Laporan Magang - Mifta Nur Hidayah Fix PDF
Laporan Magang - Mifta Nur Hidayah Fix PDF
(PPSDM MIGAS)
CEPU-JAWA TENGAH
Disusun oleh :
MIFTA NUR HIDAYAH
40040117640035
LEMBAR PENGESAHAN
ii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
iii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang dengan Judul
“Pengolahan Minyak Mentah Pada Unit Kilang Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu-Jawa Tengah”. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk mata kuliah Magang.
Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan memberikan dukungan untuk penyusunan Laporan Magang ini:
1. Prof. Dr. Ir. Budiyono, M. Si. selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Program
Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
2. Dr. Eng. Vita Paramita, ST, MM, M. Eng. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Universitas Diponegoro sekaligus
Dosen Pembimbing Magang yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan magang ini dan selalu senantiasa memberikan bimbingan selama proses
persiapan hingga penyusunan laporan.
3. Fahmi Arifan, ST, M. Eng. selaku Dosen Wali Kelas A 2017 yang senantiasa
memberikan nasihat, arahan, dan bimbingan dalam perkuliahan hingga saat ini.
5. Novi Heri Yono, MT. selaku Dosen yang selalu memberikan nasihat dan
membantu dalam melaksanakan kegiatan magang.
6. Bapak Rochim selaku Pengawas K3 unit kilang PPSDM MIGAS yang tiada henti
memberikan arahan dan membantu dalam melaksanakan kegiatan magang.
7. Seluruh dosen, tenaga pendidik, dan segenap staff administrasi Program Studi
Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri yang telah banyak membantu
selama menjalani perkuliahan.
8. Keluarga penulis, Bapak (Dany Kuncoro Adhi), Ibu (Umi Kulsum), Adik (M.
Farid Ilyas Huda dan Ali Mursyid Ridho) yang selalu mengasihi dan mendukung
penulis baik secara moral maupun material.
iv
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
9. Dea Zahra Listiyani, Noorjannah Vira Astuti, Agustin Nur Prastika, Puja Naila
Yusridayanti, Ricka Oktavia Jiand Suroyo, Rifatul Jannah, Alfyan Pudjiastuti selaku
teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan.
9. Nabil Uzzul Islam, Miftakhu Falaah, dan khususnya Jundi Ihsan Taqiuddin selaku
rekan sekaligus partner magang ke depannya yang telah senantiasa mendengarkan dan
membantu penulis.
10. M. Kelvin Nandita, Syaviela Viagul Sams Primartu, Indah Yuniarti, dan Azizah
Rahman sebagai rekan tim selama Magang yang saling memberikan semangat.
11. Teman-teman TRKI 2017 (Tennessine) yang selalu solid, teman-teman Bidang
Ekobik HMTRKI 2019 yang memberikan pengalaman organisasi, dan Tim I KKN
Tematik Desa Jomblang-Blora 2020 yang telah berproses bersama selama satu bulan
lebih lamanya.
v
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
DAFTAR PUSTAKA
vi
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
vii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.6.3 Diagram Alir Proses Pengolahan Minyak Metah di PPSDM Migas Cepu ........ 77
viii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
ix
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
DAFTAR TABEL
x
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Tabel 7. 12 Data Pertasol CB Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB .......... 157
Tabel 7. 13 Data Solar Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB ..................... 158
Tabel 7. 14 Data Residu Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB .................. 158
Tabel 7. 15 Data Massa Setiap Komponen ............................................................................ 159
Tabel 7. 16 Data Distilasi ASTM crude oil ........................................................................... 160
Tabel 7. 17 Data Distilasi Suhu EFV ..................................................................................... 161
Tabel 7. 18 T EFV 1 atm vs T EFV 1,3 atm .......................................................................... 162
Tabel 7. 19 Neraca Massa Evaporator V-001 ........................................................................ 163
Tabel 7. 20 Neraca Massa Stripper C-005 ............................................................................. 164
Tabel 7. 21 Neraca Massa Stripper C-004 ............................................................................. 165
Tabel 7. 22 Data Volume Reflux to C-001 per Hari .............................................................. 166
Tabel 7. 23 Neraca Massa Kolom Fraksinasi C-001 ............................................................. 167
Tabel 7. 24 Data Reflux to C-002 per Hari ............................................................................ 168
Tabel 7. 25 Neraca Massa Kolom Fraksinasi C-002 ............................................................. 168
Tabel 7. 26 Neraca Massa Separator S-001 ........................................................................... 169
Tabel 7. 27 Kondisi Operasi HE-002 ..................................................................................... 171
Tabel 7. 28 Data Spesific Heat HE-002 ................................................................................. 172
Tabel 7. 29 Neraca panas Heat Exchanger (HE-002) ............................................................ 173
Tabel 7. 30 Kondisi Operasi HE-003 ..................................................................................... 174
Tabel 7. 31 Data Spesific Heat HE-003 ................................................................................. 175
Tabel 7. 32 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-003) ........................................................... 176
Tabel 7. 33 Kondisi Operasi HE-004 ..................................................................................... 177
Tabel 7. 34 Data Spesific Heat HE-004 ................................................................................. 178
Tabel 7. 35 Neraca Panas Heat Exchanger (HE-004) ........................................................... 179
Tabel 7. 36 Kondisi Operasi F-002 ........................................................................................ 180
Tabel 7. 37 Data Furnace F-002 ............................................................................................ 180
Tabel 7. 38 Panas Pembakaran Fuel Gas (Analisis Pertamina Fuel Gas) ............................. 183
Tabel 7. 39 Perhitungan Panas Masuk Furnace ..................................................................... 184
Tabel 7. 40 Data Komposisi Flue Gas ................................................................................... 185
Tabel 7. 41 Neraca Panas Furnace (F-002) ........................................................................... 191
Tabel 7. 42 Kondisi Operasi C-001 ....................................................................................... 192
xi
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
xii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
DAFTAR GAMBAR
xiii
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
LAMPIRAN
xiv
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
INTISARI
PPSDM MIGAS adalah perusahan di bawah naungan Kementrian ESDM yang mengolah minyak bumi
dengan kapasitas produksi sekitar 350 KL/hari. PPSDM MIGAS didirikan pada tahun 1870 dengan nama
Dordtche Petroleum Maatschappij (DMP) dan pengeboran minyak pertama pada tahun 1893. PPSDM
MIGAS berlokasi di Jl. Sorogo No. 1, Karangboyo, Cepu, Blora, Jawa Tengah. Hasil produksi utama
PPSDM MIGAS berupa Pertasol CA, Pertasol CB, Pertasol CC, dan Solar dengan produk samping
berupa residu yang akan diolah kembali oleh PT. PERTAMINA. Pemasaran yang dilakukan oleh PPSDM
MIGAS bekerja sama dengan PT. PERTAMINA. Bahan baku crude oil yang digunakan berasal dari
sumur disekitar yang telah ditreatment oleh PT. PERTAMINA. Bahan pembantu seperti amonia dan soda
kaustik dibeli dari industri yang bekerja sama dengan PPSDM MIGAS. Proses produksi yang diterapkan
pada PPSDM MIGAS ini merupakan proses destilasi atmosferik dengan tekanan 1 atm. Alat utama yang
digunakan dalama proses produksi antara lain Stabilizer, Furnace, Heat Exchanger, Evaporator, Kolom
Destilasi, Kolom Stripper, Condensor, Cooler, dan Tangki Separate. Efisiensi neraca massa dari unit
kilang sebesar 97%, sedangkan efisiensi neraca panasnya sebesar 87,71%. Unit utilitas yang digunakan
sebagai fasilitas penunjang antara lain boiler untuk steam dan berbagai air baku dari sungai Bengawan
Solo yang dikelola secara langsung oleh PPSDM MIGAS sendiri. Pengolahan limbah dilakukan pada unit
API dan unit CPI Kilang PPSDM MIGAS. Laboratorium yang ada pada PPSDM MIGAS berupa
Laboratorium Pengujian (chemistry, oil, environment and production) dan Laboratorium Kalibrasi
(Tekanan, Temperatur, Massa, Volume, Kelistrikan).
1
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
BAB I
PENDAHULUAN
2
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
3
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
3. Periode tahun 1961-1965 Pada tahun 1961, tambang minyak Nglobo diganti
menjadi PERMIGAN (Perusahaan Minyak dan Gas Negara). Pada tahun 1962,
kilang Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh perusahaan RI dari
shell dan diserahkan ke PERMIGAN hingga tahun 1965.
4. Periode 1966 – 1978 Pada tahun 1966, kilang Cepu dan lapangan minyak
Kawengan serta PERMIGAN dijadikan Pusat Pendidikan dan Latihan
Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS). Kemudian
pada tahun 1967 berdiri Akademi Minyak dan Gas (AKAMIGAS) Cepu
angkatan 1 berlanjut hingga pada tahun 1978.
5. Periode tahun 1978 – 1984 Pada tahun 1978, PERMIGAN diubah menjadi
bagian Dirktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (PPT MGB LEMIGAS), dan
Cepu ditetapkan sebagai pusat pengembangan tenaga perminyakan dan gas
bumi (PPT MIGAS).
6. Periode 1984 – 2001 Pada tahun 1984 wilayah PPT MIGAS yang dimanfaatkan
oleh Diklat Operational berupa Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke
PERTAMINA UEP III Lapangan Cepu, sehingga kilang Cepu mengoperasikan
pengolahan crude oil milik PERTAMINA.
7. Periode 2001 – 2016 Pada tahun 2001 nama PPT MIGAS berubah menjadi
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS).
8. Periode 2016 – Sekarang Pada tahun 2016 PPSDM MIGAS berubah nama
menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS).
1.3.2 Visi dan Misi PPSDM MIGAS
A. Visi
Menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia di subsektor minyak dan
gas bumi yang unggul, berkarakter, dan diakui internasional.
B. Misi
Dalam usaha mewujudkan visi tersebut disusun misi yang harus
dilaksanakan, yaitu
5
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1. Menyiapkan sumber daya manusia di subsektor minyak dan gas bumi yang
terampil, ahli, profesional, bermartabat tinggi, berkarakter dan mampu bersaing
di pasar global di subsektor minyak dan gas bumi.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelatihan dengan metode
pembelajaran serta sarana dan prasarana yang berkualitas.
3. Menyelenggarakan pelayanan dan mengembangkan uji sertifikasi kompetensi.
4. Mengembangkan jejaring untuk dapat bersinergi dengan lembaga pendidikan,
industri, masyarakat, dan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan.
1.3.3 Struktur Organisasi
6
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
7
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
renang, pusat kebugaran, lapangan voli, basket dan bulu tangkis, lapangan golf,
lapangan tenis dan atletik).
Laboratorium dan workshop juga tersedia di PPSDM MIGAS seperti
Laboratorium Geologi dan Eksplorasi, Laboratorium Pemboran, Pemadam
Kebakaran, Laboratorium Produksi, Laboratorium Proses dan Pengolahan,
Laboratorium Pengujian, Laboratorium Listrik, Laboratorium Mekanik,
Laboratorium Instrumentasi, Bengkel Las dan Inspeksi dan Basic Sea Survival.
1.3.6 Tenaga Kerja
Sistem kerja yang berlaku adalah sistem pegawai negeri sipil dimana para
pegawainya bila telah purna tugas mendapat pensiunan dari pemerintah.
Pembagian jam kerja adalah sebagai berikut :
1. Pegawai Non Shift:
Hari : Senin-Kamis
Pukul : 07.30-16.00 WIB
Istirahat : 12.00-13.00 WIB
Hari : Jum’at
Pukul : 07.00-16.30 WIB
Istirahat : 11.30-13.00 WIB
2. Pegawai Shift
Karyawan ini terutama bekerja pada bagian-bagian yang memerlukan
pengawasan selama 24 jam sehari, misal: bagian pengolahan, keamanan, rumah
sakit dan laboratorium kontrol kualitas. Jam kerja untuk karyawan ini dibagi atas 3
shift, yaitu:
Shift I : mulai pukul 08.00-16.00 WIB
Shift II : mulai pukul 16.00-24.00 WIB
Shift III : mulai pukul 24.00-08.00 WIB
Bagi karyawan yang bekerja dengan shift, diadakan pergantian shift setiap 5
hari sekali dan mendapat libur 2 hari.
8
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
9
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1.3.8 Pemasaran
Untuk pemasaran hasil produksi tidak dilakukan oleh PPSDM MIGAS
melainkan dilakukan oleh pihak PERTAMINA, karena pada dasarnya di PPSDM
MIGAS hanya mengolah minyak mentah milik PERTAMINA.
Tabel 1. 1 Realisasi Jasa Pengolahan Kilang
Realisasi per
Target bulan Realisasi
Bulan %
Kumulatif Kumulatif
m3/150C
Februari 17.160,00 8.485,74 14.858,50 86,59
Maret 25.740,00 5.757,11 20.615,61 80,09
April 34.320,00 8.447,18 29.062,79 84,68
Mei 42.900,00 9.762,62 38.825,42 90,5
Juni 51.350,00 9.132,31 47.957,73 93,39
Juli 62.200,00 8.554,52 56.512,24 90,86
Agust 73.050,00 9.670,86 66.183,10 90,6
Sept 83.033,00 7.709,80 73.892,90 88,99
Okt 83.033,00 8.754,88 82.647,79 99,54
Nov 93.017,00 8.099,50 90.747,29 97,56
Des 103.000,00 6.790,82 97.538,11 94,7
1.3.9 Lokasi PPSDM MIGAS
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS) berlokasi di :
Desa : Karangboyo
10
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Kecamatan : Cepu
Kabupaten : Blora
Provinsi : Jawa Tengah
Luas areal : ± 129 ha
Tepatnya berada di Jl. Sorogo No. 1, Karangboyo, Cepu, Blora, Jawa Tengah.
1.3.10 Layout Pabrik
11
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
12
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
13
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Destilasi
Distilasi adalah proses pemisahan campuran cairan menjadi hasil atas (light component
atau destilat) dan hasil bawah (heavy component atau bottom), atau bisa juga menggambil
hasil samping (side stream) jika diperlukan. Proses distilasi ini telah berkembang pesat dari
yang pertama kali hanya digunakan untuk memurnikan dan meningkatkan kadar minuman
whiskey (sihingga kualitas dapat terjaga) hingga saat ini menjadi suatu trend proses yang
banyak digunakan untuk pemisahan komponen biner maupun multikomponen (Arief, 2006).
