang contoh uji sebanyak (3 ± 0,1) g (B) dan pindahkan ke dalam gelas piala;
b. Tambahkan 150 mL etanol dan pindahkan dengan segera ke dalam penangas air yang
temperaturnya dijaga (60 – 65) °C. Usahakan permukaan air penangas selalu diatas
permukaan contoh uji dalam gelas piala. Tutup gelas piala dengan penutup dan aduk
selama 10 menit, jangan sampai ada contoh uji yang menempel pada dinding gelas
piala;
c. Diamkan hingga contoh uji mengendap seluruhnya dengan gelas piala tetap di
penangas air;
d. Cuci secara dekantasi, pada pencucian terakhir uji filtrat sehingga bebas dari pengotor
(NaCl) dengan larutan AgNO3, jika masih terdapat endapan putih maka lanjutkan
kembali pencucian sampai contoh uji bebas pengotor (NaCl);
e. Setelah contoh uji bebas dari pengotor (NaCl) pindahkan seluruh contoh uji ke dalam
cawan Gooch (yang telah diketahui beratnya) dengan teliti;
f. Bilas gelas piala dengan etanol kemudian larutan pembilas tersebut dimasukkan ke
dalam cawan Gooch, lakukan beberapa kali ulangan pembilasan hingga contoh uji
telah terpindahkan seluruhnya;
g. Bilas contoh uji yang terdapat di dalam cawan Gooch dengan aseton;
h. Keringkan di dalam oven dengan temperatur 105 °C selama 4 jam;
i. Dinginkan di dalam desikator, kemudian timbang (A);
j. Hitung kemurnian contoh uji.
6.8.5 Perhitungan
Keterangan:
A adalah berat dari residu kering, g.
B adalah berat dari contoh uji yang digunakan, g.
C kadar air contoh uji (sesuai hasil yang didapat pada cara kerja 6.5.4), %.
S kemurnian contoh uji, %.
6.9.1 Prinsip
Pemurnian contoh uji dari mineral-mineral dengan penambahan asam sulfat sehingga
didapatkan persentase natrium yang menentukan besar nilai derajat substitusi.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.9.2 Pereaksi
6.9.3 Peralatan
a. Timbang contoh uji sebanyak (5 ± 0,1) mg dan masukkan ke dalam labu takar;
b. Tambahkan 350 mL metanol atau etanol (80 % volume);
c. Aduk selama 30 menit;
d. Tuang melalui cawan Gooch dengan pompa vakum. Hindari udara masuk melalui
bagian bawah penyaring;
e. Cuci secara dekantasi, pada pencucian terakhir uji filtrat sehingga bebas dari pengotor
(NaCl) dengan larutan AgNO3, jika masih terdapat endapan putih, maka lanjutkan
kembali pencucian sampai contoh uji bebas pengotor (NaCl);
f. Pindahkan semua residu ke dalam cawan Gooch;
g. Bilas dengan aseton untuk menghilangkan alkohol yang tersisa;
h. Biarkan aseton menguap di udara (di dalam lemari asam) kemudian keringkan dalam
oven pada temperatur 110 °C selama dua jam, kemudian dinginkan dalam desikator
dan timbang residu tersebut;
i. Lakukan pemanasan tersebut (h) sampai didapatkan berat yang konstan;
j. Simpan contoh uji (i) dalam desikator untuk penentuan derajat substitusi.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.9.5 Perhitungan
A ×32,38
Kandungan natrium (%) =
B
Keterangan:
A adalah berat residu natrium sulfat, g.
B adalah berat contoh uji, g.
(162 × % natrium)
Derajat substitusi =
(2.300 – (80 × % natrium))
6.10.1 Prinsip
Pengukuran berdasarkan berat per volume natrium karboksimetil selulosa dalam kondisi
padatan.
6.10.2 Peralatan
a. Vibrator;
b. Neraca, dengan ketelitian 0,01 g;
c. Gelas ukur plastik 100 mL.
6.10.4 Perhitungan
D = 50/r
Keterangan:
D adalah berat jenis, g/mL.
r adalah pembacaan level, mL.
7 Penandaan
- Nama barang;
- Nama dan alamat perusahaan;
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
- Rentang viskositas;
- Berat bersih;
- Tanggal produksi;
- Tanggal kedaluwarsa;
- Kode produksi;
- Petunjuk cara penyimpanan.
8 Pengemasan
Natrium karboksimetil selulosa teknis dikemas dalam keadaan tertutup, aman selama
penyimpanan dan pengangkutan.
12 dari 14
Diameter
SNI 8762:2019
Spindle
© BSN 2019
A.1
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8762:2019
13 dari 14
Tinggi pengaduk
Tinggi tangkai
Pengaduk mekanik
© BSN 2019
A.2
SNI 8762:2019
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 71-04 Industri Kimia Organik, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] ASTM D1439-15, Standard Test Methods for Sodium Carboxymethyl Cellulose
[2] International Oenological Codex, Carboxymethyl Cellulose (Cellulose gum) – COEI-1-
CMC: 2009
[3] SNI ISO 13500:2017, Industri minyak dan gas bumi – Material lumpur pemboran –
Spesifikasi dan pengujian.