Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH


UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI
DAN KESEHATAN MASYARAKAT
SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

DIAJUKAN OLEH:
KELOMPOK USAHA BANK SAMPAH
KELURAHAN TEGALREJO

LEMBAGA PENDAMPING:

PARAHITA FOUNDATION
JL. SUMATRA NO. 144 MAGERSARI TEGALREJO
SALATIGA 50733
TELP/FAX. 0298-315404

NOVEMBER 2011

1
JUDUL:
Proposal Pengajuan Bantuan Peralatan Bank SampahUntuk Pemberdayaan Ekonomi
dan Kesehatan Masyarakat Serta Kelestarian Lingkungan

LATAR BELAKANG
Sampah adalah limbah padat yang berasal dari hasil sisa-sisa yang tidak
termanfaatkan oleh kegiatan manusia baik di perkotaan maupun pedesaan yang makin
konsumtif.Salah satu cara mengubah perilaku masyarakat (social behavior) agar tidak
membuang sampah ke sungai, selokan, membakar dengan cara penerapan strategi 3R (reuse,
reduce dan recycle). Namun konsep ini tidak berjalan dengan baik karena image yang
tertanam bagi masyarakat sampah itu adalah barang tidak berharga, tidak bermanfaat, tidak
mempunyai nilai ekonomi. Lalu jalan keluarnya yang paling mudah dan gampang adalah
“buang” atau asal tak berada di lingkungan sendiri. Image atau stigma ini diyakini dapat
diubah dengan menjadikan sampah menjadi berkah dengan upaya mengembangkan ekonomi
kerakyatan diperkotaan melalui pengembangan bank sampah.
Hal ini yang kemudian menjadi sumber penyebab banjir dan sumber penyebaran
penyakit. Sampah masih merupakan permasalahan yang hingga kini belum terselesaikan bagi
bangsa Indonesia dan Salatiga khususnya. Jumlah sampah setiap hari dan rata-rata yang
terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya sekitar 30 – 50%, maka sisanya akan
berakhir di tempat pembakaran atau sampah akan berada di sungai-sungai sambil menunggu
musim hujan. Menurut data Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga
(2011), volume sampah di Kota Salatiga mencapai 100 ton/hari atau meningkat sebanyak 13
ton/hari dari tahun 2008. Sebanyak 70% sampah berasal dari rumah tangga. Komposisi
sampah yang ada terdiri dari sampah organik sekitar 70,70%, disusul sampah plastik
(19,65%), sampah kertas (7,28%), selebihnya berupa sampah kayu, kain, logam dan
sebagainya. Dari jumlah ini hanya 300 m3/hari yang berhasil diangkut ke pembuangan
terakhir. Namun sampah ini sebagian besar sampah ini belum diproses atau didaur ulang
menjadi produk yang bermanfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi sampah
rata-rata diperkotaan mencapai 0,5 kg/orang/hari sampai 0,8 kg/orang/hari. Dari konstanta
tersebut, maka sudah dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh
sebuah kota setiap hari dengan mengalikan dengan jumlah penduduk yang ada. Penduduk
Kelurahan Tegalrejo kurang lebih 10.800 jiwa (Lurah Tegalrejo, 2012). Menurut hasil
penelitian setiap orang menghasilkan sampah 0,5 kg per hari, sehingga masyarakat Kelurahan
Tegalrejo menghasilkan kurang lebih 5.400 kg sampah per hari.
Pemasalahan sampah semakin meningkat seiring bertambahnya penduduk dan adanya
perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang menghendaki segala sesuatu yang
bersifat simple dan praktis. Persoalan sampah yang tidak teratasi akan mengancam
kehidupan manusia dan lingkungan secara umum, seperti gangguan kesehatan, pencemaran
lingkungan (tanah, air, maupun udara).
Pentingnya hal ini maka sejak 2008 sudah ditetapkan Undang-Undang Pengelolaan
Sampah No.18 Tahun 2008. Juga adanya kebijakan presidenterkait pencanangan gerakan
Menuju Indonesia Bersih.
Disamping dampak buruk dari sampah, sebenarnya sampah mempunyai potensi yang
cukup besar sebagai aset usaha apabila dapat dikelola dengan baik. Sampah yang dikelola