Proses ini berkembang pesat utamanya dilingkungan industri perminyakan (petroleum
refinery) karena banyak diperlukan untuk pemisahan minyak mentah (crude oil) menjadi
fraksi-fraksinya, misal : bensin, kerosin, minyak pelumas, serta fraksi-fraksi minyak lain
(Nelson, 1985). Hampir sekitar 60-75% unit operasi pada petroleum refinery adalah destilasi
(Ognisty, 1995)
2.1.1 Macam-Macam Distilasi
Menurut tekanan kerjanya proses distilasi dibedakan dalam tiga macam sebagai
berikut:
• Distilasi atmosferik (Atmospheric distillation)
• Distilasi hampa (Vacuum distillation)
• Distilasi bertekanan (Presurized distillation)
Distilasi atmosferik adalah distilasi yang tekanan kerjanya sebagaimana tekanan
atmosfir, distilasi hampa adalah distilasi yang tekanan kerjanya dibawah tekanan
atmosfir, sedangkan distilasi bertekanan adalah distilasi yang tekanannya diatas tekanan
atmosfir. Dengan distilasi hampa dimaksudkan untuk menurunkan titik didih
sehingga suhu operasinya dapat lebih rendah dari pada suhu pada distilasi pada tekanan
atmosfir. Cara ini diterapkan untuk memisahkan komponen-komponen minyak berat
(misalnya gasoil dalam residu) yang mana apabila dilakukan dengan metoda distilasi
atmosferik harus pada suhu kerja yang amat tinggi, dan hal ini dapat mengakibatkan
14
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
15
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
dapur terdapat pipa pemanas yang etrsusun sedemikian rupa sehingga proses
perpindahan panas dapat berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan
melalui pipa-pipa tersebut akan menerima panas dari hasil pembakaran di dalam
dapur hingga suhunya mencapai sekitar 300oC - 350oC, kemudian masuk
kedalam kolom distilasi untuk dipisahkan komponen-komponennya.
d. Heat Exchanger (HE)
Heat exchanger atau alat penukar panas berfungsi untuk berlangsungnya
proses perpindahan panas antara fluida satu ke fluida lain yang saling
mempunyai kepentingan. Sebagai contoh crude oil dengan residu, dimana crude
oil membutuhkan panas sedangkan residu perlu melepaskan panas. Dengan
demikian melalui pertukaran panas ini dapat dimanfaatkan panas yang
seharusnya terbuang, dan apabila dinilai dari segi ekonominya hal ini akan
memberikan penghematan biaya operasi.
e. Condenser
Sebagaimana hasil puncak yang berupa uap kiranya tidak dapat ditampung
dalam bentuk demikian, oleh karena itu perlu diembunkan hingga bentuknya
berubah menjadi kondensat. Untuk mengembunkan uap tersebut harus
dilewatkan kedalam condenser, dan umumnya yang digunakan sebagai media
pendingin adalah air. Panas yang diserap didalam condenser sebagaimana panas
pengembunannya (untuk merubah fase uap menjadi fase cair) dalam hal ini
setara dengan panas latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam
condenser tanpa diikuti dengan perubahan suhu.
f. Cooler
Bentuk dan konstruksi cooler seperti halnya pada condenser, hanya
fungsinya yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk
mendinginkan produk yang masih mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan
untuk disimpan di dalam tangki. Jika condenser fungsinya untuk mengubah fase
uap hingga menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya, yaitu hanya untuk
menurunkan suhu hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika
16
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
didalam condenser yang diserap adalah panas latennya, lain halnya di dalam
cooler yang diserap adalah panas sensibelnya, yaitu panas untuk perubahan
suhu tanpa diikuti perubahan fase.
g. Separator
Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua
zat yang tidak saling melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan
lain sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan
densitas antara kedua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan
densitas antara kedua fluida maka akan semakin mudah dalam pemisahannya
(Kardjono, 2007).
17
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
18
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Minyak bumi erat kaitannya dengan produk-produk petrokimia. Hal ini disebabkan dalam
minyak bumi terkandung bahan-bahan selain karbon, yaitu hidrogen sulfur, nitrogen,
oksigen, dan lain-lain.
Pada awalnya, minyak bumi banyak dimanfaatkan sebagai minyak tanah, namun
seiring dengan perkembangan teknologi maka minyak bumi diolah menjadi bahan lain
yang sangat berguna bagi manusia seperti bahan bakar (bensin, solar, kerosin, minyak
diesel, dll.) yang lebih dikenal dengan sebutan BBM (bahan bakar minyak).
Minyak bumi bersumber dari cadangan alam yang tidak dapat diperbaharui,
sehingga makin hari cadangannya makin menipis sejalan dengan tuntutan kebutuhan
energi dunia yang semakin meningkat (Fatimah, 2013).
Tabel 2. 1 Komposisi Kimia Minyak Bumi
19
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
c. Olefin : senyawa olefin hampir tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi proses
perengkahan katalitik akan menghasilkan senyawa ini. Senyawa olefin tidak stabil dan
digunakan sebagai bahan baku untuk zat petrokimia.
d. Aromatik : Minyak bumi sangat sedikit mengandung senyawa aromatik yang sangat
dibutuhkan pada bensin sebagai bahan anti-knocking.
e. Nafta : merupakan senyawa siklis yang jenuh dan tidak reaktif, yang merupakan senyawa
kedua terbanyak dalam minyak bumi. Senyawa ini memiliki berat molekul yang rendah
dan digunakan sebagai bahan bakar, sedangkan senyawa nafta yang memiliki berat
molekul yang tinggi terdapat pada fraksi gas oil dan minyak pelumas.
f. Senyawa belerang : merupakan senyawa yang berbau dan dapat menimbulkan korosi,
namun kadang-kadang senyawa ini terkandung dalam jumlah sedikit sehingga dapat
diabaikan (Fatimah, 2013).
2.4 Bahan Pembantu
Bahan pendukung diperlukan dalam proses treating yang berfungsi untuk menghilangkan
kotoran- kotoran dalam minyak mentah yang dapat menurunkan mutu produksi dan dapat
merusak peralatan pada proses pengolahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan
menghilangkan kotoran-kotoran tersebut adalah sebagai berikut :
1). Amonia (NH3)
Untuk mencegah dan mengurangi korosi produk karena dapat mengikas gas H2S
dalam minyak dan menetralkan senyawa-senyawa asam yang dapat menyebakan korosi,
misalnya senyawa HCl yang terbentuk akibat hidrolisa garam klorida.
25℃
MgCl2(aq) + 2H2O(l) Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq)
28℃
HCl(aq) + NH3(s) NH4Cl(aq) + H2O(l)
28℃
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)
30℃
2NH4OH(aq) + H2S(s) (NH4)2S(aq) + 2H2O(l)
2). Kaustik Soda (NaOH)
Pemberian NaOH bertujuan untuk menetralisirsenyawa-senyawa belerang dan
menghilangkan merchaptan (RSH) yang dapat mengakibatkan korosi terhadap alat serta
20
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
dapat juga digunakan untuk proses treating yang bertujuan untuk memisahkan hidrogen
dan sulfur dalam fraksi gasoline (Fahrur, 2020).
2.5 Produk Utama
Produk utama dari pengolahan minyak mentah di PPSDM Migas adalah sebagai berikut :
2.5.1 Pertasol
Diproduksi dikilang Pusdiklat Cepu, Jawa Tengah. Pertasol adalah solvent yang
dihasilkan dari hidrokarbon nafta yang dibentuk dari komponen paran,
cycloparafin/naphtheinic and aromatic pada unit destilasi atmospheric dengan parafinic
dan crude yang bersifat asphaltic sebagai bahan dasarnya. Pertasol dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
A. Pertasol CA
Solvent ini berwarna jernih,stabil, tidak korosif, cepat menguap. Merupakan fraksi
napta ringan yang terbentuk dari senyawa aliphatic (paran dan cycloparan/naphtanic) dan
kandungan aromatic hydrocarbon yang rendah. Sifat toxycity relatif rendah karena
kandungan benzene yang rendah. Aplikasi/kegunaan : Cat, lacquer dan vanish (sebagai
diluent), tinta cetak (sebagai pelarut dan diluent). Sebagai component didalam proses
pembuatan bahan karet pada pabrik ban, vulkanisir dan lain-lain, Adhesive (lem gun),
industri farmasi (kosmetik) dan industri cleaning dan degreasing.
Tabel 2. 2. Spesifikasi Pertasol CA (Pertamina, 2006)
Spesifikasi Methods
No. Parameter Unit
Min Max
21
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Spesifikasi
Methods
No. Parameter Unit
Min Max
Densiry in SNI 06-0703-89
1 - 0,7662 0,724
60/60 oF ISO-3675
Distillation
2.1 Initial
o
Boiling C 95 - SNI 06-0706-89
2 Point
2.2 End
o
Boiling C - 192 ISO-3405
Point
3 Aromatic % vol 16 - SNI 06-0709-89
Color
4 25 SNI 06-0704-89
(Saybolt)
Copper
Corrosion 2
5 - No. 1 strip SNI 06-0708-89
hours/100
o
C
6 Doctor test - Negative SNI 06-0803-89
7 Odor - Marketable
22
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
C. Pertasol CC
Solvent ini mempunyai range IBP antara 120 0C dan FBP 246 0C, dihasilkan oleh
kilang BBM Cepu dengan potensi produksi sekitar 3.900 ton pertahun, digunakan secara
umum untuk aplikasi sebagai bahan pelarut pada industri thinner, cat, vanish, tinta cetak,
insektisida dan pestisida serta dapat diaplikasikan sebagai bahan kimia penunjang pada
industri kimia dan pelumas.
Tabel 2. 4. Spesifikasi Pertasol CC (Pertamina, 2006)
Spesifikasi
Methods
No. Parameter Unit
Min Max
Densiry in SNI 06-0703-89
1 - 0,774 0,8012
60/60 oF ISO-3675
Distillation
2.1 Initial
o
Boiling C 120 - SNI 06-0706-89
2 Point
2.2 End
o
Boiling C - 250 ISO-3405
Point
3 Aromatic % vol 16 - SNI 06-0709-89
Color
4 25 SNI 06-0704-89
(Saybolt)
Copper
Corrosion 2
5 - No. 1 strip SNI 06-0708-89
hours/100
o
C
6 Doctor test - Negative SNI 06-0803-89
7 Odor - Marketable
2.5.2 Solar
Solar mempunyai trayek titik didih 250-350oC. Bahan bakar solar adalah bahan
bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah, bahan bakar ini berwarna kuning
coklat jernih. Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua
jenis mesin diesel dan dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pebakaran langsung.
Minyak solar ini biasa disebut Gas Oil, Automative Diesel Oil, High Speed Diesel
(Pertamina, 2006).
23
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Gambar 2. 2 Solar
Berikut ini merupakan spesifikasi bahan bakar jenis solar yang terdapat di pengolahan
minyak PPSDM Migas menurut (SK Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006) :
Tabel 2. 5 Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar
No. Parameter Satuan Batas Nilai
1. Density at 15 0C Kg/m3 815-870
2. Kinematic Viscosity at 40 0C Cst Max. 2,5-5,0
3. Sulfur Content % wt Max. 0,35
4. Color ASTM - Max. 3,0
5. Calculated Cetane Index - Min. 45
0
6. Pour Point C Max. +18
7. Carbon Residue % wt Max. 0,1
8. Water Content mg/kg Max. 500
9. Sediment Content % wt Max. 0,001
10. Ash Content % wt Max. 0,001
11. Total Acid Number mg KOH/g Max. 0,6
0
12. Flash Point(Closed Cup) C Min. 55
13. Visual Appearance - Sedikit kekuningan
14. Copperstrip Corrosion - Class 1
0
15. Distillation Temperature at 90% volume C Max. 370
2.6 Produk Samping
2.6.1 Residu
Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik didih paling
tinggi yaitu 350°C dan merupakan hasil bawah dari residu stripper. Residu biasanya
digunakan sebagai bahan bakar dalam pabrik karena mempunyai heating value yang tinggi.
24
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Komposisi residu dipengaruhi oleh jenis minyak dan jenis proses pemurnian (refinery)
yang digunakan. Jumlah dan sifat residu yang dihasilkan dari tiap minyak mentah akan
berbeda (Hartiniati, 2006).
Tabel 2. 6 Spesifikasi Short Residu (Hasil analisis Lab. Pertamina, PuloGadung)
Komponen Nilai
Titik didih (0C) 540 ±
Spesific Gravity 0C 0,9525-0,9854
API gravity 17,1-12,1
Sulfur, %wt 0,25
Redwood Viscosity 696-951
2.7 Proses Produksi
25
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
26
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
berupa gas. Hasil-hasil frasionasi minyak mentah menurut (Jurdilla et al., 2019) yaitu
sebagai berikut:
a. Fraksi Pertama Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan.
Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas.
Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan
gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran. Gas yang dihasilkan pada
tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama
propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
b. Fraksi Kedua Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik
didih lebih kecil 90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan
dengan suhu 30 oC – 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan
mencairdan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan
campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.
c. Fraksi Ketiga Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik
didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin
dengan suhu 90 oC – 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke
penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–
C9H20.
d. Fraksi Keempat Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan
suhu 175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke
penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20– C12H26.
e. Fraksi Kelima Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi
dengan titik didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke
kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak
tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin)
merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
27
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
f. Fraksi Keenam Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi
dengan titik didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke
kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak
solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak
solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
g. Fraksi Ketujuh Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada
suhu tinggi, yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.Pada trayek ini
dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak
menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak
bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk
ke kolom pendingin dengan suhu 375 o
C. Minyak pelumas (C16H34– C20H42)
digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin,
dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis
jalan raya.
2.7.2 Pengolahan Tahap Kedua
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit
pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan
dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar
minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan
permintaan konsumen atau pasar. Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan
struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan
molekul (proses polimerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses
reforming).
Menurut (M. A. E. Putra, 2010) proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-
proses seperti di bawah ini :
1) Konversi Struktur Kimia Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah
menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia.
a. Perengkahan (cracking) Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar
dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki
28
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
titik didih lebih rendah dan stabil. Caranya dapat dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut:
b. Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu
dan tekanan tinggi saja.
c. Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan
panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih
tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan
butana dan gas lainnya.
d. Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses
perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik
dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak
jenuh.Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan
elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih
banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan
termal atau perengkahan katalitik saja. Selain itu, jumlah residunya akan
berkurang.
e. Alkilasi
f. Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon
isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi.
Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.
g. Polimerisasi
h. Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk
membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi
ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam
bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.
i. Reformasi
j. Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari
nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti
olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula
29
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
30
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
BAB III
HASIL KEGIATAN MAGANG
31
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
32
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
d. Solar
e. Residu
Proses pengolahan minyak merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi berbagai macam produk yang
bermanfaat (dapat memenuhi kebutuhan) serta memenuhi sertifikasi tertentu.
Di kilang PPSDM Migas, pengolahan minyak mentah dilakukan dengan
cara distilasi atmosferik, yaitu pengolahan minyak pada tekanan atmosfer
berdasarkan rentang titik didihnya untuk menghasilkan fraksi-fraksi minyak yang
diinginkan. Secara difusi, proses pemisahan secara distilasi terjadi menurut tiga
tahap operasi, yaitu : proses penguapan atau penambahan sejumlah panas ke
dalam larutan yang akan dipanaskan, proses pembentukan fase seimbang dan
proses pemisahan kedua fase setimbang.
Ketiga tahap operasi tersebut dilakukan dalam suatu kolom distilasi jenis
bubble cap tray tower yangdioperasikan pada suhu puncak kolom ± 129 ̊ C dan
suhu dasar kolom ± 270 ̊ C dengan tekanan 1 atm.Pada unit kilang ini setelah
dilakukan proses distilasi juga dilaksanakan proses treating dan blending terhadap
beberapa produknya.
33
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Orientasi Khusus dilaksanakan setelah orientsi umum selesai. Kegiatan ini dimulai
dengan pembagian tempat kepada para mahasiswa sesuai dengan jurusannya. Para
mahasiswa akan mendapatkan bimbingan mengenai tugas khusus yang telah diberikan dari
pembimbing lapangannya masing-masing. Orientasi khusus ini meliputi pengambilan data,
perhitungan, dan penyusunan laporan. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan kegiatan
sampai dengan penyerahan laporan adalah sekitar satu bulan. Dalam pelaksanaannya magang
di PPSDM Migas dilakukan dalam waktu 1 bulan dengan aktifitas kegiatan yang dijalankan
dalam setiap harinya antara lain :
Tabel 3. 1 Aktifitas Kegiatan Magang
35
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
16 17/11/2020 Mengambil data log sheet Baik dan lancar. Tetapi tidak semua
yang ada di control room data boleh diambil. Terutama data
dan berkunjung ke pendidikan karyawan yang ada di
HUMAS PPSDM Migas PPSDM Migas. Dikarenakan hal
untuk meminta data terkait tersebut merupakan bagian dari
perusahaan yang privasi perusahaan.
dibutuhkan dalam
menyusun laporan magang
kampus.
17 18/11/2020 Kunjungan ke unit boiler Kunjungan dilakukan saat boiler
untuk mengetahui cara dalam keadaan sedang dilakukan start
mengoperasikan boiler dan up untuk proses loading residu.
cara start up boiler.
18 19/11/2020 Kegiatan magang secara Penyusunan akhir laporan magang.
online.
19 20/11/2020 Kegiatan magang secara Pengajuan Revisi kepada dosen
online. pembimbing lapangan.
20 25/11/2020 Kegiatan magang secara ACC akhir laporan magang dan
online. pencentakan untuk diserahkan kepada
pihak pabrik.
21 30/11/2020 Penyerahan laporan Penyerahan laporan magang kepada
magang. pihak pabrik dan penandatanganan
surat telah selesai melkasanakan
magang serta pengembalian id card
PPSDM Migas.
36
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
itu, ketika uap didinginkan dan mengembun, kondensat yang dihasilkan banyak mengandung
komponen yang lebih mudah menguap.
