Laporan Hasil Aktualisasi New PDF
Laporan Hasil Aktualisasi New PDF
Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
Dr. Ir. Sujatmoko, Dipl. W.R.Eng., M.Sc dr. Rina Wijaya, M.KM
NIP. 196612161994031007 NIP.197504262003122002
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
Dr. Ir. Sujatmoko, Dipl. W.R.Eng., M.Sc dr. Rina Wijaya, M.KM
NIP. 196612161994031007 NIP.197504262003122002
Penguji,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkah rahmat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengikuti kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III angkatan VII di BPSDM
Jawa Barat. Tujuan akhir dari kegiatan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini
adalah peserta mampu membuat aktualisasi yang akan diterapkan di unit kerja pada masa
habituasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu berorientasi
pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptifdan kolaboratif (BerAKHLAK) serta
nilai- nilai kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Smart Governance. Untuk mengawali kegiatan tersebut maka penulis
menyusun laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pelayanan Informasi dan Konseling
Obat di Puskesmas Pengasinan melalui Pembuatan Leaflet dan Pelayanan Online”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil aktualisasi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga
laporan aktualisasi ini dapat diterapkan dan mampu meningkatkan kinerja penulis sebagai
aparatur sipil negara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang mendukung pembuatan laporan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hery Antasari, S.T.,M.Dev.Plg. Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat yang
telah mengijinkan dan mendukung berlangsungnya kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III dan II.
2. Bapak Karto,S.IP,M.Si. Kepala BKPSDM Kota Bekasi yang telah mengijinkan dan
mendukung berlangsungnya kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022.
3. dr. Rina Wijaya, M.KM. selaku Kepala UPTD Puskesmas Pengasinan sekaligus
Mentor yang memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan laporan
aktualisasi kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. H. Sujatmoko, Dipl.W.R.Eng.,Msc selaku Coach yang memberikan
bimbingan dan dukungan kepada kami dalam menjalani latsar.
5. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat
berharga.
6. Seluruh staf BPSDM Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan yang terbaik.
7. Rekan-rekan CPNS Kota Bekasi yang sangat bersahabat dan turut memberikan
dukungan dan masukan.
iii
Akhir kata, Laporan Hasil Aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
Penulis maupun bagi Instansi tempat penulis bekerja. Penulis memohon maaf atas segala
keterbatasan dan kekurangan yang tercantum dalam Laporan ini. Demikian yang bisa penulis
sampaikan, Terima Kasih.
iv
DAFTAR ISI
Hal.
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.25 Membuat Draft Laporan Aktualisasi…….............................................. 62
Gambar 4.26 Konsultasi dengan mentor terkait laporan hasil aktualisasi.................. 63
Gambar 4.27 Laporan Hasil Aktualisasi........................................ ............................ 64
vii
i
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan
bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan
Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS yang inovatifdan terintegrasi
melalui perpaduan jalur pelatihan klasikal atau BlendedLearning (pelatihan mandiri, Distance
Learning, dan pembelajaran klasikal ditempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar). Distance
Learning terdiri dari kegiatan e-learning dan aktualisasi. Tujuan dari pelatihan dasar CPNS
adalah, diharapkan dapat menghasilkan ASN profesional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa. Hal tersebut juga ditegaskan dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara (LAN) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.
Habituasi dilakukan dengan intervensi aktualisasi adalah suatu proses untuk menjadikan
pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan dapat
menjadi aktual/nyata/terjadi sesungguhnya ada. Untuk dapat menghabituasi nilai–nilai dasar
ASN yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
kolaboratif (BerAKHLAK) serta nilai- nilai kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN)
yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Smart Governance, maka diperlukan
penyusunan kegiatan. Aktualisasi dalam rangka memecahkan masalah terhadap isu yang
terjadi di unit kerja masing-masing.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan
Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
1
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 74 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, salah satu poin dalam pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan BMHP adalah proses penyimpanan. Penyimpanan adalah kegiatan
menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat dan
menjamin keamanan untuk pasien. Dalam proses penyimpanan obat tertentu seperti obat
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) dan obat High Alert yang harus disimpan dipisahkan
dengan obat lainnya dan diberi dengan penandaan khusus berupa stiker LASA dan High Alert,
Penandaan dengan stiker LASA dan High Alert pada obat – obat kategori tersebut belum
diterapkan di Puskesmas Pengasinan.
