CBR Kelompok 5 Pendidikan Kewarganegaraan
CBR Kelompok 5 Pendidikan Kewarganegaraan
MK.
MK.
PENDIDIKAN
TELAAH
KURIKULUM
KEWARGANEGARAAN
DAN BUKU
CRITICAL BOOK REPORT
TEKS
PRODI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEKNIK OTOMOTIF
SKOR NILAI :
NAMA MAHASISWA
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
berkuasa atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya jugalah maka
Critical Book Report (CBR) mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya berharap semoga tugas ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua.
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ………………………………………………….....…...........…….......…..9
B. Saran …………………………………………………………......……......................…...9
BAB I
PENDAHULUAN
Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkannya dengan
buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan inilah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara merangkum bab yang terdapat pada keseluruhan buku.
4. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap buku.
C. Manfaat CBR
3. Untuk mengetahui dan membandingkan banyak hal tentang ringkasan isi buku yang
dianalisis serta mengambil kesimpulan atas ringkasan buku tersebut.
1
D. Identitas Buku yang Direview
Edisi : Pertama
ISBN : -
2
Buku Pembanding (buku dua)
Edisi : Pertama
ISBN : 978-602-258-094-2
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata "pendidikan" dan
kata "kewarganegaraan". Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal Ayat (I) definisi pendidikan sebagai berikut;
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keerdacan. akhlak mulia, serta
kelerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 1).
4
Bab II Identitas Nasional
Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris sebagai besar penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani hal secara umum di sebagian suku-suku Indonesia adalah sistem
paguyuban.
Identitas nasional berasal dari kata National Identity dapat diartikan sebagai
kepribadian nasional atau jati diri nasional kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki oleh suatu bangsa. Jika ada yang orang yang mengatakan bahwa negara Indonesia
adalah bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya maka itulah yang kita katakan
kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia.
Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam
arti sosiologis dan antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku,
agama, adat budaya, keturunan, dan daerah asal. Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural
unity bersifat ascribtife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah, primer dan etnik. Setiap
anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya.
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik yaitu bangsaa-bangsa.
Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa
ini negara yang relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi.
Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut juga
sebagai identitas nasional. Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa di
dalamnya identitas bangsa yang bersifat buatan sekunder etis dan nasional (Budi Juliardi,
2016: 36).
5
Bab III Integrasi Nasional
Tentang integrasi, (Myron Weiner (1971) dalam Ditjendikti, 2012: 178) memberikan
lima definisi mengenai integrasi, yaitu: 1. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas
nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan- ikatan
yang lebih sempit. 2. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-
kelompok sosial budaya masyarakat tertentu. 3. Integrasi menunjuk pada masalah
menghubungkan antara pemerintah dengan yang diperintah, mendekatkan perbedaan-
perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. 4. Integrasi menunjuk
pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara
tertib sosial. 5. Integrasi integrasi merujuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
yang diterima demi mencapai tujuan bersama.
Sejalan tersebut definisi tersebut, Myron Weirner dalam Ramlan Surbakti 2010
membedakan 5 tipe integrasi, yaitu : 1. Integrasi bangsa. 2. Integrasi wilayah. 3. Integrasi
nilai. 4. Integrasi elit massa. 5. Integrasi tingkah laku atau perilaku integratif.
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara
harus tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua
orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya, masyarakat ingin
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti terwujudnya ketenteraman, ketertiban, dan
kesejahteraan masyarakat.
6
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum
dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai
kedudukan formal yang sama.
Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak jarang
suatu negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan dengan
pelaksanaan HAM. Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai bagian dari program
nasionalnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah satu
agenda yang perlu ditangani secara serius. Penghormatan terhadap HAM telah menjadi
ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan. Pemerintah suatu negara yang tidak menghargai
HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari pergaulan internasional (Winataputra,
2010). Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan, ada beberapa prinsip pokok
yang terkait dengan penghormatan, pemenuhan, pemajuan, dan perlindungan HAM.
Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Prinsip universal, bahwa HAM itu berlaku bagi
semua orang, apapun jenis kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau
kebangsaannya. 2. Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan
apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang. Seseorang tetap
mempunyai hak asasinya kendati hukum di negaranya tidak mengakui dan menghormati hak
asasi orang itu atau bahkan melanggar hak asasi tersebut. 3. Prinsip keseimbangan, artinya
bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan di antara HAM perorangan dan kolektif di
satu pihak dengan tanggung jawab perorangan terhadap individu yang lain, masyarakat dan
bangsa di pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
7
Bab VI Demokrasi
Kata demokrasi sudah terbiasa terdengar di kalangan masyarakat umum dalam
berbagai peristiwa dan konteks, kita sering menyebutkan. Kata demokrasi dan demikian pula
dalam bentuk sifatnya yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan mulai individu
masyarakat bangsa maupun negara. Walaupun demikian kata demokrasi, ataupun sifat
demokratis tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna
demokrasi itu sendiri. Secara etimologi kata demokrasi berasal dari istilah “Demokrasi” yang
berarti Rule of Survival merupakan paduan dari 2 kata “Demos” berarti “Rakyat” dan
“Kratos” berarti “Kekuasaan (power) atau pemerintahan”. Menurut Ranney ada empat prinsip
yang terkait dengan pemerintahan demokrasi, yaitu :
1. Kedaulatan rakyat
2. Persamaan politik
3. Konsultasi kepada rakyat
4. Mayoritas
Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan
bagi seluruh warga negara, dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka, akan tercapai
kebahagiaan dalam masyarakat itu untuk mendasari keadilan tersebut pada setiap warga
negara perlu diajarkan norma Susila agar mereka menjadi warga negara yang baik, demikian
pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila peraturan dimaksudkan
mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga negara (Arumandi dan Sunarto,
1990).
Ketentuan pasal 1 ayat 3 berasal dari penjelasan UUD NRI 1945 yang diangkat ke
dalam UUD NRI 1945 negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan tidak bertanggung
jawabankan. Indonesia adalah salah satu negara yang merupakan negara hukum, kedudukan
Indonesia sebagai bidang lain, realitas kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak bisa
dilepaskan dari keberadaan hukum yang melekat pada masyarakat yang multi etnis dan
multikultur istilah negara hukum tidak asing lagi dalam pengetahuan ketatanegaraan sejak
zaman dulu hingga sekarang ini.
8
Bab VIII Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel 1844 sebagai ilmu bumi
politik atau political geografi, istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmu politik Swedia Rudolf Kjellen 1864 dan Karl Haushofer dari Jerman menjadi geografi
politik dan disingkat geopolitik. Berdasarkan pengertian tersebut, geopolitik dapat diartikan
sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi National Geographic atau kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi wilayah atau teritorial dalam arti luas lautan
negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung
kepada sistem politik suatu negara. Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang di dalam
Pembukaan UUD NRI 1945, bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah
geopolitik Indonesia.
PEMBAHASAN / ANALISIS
10
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku
1. Buku ini menyajikan materi yang mendalam dan bisa digunakan oleh mahasiswa dengan
materi yang tidak sulit untuk dipahami.
2. Dari segi kebahasaan sangat tepat dan mudah dimengerti mengenai apa yang dijelaskan
pada isi buku ini.
3. Desain penyusunan buku cocok untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa ataupun bagi
calon guru karena buku ini sangat membantu dengan adanya soal-soal dan pengembangan
sikap.
1. Terkadang apa yang dituliskan di bab pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup
banyak ditemui sehingga pembahasan menjadi kurang fokus.
1. Dari segi pembahasan sangat lengkap dan detail, terdapat pernyataan para ahli disertai
dengan terjemahannya yang dijabarkan dalam buku ini.
2. Terdapat glosarium yang berisi kata kunci dan kata-kata sulit dalam buku sehingga
memudahkan pembaca lebih memahami isi buku.
3. Tercantum pasal-pasal dalam Undang-Undang yang sangat terperinci mengenai Hak Asasi
Manusia dalam Konstitusi.
1. Dalam buku Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak terdapat rangkuman pada
setiap akhir bab sehingga mahasiswa/pembaca kurang dapat menemukan intisari dari materi.
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Pancasila sebagai karya besar bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar
dunia lainnya. Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
menumbuhkan sikap demokratis bagi warga negara dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Buku ini berisi tentang materi kewarganegaraan yang sangat
tepat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap berkewarganegaraan yang baik dan juga
membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Disusun dengan berdasarkan pada 4 konsensus kebangsaan yakni Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan substansi kajian untuk Pendidikan
Kewarganegaraan.
Saran :
Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) antara keduanya sudah
bagus. Dan keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik
dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, kualitas isi buku, dan
sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya ditingkatkan lagi agar
kualitas buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat untuk
membacanya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar
kesempurnaan buku ini tercapai.
12
DAFTAR PUSTAKA
13