Pada saat yang sama, campuran semula yang didistilasi akan berkurang kandungan
komponen ringannya, dalam hal ini sering dikenal dengan istilah “residu”. Untuk
mendapatkan tingkat kemurnian yang tinggi, kolom distilasi harus dirancang untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang efektif dan efisien.
Berdasarkan hal diatas untuk tetap menjaga kualitas produk maka efisiensi alat juga harus
dikontrol, dengan cara menghitung efisiensi kerja dari alat yang digunakan pada proses
berupa kolom fraksinasi C-1 dengan tujuan sebagai indikasi layak atau tidaknya kolom
fraksinasi C-1 dioperasikan.
37
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Destilasi atau penyulingan merupakan salah satu proses yang terdapat baik
pada industri kimia maupun dalam kilang minyak bumi. Proses destilasi
merupakan proses pengolahan primer secara fisika yang mengawali semua
38
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
39
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1.4 Manfaat
Dari analisis kuantitatif terhadap kolom fraksinasi C-1, diharapkan dapat
diketahui performa dari kolom fraksinasi tersebut dan dapat dijadikan referensi
untuk mengoptimalkan operasi kolom fraksinasi sehingga produk yang dihasilkan
(pertasol, solar dan residu) menjadi lebih efisien dan ekonomis.
40
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
41
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
pelumas, minyak bakar, gasoline, dan fraksi tak terkondensasi. Pemisahan produk
menggunakan fractionating tower yang terbuat dari silinder baja setinggi 120 kaki
tersusun atas tray/mangkok/lempengan horizontal yang berfungsi memisahakan
dan mengumpulkan distilat.
2.3 Peralatan Utama Unit Distilasi
Banyak macam peralatan yang digunakan dalam unit distilasi, beberapa
peralatan utama yang perlu dikenal diantaranya adalah:
a. Kolom distilasi
Kolom distilasi yang berbentuk bejana silinder yang terbuat dari bahan
baja dimana di dalamnya dilengkapi dengan alat kontak yang berfungsi untuk
memisahkan komponen-komponen campuran larutan. Beberapa sambungan yang
dipasang pada kolom adalah untuk saluran umpan, hasil puncak, reflux, reboiler,
hasil samping, steam serta hasil bawah. Didalam kolom distilasi terdapat macam
peralatan salah satunya adalah tray..Fungsi dari tray yaitu sebagai alat kontak
antara fase uap dan cair sehingga terjadi perpindahan massa dan panas yang
sempurna. Jenis tray yang digunakan pada kolom distilasi (kolom fraksinasi C-1
pada PPSDM Migas) adalah bubble cap. Bagian- bagian dari tray tersebut adalah :
• Down Comer
Berfungsi mengalirkan cairan dari tray atas ke tray bawahnya dengan
bentuk pipa atau plat curah.
• Riser
Berfungsi menyalurkan uap ke atas, dari sebuah tray menuju tray yang di
atasnya.
• Inlet Weir
Berfungsi mempertahankan tinggi permukaan cairan di bawah down
comer agar ujung bawah down comer cukup tercelup di dalam cairan,
sehingga dapat mencegah uap tidak naik ke atas melalui down comer.
• Outlet Weir
43
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
44
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
melalui pipa-pipa tersebut akan menerima panas dari hasil pembakaran di dalam
dapur hingga suhunya mencapai sekitar 300 oC - 350 oC, kemudian masuk
kedalam kolom distilasi untuk dipisahkan komponen-komponennya.
d. Heat Exchanger (HE)
Heat exchanger atau alat penukar panas berfungsi untuk berlangsungnya
proses perpindahan panas antara fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai
kepentingan. Sebagai contoh crude oil dengan residu, dimana crude oil
membutuhkan panas sedangkan residu perlu melepaskan panas. Dengan demikian
melalui pertukaran panas ini dapat dimanfaatkan panas yang seharusnya terbuang,
dan apabila dinilai dari segi ekonominya hal ini akan memberikan penghematan
biaya operasi.
e. Condenser
Sebagaimana hasil puncak yang berupa uap kiranya tidak dapat ditampung
dalam bentuk demikian, oleh karena itu perlu diembunkan hingga bentuknya
berubah menjadi kondensat. Untuk mengembunkan uap tersebut harus dilewatkan
kedalam condenser, dan umumnya yang digunakan sebagai media pendingin
adalah air. Panas yang diserap didalam condenser sebagaimana panas
pengembunannya (untuk merubah fase uap menjadi fase cair) dalam hal ini setara
dengan panas latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam condenser tanpa
diikuti dengan perubahan suhu.
f. Cooler
Bentuk dan konstruksi cooler seperti halnya pada condenser, hanya
fungsinya yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan
produk yang masih mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan
di dalam tangki. Jika condenser fungsinya untuk mengubah fase uap hingga
menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya, yaitu hanya untuk menurunkan
suhu hingga mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika didalam
condenser yang diserap adalah panas latennya, lain halnya di dalam cooler yang
45
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
diserap adalah panas sensibelnya, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti
perubahan fase.
g. Separator
Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua
zat yang tidak saling melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan
lain sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan
densitas antara kedua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan
densitas antara kedua fluida maka akan semakin mudah dalam pemisahannya
(Kardjono, 2007).
46
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
III. Metodologi
3.1 Tahap Penyelesaian Masalah
Dalam menyelesaikan masalah dilakukan langkah-langkah penyelesaian
sebagai berikut :
a. Penentuan metode penyelesaian menggunakan software Ms Excel.
b. Meminta data berupa log sheet pada staff di control room
c. Pengumpulan data-data yang kurang dari literature, jurnal,
ensiklopedia, dan internet.
d. Penyelesaian dan penyusunan tugas khusus
3.2 Metode Penyelesaian data
Data yang diperlukan untuk menghitung efisiensi kolom fraksinasi C-1
diperoleh dengan du acara yaitu :
1. Pengambilan data pada control room
2. Studi Pustaka terkait dengan efisiensi kolom fransinasi C-1
3.2.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan mengadakan
pengamatan langsung dari lapangan pada Unit Kilang PPSDM MIGAS
Cepu. Data primer merupakan pengumpulan data selama dilakukan
magang. Data yang diambil adalah data berupa data volume (L/hari)
produk dan bahan baku , data spesifik gravity ,data ASTM crude oil ,data
massa (kg/hari).
47
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
48
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Evaporator V-1
Top Evaporator 169902772,5
Steam 34392089,28
Stripper C-5
Top C-5 17802681,8
Steam 15811351,17
Stripper C-4
Top C-4 8767677,678
Steam 24210452,4
Reflux 6028015,734
Steam Inject 14753054,26
Top product C-1 31349240,53
Steam 90211322,88
Bottom C-1 104688688,7
Jumlah 291668094,9 226249252,1
Losses 65418842,78
JUMLAH TOTAL 291668094,9 291668094,9
= 77,5707923%
49
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Dari hasil analisa yang telah dilakukan efisiensi pada kolom fraksinasi C-1 adalah
77,5707923%. Dengan hasil tersebut maka kolom fraksinasi C-1 pada Unit Kilang
PPSDM MIGAS masih layak beroperasi. Sedangkan hasil analisa PFD dan P&ID
PPSDM MIGAS memiliki control system yang baik.
50
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Untuk menjaga kondisi kolom fraksinasi tetap berjalan stabil maka perlu
diperhatikan hal hal berikut :
51
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
BAB IV
PROSES OPERASI PABRIK
52
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Bahan baku yang digunakan berupa crude oil yang merupakan campuran
berbagai persenyawaan kimia dari suatu golongan hidrokarbon serta senyawa-
senyawa lain yang mengadung O2, N2, S, logam-logam dan air dalam jumlah sedikit.
Bahan baku untuk proses penyulingan dapat diperoleh dari :
1. Crude Oil Kawengan
Jenis ini mengandung hidrokarbon jenis paraffin dan sedikit mengandung
napthan. Minyak mentah dari kawengan mempunyai sifat:
a. Dominan senyawa paraffin (alkane rantai lurus) dengan rumus CnH2n+2
b. Fraksi berat berupa wax atau paraffin wax (lilin batik).
Karakteristik crude oil Kawengan:
a. Specific grafity 60/60 oF : 0,8530
o
b. API grafity : 34,4
c. Viskositas kinematis (100oF), Cs : 5,71
d. Viskositas kinematis (120oF), Cs : 3,64
e. Pour point, oF : 80
f. Flash point, oF : 35
g. Kadar air, % volume : 0,18
h. Kadar belerang : 0,231
i. Kadar malam, % berat : 14,4
j. Kadar aspal, % berat : 0,08
k. Angka asam total, % KOH/gram : 0,084
(Laboratorium PPSDM Migas)
53
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4. 1. 2 Bahan Pembantu
Bahan ini diperlukan dalam proses treating yang berfungsi untuk menghilangkan
kotoran-kotoran dalam minyak bumi yang akan menurunkan mutu produksi dan dapat
merusak peralatan pada proses pengolahan. Senyawa yang dapat menimbulkan korosi
adalah: H2S, Merchaptan/senyawa belerang.
54
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
55
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
56
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
57
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
2. Solar
Solar mempunyai trayek titik didih 250-350oC.
Gambar 4. 1 Solar
Berikut ini merupakan spesifikasi bahan bakar jenis solar yang terdapat di pengolahan
minyak PPSDM Migas :
Tabel 4. 5 Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar (Kementrian, 2013)
Sifat Satuan Metode ASTM Hasil Min Maks
Densitas 150C Kg/m3 D 1298 858,2 815 870
Perolehan pada 3000C %vol D 86 58 40 -
Angka cetana/angka cetana
D 613 62 48 -
terhitung
Viskositas kinematika pada
mm2/s D 445 3,95 2 5
400C
0
Titik tuang C D 97 12 - 18
0
Titik nyala C D 93 65 60 -
Kandungan belerang % m/m D 1552 0,2 - 0,35
Korosi lempeng tembaga D 130 No.1 No.1
Residu karbon conradson/ D 189 0,005 - 0,1
% m/m
residu karbon mikro D4530 0,003 - 0,01
Kandungan abu %m/m D 482 0,002 - 0,01
Kandungan air Mg/kg D 95 Nol - 500
Kandungan sedimen %m/m D 473 0,003 - 0,01
mg
Bilangan asam kuat D 664 0 - 0
KOH/g
mg
Bilangan asam total D 664 0,4 - 0,6
KOH/g
Warna D 1500 1,5 - 3
58
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Tabel 4. 6 Spesifikasi Short Residu (Hasil analisis Lab. Pertamina, Pulo Gadung)
Komponen Nilai
Titik didih (0C) 540 ±
Spesific Gravity 0C 0,9525-0,9854
API gravity 17,1-12,1
Sulfur, %wt 0,25
Redwood Viscosity 696-951
59
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
a) Persiapan
Penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang terikat
dalam crude oil yang berasal dari pertamina menggung, dimana bahan bakar
maksimal air yang diijinkan 0,5% volume. Bahan baku yang digunakan adalah
campuran minyak mentah Kawengan (HPPO = High Pour Point Oil) yang bersifat
paraffins dan minyak mentah Ledok (LPPO = Low Pour Point Oil) yang bersifat
aspaltis, dengan perbandingan 70% bagian minyak mentah Kawengan dan 30%
bagian minyak mentah Ledok. Disini dilakukan pencampuran dengan maksud agar
proses pengolahan akan lebih efisien dibandingkan jika dilakukan secara terpisah.
Apabila dilakukan pengolahan secara terpisah maka dibutuhkan dua kondisi operasi
yang berbeda pada pemanasan. Minyak mentah yang baru saja ditambang pada
dasarnya masih mengandung kotoran sehingga perlu dilakukan penghilangan kotoran
tersebut, terutama kandungan airnya, yaitu dengan cara sedimentasi atau
pengendapan. Minyak mentah dimasukkan ke dalam tangki penampungan sementara
dan didiamkan 24 jam. Di pusat Penampungan (PP) Menggung ini, minyak mentah
didiamkan beberapa hari atau dalam waktu tertentu agar proses pemisahannya lebih
sempurna hingga air dalam minyak mentah maksimal 0,5% volume. Dari menggung,
minyak mentah dialirkan dengan pompa sentrifugal menuju tangki penampungan T-
101 dan T-102 yang berada di lokasi kilang.
Hasil analisa karakteristik atau syarat minyak mentah yang akan diolah adalah
sebagai berikut (Lembaga Pusdiklat Migas Cepu, 2016) :
60
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Tahap persiapan berikutnya adalah memeriksa tangki produk, tangki feed dan
tangki distilasi. Selanjutnya adalah memeriksa air pendingin, steam, listrik dan fuel
gas. Kemudian menyiapkan solar untuk proses sirkulasi dan melakukan sirkulasi
dingin dimana feed yang digunakan adalah solar.
b) Sirkulasi Dingin
Sirkulasi dingin bertujuan untuk mengetahui kebocoran yang terjadi, sehingga
dapat diatasi sebelum operasi berjalan. Pada sirkulasi dingin solar dialirkan ke dalam
alat-alat utama pada temperatur kamar. Langkah-langkah sirkulasi dingin adalah
sebagai berikut:
Solar dipompakan dengan menggunakan pompa feed menuju HE melalui sistem
perpipaan feed. Setelah itu solar dialirkan ke furnace, kemudian dilanjutkan ke
evaporator dan Residu kembali ke HE. Solar yang telah digunakan untuk sirkulasi
dingin dialirkan dalam cooler dan ditampung dalam tangki penyimpanan solar T.107.
c) Sirkulasi Panas
Sirkulasi panas bertujuan untuk memeriksa kebocoran dengan menggunakan
temperatur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sirkulasi dingin dan
memberikan pemanasan pendahuluan secara perlahan-lahan hingga merata ke
peralatan yang bekerja dengan panas sehingga bila dijalankan pada suhu yang relatif
lebih tinggi tidak mengalami pemanasan yang mendadak.
61
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4) Bila tidak ada gangguan, suhu furnace dinaikkan dengan menambah bahan
bakar solar yang diatomizing dengan udara panas bertekanan sampai suhu
fluida ±100 ºC.
5) Jika suhu outlet solar sirkulasi 275 – 280 ºC, feed yang mula-mula dari tangki
penyimpanan solar diganti dengan minyak mentah, sementara solar sebagai
pembakar di furnace diganti fuel oil.
4.3.2 Proses Destilasi Atmosferik
Pengolahan minyak di PPSDM Migas menggunakan metode ditilasi atmosferik, antara
lain:
a. Pemanasan awal dalam Heat Exchanger (HE-2, 3, 4)
Crude Oil yang berasal dari tangki penampung T-101 dan T-102 dipompa
menggunakan pompa sentrifugal P.100/3 dan P.100/4 menuju heat exchanger yang
dipasang secara seri. Heat exchanger yang beroperasi saat ini adalah HE-2, HE-3, dan
HE-4. Untuk mendapatkan pemanasan awal, Crude Oil mengalir melalui tube pada
HE-2 dengan suhu 33⁰C dan keluar pada suhu 52⁰C. Kemudian dipanaskan lebih
lanjut pada HE-3 hingga mencapai suhu 68oC. Sebagai media pemanas pada HE-2
dan HE-3 adalah produk solar yang diproduksi dari bottom C-4 (solar stripper).
Selanjutnya Crude Oil masuk ke HE-4 melalui shell dan keluar pada suhu 150oC.
Sebagai media pemanasnya yaitu residu (bottom C-4) yang mengalir melalui tube.
Tujuan pemanasan pada HE adalah :
- Meringankan beban furnace pada proses.
- Menghindari pemanasan yang mengejut.
- Menghemat bahan bahan bakar dengan memanfaatkan panas residu dan solar.
b. Pemanasan dalam Furnace (F-2,3)
Kemudian crude oil dari HE dialirkan menuju furnace melalui stabilizer yang
berfungsi sebagai kontrol aliran dan tekanan. Bila banyak minyak mentah yang
mengalir mempunyai tekanan dan aliran yang melebihi batas, maka valve pada
stabilizer akan bekerja untuk mengurangi aliran dan tekanan tersebut. Furnace yang
digunakan hanya dua buah yaitu furnace 2 dan furnace 3. Pada furnace, crude oil
62
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
mengalami pemanasan maksimal sampai suhunya 325oC - 340oC. Hal ini bertujuan
untuk mencapai suhu optimum evaporator sehingga fase cair dan fase uap akan
terpisah dengan baik.
Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar fuel oil (residu) dan fuel gas
yang dibantu oleh steam. Apabila furnace tidak dalam keadaan bekerja maka api
dalam furnace tidak mati seluruhnya dan masih ada api yang berasal dari fuel gas. Hal
ini untuk menghindari terjadinya flash back (penyalaan api yang mendadak sehingga
terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan bagian luar furnace yang terlalu
besar) bila furnace kembali dijalankan. Steam yang dipakai berfungsi untuk
memecahkan atom (atomizing) agar bahan bakar fuel oil menjadi partikel kecil
sehingga proses pembakaran berlangsung cepat dan sempurna, sedangkan udara yang
membakar bahan bakar tersebut masuk secara natural draft. Hasil pembakaran berupa
gas CO2, O2 excess, N2 inert, CO, dan uap air yang dialirkan melalui cerobong yang
dilengkapi dengan stack dumper yang berfungsi untuk mengatur keluarnya gas buang
(fuel gas) dimana panas dari gas buang dapat dimanfaatkan untuk memanasi daerah
konveksi.
Bila terjadi gangguan di furnace, misalnya karna terhambatnya aliran fuel oil
yang mengakibatkan padamnya api, maka untuk menyalakannya kembali, dilakukan
tindakan pengamanan terlebih dulu yaitu steam purging dengan menutup valve fuel
oil dan fuel gas kemudian memperbesar rate steam. Dengan demikian fuel gas yang
masih tersisa teratomisasi oleh steam dan tidak mengalir keluar furnace yang rawan
menyebabkan kebakaran. Crude oil keluar furnace pada suhu ±330oC, yang kemudian
akan dimasukkan ke dalam evaporator (V-1).
c. Penguapan dalam Evaporator (V-1)
Crude oil yang berasal dari furnace dialirkan menuju evaporator untuk
dipisahkan antara fraksi berat (bottom produk) dan fraksi ringan berupa uap
hidrokarbon yang merupakan produk atas (top produk). Evaporator juga berfungsi
untuk meringankan kerja fraksinasi dalam melaksanakan proses pemisahan
selanjutnya.
63
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Pada bagian bawah evaporator diinjeksikan steam (steam stripping) pada suhu
170oC dan tekanan 1,25 kg/cm2 yang bertujuan untuk untuk menurunkan tekanan
parsial hidrokarbon, sehingga titik didihnya menjadi turun dan akan menguap. Hal ini
dikarenakan jika tekanan parsial hidrokarbon turun maka penguapan hidrokarbon
menjadi lebih besar sehingga perubahan uap hidrokarbon dari liquid menjadi lebih
sempurna. Fraksi ringan akan keluar sebagai hasil atas kolom pemisah pada suhu
317oC, sedangkan fraksi berat akan keluar pada suhu ±250 oC.
d. Destilasi dalam Kolom Fraksinasi (C-1,2,3,4,5)
Bottom produk yang keluar dari evaporator pada suhu 250oC dialirkan
kedalam residu stripper C-5 tray ke-4, sedangkan top produk dimasukkan ke kolom
C-1 bagian bawah. Didalam residu stripper(C-5) terjadi pemisahan, bottom
produknya berupa residu masuk kedalam HE-4 dan HE-5 sebagai media pemanas,
sedangkan top produknya masuk kedalam kolom C-1. Dalam kolom fraksinasi I
terdapat dua aliran yang berbeda fase yaitu uap hidrokarbon yang naik dan liquid
yang turun. Feed kolom C-1 adalah sebagai berikut :
- Top produk evaporator
- Top produk residu stripper (C-5)
- Top produk solar stripper (C-4)
- Reflux naphta 3:1
Hasil dari kolom C-1 adalah :
- Top produk berupa uap pertasol CA, pertasol CB, dan naphta yang masuk kolom
C-2 (pada suhu 120oC)
- Side stream berupa pertasol CC yang keluar dari tray ke-18
- Side stream berupa solar yang keluar dari tray ke-4, 6, 8, 10, dan 12 yang masuk
ke solar stripper pada tray ke-4
- Side stream berupa kerosin yang keluar dari tray ke-14 dan 16 yang masuk ke
kerosin stripper pada tray ke-6 (sekarang sudah tidak diproduksi lagi)
Top produk dari kolom C-1 dan C-2 diinjeksikan gas ammoniak (NH3) yang
bertujuan untuk mangikat asam klorida yang berasal dari garam-garam tanah yang
64
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
terikat dan untuk mengikat sulfur yang terdapat pada minyak mentah. Dengan
pengikatan ini maka kadar asam dapat dikurangi sehingga pH dapat netral dan korosi
dapat ditanggulangi.
Reaksi :
NH4(aq) + HCl(aq) 28℃ NH4Cl(aq)
H2S(s) + 2NH3(aq) 28℃ (NH4)2S(aq)
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) 25℃ MgCl2(aq) + 2H2O(l)
HCl(aq) + NH3(l) 28℃ NH4Cl(aq)
NH4Cl dan (NH4)2S yang berbentuk uap dan bersifat larut dalam air ini,
setelah melalui kondensor Bersama-sama uap akan terkondensassi dan larut dalam
air. Pemisahannya dengan produk dilakukan dengan separator berdasarkan perbedaan
densitasnya, dimana NH4Cl dan (NH4)2S terlarut dalam air dan keluar melalui bagian
bawah separator karena mempunyai densitas yang lebih besar daripada produk.
Pada kolom C-2, feed yang masuk berasal dari :
- Top produk C-1(pertasol CA, CB, dan naphta)
- Reflux Pertasol CA yang keluar dari top kolom C-2 pada suhu ±93⁰C telah
didinginkan terlebih dahulu dan dimasukkan pada kolom C-2 tray ke-16 pada
suhu ± 46⁰C.
Hasil dari kolom C-2 :
- Top produk yaitu pertasol CA
- Bottom produk yaitu naphta
- Side stream yaitu pertasol CB
e. Pengembunan dan Pendinginan
Produk-produk akhir dari proses distilasi yang berasal dari kolom fraksinasi
dan stripper dimasukkan dalam kondensor atau cooler yang berfungsi
mengembunkan dan mendinginkan produk-produk tersebut. Fase uap yang
diembunkan pada kondensor berasal dari top kolom C-2 yaitu pertasol CA. Fase cair
yang didinginkan pada cooler adalah produk yang berasal dari :
65
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
a) Side stream kolom C-2 yaitu pertasol CB yang akan di reflux, didinginkan
pada cooler C-5 dan 9.
b) Bottom produk kolom C-2 yaitu naphta yang masuk cooler CL-13 dan 14
pada suhu 140oC dan keluar pada suhu 42oC.
c) Side stream kolom C-1 yaitu pertasol CC didinginkan pada cooler CL-1
dan 2.
d) Bottom produk solar stripper (C-4) yaitu solar setelah keluar dari HE-3 dan
2, selanjutnya didinginkan pada cooler CL-6, 10, dan 11 sehingga suhu
keluar cooler adalah 40oC.
Fase cair yang didinginkan dalam box cooler adalah :
1. Top produk kolom C-2 yaitu pertasol CA yang telah diembunkan dalam
kondensor, selanjutnya didinginkan dalam box cooler BC-3-6
2. Bottom produk kolom C-1 yaitu solar masuk ke BC-2.
3. Bottom produk residu stripper (C-5) yaitu residu setelah keluar dari HE-4
dan 5 masuk ke BC-1 pada suhu 110oC, keluar pada suhu 60-80oC.
f. Pemisahan pada separator
Produk-produk yang telah didinginkan dalam cooler, sebelum digunakan
sebagai produk akhir harus dipisahkan dari air dan gas yang terikut. Proses pemisahan
ini berlangsung didalam separator dengan prinsip perbedaan berat jenisproduk
minyak dan air, produk yang berupa minyak akan berada dibagian atas, sedangkan air
dikeluarkan lewat bagian bawah. Gas-gas ringan dikeluarkan melalui flare.
Hasil samping dari kolom fraksinasi C-2 (side stream) berupa pertasol CB
setelah mengalami pendinginan pada CL 1, 2, 5, dan 9 akan ditampung apada
separator 4 untuk dipisahkan dari airnya yang selanjutnya ditampung pada tangka No.
110 sebagai produk yang disebut pertasol CB. Hasil bottom C2 berupa naphta setelah
mengalami pendinginan pada CL 13 dan 14 ditampung pada separator 2 untuk
dipisahkan dari air yang terikut dan selanjutnya ditampung pada tangki No. 109 untuk
dipergunakan sebagai reflux kolom C-1.
66
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Produk pertasol CC diambil dari side stream No. 8 kolom C-1, setelah
mengalami pendinginan pada CL 1 dan 2 dialirkan ke separator 8dan ditampung pada
tangko No.112 produk yang disebut pertasol CC.
Saat ini kerosin sudah tidak diproduksi, sehingga tangka kerosin digunakan
untuk menampung solar. Produk solar yang diambil dari side stream No.1-7 dan
bottom pada colom C-1 setelah itu diproses pada solar stripper C-4, dari bottom C-4
minyak solar dimanfaatkan sebagai pemanas pada HE 2 dan 3, kemudian minyak
didinginkan pada CL 6, 10, dan 11 yang selanjutnya ditampung pada separator 6 dan
ditampung pada tangka 106, 111, 120, 124, 125, 126, dan 127 sebagai produk solar.
Seluruh kolom fraksinasi dilengkapi stream stripping yang berfungsi untuk
menaikkan fraksi ringan atau menurunkan tekanan parsial.
4.3.3 Proses Treating
Pada umunya minyak mentah dan produk masih mengandung kotoran-kotoran
atau impuritis berupa hidrogen sulfida (H2S), merchaptan (RSH), MgCL2, NaCl, dan
lain-lain dalam jumlah tertentu. Kotoran-kotoran tersebut dapat menimbulkan hal-hal
sebagai berikut :
- Korosi pada peralatan
- Bau yang tidak enak pada saat pembakaaran
- Penurunan stabilitas pada penyimpanan
Proses treating merupakan proses yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan impuritis yang terdapat dalam produk. Pada unit pengolahan PPSDM
Migas proses treating dilakukan hanya pada produk pertasol CA, CB, dan CC yaitu
dengan injeksi ammonia (NH3) pada puncak kolom C-2 dan dengan proses pencucian
menggunakan soda (NaOH).
1) Injeksi Ammonia
Injeksi ammonia bertujuan untuk mencegah dan mengurangi korosi karena adanya
kotoran dalam minyak bumi.
NH3(s) + H2O(l) 28℃ NH4OH(aq)
MgCl2(aq) + 2H2O(l) 25℃ Mg(OH)2(s) + HCl(aq)
67
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
68
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
69
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
70
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
002)
Top product (gas buang) 482.55
Losses (H2O) 64.80
Total 29834.85 29834.85
4.5 Neraca Panas
4.5.1 Heat Exchanger (HE-002)
Tabel 4.13 Neraca Panans Heat Exchanger (HE-002)
71
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Output
No Komponen Input (lb/jam)
(lb/jam)
1 Q1 5,961,422.12
2 Q2 2,548,723.95
3 Q3 4,740,750.25
4 Q4 946,847.95
5 Q5 2,804,231.61
6 Q6 8,513,716.42
7 Kehilangan panas 2,879,796.23
Total 14,197,744.26 14,197,744.26
4.5.6 Fraksinasi (C-002)
Tabel 4.18 Neraca Panas Kolom Fraksinasi (C-002)
Input Output
No Komponen
(Btu/jam) (Btu/jam)
1 Q1 2.804.231,61
2 Q2 254,926.55
3 Q3 815,828.62
4 Q4 1,650,914.37
5 Kehilangan panas 592.415,18
Total 3.059.158,17 3.059.158,17
72
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
73
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
74
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
75
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
76
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.6.3 Diagram Alir Proses Pengolahan Minyak Metah di PPSDM Migas Cepu
77
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
78
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
▪ Suhu keluar : 50 ºC
b) Heat Exchanger (HE-2)
• Kode : HE-02
• Fungsi : Pemanasan awal Crude Oil
• Arah aliran : Counter Current
• Tipe : 1,1-Shell and tube
• Dimensi Shell : Panjang = 120 in ; ID = 30,784 ;
OD = 31,614 in ; jumlah baffle =
4 ; jenis fluida = solar
• Dimensi Tube : ID = 0,834 in ; OD = 1 in ; BWG
= 14 ; jumlah tube = 382 ; PT =
1,25 in ; jenis fluida = crude oil
• Bahan : Alloy steel
• Fluida Panas : Solar
▪ Suhu masuk : 130 ºC
▪ Suhu keluar : 70ºC
• Fluida Dingin : Minyak Mentah
▪ Suhu masuk : 38 ºC
▪ Suhu keluar : 70 ºC
c) Heat Exchanger (HE-3)
• Kode : HE-03
• Fungsi : Pemanasan awal Crude Oil
• Arah aliran : Counter Current
• Tipe : 1,1-Shell and tube
• Dimensi Shell : Panjang = 120 in ; ID = 30,784 ;
OD = 31,614 in; jumlah baffle = 4 ;
jenis fluida = solar
• Dimensi Tube : ID = 0,834 in ; OD = 1 in ; BWG
= 14 ; jumlah tube = 382 ; PT =
1,25 in ; jenis fluida = crude oil
• Bahan : Alloy steel
79
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
80
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
81
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Lebar : 3.800 mm
• Diameter tube : 4 inch
• Panjang tube : 6.000 mm
• Jarak antar tube : 350/330 mm
• Tata letak : Horizontal
• Bahan/material : Low Cr. Mo
• Bahan Bakar : Fuel Oil & Gas
4.7.1.3 Evaporator
Kolom evaporator berfungsi untuk memisahkan fraksi berat dan fraksi ringan
dari minyak mentah setelah mengalami pemanasan furnace. Proses pemisahan
berdasarkan atas perbedaan density (berat jenis) antara kedua fraksi dan dibantu
dengan injeksi steam. Fraksi ringan merupakan fraksi-fraksi minyak menguap
sedangkan fraksi berat yang tidak menguap. Kolom evaporator merupakan kolom
pemisah, di dalamnya tidak terdapat plate. Pada bagian bawah terdapat penahan untuk
menahan cairan yang akan meninggalkan evaporator.
Spesifikasi Evaporator
• Fungsi : Memisahkan fraksi berat dan
fraksi ringan dari crude oil
• Jumlah : 1 Unit
• Tipe : Vertical Coloum
• Dimensi : Tinggi = 6m ; ID = 2,01m ; OD =
2,03 m
• Design Temperature : 380 0C-400 0C
• Material : Carbon Steel
• Tinggi :6m
• Tebal Shell : ¾ inch
• Tekanan Operasi : 0,2 kg/cm2
• Tipe Head : Ellipse
• Tebal Head : 3/4 inch
• Temperatur Operasi : 280-310 0C
82
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
83
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
84
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
85
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Spesifikasi Kondensor:
a) Kondensor utama (CN-1,2,3,4)
• Fungsi : Mengkondensasikan uap pertasol
CA dari Kolom fraksinasi 2 (C-2)
• Jumlah : 4 unit
• Tipe : 1,1 shell and tube
• Arah Aliran : Counter Current
• Jenis : Kondensor vertikal
• Tinggi : 4,890 mm
• Dimensi Shell : ID = 1,040 mm; OD = 1,052 mm
• Dimensi Tube : ID = 31,35 mm; OD = 38 mm
• Jumlah Tube : 223
• Media pendingin : Air
• Material : Carbon stell
• Status : Beroperasi
86
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
87
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
88
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.7.1.7 Cooler
Cooler digunakan untuk mendinginkan produk-produk minyak yang keluar dari
stripper, fraksinasi, heat exchanger, maupun condenser dengan air pendingin sebelum
masuk pada tangki penampungan.
Dua jenis cooler yang digunakan pada kilang di PPSDM Migas:
• Box cooler
Tube-tube yang dilalui fluida panas dimasukkan dalam tempat persegi
panjang yang berisi air pendingin. Air dalam box selalu disirkulasi.
• Shell and Tube
Cooler jenis ini terdiri dari shell and tube, air pendingin berada pada
bagian shell dan fraksi minyak panas berada dalam tube dengan arah aliran
lawan arah.