2
secara kreatif mampu memberikan sumber pendapatan yang menjanjikan. Hanya saja
masyarakat belum sadar benar bagaimana mengelola sampah dan mengolahnya menjadi
sumber daya yang mampu menambah sumber pendapatan bagi keluarga. Bank sampah adalah
salah satu alternatif pemecahan persoalan sampah yang dapat memberikan manfaat ganda
bagi masyarakat. Secara prinsip bank sampah melaksanakan mekanisme sepert layaknya
bank pada umum tetapi yang ditransaksikan adalah sampah yang berasal dari rumah tangga
atau masyarakat dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan dan ekonomi. Bank
sampah ialah bank yang melayani masyarakat menabung seperti bank-bank pada umumnya
bedanya kalau di bank umum orang menabung berupa uang tetapi di bank sampah
masyarakat menabung berupa barang bekas berupa: besi-besi bekas, kardus bekas, segala
plastik bekas, kaleng minuman bekas, tembaga, alumunium dll. Bank sampah akan
menyimpan dan mengelola sampah dari masyarakat, masyarakat yang menabung sampah
akan menjadi nasabah dari bank sampah dan diberi buku tabungan.
Kegiatan bank sampah ini dapat mengurangi volume sampah berupa botol plastik,
kaca, kardus, koran bekas dan lain sebagainya yang dapat mengurangi sampah sampai 70-
80% untuk tidak di buang ke TPA dan sampah telah dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi
kerakyatan bagi masyarakat dalam bentuk tabungan bank sampah yang merupakan tambahan
penghasilan.
Untuk dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan sumber
pendapatan membutuh keterampilan dan kreativitas untuk mengolahnya. Potensi
sampah/limbah yang bernilai ekonomi antara lain adalah sampah/limbah plastik, kertas,
botol, kaleng yang sering tidak dilirik oleh banyak orang bahkan dibuang dan dibakar.
Limbahini ternyata bisa bernilai ekonomi tinggi bila dikelola dengan ketrampilan yang tepat.
Pelaksanaan bank sampah sesungguhnya mengandung potensi ekonomi (economic
opportunity) kerakyatan yang cukup tinggi karena kegiatan bank sampah dapat
memberikan out-put nyata bagi masyarakat dalam kesempatan kerja (job creation). Juga
menjadi penghasilan tambahan bagi pegawai bank sampah dan masyarakat penabung sampah
(nasabah). Sebenarnya yang paling terpenting adalah adanya pendidikan lingkungan agar
lingkungan terjaga dengan baik terbebas dari sampah, penyakit malaria, sumber penyakit
lainnya dan terbebas dari banjir/genangan serta tekanan volume sampah terhadap TPA
semakin berkurang sehingga umur TPA bisa lebih panjang.
Sebagai pembanding untuk kegiatanBank Sampah Barokah Assalam di Komplek
Perumahan Dangau Teduh-Indarung Kota Padang, yang mempunyai nasabah sebanyak 44
KK telah berputar uang sebanyak lebih kurang 2 juta/bulan, kegiatan teller hanya dibuka
selama 2 jam dalam seminggu, yaitu Sabtu dan Minggu dengan memperkerjakan sebanyak 5
orang tenaga kerja. Contoh lainnya adalag Bank Sampah “Gemah Ripah” di Kabupaten
Bantul yang merupakan bank sampah pertama di Indonesia yang telah beraktifitas selama 3
tahun. Kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan oleh Bank Sampah Hidayah di Bandar
Buek dan Bank Sampah Sahabat Alam di Pangambiran Kota Padang serta telah
mengembangkan kegiatan bank sampah ke arah koperasi simpan-pinjam antar anggota.
Melihat permasalahan sampah dan potensi ekonomis dari sampah seperti tersebut di
atas, Parahita Foundation berupaya berpartisipasi dalam memberikan kontribusi dalam
memecahkan persoalan sampah di Kota Salatiga. Oleh karena itu sejak tahun 2012Parahita
Foundation menyelenggarakan program pelatihan pengelolaan sampah/limbah. Dalam
merealisasikan program ini Parahita Foundation bekerjasama dengan beberapa pihak, antara