Pengelolaan perbekalan farmasi tidak hanya penyimpanan saja, namun juga kegiatan
pencatatan dan pelaporan, salah satunya adalah kegiatan pencatatan pengeluaran obat, hal
tersebut diperlukan untuk membuat laporan persediaan dan stok opname di setiap bulannya,
di Puskesmas Pengasinan proses pencatatan pengeluaran obat dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) masih dilakukan secara manual , belum adanya sistem terintegrasi yang
membantu proses pencatatan dan pelaporan .
Tugas lainnya sebagai apoteker adalah melakukan pelayanan farmasi klinik di
Puskesmas. Salah satu contoh pelayanan farmasi klinik adalah Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dan Konseling Obat. Di Puskesmas Pengasinan, Pelayanan Infomarsi dan Konseling
Obat masih belum optimal dijalankan karena adanya keterbatasan tenaga, waktu dan tempat
untuk melakukan Pelayanan Informasi dan Konseling Obat , sebelumnya Pelayanan Informasi
dan Konseling Obat hanya dilakukan secara tatap muka langsung saja.
Dari ketiga isu tersebut, penetapan isu utama dilakukan dengan teknik tapisan USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Berdasarkan analisa tersebut didapatlah isu utama tentang
“Belum Optimalnya Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di Puskesmas Pengasinan”.
Adapun gagasan ide kreatifnya ialah melakukan “Optimalisasi Pelayanan Informasi dan
Konseling Obat di Puskesmas Pengasinan Melalui Pembuatan Leaflet dan Pelayanan Online”
1. Umum
2
2. Khusus
b) Manfaat
Menciptakan pegawai yang menanamkan nilai-nilai dasar ASN dalam dirinya sehingga
dalam pelaksanaan tugas menjadi lebih efektif. Selain itu dapat memberikan bahan
masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya
tentang pelaksanaan tugas dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK.
2. Pribadi
3. Masyarakat
C. Ruang Lingkup
b) Revisi SO P Pela yana n I nf orm asi dan Konseling O bat dan m em buat media
informasi (leaflet) tentang penggunaan obat dan informasi mengenai adanya layanan
pelayanan informasi obat dan konseling obat via watsapp.
c) Sosialisasi SOP Pela ya nan I nf orm asi dan K onsel ing O bat dan media informasi
(leaflet) tentang penggunaan obat dan informasi mengenai adanya pelayanan online
informasi dan konseling obat yaitu melalui whatsapp
3
d) Pelayanan Informasi dan Konseling obat secara tatap muka dan melalui media sosial
whatsapp
f) Laporan Aktualisasi
4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
A. Profil Instansi
5
Wilayah kerja Puskesmas Pengasinan meliputi dua wilayah kelurahan, yaitu
Kelurahan Pengasinan dan Kelurahan Sepanjang Jaya dengan luas wilayah total 5.667
km2 yang terdiri dari 43 RW dan jumlah total penduduk sebanyak 126.317 jiwa. Jumlah
penduduk untuk Kelurahan Pengasinan 69.761 jiwa yang terdiri dari laki-laki 35.640 jiwa
dan perempuan 34.121 jiwa, sedangkan untuk Kelurahan Sepanjang Jaya berjumlah
56.556 jiwa yang terdiri dari laki-laki 27.035 jiwa dan perempuan 29.521 jiwa.
UPTD Puskesmas Pengasinan membagi wilayah kerjanya menjadi 10 daerah binaan
yang dikoordinir oleh sepuluh orang Pembina wilayah (Binwil), dan membina 63
Posyandu dan 20 Posbindu.
6
3 Kesehatan Masyarakat 3
4 Perawat 3
5 Perawat Gigi 1
6 Bidan 11
7 Nutrisionis 1
8 Analis laboratorium 1
9 Sanitarian 1
10 Apoteker 1
11 Asisten Apoteker 1
11 Penata Laporan Keuangan 1
12 Administrasi Umum 10
13 Pengelola Data 7
14 Penjaga Malam 2
Penulis merupakan peserta pelatihan dasar CPNS Kota Bekasi AngkatanI Golongan III
Tahun 2022. Berikut ini merupakan profil dari penulis:
Nama : Sekar Anggraeni
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Mei 1990
Agama : Islam
Instansi : Puskesmas Pengasinan
Jabatan : Ahli Pertama – Apoteker
Pangkat : Penata Muda TK.1
1996 - 2002 : SDN Bojong Rawalumbu 1
(Sarjana Farmasi)
Tentu kita sepakat bahwa nilai dasar “berorientasi pelayanan” diletakkan pada poin
pertama. Mengingat bahwa ASN yang dulu dikenal sebagai abdi negara, saat ini
bertransformasi menjadi pelayan publik. Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami
dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja,
9
terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan
solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan
publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik
dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan
cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan
dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
BerorientasiPelayanan
yang pertama ini diantaranya:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya:
1) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
dan
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
c. Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
1) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
dan
2) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
10
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar
mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih
baik dari hari ini (doing something betterand better).
Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientai Pelayanan dalam lingkungan
pemerintahan sendiri, banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya inovasi, diantaranya komitmen dari pimpinan, adanya budaya
inovasi, dan dukungan regulasi. Instansi pemerintah dituntut untuk lebih jeli
mengamati permasalahan dalam pelayanan publik sehingga inovasi yang
dilahirkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tepat sasaran. Inovasi juga tidak
boleh monoton karena setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda
antara satu sama lain. Untuk itu, adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi
masyarakat, dan stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk
mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.
2. Akuntabel
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat
dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel dapat
dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan
berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk
menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien. Lebih penting dari itu, seorang ASN tidak boleh
menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu:
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang akuntabel adalah
yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas
kerjasama kelompok. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
11
pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting
dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai.
e. Akuntabilitas Stakeholder Akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab
organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat.
3. Kompeten
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap
ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan
dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini ASN sebagai
profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
12
Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan dalam
ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa setiap aparatur
diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap
ASN dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.
Panduan perilaku untuk aspek nilai kompeten yaitu :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang
berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus
13
dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN
untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena
dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah.Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga
mengikutinya. Ibarat baterai yang digunakan untuk menggerakkan motor atau mesin
suatu masa akan kehabisan energi dan perlu di ‘charge’ ulang. Oleh karena itu upaya
menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali
dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan dan menjaga suasana harmonis
dilakukan secara terus menerus. Mulai dari mengenalkan kepada seluruh personil
ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling tinggi, memelihara suasana
harmonis, menjaga diantara personildan stake holder.
Penerapan sikap berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak
hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi
stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya
harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanaknatugasnya tidak
boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Dengan
bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu
menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkungan kerjanya
dan di masyarakatnya.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan
rekrutmen pegawai, penyusunan program tidak berdasarkan kepada
kepentingan golongannya.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang
sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan.
PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus
14
menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari
problem solver (pemberi solusi).
5. Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI
serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN
harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik
instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara.
Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus
selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan
sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agarpara ASN mampu
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya
dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan
Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang
ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalisme kepada bangsa
dan negara.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASNyang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukansesuatu
atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akansesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia,dedikasi ini
bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita- cita yang luhur dan
diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
15
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan,
kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak
lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk
negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai
wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial,
dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan
prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
6. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur
harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada.
Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah
Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan
semakin tertinggal.
Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan
kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya
berpangku tangan.
Budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi
untuk mencapai tujuannya. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga
pemerintahanantara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Bentuk antisipasi dan kemampuan adaptasi ini diwujudkan
dalam praktek kebijakan yang merespon isu atau permasalahan publik sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhannya.
b. Mendorong jiwa kewirausahaan, dengan jiwa kewirausahaan ini maka
pemerintah dan birokrasi secara khusus melakukan pengelolaan sumber daya
organisasi secara efisien dan efektif layaknya organisasi bisnis
memaksimalkan tata kelola aset dan modalnya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya
16
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, pemerintah dalam
memaksimalkan kinerja pelayanan publik maupun fungsi-fungsi lainnya
seyogyanya mampu memahami danmemaksimalkan peluang yang ada.
d. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat dan sebagainya.Beradaptasi juga berarti kemampuan untuk
memasukan pertimbangan kepentingan dari mitra kerja maupun masyarakat.
Dalam hal ini tujuan organisasi pemerintah harus dikembalikan pada fungsi
melayani, yang berarti mengedepankan kepentingan mitra dan masyarakat.
e. Terkait dengan kinerja instansi, budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan
diwujudkan ke dalam organisasi sebagai upaya meningkatkan kinerja instansi.