Spesifikasi Cooler :
a) Cooler (CL -1,2)
• Fungsi : Mendinginkan produk pertasol
CB dan CC
• Tipe : 1,1 shell and tube
• Jenis : Kondensor vertikal
• Tinggi : 3,186 mm / 3,250mm
• Diameter Shell : 1,090 mm / 1,245 mm
• Diameter Tube : 20 mm / 38 mm
• Jumlah Tube : 519/348
• Media pendingin : Air
• Material : Carbon stell
• Status : Beroperasi
b) Cooler (CL -3,4)
• Fungsi : Mendinginkan produk pertasol
CA
• Tipe : 1,1 shell and tube
• Jenis : Kondensor vertikal
89
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
90
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
91
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
a) Separator (S-1, 3)
• Fungsi : Memisahkan produk pertasol CA
dan air
• Tipe : Silinder lurus
• Volume : 4,6896 m3
• Tinggi : 465 cm/ 480 cm
• Diameter dalam : 154 cm/110 cm
• Tebal Shell : 7,8 – 8,6 mm
• Temperatur Maksimum : 700C
• Temperatur normal : 500C
• Material : Carbon Steel
• Status : Beroperasi
b) Separator (S-2, 4)
• Fungsi : Memisahkan produk naftha (S-2)
dan pertasol CB
• Tipe : Silinder lurus
• Volume : 1, 3296 m3
• Tinggi : 465 cm/ 480 cm
• Diameter dalam : ID = 570 cm/ OD = 617 cm
• Tebal Shell : 10 - 12mm
• Temperatur Maksimum : 70 0C
• Temperatur normal : 50 0C
• Material : Carbon Steel
• Status : Beroperasi
c) Separator (S-5, 6,7)
• Fungsi : Memisahkan produk solar (S-5) d
dan (S-6), PH solar (S-7) dari air
• Volume : 0,3534 m3
• Tinggi : 440 cm
• Tebal Shell : 10 - 12mm
92
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Temperatur Maksimum : 70 0C
• Temperatur normal : 50 0C
• Material : Carbon Steel
• Status : Beroperasi
d) Separator (S-8,9)
• Fungsi : Memisahkan produk pertasol CB
(S-9) dan pertasol CC(S-8)
• Diameter dalam : 85 cm
• Tinggi : 535 cm
• Tebal Shell : 10 - 12mm
• Temperatur Maksimum : 70 0C
• Temperatur normal : 50 0C
• Material : Carbon Steel
• Status : Beroperasi
4.7.2 Spesifikasi Alat Pendukung
4.7.2.1 Pompa
Spesifikasi Pompa:
a) Pompa Feed (P.100/04)
• Fungsi : Memompakan Crude Oil dari
tangki Heat Exchanger
• Pompa Merek : Ebara
• Jenis/ tipe : Centrifugal
• Head : 70 m/87 m
• Kapasitas : 25 m3/jam
• Putaran : 2.930 rpm/ 3.000 rpm
• Jumlah : 2 Buah
• Motor Merek : Toshiba
• Jenis : Motor Induksi 3 fase
• Tegangan : 380 Volt
• Kuat Arus : 22,1 A/ 29,5 A
93
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Daya : 5,5 Kw
• Kecepatan Putaran : 2.880 rpm
• Jenis pole :2
• Buatan : Jepang
b) Pompa Refluks (P.100/01, P.100/02)
• Pompa Merek : Ebara
• Jenis/ tipe : Centrifugal
• Head : 87 m
• Kapasitas : 25 m3/jam
• Motor Merek : Toshiba
• Jenis : Motor Induksi 3 fase
• Tegangan : 380 Volt
• Kuat Arus : 19 A/ 26A
• Daya : 2,2 Kw
• Kecepatan Putaran : 3.000 rpm
• Jenis pole :2
• Frekuensi : 50 Hz
4.7.2.2 Peralatan Utilitas
4.7.2.2.1 Penyedia Air Baku (Pompa Kali Solo 1-4 Unit)
a) Pompa KS 1 No. 1
• Merk : Torishima
• Type & size : CAN 100-40
• Product No : H 157228
• Total Head : 45 M
• Capacity : 250 m3/H
Motor Listrik
• Merk : GAE FDE 0530
• Type : VDE 0530
• Voltage : 380/660
• Power : 55 Kw/ 75 Ps
94
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
b) Pompa KS I No.2
• Merk : Torishima
• Type & size : CAN 100-40
• Product No : H 121 096
• Total Head : 45 M
• Capacity : 250 m3/H
Motor Listrik
• Merk : MEZ FRENSTAT
• Type : F 250.MO-4
• Voltage : 380
• Power : 55 Kw/ 75 Ps
c) Pompa KS I. No.3
• Merk : Torishima
• Type & size : CAN 100-40
• Product No : H 102 792
• Total Head : 45 M
• Capacity : 250 m3/H
Motor Listrik
• Merk : SEVER AEG
• Type : 12 K 250 MH
• Voltage : 380/660
• Power : 55 Kw
d) Pompa Submersible
• Merk : Torishima
• Type & size : CAN 100-40
• Total Head : 45 M
• Capacity : 250 m3/H
Motor Listrik
• Merk : GAE FDE 0530
• Type : VDE 0520
95
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Voltage : 380/660
• Power : 75 Kw
4.7.2.2.2 Penyedia Air Industri (Pompa Kali Solo II-4 Unit)
a) Pompa KS II No. 2
• Merk : Torishima
• Type & size : MM0673
• Total Head : 100 M
• Capacity : 100 m3/H
• Speed :1450
Motor Listrik
• Merk : TECO
• Type : AEEBKB 200 7FMB
• Voltage : 380-415
• Power : 55 Kw/ 75 Ps
• Ampere : 70, Rpm: 2950
b) Pompa KS II No. 3
• Merk : EBRA
• Type & size : 200 MS 3 M
• Total Head : 99 M
• Capacity : 200 m3/H
• Speed :1450
Motor Listrik
• Merk : SIEMENS
• Type : AEEB
• Voltage : 380
• Power : 125 HP/ 94 KW
• Ampere : 49, Rpm: 1475
c) Pompa KS II No. 4
• Merk : KSB
• Type & size : WKL 80/70
96
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
97
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Motor Listrik
• Merk : GAE
• Type : KPER315 M4TWSHB
• Voltage : 380-660
• Power : 132 KW
• Ampere : 243/140
b) Pompa Dist. AM No.2
• Merk : Torishima
• Type & size : MMK 150/4
• Product No : AP 2522794
• Total Head : 106 M
• Capacity : 300 m3/H
• Speed :1450
• Driver : 132 KW
Motor Listrik
• Merk : GAE
• Type : DIN EN 60034-1
• Voltage : 400
• Power : 132 KW
• Ampere : 233/135
4.7.2.2.4 Penyedia Air Umpan/ Feed Boiler (2 Unit)
a) Pompa Feed Boiler No. 1
• Merk : Allweiler
• Type & size : L65/3-U1BG-W1-ANS1-Heavy
• Product No : 12036839
• Total Head : 105 M
• Capacity : 70 m3/H
• Speed : 2900
• Driver : 31,7KW
98
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Motor Listrik
• Merk : SIEMENS
• Type : 1LG3 207-2AA60
• Speed : 2950 Rpm
• Power : 37 KW
• Ampere : 65
• Frekensi : 50 Hz
b) Pompa Feed Boiler No. 2
• Merk : Torishima KSB
• Type & size : MMI 80/2
• Product No : 1 U640090
• Total Head : 95 M
• Capacity : 70 m3/H
• Speed : 2900
• Driver : 30 KW
Motor Listrik
• Merk : SIEMENS
• Type : 1LA2 155
• Speed : 2950 Rpm
• Voltage : 440
• Power : 30 KW
• Ampere : 49
4.7.2.2.5 Alat Penyedia Uap
a) Katel Uap Boiler
• Merk : Wanson
• Type : AL-LSB 6000
• Code : SNCT
• ITEM : H-400-7A
• Flow Rate : 6000 Kg/H
• Max Presure : 10 Kg/cm2
99
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
100
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
101
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Made In : India
c) Generator 8 Cummins III
Generator
• Merk : ONAN
• Type : 880 DF JD
• Capacity : 1000 KVA
• Voltage : 400 Volt
• Frekuensi : 50 Hz
• Phase :3
Prime Mover
• Merk : Cummins
• Type : KTA 38 G5
• Capacity : 1020/950 BHP
• Rpm : 1500 Rpm
• Made In : USA
102
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Cara Kerja
Solar dari solar Stripper dan residu dari residu stripper masuk ke HE melaiui
bagian shell sebelah atas, pada suhu 260 0C dan 300 0C sedang minyak
mentah masuk ke HE pada suhu 35 C melalui tube bagian bawah. Didalam
HE terjadi kontak tidak langsung kedua fluida tersebut. Maka terjadi
perpindahan panas anlara minyak mentah dengan residu ( HE-2 dan HE-3)
dan solar ( HE-1), dimana residu dan solar akan melcpaskan panas yang
kemudian discrap oleh minyak mentah. Dengan adanya Baffle sebagai
pengatur aliran solar dan residu pada shell. Sehingga aliran akan semakin
baik. Jumlah panas yang dilepas solar dan residu sama dengan jumlah panas
yang discrap oleh minyak mentah. Pemanasan dilanjutkan di furnace.
103
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.7.3.2 Furnace
Gambar 4. 3 Furnace
Keterangan Gambar :
4.7.3.2.1 Crude Oil masuk
4.7.3.2.2 Crude Oil keluar
4.7.3.2.3 Flue gas keluar melalui stack
4.7.3.2.4 Burner
4.7.3.2.5 Bahan bakar berupa fuel oil (blending residu dan solar) dan fuel
gas
• Cara Kerja
Panas hasil pembakam bahan bakar digunakan untuk memanasi seluruh
ruang bakar dan pipa-pipa yang didalamnya mengalir minyak mentah.
Minyak mentah masuk furnace melalui tube bagian atas pada suhu 135 0C
dan diteruskan pada bagian bawah. Pemanasan yang dikehendaki adalah
bcrtahap yaitu dari panas yang rendah ke panas yang tinggi. Untuk itu
minyak mentah dilewatkan tube bagian alas yang panasnya lebih panas dan
rendah dibandingkan dengan tube hagian bawah. Hal tersebut untuk
menghindari kerusakan pada minyak mentah karena pemanasan mendadak
pada suhu tinggi. Setelah mengalami pemanasan, fraksi-fraksi ringan yang
terdapal dalam minyak mentah akan berubah menjadi uap sedangkan Iraksi
beratnya telap menjadi cairan. Minyak mentah keluar dan furnce pada suhu
325 0C.
104
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.7.3.3 Evaporator
Gambar 4. 4 Evaporator
Keterangan Gambar :
4.7.3.3.1 Crude Oil masuk
4.7.3.3.2 Top Product keluar berupa fase uap crude oil
4.7.3.3.3 Buttom product keluar berupa fasa cair crude oil
• Cara Kerja
Feed masuk pada bagian tengah kolom evaporator dengan aliran dibuat
miring ke bawah (60 0C ) sehingga seolah-olah diadakan pengadukan, pada
suhu 228 0C. Dengan adanya perbedaan density antara kedua fraksi tersebut.
Fraksi ringan yang berdensity lebih rendah akan bergerak naik, sedangkan
fraksi berat akan turun. Dengan adanya injeksi steam pada bagian bawah
kolom, maka fraksi ringan yang terkandung dalam cairan akan menguap
kembali. Fungsi dari injeksi steam adalah untuk menurunkan tekanan partil
Hydrocarbon., sehingga titik didihnya rendah akan menguap kembali. Fraksi
ringan akan naik bersama steam dan bergabung dengan fraksi ringan yang
lain keluar sebagai hasil alas evaporator pada suhu 320 0C. Sedangkan fraksi
beratnya akan kcluar sebagai hasil bawah evaporator pada suhu 300 0C.
105
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
106
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
ketinggian tertentu, sedangkan cairan yang melebihi weir akan turun ke tray
di bawahnya melaiui down comer. Feed dan steam yang berupa uap akan
bergerak naik ke atas melaiui riser yang ada pada tray sebelah alas, kemudian
oleh bubble cup dilewatkan melaiui slot-slot dan menembus cairan. Pada saat
menembus cairan akan terjadi kontak antara uap dan cairan yang diikuti
transfer panas dan massa antara uap dan cairan.
Transfer panas terjadi karena panas yang dibawa uap dan dalam
perjalanannya inenuju ke atas diambil oleh cairan menenma panas ini
menguap (cairan yang mempunyai titik didih rendah ) dan fase cairan
berubah menjadi fase uap, sedangkan uap yang mepunyai titik didih lebih
rendah atau sama dengan titik didih cairan akan mengembun dan fase uap
berubah menjadi fase cair. Peristiwa ini beriangsung pada setiap tray dan
disenai dengan transfer massa, sehingga suatu saat akan tercapai
keseimbangan. Pada keseimbangan ini, uap yang berhasil lolos dan masuk
pada tray yang ada diatasnya merupakan uap yang mempunyai titik didih
rendah, makin ke atas suhunya makin rendah. Sebaliknya makin ke bawah
temperatunya akan semakin tinggi. Dengan demikian fraksi yang bertitik
didih rendah akan keluar sebagai hasil atas dan diantara keduanya akan
keluar sebagai hasil samping.
4.7.3.5 Kolom Striper
107
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Cara Kerja
Feed masuk pada bagian tengah kolom stnpper dan dari bagian bawah
diinjeksikan steam. Feed yang berupa cairan akan turun ke bawah kolom
melewati tray-tray, dengan adanya weir pada setiap tray, maka cairan yang
turun akan mengisi tray dengan ketinggian tertentu dan cairan yang melebihi
weir ini akan turun melalui down comer ke tray di bawahnya. Steam akan
naik ke atas melaiui riser. kemudian oleh bubble cup dibelokkan melaului
slot-slot dan menembus cairan. Maka akan terjadi kontak langsung antara
uap dan cairan dan terjadi transfer panas. Cairan panas akan memindahkan
sebagian panasnya ke steam, sehingga cairan akan turun suhunya dan uap
akan naik suhunya. Turunnya suhu cairan akan menyebabkan penurunan
tekanan parsial hidrokarbon yang mempunyai titik didih rendah ( fraksi
ringan ) akan menguap dan terpisah dari fraksi berat.
4.7.3.6 Kondensor
Gambar 4. 7 Kondensor
108
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Cara Kerja
Uap hidrokarbon masuk ke kondensor pada bagian shell dari bagian atas ke
bawah. Di dalam kondensor lerjadi kontak tidak langsung dengan air
mengalir melaiui tube. Maka akan terjadi peipindahan panas dari uap
hidrokarbon ke air. Dengan adanya baffle sebagai pengalur aliran uap
hidrokarbon pada shell, sehingga aliran akan semakin iurbulen sehingga
pcrpindahan panasnya akan semakin baik. Uap hidrokarbon yang
terkondensasi menjadi cairan dialirkan ke coller untuk didinginkan.
4.7.3.7 Cooler
Gambar 4. 8 Cooler
• Cara Kerja
a. Shell and tube cooler
Feed masuk berupa cairan panas akan mengalir pada bagian shell dari
atas ke bawah. Di dalam cooler terjadi kontak tidak langsung dengan
air mengalir melalui tube sehingga terjadi perpindahan panas dari
cairan kepada air. Dengan adanya buffle sebagai pengatur aliran uap
hidrokarbon pada shell, aliran akan semakin turbulen dan perpindahan
panas akan semakin naik. Cairan yang keluar dari cooler ditampung
dalam tangki penampungan.
109
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
b. Box cooler
Feed masuk berupa aliran panas akan mengalir pada bagian tube dari
samping. Di dalam box cooler terjadi kontak tidak langsung dengan air
yang ada ditempat persegi panjang (box), sehingga terjadi perpindahan
panas dari cairan ke air. Air pendingin yang ada di box selalu
disirkulasi, agar perpindahan panasnya semakin baik. Cairan yang
keluar dari box akan di tamping di tangki penampung.