3
lain: Pusat Penelitian dan Studi Gender-Universitas Kristen Satya Wacana, RW VII dan PKK
RW VII Magersari, dan Pemerintah Kelurahan Tegalrejo mendirikan bank sampah yang
dikelola dengan prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Melalui program ini, masyakat mempunyai akses atau kesempatan memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tepat bagi
kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta kelestarian lingkungan. Melalui
kegiatan ini diharapkan terbuka peluang kerja dan sekaligus memberikan dampak positif bagi
pelestarian lingkungan.
Setelah mendapat pelatihan dan praktek, peserta didik merintis dan mengembangkan
usaha melalui kelompok.Untuk mendukung kinerja kelompok, diperlukan dukungan
peralatan yang dikelola oleh kelompok. Oleh karena itu melalui proposal ini kami
mengajukan permohonan bantuan peralatan.

TUJUAN PROGRAM
Tujuan membangun bank sampah sebenarnya bukanlah bank sampah itu sendiri,
tetapi adalah strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar
dapat “berteman” dengan sampah bukan “bermusuhan”. Melalui pengembangan ekonomi
berbasis keluarga/masyarakat berupa penjualan hasil sampah serta mengembangkan kerajinan
kreatif dan inovatif berupa pemanfaatan sampah menjadi kerajinan tangan, pembuatan
kompos, usaha tanaman hias dan manfaat lain yang mempunyai nilai ekonomi kreatif.
Melalui proposal ini, tujuan mengajuan bantuan alat ini adalah:
1. Pengadaan alat untuk mendukung usaha mengelola sampah/limbah berbasis keluarga
yang berwawasan kesehatan dan lingkungan.
2. Meningkatkan kinerja kelompok usaha pengelolaansampah/limbah melalui dukungan
peralatan.
3. Mengoptimalkan penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan
sampah/limbah.
4. Membangun sistem organisasi usaha untuk mendukung usaha bersama dalam bentuk
Bank Sampah.

OUTPUT/HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Tersedianya alat untuk untuk mendukung usaha pengelolaan sampah/limbah berbasis
keluarga yang berwawasan kesehatan dan lingkungan.
2. Meningkatnya kinerja kelompok usaha pengelolaan sampah/limbah melalui dukungan
peralatan.
3. Optimalnya penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan
sampah/limbah.
5. Terbangunnyasistem organisasi usaha bersama dalam bentuk Bank Sampah.

PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kelompok.

4
STRATEGI
Program bersifat partisipatif dan menekankan keintegrasian dan berkesinambungan
program.

PROGRAM
1. Pengadaan alat.
Sejak 2 tahun yang lalu Parahita Foundation melaksanakan program pelatihan
pengelolaan sampah/limbah bagi warga masyarakat Kelurahan Tegalrejo. Untuk
mengembangkan program pelatihan dan praktek yang sudah berjalan, diperlukan
tambahan peralatan ketrampilan pengelolaan sampah/limbah, antara lain:
URAIAN UNIT
1 Kendaraan pengangkut sampah 1 unit
2 Gerobak pengangkut sampah 3 unit
3 Cangkul 3 unit
4 Sekop 3 unit
5 Garuk 3 unit
Kantong plastic/bagor untuk pemilahan sampah
7 plastic, kertas, kaleng, organik 1.000 buah
8 Sendok semen/cetok 5 unit
NO. URAIAN UNIT
9 Parang 2 unit
10 Wearpak/seragam 10 unit
11 Sepatu boot 10 unit
12 Helm proyek 10 unit
13 Sarung tangan karet 10 unit
14 Sarung tangan kain 10 unit
15 Masker 10 unit
16 Kacamata plastic 10 unit
17 Timbangan duduk 1 unit
18 Timbangan gantung 1 unit
19 Kalkulator 1 unit
20 Rak besi 1 unit
21 Keranjang plastic 4 buah
22 Tong komposter 4 buah
23 Tong pemilah sampah 4 buah
24 Brankas 1 unit
25 Papan nama 3 unit
26 Papan struktur 1 unit

