Anda di halaman 1dari 3

Khotbah Minggu 6 November 2022

1 Petrus 1: 3- 12

Pendahuluan

Adakah dari antara kita yang hidupnya tidak pernah merasakan dan
mengalami yang namanya penderitaan? Rasanya semua orang pernah
mengalami penderitaan. Setiap orang pernah mengalami penderitaan dalam
hidupnya ada yang berat, ada yang sedang, ada yang ringan. Ada yang
membuat kita merasa ingin menyerah karena hidupnya sudah sungguh
sangat berat, ada yang membuat kita justru semakin tertantang, ada yang
justru membuat kita goyah dan memilih perpaling agar tidak lagi merasakan
penderitaan tersebut, dan berbagai respon kita terhadap penderitaan.
Pertanyaannya sekarang ada diposisi manakah kita? orang-orang yang tidak
lagi punya pengharapan kah ? karena merasa bahwa hidup akan segera
berakhir karena penderitaan yang kita alami kini, orang-orang yang tidak
punya iman kah? Karena merasa perlu melihat Tuhan berperkara dulu dalam
kehidupan kita baru kita tidak mau percaya. Atau orang-orang yang tidak
punya kasih? Karena merasa penderitaan hidup kita lah yang paling berat
hingga sulit untuk mau mengasihi orang lain. Atau di manakah kita saat ini?

1 Petrus 1: 3-12

Rasul Petrus dalam bacaan kita hari ini memberikan penguatan


kepada jemaat-jemaat pendatang di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan
Bitnia. Mereka yang saat itu hidup di bawah tekanan dari pemerintah dan
mengalami penganiayaan. Oleh sebab itu, rasul Petrus berusaha menguatkan
iman percaya mereka bahwa masih ada pengharapan selama mereka mau
hidup di dalam kasih kepada Allah.

Itulah sebabnya bacaan ini di mulai dari pujian kepada Allah yang
telah memberikan rahmat bagi mereka yang senantiasa percaya di dalam
iman kepada Yesus Kristus. Hal ini hendak menguatkan orang-orang tersebut
bahwa selama kita punya iman maka kita tidak akan kehilangan pengharapan
akan Yesus Kristus. Dan oleh karena rahmat-Nya tersebut mereka di ajak
untuk senantiasa bergembira meskipun dalam kesesakan hidup. Mustahil?
Iya, mungkin bagi mereka yang tidak lagi percaya bahwa mereka punya Allah
yang luar biasa mampu melakukan berbagai perkara.

Selain itu, segala penderitaan yang datang dalam kehidupan mereka


juga hendak membuktikan sekuat dan setegar apa iman yang mereka miliki.
Bukan dalam rangka membuat kesulitan dan penderitaan menjadi bahan
ujian tetapi membuat orang percaya mengalami proses pendewasaan
sehingga mencapai tujuan iman yaitu keselamatan jiwa. Bahwa iman dan
kepercayaan yang mereka miliki bukan sekadar kesaksiaan yang semu belaka,
tetapi juga benar-benar teruji kemurniannya. Bagaimana kemudian
pembuktiaan tersebut dilakukan? Ialah dengan kasih. Mampukah mereka
melayani sesama meskipun hidup dalam penderitaan. Dengan demikian,
pengharapan yang mereka miliki akan keselamatan dari penderitaan perlu
terwujud di dalam iman yang murni serta kasih yang sungguh-sungguh mau
melayani.

Aplikasi

Bagaimana dengan kita sebagai orang Kristen saat ini? Sudahkah


dalam menghadapi berbagai rupa-rupa penderitaan kita dengan memiliki
pengharapan akan Yesus Kristus bersama iman yang murni dan perbuatan
kasih?

Dalam dunia pekerjaan misalnya, entah kita sebagai karyawan, pengusaha,


pensiunan, guru, tentu kita berjumpa dengan berbagai model penderitaan
dalam menjalani pekerjaan kita. Baik itu untuk naik pangkat, mendapatkan
gaji yang tinggi, atau sekadar ingin punya pekerjaan. Setiap hal tersebut
punya tantangan dan kesulitannya masing-masing. Namun yang perlu kita
ingat adalah tidak ada kesulitan seseorang yang bisa menjadi bahan
perbandingan dengan orang lain. Kesulitan kita memang sama yaitu belum
memiliki pekerjaan tetap misalnya, tetapi tanggung hidup setiap orang tentu
berbeda. Sehingga, satu hal yang perlu sama ialah cara kita melihat sebuah
penderitaan yaitu dengan iman, pengharapan serta kasih. Kita perlu
berpengharapan di dalam iman dan hidup bersama kasih.

Dalam pelayananan, sebagai majelis, pengurus pelkat, pendeta, atau apapun


jenis pelayananan kita tentu akan banyak tantangan dan rintangan. Ada
orang-orang yang akan menilai pelayanan kita, akan ada orang-orang yang
membuat kita merasa sakit hati dan berbagai cobaan lainnya. Jika bukan
karena pengharapan dan iman kepada Kristus maka dengan apa pelayanan
kasih ini kita lakukan? Oleh sebab itu sebagai seorang pelayan milikilah
pengharapan, iman dan kasih sebagai landasan pelayanan kita.

HUT GPIB Ke-74

Menjalani 74 Tahun, GPIB sebagai gereja juga banyak menghadapi berbagai


tantangan dan cobaan dalam pelayanan. Mulai dari konteks jemaat yang
beragam, tersebar di kota hingga desa. Berbagai rupa karakter para pelayan
hingga tantangan dari luar kehidupan gereja yang hadir dalam kehidupan
gereja ini. Namun, pengharapan kita bersama akan Yesus Kristus sebagai
kepala gereja yang akan setia mendampingi adalah wujud kita beriman
kepada-Nya, serta kasih yang senantiasa gereja ini bagikan menjadi bukti
nyata cinta kasih Kristus dalam kehidupan gereja-Nya.

Maka saat ini Bapak ibu, di tengah peliknya, resahnya, dan takutnya kita akan
berbagai penderitaan yang kita alami atau bahkan gereja ini alami. Ingatlah
untuk terus beriman dan berbagi kasihnya.

Sebuah tayangan video ini, kiranya membantu kita menghayati setiap


pertarungan logika kita dengan iman kepada-Nya dalam setiap penderitaan
dan kesesakaan hidup yang kita alami.

Selamat berdoa kepada-Nya dengan iman yang murni bahwa pengharapan


yang kita taruh dengan senantiasa berlandaskan kasih kepada-Nya senantiasa
akan menguatkan kita menghadapi bahkan melewati derita. Amin.

Anda mungkin juga menyukai