4.7.3.8 Separator
Gambar 4. 9 Separator
Keterangan Gambar :
4.7.3.8.1 Solar yang belum murni masuk dari cooler
4.7.3.8.2 Air yang terpisah dari solar keluar menuju pengolahan limbah
cair
4.7.3.8.3 Gas yang terpisah dari solar kelaur
4.7.3.8.4 Product solar keluar munuju tangki penyimpanan
• Cara Kerja
Separator sebagai alat pemisah produk minyak dan air berdasarkan
perbedaan berat jenisnya. Minyak mengalir secara overflow dan air
berada dibawahnya. Air kemudian dibuang melalui bagian dalam
separator sedangkan gas dialirkan kembali ke kondensor untuk
110
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
111
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
• Cara Kerja
Prinsip kerja pompa dalam melakukan pengaliran yaitu dengan cara
memberikan gaya tekan terhadap fluida. Perpindahan crude oil dapat
terjadi secara vertikal ataupun horizontal, seperti crude oil yang
berpindah secara mendatar akan mendapatkan hambatan berupa
gesekan dan turbulensi sedangkan crude oil dengan perpindahan ke
arah vertikal, hambatan yang timbul dapat berupa hambatan yang
diakibatkan karena adanya perbedaan tinggi antara permukaan isap
(suction) dan permukaan tekan atau buang (discharge).
4.8 Utilitas dan Pengolahan Limbah
4.8.1 Utilitas
Utilitas merupakan bagian dari suatu pabrik yang bertujuan menyediakan bahan-
bahan pembantu proses sebagai sarana untuk memperlancar proses operasi di
kilang dan keperluan lainnya.
Utilitas meliputi :
4.8.1.1 Power Plant
Power Plant adalah suatu unit di Pusdiklat Migas yang menangani
penyediaan tenaga Listrik. Unit ini sangat penting karena tidak hanya di
kilang tetapi juga digunakan di PERTAMINA. Sebagai pembangkit tenaga
listrik power plant menggunakan pembangkit tenaga diesel dengan
pertimbangan teknis, yaitu :
a. Bahan Bakar yang dipakai adalah solar yang disediakan oleh Pusdiklat
Migas.
b. Sistem startingnya lebih mudah dan mesinnya kuat.
c. Daya yang dihasilkan lebih besar.
d. Tidak ada ketergantungan terhadap instansi lain.
e. Perawatannya mudah.
f. Suku cadangnya mudah didapat.
g. Mudah dipindahkan.
Pusdiklat Migas Cepu menyediakan kebutuhan tenaga pembangkit listrik
sendiri, sebab :
112
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
113
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
114
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
115
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
3. Klasifikasi
Proses klasifikasi adalah proses penjernihan atau proses pengendapan
lumpur di dalam hak-bak pengendapan / bak CPI (Corrugated Plate
Interceptor) yang dipasangkan fiber glass didalamnya dengan
penambahan koagulan berupa tawas berbentuk kristal. Jadi proses ini
bisa gabungan antara proses sedimentasi, koagulasi , dan flokulasi.
Proses ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Memperbesar konsentrasi flok
b. Recycle sludge
Untuk memperbesar flok dapat dilakukan dengan memberikan
kontak yang baik antar partikel , dilakukan dengan pengadukan atau
sirkulasi.
4. Filtrasi
Proses filtrasi yaitu proses pemisahandengan cara penyaringan. Dalam
proses klasifikasi masih ada partikel - partikel yang belum mengendap,
sehingga untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik maka dilakukan
proses penyaringan.
5. Unit pengolahan Air Minum.
Sebagian air untuk industri digunakan juga untuk air minum tetapi
dengan menambah proses dari proses - proses yang telah ada dari proses
air industri, diantaranya ,yaitu :
a. Disinfeksi
Proses disinfeksi yaitu proses pembunuhan kuman yang bersifat
pathogen
(menyebabkan penyakit). Proses ini hanya dilakukan pada proses
pengolahan air minum , karena didalam air selalu hidup jasad renik ,
ada yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan ada juga
yang diperiukan oleh manusia, tetapi jasad renik yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia dihilangkan dengan jalan
disinfeksi sebclum digunakan. Ada dua macam cara
disinfeksi, yaitu :
116
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1. Secara fisis
Penyinaran , penyaringan ,adsordsi, pasteurisasi, elektrolisa
2. Secara Kimia
Menambah bahan kimia , misalnya : gas khlor.
Tujuannya adalah agar gas chlor bereaksi secara langsung dengan
air sehingga bakteri / kuman yang terkandung dalam air akan mati.
Dengan disinfektasi diharapkan air terbebas dari kuman-kuman
yang dapat membahayakan kesehatan. Di dalam air, gas chlor yang
bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida ( HOCI ) dan
asam chlorida (HCI).
Cl2(g) + H2O(l) HOCl(l)+ HCI(l)
HOCI(l) n H+ + OCl-
b. Proses Penimbunan dan Pengumpulan
Pengumpulan air dalam jumlah banyak bertujuan :
1. Menjaga kelangsungan produksi
2. Membantu pengendapan
3. Sebagai persediaan atau cadangan
Air yang ditimbun adalah :
1. Air baku
2. Air setengahjadi
3. Air produk
c. Aerasi
Proses ini merupakan proses penycmprotan air yang menuju ke unit
air minum sebelum ke bak dengan menggunakan O2 yang berfungsi
untuk mcnghilangkan hau sehingga menjadi lebih segar.
d. Distribusi
Distribusi adalah pembagian atau pcnyaluran air setelah
diproses dari penimbunan ke tempat air dimana digunakan. Ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan :
1. Ketinggian tempat
2. Kebutuhan air
117
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
118
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
119
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler
ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk
kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.
Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian
besar fire tube boiler dikonstruksi sebagai paket (diproduksi oleh pabrik)
boiler untuk semua bahan bakar (Yudho et al., 2013).
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan
sangat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube boiler yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boiler sebagai berikut :
1. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan
efisiensi pembakaran
120
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
121
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
volume. Kondisi ini terus berlangsung hingga tetes cairan terakhir berubah
menjadi uap. Pada titik ini, seluruh silinder telah menjadi uap yang
memiliki suhu 100°C (373.15 K). Keadaan ini disebut dengan
istilah saturated steam (Supardi, 2011).
• Superheated Steam
122
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Kompressor Reciprocating/Torak:
3. Merk : WORTHINGTON Tahun 1974
Kapasitas : 198NM3/jam
123
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Voltage : 440
Power : 30 KW
4. Merk : INGERSOLLRAND Tahun 1992
Kapasitas : 250NM3/jam
Voltage : 380
Power : 30KW
4. Merk : INGERSOLLRAND Tahun 1992
Kapasitas : 250NM3/jam
Voltage : 380
Power : 30KW
C. Penyediaan Air Lunak
Caranya adalah air industri dimasukkan ke dalam softener sehingga
kesadahan air akan turun. Air lunak ini digunakan untuk air umpan ketel,
air pendingin mesin ( chose current ). Air yang digunakan untuk umpan
ketel harus memenuhi beberapa persyaralan yang telah ditetapkan ,
diantaranya ; pH air sekitar 8,5 - 9,5 dengan kesadahan total mendekati nol.
Persyaratan tersebut dibuat oleh organisasi pembuat boiler di Amerika yaitu
ABMA (American Boiler Manufacturing Assosiation). Hal ini
dimaksudkan agar dalam ketel atau boiler tidak cepat terbentuk kerak atau
scale dan agar tidak menurunkan efisiensi ketel uap. Hal ini terjadi karena
kerak dapat menjadi isolasi sehingga permukaan perpindahan panas dapat
terhalang oleh karena kerak tersebut. Disamping itu jika hal ini dibiarkan
terlalu lama maka akan menimbulkan kerusakan pada pipa.
Pada pipa yang terdapat kerak atau scale akan terdapat bagian yang tebal
dan bagian yang tipis, maka bagian yang tipis itulah yang akan mengalami
pemanasan setempat ( tidak merata ) , sehingga pada bagian dari pipa itulah
yang akan mengalami keretakan atau pecah terlebih dahulu.
D. Penyedia Air Pendingin
Sistem pendingin di Pusdiklat Migas Cepu menggunakan sistem semi open
circuit. Pada system ini air dingin dari hak penampungan dipompa ke alat
penukar panas ( cooler, kondensor dll), setelah air pendingin menjadi panas
124
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
tidak dibuang, tetapi didinginkan melalui bak air terbuka dengan udara
atmosfer. Keadaan normal air pendingin mempunyai PH antara 6-7. Proses
penyediaan air pendingin dilakukan dengan cara melewatkan air bekas
pamanas dari cooler dan kondensor pada cooling tower sehingga dapat
menghasilkan air pendingin. Kegunaan dari air pendingin tersebut adalah
untuk mendinginkan minyak - minyak panas di dalam cooler maupun di
dalam kondensor. Untuk keperluan air pendingin di unit kilang air dapat
diambil dari bak YAP, yang sebelumnya telah mengalami proses
penjernihan dan dapat juga diambil dari bak segaran yang telah mengalami
proses penjernihan di unit CPI (('arrogated Plate Interceptor) atau TPS (
Tittle Plate Separator ) dimana air yang berasal dari bak segaran yang telah
diberi PAC dimasukkan ke dalam unit CPI yang terdiri dari flokulator dan
clarifer. Di dalam flokulator I di tambahkan lagi PAC dan dilengkapi
dengan I buah pengaduk agar terjadi pencampuran yang homogen sehingga
dapat membetuk flok flok dan mengendap di bagian bawah, kemudian air
yang jernih berada di bagian paling atas dan dialirkan ke tangki flokulator 2
dan demikian seterusnya terjadinya proses yang sama sampai pada tangki
flokulator 3.
4.8.2 Pengolahan Limbah
Pada proses produksi menghasilkan hasil sampingan yang berupa limbah,
yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Jika tidak ditangani dengan baik
maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama jika mengandung
bahan-bahan bahaya yang kadarnya melebihi baku mutu lingkungan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Adapun pengolahan limbah yang telah dilakukan di
Pusdiklat Migas Cepu adalah sebagai berikut :
4.8.2.1 Pengolahan Limbah Cair
Sumber limbah cair dihasilkan oleh bagian-bagian sebagai berikut :
1. Limbah Cair Kilang
Limbah cair kilang berasal dari :
a. Drain tangki dilakukan dengan periode 8 jam sekali secara bergantian.
125
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
126
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
a. Limbah cair berupa sisa pencucian : film rongent, alat dan obat di apotik,
alat
suntik di zaal rawat nginap dibuang kesaluran yang dilengkapi
peresapan.
b. Tinja dibuang ke WC yang dilengkapi di septic tank.
c. Sisa pencucian dapur, air kamar mandi, dibuang kesaluran
tersedia/selokan
dan campur dengan limbah cair penduduk disekitarnya, jarak dengan
bengawan solo ± 1 km.
4.8.2.2 Pengolahan Limbah Gas
Kegiatan yang berpotensi menimbulkan penurunan kualitas udara yaitu kilang,
boiler plant dan power plant. Ketiga kegiatan tersebut mengeluarkan limbah
gas pembakaran bahan bakar minyak pada dapur kilang (unit distilasi
atmosferis), proses penghasilan steam di boiler plant dan proses pembangkit
tenaga listrik di power plant. Polutan yang timbul adalah SOX, NOX, CO, HC.
Pencegahan penurunan kualitas udara yang sudah dilakukan, antara lain :
a. Pemasangan cerobomg gas dan pengaturan penyempurnaan proses
pembakaran :
1) Kilang Minyak :
Jumlah cerobong 4 buah, masing-masing dengan ketinggian 22 meter
dan diameter 25 inci. Pengabutan bahan baku cair dan pegaturan
perbandingan bahan dengan udara (excess air 20 %)
2) Boiler Plant :
Jumlah cerobong 3 buah, masing-masing dengan ketinggian 20 meter
dan diameter 20 inci. Pengabutan bahan bakar cair dan pengaturan
perbandingan
bahan bakar dengan udara 1 : 17.
3) Power plant :
Jumlah cerobong 6 buah, masing-masing dengan ketinggian 12 meter
dan diameter 20 inci.
b. Perawatan dan penyempurnaan jalan dan program penghijauan.
127
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
4.9 Laboratorium
Laboratorium berperan penting di kilang, karena pada bagian inilah data-data
tentang bahan baku dan produk akan diperoleh. Hal tersebut seperti di ketahui, bahwa
setiap kegiatan industri akan selalu diikuti oleh kehadiran laboratorium. Laboratorium
di PPSDM MIGAS Cepu berfungsi untuk menguji karakteristik bahan baku dan
kualitas produk untuk memenuhi standard atau spesifikasi yang diinginkan.
Labotarorium yang ada terdiri dari:
128
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
129
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PPSDM MIGAS berlokasi di daerah Cepu, Blora, Jawa Tengah.dan memiliki
kapasitas produksi sekitar 350 KL/hari dengan hasil produksi Pertasol CA, Pertasol
CB, Pertasol CC, dan Solar. Pemasaran yang dilakukan oleh PPSDM MIGAS bekerja
sama dengan PT. Pertamina dan industri lainnya. Bahan baku crude oil yang
digunakan berasal dari sumur disekitar yang telah ditreatment oleh PT. Pertamina.
Bahan pembantu seperti amonia dan soda kaustik dibeli dari industri yang bekerja
sama dengan PPSDM MIGAS. Proses produksi yang diterapkan pada PPSDM
MIGAS ini merupakan proses destilasi atmosferik dengan tekanan 1 atm. Alat utama
yang digunakan dalam proses produksi antara lain Stabilizer, Furnace, Heat
Exchanger, Evaporator, Kolom Fraksinasi, Kolom Stripper, Condensor, Cooler, dan
Tangki Separator. Sarana penunjang PPSDM MIGAS terdiri dari Kilang Pengolahan
Minyak, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Unit Pengolahan Air Bersih, Unit Boiler,
Laboratorium, dan Workshop.
Sarana penunjang di PPSDM MIGAS terdiri dari unit Kilang CDU, Unit
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Unit Pengolahan Air Bersih, Unit Boiler, Lab.
Kimia, Lab. Minyak bumi, Lab.Lindungan Lingkungan, Lab. Instrumen,
Lab.Eksplorasi, Lab. Produksi, Lab. Proses, Lab.Engineering, Lab. Teknik Sipil, Lab.
Komputer,Lab. Telekomunikasi, Lab. Mekanik, Lab. Penggerak Mula, Lab. Metalurgi
dan Las, Listrik, Lab. Inspeksi,Lab. Bahasa, Lab. Proses, Lab. Simulator
Produksi,Lab. Simulator Bor, Perpustakaan ruang model, Pilot Plant, Fire Ground,
Wisma, Sarana Olahraga dan Workshop. Untuk menjaga mutu produksi PPSDM
MIGAS melakukan pemantauan dan analisa terhadap bahan baku (Crude Oil)
sebelum diproses di Unit Kilang. Hal ini dilakukan agar bahan baku yang digunakan
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan dan menghasilkan produk yang
berkualitas.
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi kolom fraksinasi Unit Kilang PPSDM
MIGAS sebesar 77,5707923% diketahui massa produk hasil perhitungan sebesar
130
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
21.052,02 lb dengan efisiensi neraca massa 97% dan neraca panas didapatkan
efisiensi panas sebesar 87,71%.
5.2 Saran
Saran penulis yang dapat diambil setelah melakukan kerja praktek di PPSDM
MIGAS diantaranya perbaharuan dan perbaikan perlatan instrumentasi agar sistem
terintegrasi DCS pada Unit Kilang dapat dipantau dengan baik melalui control room.
Selain itu memperbanyak sesi diskusi dengan pemateri dan teknisi yang bekerja di
plant agar peserta kerja praktik dapat mengetahui kondisi operasi dan permasalahan
yang ada di unit tersebut. Serta peningkatan fasilitas pabrik yang lebih memadai.
131
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
DAFTAR PUSTAKA
Arief, B. (2006). Pemasangan Pump-around yang Efektif pada Menara Distilasi (p. 73=79).
ASTM. (2007). Standard Test Method for Flash and Fire Points by Cleveland Open Cup
Tester. Annual Book of ASTM Standards, i(C), 1–10. https://doi.org/10.1520/D0092-
11.1.3
ASTM. (2015). Standard Test Method for Precipitation Number of Lubricating Oils 1. Astm,
02(Reapproved), 1–3. https://doi.org/10.1520/D0091-02R07E01.2
Bashendra, Z. (2013). Pengolahan Jahe Menggunakan Metode Distilasi. 4–15.