5
2. Optimalisasi penggunaan alat melalui pelatihan dan praktek pengelolaan
sampah/limbah.
Materi pembelajaran didesain dengan prosentasi 70% praktek dan 30% teori.
Diarahkan agar peserta didik bisa menggunakan ketrampilannya untuk memulai
pengelolaan sampah di rumah tangganya dan di lingkungan rumah atau sekitar
rumahnya. Tatap muka dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 2 jam yang
pengaturan waktunya disesuaikan bersama peserta didik sesuai dengan jenis
pelatihannya. Tahapan pelatihan pengelolaan sampah/limbahantara lain:

 Pelatihan dan praktek pemilahan sampah/limbah organik dan non organik


(plastik, kertas, kaleng, botol, besi, dsb).
 Pengenalan alat dan bahan pendukung pengolahan limbah organik.
 Pelatihan mekanisme alur masuk sampah/limbah rumah tangga ke bank
sampah.
 Pelatihan mekanisme alur keluar sampah/limbah dari bank sampah ke
pengepul.
 Pengenalan metode pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik.
 Pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik.
 Pelatihan dan praktek penyelesaian akhir.

3. Advokasi dan pendampingan untuk peningkatan kinerja kelompok usaha.


Kegiatan advokasi dan pendampingan diarahkan untuk dua tujuan, yaitu:
a) peserta didik mampu meningkatkan kinerja dalam usahanya, baik secara individu
maupun kelompok, dan b) ada dukungan dari lingkungan (pengambil kebijakan,
keluarga, dan institusi terkait) bagi pekerja/wirausahawan untuk perlindungan dan
pemberdayaan mereka.

SASARAN

Sasaran program ini sebanyak warga masyarakat usia produktif sebanyak 20 orang
yang berpotensi memperoleh dan mengembangkan ketrampilan untuk memperoleh sumber
ekonomi rumah tangga. Daftar peserta didik sebagai berikut:

No Nama Alamat
1 Bapak Kelik Abidin RT 01 RW 07 Magersari
2 Bapak Purnomo Sugito RT 01 RW 07 Magersari
3 Bapak Aris Susanto RT 01 RW 07 Magersari
4 Bapak Hadi Wargito RT 02 RW 07 Magersari
5 Bapak Sutarman RT 02 RW 07 Magersari
6 Bapak Suwarto RT 02 RW 07 Magersari
7 Ibu Wuryatni RT 02 RW 07 Magersari

6
8 Ibu Heruati RT 02 RW 07 Magersari
9 Bapak Sunardi RT 03 RW 07 Magersari
10 Bapak Slamet RT 03 RW 07 Magersari
11 Bapak Wuryanto RT 03 RW 07 Magersari
12 Bapak Tundjung Mahatma RT 03 RW 07 Magersari
13 Ibu Riyanto RT 04 RW 07 Magersari
14 Bapak Ayep Abidin RT 04 RW 07 Magersari
15 Bapak Suharno RT 04 RW 07 Magersari
16 Bapak Padmadi RT 04 RW 07 Magersari
17 Bapak Sutarno RT 05 RW 07 Magersari
18 Bapak Sumarsono RT 05 RW 07 Magersari
19 Bapak Suparno RT 06 RW 07 Magersari
20 Bapak Hono Wiyono RT 06 RW 07 Magersari

Salatiga, 1 November 2011


Mengetahui,
Ketua Kelompok Pendamping Kelompok Lurah Tegalrejo

......................................... Ir. Arianti Ina R. Hunga, M.Si. Edhi Suyatno, SH.


Ketua Parahita Foundation

Anda mungkin juga menyukai