Budaya adaptif tidak dilakukan untuk menyerah pada tuntutan lingkungan,
tetapi justru untuk merespon dan bereaksi dengan baik kepada perubahan
lingkungan, dengan tujuan untuk mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kinerja instansinya.
7. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus
dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi
dan cita-cita.
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi
lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan
sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua
aspek yang memiliki kepentingan dalamkebijakan membuat persetujuan bersama.
Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta
menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Panduan
perilaku untuk nilai Kolaboratif :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat
menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama. Whole of
Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
17
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan.
Konsep Whole of Government (WoG) harus mengandung 3 (tiga) aspek
sebagai berikut:
D. Role Model
Tokoh yang penulis teladani dalam menerapkan nilai- nilai dasar ASN BerAKHLAK serta
menjadi apoteker yang professional dalam bidangnya adalah seorang apoteker berasal dari
Jawa Barat yaitu Prof Dr Keri Lestari, Apt, Msi. Beliau adalah Guru Besar di bidang
Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran. Prof Dr Keri memiliki banyak buku
dan ilmiah popular serta memiliki publik speaking yang baik sehingga dapat menjadi inspirasi
bagi penulis.
Nilai berorientasi pelayanan tercermin pada beliau karena mengajar bidang Farmakologi
dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran dengan professional dan telah menjadi inspirasi
dari murid-muridnya.
Pada masa pandemic COVID 19, Prof Dr Keri Lestari, Apt, Msi melakukan penelitian
mengenai manfaat pemberian TehDia dan VipAlbumin sebagai pengobatan ajuvan
pada pasien Covid-19, khususnya dalam menurunkan sitokin proinflamasi,
mempercepat perbaikan klinis, mengurangi tingkat kematian dan memperpendek masa
rawat inap dan mengurangi risiko penularan Covid-19, hal tersebut mencerminkan
sikap implementasi dari Loyal pada instansi dan NKRI, karena penelitinan yang
dilakukan adalah untuk kepentingan kemajuan bangsa dan negara.
Nilai Kompeten yang tercermin dari beliau terlihat dari banyaknya penelitian dan
inovasi yang beliau lakukan untuk mendukung kemajuan bidang farmasi dan kesehatan
di indonesia. Tiga proposal telah diikutsertakan dalam Program Konsorsium Riset dan
Inovasi untuk Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid -19).
18
Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengakselerasi
pengembangan riset dan inovasi teknologi di Indonesia.
19
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
Isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun diluar organisasi yang apabila
tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi. Setelah
melakukan identifikasi terhadap beberapa isu yang ada di Puskesmas Pengasinan terutama
di unit pelayanan kefarmasian, diperoleh 3 (tiga) isu yang dinilai perlu untuk dicarikan
solusinya. Berikut adalah ketiga isu tersebut, yaitu:
20
Pelayanan informasi obat dan konseling obat menjadi tidak maksimal. Saat CPNS
Apoteker memulai pengabdiannya di Puskesmas Pengasinan,selama ini Pelayanan
Informasi Obat dan Konseling Obat hanya dilakukan secara tatap muka saja.
Jumlah pasien yang mengambil obat pun semakin meningkat di setiap bulannya
sehingga diperlukan optimalisasi pelayanan informasi obat dan konseling obat karena
saat ini masih banyak tenaga kesehatan, pasien dan keluarga pasien pendamping
minum obat kurang memahami akan obat (meliputi indikasi, efek samping, cara
pemakaian yg benar, interaksi obat dan cara penyimpanan obat yg benar) .
Isu tersebut jika tidak ditangani berdampak pada target pengobatan pasien dimana
ppasien mengkonsumsi obat secara tidak tepat, dan tidak tercapainya target
pengobatan sesuai yang diharapkan.
2) Pencatatan Pengeluaran Obat dan Bahan Medis Habis Pakai masih Manual
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi
Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian
kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Di Puskesmas Pengasinan proses pencatatan pengeluaran obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) masih dilakukan secara manual, , belum adanya sistem
terintegrasi . Proses pencatatan dilakukan dengan menulis tangan jumlah
pengeluaran pada lembar pengeluaran serta kartu stok selanjutnya diinput kembali
ke excel untuk direkap jumlah pengeluaran perhari dan perbulannya. Hal tersebut
dapat berdampak kurangnya keefektivan proses pembuatan laporan serta resiko
terjadi kekeliruan dalam penyampaian laporan secara real.