Donald Q. Kern. (1965). Process Heat Transfer (1st ed.). McGRAW-HILL Book Company
Inc, Singapore.
Ezta, F. B. (2018). Diagram Process Flow Piping dan Diagram Instrumentation.
Fahrur. (2020). Laporan Kerja Praktik Teknik Kimia ULM Banjarbaru. 0.
Fatimah, S. (2013). Industri Minyak Bumi. 60–69.
Hartiniati, H. (2006). Hidrokonversi Katalitik Residu Minyak Bumi: Pengaruh Temperatur
Dan Waktu Reaksi. Reaktor, 10(2), 82. https://doi.org/10.14710/reaktor.10.2.82-87
Jurdilla, P., Azizah, N., Wati, A. F., & Erwan, E. Y. (2019). Industri Pengolahan Minyak
Bumi Di Indonesia. https://doi.org/10.31227/osf.io/2bvm5
Kardjono, S. (2007). Petroleum Refining Processing. Perpustakaan STEM (14-A), 46–48.
Kementrian, P. I. (2013). Data Penggunaaan Tepung Terigu.
Kemon, N. O. (2013). Pengamatan Peralatan Kolom Fraksinasi C-1.
Kusnaendar, D. (2017). Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi
Atmosferik. Syntax Literate, 2(9), 28–42.
Kusnandar, D. (2017). Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Menggunakan Distilasi
Atmosferik di Pertamina Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group.
Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(9), 28–42.
Nelson, W. . (1958). Petroleum Refinery Engineering (4th Editio). McGRAW-HILL Book
Company Inc, Singapore.
Nelson, W. . (1985). Petroleum Refinery 4th Edition. McGRAW-HILL Book Company Inc,
Singapore.
Ognisty, T. . (1995). Ognisty, T.P. In Chem. Eng. Prog., (Vol. 91, Issue 2).
https://doi.org/10.1038/139092a0
Perry, S., Perry, R. H., Green, D. W., & Maloney, J. O. (2000). CHEMICAL ENGINEERS ’
132
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
HANDBOOK (SEVENTH).
Pertamina. (2018). Pertamina Solvent. https://www-jstor-
org.libproxy.boisestate.edu/stable/25176555?Search=yes&resultItemClick=true&search
Text=%28Choosing&searchText=the&searchText=best&searchText=research&searchT
ext=design&searchText=for&searchText=each&searchText=question.%29&searchText
=AND
Puteri, D., & Heru, D. (2018). RANCANG BANGUN ALAT UJI POUR POINT UNTUK
MENGUKUR TITIK TUANG BAHAN BAKAR Devina Puteri Nenzy Ayundari Dwi
Heru Sutjahjo. Jurnal Teknik Mesin, 05(01), 1–6.
Putra, D. (2014). Destilasi. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue
9).
Putra, M. A. E. (2010). Optimasi Alokasi Minyak Mentah untuk Memenuhi Kebutuhan Kilang
Pengolahan pada Perusahaan Perminyakan dengan Menggunakan Metode Programa
Linear.
Risdiyanta.ST., M. (2014). Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi ( Refinery ) Di
Indonesia. Forum Teknologi, 05(4), 46–54.
Sadikun. (2020). Product Specification - Benzene Specification Unit Measurement. 1, 99.
Supardi, N. I. (2011). Superheated Steam (p. 5).
Wahid, Q. (2016). Perancangan Pabrik. 123, 1–15.
http://eprints.umm.ac.id/50770/1/PENDAHULUAN.pdf
Wiyantoko, B. (2016). Kimia Petroleum (1st ed., Vol. 1).
Yudho, B. S., Hikmarika, H., & Dwijayanti, S. (2013). Aplikasi Perbandingan Pengendali P,
PI, Dan PID Pada Proses Pengendalian Suhu Dalam Sistem Mini Boiler. Jurnal
Amplifier, 3(2), 12–18.
Zaim, R. L., Muqni, W. E., Nurkhamidah, S., Rahmawati, Y., & Gondo, S. (2018). Crude
Distillation Unit (CDU) dari Kuwait Crude Oil. Jurnal Teknik ITS, 6(2).
https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.24542
133
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
LAMPIRAN
7. 1 Perhitungan Refluks
R = L0/D
Tabel 7. 1 Data bahan baku dan produk Unit Kilang PPSDM MIGAS
SG
% SG 60/60
Material Volume (L/Hari) Volume 15/15⁰C Massa (kg/Hari) ⁰F
Density Air 15 ⁰C
Masuk
134
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Keluar
Losses 881,0287
0 89 192,2
5 118 244,4
10 139 282,2
20 168 334,4
30 215 419
40 248 478,4
50 279 534,2
60 300 572
135
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
70 347,094 636,7692
80 382,478 720,4604
90 417,862 784,1516
350
y = 3,5384x + 99,406
300 R² = 0,9902
250
Suhu ⁰C
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70
% V Distilat
y = 3,5384x + 99,406
= 145,8 oF
Dari Fig. 12.8 (ASTM 50% Temperature vs EFV 50% Temperature) dari buku
Edmister (1984) diperoleh koreksi suhu sebesar -26 oF, sehingga suhu EFV
50% :
136
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 508,2 oF
Menentukan ΔT EFV
ASTM EFV
% Vol interval %
Distilasi vol
T (⁰F) ΔT ΔT T (⁰F)
90 0-10 48
10 273,2 330,2
30 419 434,2
115,2 30-50 80
50 534,2 514,2
122,5692 50-70 84
70 656,7692 596,2
127,3824 70-90 86
90 784,1516 684,2
137
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 982,8743059735 mmHg
= 1,29325585 atm
900
800
700
600
500
ASTM
400
EFV
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100
= 303803 x 0,8352
= 253736,2656 L / hari
138
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 170003,298 L / hari
= 83732,96765 L / hari
Kebutuhan Steam
Kebutuhan steam stripping di evaporator untuk crude oil menurut W.L
Nelson adalah 0,4 – 1,2 lb/gal. Untuk kasus ini asumsi yang diambil adalah
1,2 lb/gal, oleh karena itu jumlah steam stripping yang dibutuhkan (S) di
evaporator adalah :
= 13436,25396 Kg/hari
Berdasarkan pada Fig. 7-3 dari buku W.L Nelson (1985) untuk
kebutuhan steam 1,2 lb/gal didapatkan crude oil yang menguap akibat steam
adalah 3,8% sehingga :
= 3809,68962 x SG 15/15 ⁰C
= 3181,852771 kg/hari
Total vapor V-1 = vapor + crude oil yang menguap karena steam
= 173185,1507 Kg/hari
Total bottom V-1 = Bottom - Crude oil yang menguap karena steam
139
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 80551,11488 Kg/hari
Masuk Keluar
Komponen
(kg/hari) (kg/hari)
Steam 13436,25396
Top :
Steam 13436,25396
Bottom
V = 173185,1507 Kg/hari
F= 253736,2656
Kg/hari
S = 13436,25396
V-1 Kg/hari
S = 13436,25396
Kg/hari
B = 80551,11488 Kg/hari
140
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 29908,30923 Kg/hari
Neraca massa kolom stripper C-5 dapat dilihat pada Tabel 7. 6 berikut :
Masuk Keluar
Komponen
(kg/hari) (kg/hari)
Steam 6087,030205
Top
Steam 6087,030205
Bottom
Residu 50642,80565
141
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
V = 29908,30923 Kg/hari
C-5
S = 6087,030205 Kg/hari
B = 50642,80565 Kg/hari
= 176388,0218 x 0,8413
= 148395,2427 L/hari
= 8% x 148395,2427
= 11871,61942 Kg/hari
= 160266,8622 Kg/hari
142
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Kebutuhan steam stripping pada stripper C-4 adalah 0,5 lb/gal Oleh karena itu,
jumlah steam stripping yang diperlukan di stripper (S) adalah :
= 9849,859913 kg/hari
Neraca massa kolom stripper C-4 dapat dilihat pada tabel berikut :
Masuk Keluar
Komponen
(Kg/hari) (Kg/hari)
Steam 9849,859913
Top
Steam 9849,859913
Bottom
143
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
V = 11871,61942 Kg/hari
S = 9849,859913
Kg/hari
F = 160266,8622
Kg/hari C-4
S = 9849,859913
Kg/hari
B = 148395,2427 Kg/hari
= 80133,4311 Kg/hari
= 95249,5318 L/hari
= 54685,8 Kg/hari
144
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Menurut asumsi W.L Nelson (1985) kebutuhan steam stripping solar adalah
0,2 – 0,5 lb/gal. Asumsi yang digunakan untuk kasus ini adalah 0,5 lb/gal, maka
Kebutuhan steam = 0,5 lb/gal x 0,264 gal/L x bottom C-1 x 0,454 kg/lb
= 5708,113941 Kg/hari
Total steam = jumlah steam dari (V-1,C-5, dan C-4) + Kebutuhan steam
= 35081,25802 Kg/hari
Produk Jumlah
Side stream -
145
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 109384,0171 Kg/hari
Neraca massa kolom fraksinasi C-1 dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari V-1
Steam 13436,25396
Dari C-5
Steam 6087,030205
Dari C-4
Steam 9849,859913
Top
Side stream
Pertasol CC 0
Bottom
146
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
V = 109384,0171 Kg/hari
R = 54685,8 Kg/hari
S = 35081,25802 Kg/hari
Steam = 6087,030205
147
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Steam = 9849,859913
Inject steam :
V = 109384,0171 Kg/hari
R = 54685,8 Kg/hari
S = 35081,25802 Kg/hari
148
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
T90%-T10%
Slope =
80
= 6,274395
T10%+T30%+T50%+T70%+T90%
VABP (Volumetric Boiling Point) =
5
= 531,26416 ⁰F
Dari Fig 5.4 Nelson Halaman 172 diperoleh koreksi terhadap VABP yaitu sebesar -90 ⁰F
= 441,26416
3
√TB
K =
S
S = Spesific Gravity 60 ⁰F
KUOP = 10,25373151
Dari Fig 5.3 Nelson dengan suhu Top inlet 608,54 F dan API 37,92049808 maka
diperoleh heat content sebesar 445 Btu/lb.
Q =mxH
= 169902772,5 Btu/hari
Steam :
Dari tabel saturated steam dengan suhu operasi 608,54 ᵒF diperoleh nilai :
149
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
H = 1161,04901,
sehingga :
Q =mxH
= 34392089,28 Btu/hari
= 295,34 ⁰F
Komponen dari top C-5 diasumsikan petrasol CA, petrasol CB dan solar, maka
S.G campurannya.
= 203093,4599 Kg/hari
Sehingga diperoleh :
API = 41,18118036
Slope = 1,125
VABP = 198,32 ⁰F
150
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
MABP = 186,32 ⁰F
KUOP = 9,239434435
Dari Fig. 5-3 Nelson dengan suhu top stripper 295,34ᵒ F (fase uap) dan ᵒ API
41,18118036 maka diperoleh heat content (H) sebesar 270 Btu/lb
Q =mxH
= 17802681,8 Btu/hari
Steam :
Dari tabel saturated steam dengan suhu operasi 295,34ᵒ F diperoleh nilai H =
1178,2398968 Btu/lb, sehingga :
Q =mxH
= 15811351,17 Btu/hari
= 385,16 ⁰F
Komponen dari top C-4 diasumsikan petrasol CA dan petrasol CB maka S.G
campurannya
m. CA m. CB
[( × S. G CA 15⁄15 ℃) + ( × S. G CA 15⁄15 ℃)]
x x
= 54698,21721 Kg/hari
151
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
API = 54,66116182
Slope = 1,2825
VABP = 294,8 ⁰F
MABP = 285,8 ⁰F
KUOP = 9,936917251
Q =mxH
= 8767677,678 Btu/hari
Steam :
Dari tabel saturated steam dengan suhu operasi 385,16ᵒ F diperoleh nilai
H = 1114,91831 Btu/lb,
sehingga :
Q =mxH
= 24210452,4 Btu/hari
d. Reflux C-1
Massa = 54685,8 Kg/hari
= 100,4 ⁰F
152
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
SG 15/15 ⁰C = 0,779
API = 50,14313222
Slope = 1,2825
VABP = 294,8 ⁰F
MABP = 285,8 ⁰F
Dari Fig. 5-3 Nelson dengan suhu top inlet 100,4 ᵒ F (fase cair) maka diperoleh heat
content (H) sebesar 50 Btu/lb
Q =mxH
= 6028015,734 Btu/hari
Dari tabel saturated steam dengan suhu 135 C diperoleh nilai H 1172,35598 Btu/lb
Q =mxH
= 14753054,26 Btu/hari
Panas Keluar
1. Top Produk
Massa = 109384,0171 Kg/hari
= 125,1 ⁰C
SG 15/15 ⁰C = 0,7311
API = 62,04397483
153
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Slope = 1,125
VABP = 198,32
MABP = 186,32
KUOP = 9,597473841
Dari Fig. 5-3 Nelson dengan suhu top C-1 257,18 ᵒ F (fase uap) dan ᵒ API
62,04397483. maka diperoleh heat content (H) sebesar 130 Btu/lb.
Q =mxH
= 31349240,53 Btu/hari
Dari tabel saturated steam dengan suhu operasi 125ᵒ C diperoleh nilai H =
1166,42304 Btu/lb, sehingga
Q =mxH
= 90211322,88 Btu/hari
3. Bottom Produk
Massa = 148395,2427 Kg/hari
= 285 ⁰C
SG 15/15 ⁰C = 0,8413
API = 36,69208368
Slope = 3,78
VABP = 514,4
154
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
MABP = 471,4
KUOP = 10,34495125
Dari Fig. 5-3 Nelson dengan suhu bottom 545ᵒ F (fase cair) dan ᵒ API 56,69208368.
Maka diperoleh heat content (H) sebesar 320 Btu/lb sehingga :
Q =mxH
= 104688688,7 Btu/hari
Total panas masuk, panas keluar, dan panas yang hilang pada kolom fraksinasi
C-1 dapat dilihat pada tabel berikut :
Evaporator V-1
Steam 34392089,28
Stripper C-5
Steam 15811351,17
Stripper C-4
Steam 24210452,4
Reflux 6028015,734
155
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Steam 90211322,88
Losses 65418842,78
= 77,5707923%
Tabel 7. 10 Data Crude Oil Tanggal 8 – 12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB.
Data bahan masuk berupa Pertasol CA diambil dari control room PPSDM Migas Cepu
pada tanggal 8 – 12 November 2020.
156
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Tabel 7. 11 Data Pertasol CA Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB
Volume
SG Pertasol
Tanggal Pertasol CA Massa Pertasol Massa Pertasol
CA
(L) CA (kg) CA (lb)
Data bahan masuk berupa Pertasol CB diambil dari control room PPSDM Migas Cepu
pada tanggal 8 – 12 November 2020.
Tabel 7. 12 Data Pertasol CB Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB
157
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Data bahan masuk berupa solar diambil dari control room PPSDM Migas Cepu pada tanggal
8 – 12 November 2020.
Tabel 7. 13 Data Solar Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB
Data bahan masuk berupa residu diambil dari control room PPSDM Migas Cepu pada
tanggal 8 – 12 November 2020.
Tabel 7. 14 Data Residu Tanggal 8-12 November 2020 Tiap Pukul 08.00 WIB
158
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
21.599,36 lb V-001
Bottom product ?
Neraca massa :
Input = Output
Input = 21.599,36 lb crude oil (C17H36)
Densitas Massa
Volume Massa
Komponen %volume Rata-rata
(L/hari) kg/hari lb/jam
(kg/l)
Produk :
159
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 437 – 294,8
= 142,2
Menghitung T EFV
% Suhu ASTM
Volume ̊C ̊F
Distilasi
0 97 206,6
5 125 257
10 146 294,8
20 184 363,2
30 225 437
40 225 437
50 280 536
60 593,734
70 655,038
80 716,342
90 777,646
160
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Untuk menghitung 60%, 70% dan 90% digunakan grafik regresi linear, didapatkan :
y = 6,1304 x + 225,91
Sehingga didapat :
88,2 0-10 46
10 294,8 334
30 437 442
99 30-50 66
50 536 508
161
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
119,038 50-70 81
70 655,038 589
122,608 70-90 80
90 777,646 669
10 334 294,8
30 442 437
50 508 536
70 589 655,038
900
800 y = 4,1956x + 296,85
R² = 0,9953
700
600
500
400
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100
Dengan menggunakan interpolasi data %distilasi ASTM dan suhu EFV operasi 1,3 atm.
Pada suhu 530 oF diperoleh % crude oil yang teruapkan adalah 60%.
Sehingga:
162
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Crude oil dalam fase uap = 60% x 21.599,36 lb = 12.959,61 lb (top product evaporator
V-001)
Crude oil dalam fase cair = 21.599,36 lb - 12.959,61 lb = 8.639,74 lb (bottom product
evaporator V-001)
C-005
Umpan dari bottom V-001
8.639,74 lb
Neraca massa :
Input = Output
Input = umpan masuk stripper C-005 adalah total bottom evaporator V-001
Input = 8.639,7 lb
Dikarenakan pada produk bottom stripper C-005 merupakan residu, maka diperoleh :
163
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Total vapor C-005 = Umpan masuk stripper C-005 – Produk bottom (residu)
top product ?
bottom product
11.863,74 lb
Neraca massa :
Input = Output
Menurut asumsi W.L Nelson, kebituhan steam stripping untuk soalr adalah 0,2-0,6
lb/gal. Asumsi yang dipakai untuk kasus ini adalah 0,5 lb/gal maka diperoleh %
164
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
penguapan karena steam sebesar 8% berdasarkan pada fig. 7-3 (W.L Nelson ‘Petroleum
refinery Engineering’)
top product ?
Reflux to C-001 ?
Neraca Massa
949,10 lb
Input = Output
Side stream kolom fraksinasi C-001, pertasol CC = 0 L/hari, karena pertasol CC tidak
diproduksi.
165
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
8-Nov 140,7
9-Nov 137,2
10-Nov 139,5
11-Nov 138,8
12-Nov 139,2
Side stream = 0 lb +
166
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
top product ?
Reflux to C-002 ?
side stream?
C-002
Umpan dari
top product :
bottom product?
10.197,21 lb
Neraca massa :
Input = Output
167
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
8-Nov 21,2
9-Nov 26,2
10-Nov 20,7
11-Nov 23,4
12-Nov 16,6
Naphta = 4.855,63 lb
Top product C-002 = (Reflux to C-002 + feed from top C-001) – (side stream + Naphta)
168
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
5 Naphta 4.855,63
flue gas?
top product C-002
bagian 1?
S-001 reflux to C-002?
H2O?
Neraca massa :
Input = 1.963,60 lb
169
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
1. Evaporator V-001
2. Stripper C-005
Residu 4.394,04
3. Stripper C-004
Solar 11.863,74
4. Fraksinasi C-001
5. Fraksinasi C-002
6. Separator S-001
Produk = 21.052,01 lb
Bahan baku = 21.599,36 lb
170
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Produk
Efisiensi = × 100%
Bahan Baku
21.052,01
Efisiensi = × 100%
21.599,36
Efisiensi = 97%
70oC 37,2oC
HE-002
Solar
71,2oC
Tabel 7. 27 Kondisi Operasi HE-002
suhu suhu
Tanggal kapasitas suhu in out SG 60/60 kapasitas suhu in out SG 60/60
(L/hari) (T1) oC (T2) o
F (L/hari) (T1) oC (T2) o
F
o o
C C
Perhitungan specific heat diperoleh dengan menggunakan fig. 5.1 Nelson didapat dari grafik
suhu (°F) vs (°API).
171
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Temperature
o
Komponen API Cp (Btu/lboF)
o o
C F
Input
Output
Neraca Panas
Q = m x Cp x ∆T
= 171.688,99 Btu
Q solar (in) = m x Cp x ∆T
= 1.190.056,50 Btu
172
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 865.443,16 Btu
Q solar (out) = m x Cp x ∆T
= 461.262,21 Btu
= 1.361.745,50 Btu
= 1.326.705,37 Btu
= 35.040,13 Btu
2 Q solar 1.190.056,50
4 Q solar 461.262,21
173
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Solar
C17H36 C17H36
o
225 C
o
145,2 C 70oC
HE-003
Solar
131,2oC
Tabel 7. 30 Kondisi Operasi HE-003
Perhitungan specific heat diperoleh dengan menggunakan fig. 5.1 Nelson didapat dari grafik
suhu (°F) vs (°API).
174
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Temperature Cp
Komponen API
o
C o
F (Btu/lboF)
Input
Output
Neraca Panas
Q = m x Cp x ∆T
= 865.443,16 Btu
Q solar (in) = m x Cp x ∆T
= 2.860.679,90 Btu
= 2.460.565,53 Btu
175
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Q solar (out) = m x Cp x ∆T
= 1.168.018,42 Btu
= 3.726.123,06 Btu
= 3.628.582,95 Btu
= 95.740,10 Btu
2 Q solar 2.860.679,90
3 Q crude oil
2.460.565,53
4 Q solar
1.168.018,42
Kehilangan
5 95.740,10
panas
176
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
157oC 145,2oC
HE-004
Residu
109,2oC
Tabel 7. 33 Kondisi Operasi HE-004
Perhitungan specific heat diperoleh dengan menggunakan fig. 5.1 Nelson didapat dari grafik
suhu (°F) vs (°API).
177
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Input
Output
Neraca Panas
Q = m x Cp x ∆T
= 2.460.564,53 Btu
Q residu (in) = m x Cp x ∆T
= 657.307,96 Btu
= 2.808.607,98 Btu
178
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Q residu (out) = m x Cp x ∆T
= 299.191,94 Btu
= 3.117.872,49 Btu
= 3.107.799,92 Btu
= 10.072,57 Btu/jam
2 Q Residu 657.307,96
3 Q crude oil
2.808.6087,98
4 Q Residu
299.191,94
Kehilangan
5 10.072,57
panas
179
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
326,78oC
Fuel oil F-002
58,78oC
Fuel gas
66,7oC
(oC)
Densitas (kg/m3)
Umpan fuel SG fuel
Tanggal SG crude oil
Crude oil Fuel oil oil (L/hari) oil
180
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
o 141,5
API crude oil = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,84
= 37,56
o 141,5
API fuel oil = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= 0,909 − 131,5
= 24,13
Laju alir massa fuel oil masuk (mFO) = (3761 L/hari x 0,8822 kg/L x 2,205 lb/kg)
= 304,8370421 lb/jam
Menurut tabel 5-1 Nelson titik didih residu yang digunakan sebagai fuel oil sebesar 300oF-
800oF dengan asumsi koreksi 53 oF-72 oF
Asumsi :
181
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Koreksi = 72 oF
= 728 oF =1188 oR
3
√𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑜𝑖𝑙
K-UOP = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹
3
√728
= 0,909
= 11,65
Berdasarkan grafik Nelson 5-22 diperoleh nilai Gross Heat Value Fuel Oil (GHVFO)
sebesar 19175 Btu/lb
= 5845250,28 Btu/jam
Berdasarkan nilai K-UOP yang telah dihitung selanjutnya akan didapatkan faktor koreksi
untuk nilai Cp fuel oil pada Fig 5-1 Nelson
182
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 0,441 Btu/lb oF
= 14223,03 Btu/jam
(E)
(A)
(B)mol (C) mol fraksi ( E ) LHV LHV fuel
%BM
(D) lb/mol komponen gas
32 - - - - -
34 - - - - -
Massa fuel gas dari top product S-1 = 482,55 lb/jam (dari neraca massa)
(F)
(F)
(C) mol ( E ) berat Cp=
Komponen (A) %BM (B)mol (D) lb/mol Panas
fraksi lb BTU/lb
Sensibel
F
Q3a = 25576,77
184
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Komponen BM Komposisi(%v)
CO2 44 10,25
O2 32 7,26
N2 28 82,49
CO 28 0
Berdasarkan sumber dari laboratorium kilang didapatkan kandungan C (%m/m) dalam fuel
oil sebesar 0,8 dengan demikian kandungan H dalam fuel oil sebesar :
H =1–C
= 1 – 0,8 = 0,2
mC = mFO x C
= 243,87 lb/jam
mH = mFO - mC
= 60,97 lb/jam
nC = mC / BM
= 243,87 lb/jam / 12
= 20,30 lbmol/jam
185
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
nH = mH / BM
= 243,87 lb/jam / 1
= 243,87 lb/jam
Karena karbon yang terdapat dalam flue gas hanya menjadi CO2, maka
diasumsikan
%C = % CO2
𝑛𝐶 𝑥 %𝑁2
nN2 = %𝐶𝑂2
20,32 𝑥 0,8249
= 0,1025
= 163,55 lbmol/jam
𝑛𝐶 𝑥 %𝑂2
nO2 =
%𝐶𝑂2
20,32 𝑥 0,0726
= 0,1025
= 14,39 lbmol/jam
21 𝑥 𝑛𝑁2
O2 masuk = + 𝑛𝑂2
79
21 𝑥 163,55
= + 14,39
79
= 57,87 lbmol/jam
𝑛𝑂2 𝑥 %𝐶𝑂2
O2 pembakaran = %𝑂2
186
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
14,39 𝑥 0,1025
= 0,0726
= 20,32 lbmol/jam
H2O = nH x 0,25
= 15,24 lbmol/jam
= 35,56 lbmol/jam
= 63 %
(100 𝑥 𝑛𝑁2 )
∑ udara berlebih = 79
= 207,03 lbmol/jam
= 336,87 lbmol/jam
187
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 8442,02 lb/jam
= 1042867,217 Btu/jam
Crude oil masuk 1 furnace yaitu 0,5 massa crude oil = 10799,68 lb/jam
Menurut tabel 5-1 Nelson titik didih residu yang digunakan crude oil sebesar
400°F-700°F dengan asumsi koreksi 104°F-128°F
Asumsi :
Koreksi = 128oF
188
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Heat content crude oil masuk = 105 Btu/lb dari fig.20 nelson
= 107,1 Btu/lb
= 2313290,973 Btu/jam
total laju alir massa crude oil kelar sama dengan laju alir crude oil masuk
Heat content crude oil masuk = 370 Btu/lb dari fig.20 nelson
= 8151596,763 Btu/jam
= 259,24 lbmol/jam
189
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 6496,439207 lb/jam
= 6496,44 lb/jam
= 134198,244 Btu/jam
Panas yang terbuang lewat dinding dapur dipengaruhi oleh adanya panas
kondisi dari dinding refactori
Dalam buku petroleum refinery engineering edisi 4 halaman 641 panas yang
hilang lewat dinding dapur sekitar 2%-3% dari panas masuk
= 3% x 9241208,27 Btu/jam
= 2777236,248 Btu/jam
= 9241208,27 Btu/jam
Q out total = Q4 + Q5 + Q6
190
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 8563031,255 Btu/jam
= 678177,01 Btu/jam
Q1a 5845250.28
Q1b 14223.03
Q2 2313290.97
Q3a 25576.77
Q3b 1042867.22
Q4 134198.244
Q5 8151596.76
Q6 277236.25
191
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
T Operasi
atas bawah
Tanggal
(oC) (oC)
Panas Masuk
o 141,5
API crude oil = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,84
= 37,56
Dari Fig. 5-3 dengan suhu top inlet 633,38 oF dan oAPI 37,56 maka diperoleh heat
content sebesar 460 Btu/lb
192
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 5961422,116 Btu/jam
= 0,81
Diperoleh SG campuran yaitu 0,81
o 141,5
API campuran = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,81
= 43,54
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu top inlet 328,28oF dan oAPI 43,54, maka diperoleh
heat content sebesar 295 Btu/lb
193
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
= 0,75
Diperoleh SG campuran yaitu 0,7303
141,5
oAPI campuran = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,75
= 57,18
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu top inlet 457,88 oF dan oAPI 57,18, maka
diperoleh heat content sebesar 370 Btu/lb
Q3 = massa x heat content
= 12812,84 lb x 370 Btu/lb
= 4740750,252 Btu/jam
d. Reflux C-001
Input massa = 4855,63 lb (dari neraca massa)
T inlet reflux = 38 oC = 100,4 oF
SG = 0,76
141,5
oAPI = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,76
= 55,18
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu reflux C-001 100,4 oF dan oAPI 55,18, maka
diperoleh heat content sebesar 195 Btu/lb
Q4 = massa x heat content
194
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Panas Keluar
o 141,5
API = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,73
= 61,38
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu top 265,60 oF dan oAPI 61,38, maka diperoleh
heat content sebesar 275 Btu/lb
= 38,57
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu bottom 499,64 oF dan oAPI 38,57, maka
diperoleh heat content sebesar 370 Btu/lb
Q6 = massa x heat content
= 23010,04 lb x 370 Btu/lb
= 8513716,421 Btu/jam
195
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Q in total = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
= (5961422,116 + 2548723,95 + 4740750,252 + 946847,95) Btu/jam
= 14197744,26 Btu/jam
Q out total = Q5 + Q6
= (2804231,61 + 8513716,421) Btu/jam
= 2879796,23 Btu/jam
Kehilangan panas = Q in total – Q out total
= (14197744,26 - 2879796,23) Btu/jam
= 2879796,23 Btu/jam
1 Q1 5,961,422.12
2 Q2 2,548,723.95
3 Q3 4,740,750.25
4 Q4 946,847.95
5 Q5 2,804,231.61
6 Q6 8,513,716.42
bottom product
211 oC 196
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
T Operasi
atas bawah
Tanggal
(oC) (oC)
08/11 89 211
09/11 91 213
10/11 90,5 212
11/11 89,2 210
12/11 88,6 209
Panas Masuk
= 61,38
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu reflux 72,86 oF dan oAPI 61,38, maka diperoleh
heat content sebesar 180 Btu/lb
Q2 = massa x heat content
= 1416,26 lb x 180 Btu/lb
= 254926,55 Btu/jam
197
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Panas Keluar
= 61,38
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu top 193,338 oF dan oAPI 61,38, maka diperoleh
heat content sebesar 230 Btu/lb
Q3 = massa x heat content
= 3547,08 lb x 230 Btu/lb x
= 815828,6175 Btu/jam
b. Bottom Product (C-002)
Input massa = 4855,63 lb (dari neraca massa)
T bottom C-002 = 211 oC = 411,8 oF
SG = 0,76
o 141,5
API = 𝑆𝐺 60/60𝑜 𝐹 − 131,5
141,5
= − 131,5
0,76
= 55,18
Dari Fig 5-3 Nelson dengan suhu bottom 411,8 oF dan oAPI 55,18, maka diperoleh
heat content sebesar 340 Btu/lb
Q4 = massa x heat content
= 14855,63 lb x 340 Btu/lb
= 1650914,37 Btu/jam
Q in total = Q1 + Q2
= (2.804.231,61 + 254926,55) Btu/jam
= 3.059.158,17 Btu/jam
198
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
Q out total = Q3 + Q4
= (815828,6175 + 1650914,37) Btu/jam
= 2466742,987 Btu/jam
Kehilangan panas = Q in total – Q out total
= (3.059.158,17 - 2466742,987) Btu/jam
= 592.415,18 Btu/jam
Output
No Komponen Input (Btu/jam)
(Btu/jam)
1 Q1 2.804.231,61
2 Q2 254,926.55
3 Q3 815,828.62
4 Q4 1,650,914.37
1 HE-002
Q solar in 1.190.056,50
2 HE-003
Q solar in 2.860.679,90
199
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
3 HE-004
Q residu in 657.307,96
4 Furnace (F-001)
5 Fraksinasi (C-001)
200
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
6 Fraksinasi (C-002)
34.703.851,74 34.703.851,74
Total
kehilangan panas
Panas yang hilang = 𝑥 100%
panas total
4.293.041,22Btu
= 𝟑𝟒.𝟕𝟎𝟑.𝟖𝟓𝟏,𝟕𝟒 Btu 𝑥 100%
= 12,29 %
= 100% - 12,29%
= 87,71%
201
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
202
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
203
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
204
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
205
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
206
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
207
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
208
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
209
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
210
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
211
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
212
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
213
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
214
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
215
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
216
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
217
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
218
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
219
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
220
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
221
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
222
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
223
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
224
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI
225