3) Belum Optimalnya Penyimpanan Obat LASA dan High Alert yang sesuai Standar
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
21
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu
Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Di Puskesmas Pengasinan penyimpanan Obat-Obatan High Alert dan LASA
sudah dipisahkan dengan obat lainnya namun masih belum diberi penandaan pada
Obat high alert merupakan obat dengan kewaspadaan tinggi karena sering terjadi
kesalahan yang serius dan dapat membahayakan pasien bila pengelolaannya kurang
tepat.Salah satu contoh obat high alert adalah obat-obatan LASA. LASA adalah obat-
obatan yang terlihat mirip atau terdengar mirip, yang dapat menjadi salah satu
penyebab terjadinya medication errors khususnya pada fase dispensing.Medication
errors adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan, yang sebenarnya dapat dicegah. Penandaan obat
high alert dan LASA dapat mempengaruhi fase dispensing, yaitu proses yang terjadi
saat penyiapan obatdan penyerahan obat oleh tenaga kefarmasian kepada pasien.
Penentuan skala prioritas terhadap ketiga isu yang telah diidentifikasi dilakukan
melalui metode Urgency, Seriousness, Growth (USG). Metode USG adalah salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala
nilai 1-5. Isu yang memiliki totalnilai tertinggi adalah isu prioritas. Berikut adalah uraian
singkat mengenai Metode USG, yaitu:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah atau masalah-masalah lain Seberapa besar
kemungkinan isu tersebut menjadi cepat berkembangapabila isu tersebut dibiarkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi cepat berkembangapabila isu
tersebut dibiarkan
22
Tabel 3. 1 Penetapan Core Isu Melalui Metode USG
23
Tabel 3. 4 Deskripsi Kriteria Growth
Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu utama yang dipilih adalah “Belum
Optimalnya Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di Puskesmas Pengasinan”
Setelah mendapatkan isu utama, dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab terjadinya
isu tersebut. Metode analisis yang akan digunakan selanjutnya adalah analisis fishbone.
24
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu di atas, dengan merujuk pada penyebabnya
adalah “Optimalisasi Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di Puskesmas
Pengasinan melalui pembuatan leaflet dan Pelayanan Online”.
Pembuatan Leaflet sebagai media informasi dalam menyampaikan segala informasi
mengenai penggunaan obat yang benar terutama obat-obat untuk penyakit kronis, obat
yang digunakan dengan cara khusus (salep mata, tetes telinga, ovula vaginal, suppositoria,
tetes mata),obat yang dikonsumsi dalam jangka panjang (obat TB dan obat ARV untuk
pasien HIV).
Leaflet juga mengenai efek samping obat, Cara penyimpanan obat yang benar, BUD
(Beyond Use Date ) Obat. Pembuatan media informasi berupa leaflet merupakan salah satu
tanda jika ASN memiliki digital skill, yaitu kemampuan mengetahui, memahami dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TTK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain pembuatan leaflet, gagasan kreatif lainnya adalahdengan mengadakan
pelayanan informasi obat dan konseling obat secara online melalui media social WhatsApp,
mengadakan pelayanan online informasi obat dan konseling obat dengan terjadwal.
Melalui aplikasi WhatsApp ini pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan dapat
menanyakan terkait permasalahan obat dan melalui aplikasi Whatsapp ini apoteker akan
melakukan konseling obat dengan cara menghubungi pasien. Dan kriteria pasien yang
dilakukan konseling adalah pasien dengan penyakit kronis, pasien yang mendapatkan obat
dengan cara pemakaian khusus, dan pasien yang mengkonsumsi obat dengan jangka
panjang seperti pasien dengan terapi obat TB OAT dan terapi ARV (Antiretroviral) pada
pasien HIV.
Gagasan kreatif ini sangat berkaitan dengan Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
dimana materinya terdiri dari SMART ASN dan Manajemen ASN. Materi SMART ASN
memberikan inspirasi untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam melaksanakan
pekerjaan. Dengan dua gagasan tersebut diharapkan pasien dapat lebih cerdas dalam
menggunakan obat, tercapai target terapi sesuai yang diharapkan, dan kualitas hidup
meningkat.
Untuk menjalankan gagasan kreatif tersebut, maka didukung oleh beberapa kegiatan
sebagai berikut :
1. Konsultasi dengan Mentor
2. Membuat SOP Pelayanan Informasi dan Konseling Obat dan membuat media
informasi (leaflet) tentang penggunaan obat dan informasi mengenai adanya
pelayanan online informasi dan konseling obat via whatsapp.
25
3. Sosialisasi SOP Pelayanan Informasi dan Konseling Obat dan membuat media
informasi (leaflet) tentang penggunaan obat dan informasi mengenai adanya
pelayanan online informasi dan konseling obat via whatsapp
4. Pelayanan Informasi dan Konseling obat secara tatap muka dan melalui media
sosial whatsapp
5. Evaluasi Kegiatan Aktualisasi
6. Laporan Aktualisasi
26
E. ss Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Pengasinan Pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi
Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di Puskesmas Pengasinan
2. Pencatatan Pengeluaran Obat dan Bahan Medis Habis Pakai masih secara Manual
3. Belum Optimalnya Penyimpanan Obat LASA dan High Alert yang sesuai Standar
Isu yang Diangkat : 1. Belum Optimalnya Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di Puskesmas Pengasinan
Gagasan : Optimalisasi Pelayanan Informasi dan Konseling Obat melalui pembuatan leaflet dan Pelayanan Online
Pemecahan Isu
29
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Membuat Leaflet 1. Leaflet tentang Berorientasi Pelayanan
tentang penggunaan obat Membuat leaflet mengenai cara
penggunaan obat 2. Poster tentang penggunaan obat yang benar
dan poster penggunaan obat
sehingga memudahkan pasien
informasi mengenai dan informasi
adanya informasi mengenai adanya untuk memahaminya.
dan konseling obat pelayanan online Kompeten
secara online informasi dan Membuat leaflet sesuai literatur
konseling obat kefarmasian terstandar secara
tidak sadar hal tersebut
meningkatkan kompetensi
Adaptif
Terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas,
kompeten karena melakukan
tugas
Akuntabel
Melakukan tugas dengan penuh
tanggung jawab
Loyal
Membuat design leaflet dan
mencetak leaflet dan poster di
luar jam kerja
3. Sosialisasi SPO a. Membuat jadwal
Pelayanan Informasi dan meminta izin Jadwal Sosialisasi Akuntabel Visi : Cerdas, Kreatif, Maju,
dan Konseling Obat kepada kepala melaksanakan tugas dengan Sejahtera, dan Ihsan
serta media puskesmas untuk bertanggungjawab,
informasi leaflet sosialisasi SPO Misi :Membangun,
tentang penggunaan Pelayanan Harmonis meningkatkan, dan Tata Nilai
obat dan informasi Informasi dan Meminta izin kepala puskesmas mengembangkan “SETIA”
mengenai adanya Konseling Obat untuk sosialisasi SPO kehidupan Kota yang aman Sapa, Empati,
pelayanan online serta media Pelayanan Informasi dan dan cerdas, serta Tanggap, Inovatif,
Iinformasi dan informasi leaflet Konseling Obat lingkungan hidup yang Akuntabel
Konseling Obat nyaman
30
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
5. 6. 7.
1. 2. 3. 4.
32
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Mengisi formulir Formulir PIO dan Akuntabel
PIO dan konseling obat melaksanakan tugas dengan
Konseling Obat telah diisi penuh tanggung jawab
33
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Melakukan Draft Hasil Evaluasi Kompeten
konsultasi hasil Mentor memberikan feedback
evaluasi kepada terhadap hasil evaluasi.
mentor Kolaboratif
Meminta masukan kepada
berbagai pihak terhadap
pelayanan informasi dan konseling
obat yang telah dilakukan
Harmonis
Terlaksananya konsultasi dengan
mentor berimbas kepada
meningkatnya level komunikasi di
lingkungan kerja sehingga timbul
suatu keharmonisan dalam bekerja
6. Laporan Aktualisasi a. Mengumpulkan Data hasil Akuntabel Visi : Cerdas, Kreatif, Maju,
data hasil pelaksanaan Pengumpulan data perlu dilakukan Sejahtera, dan Ihsan Tata Nilai
pelaksanaan Aktualisasi agar Laporan Aktualisasi berisi “SETIA”
aktualisasi informasi yang valid dan dapat Sapa, Empati,
Misi :Membangun,
Dipertanggungjawabkan meningkatkan, dan Tanggap, Inovatif,
Kompeten mengembangkan kehidupan Akuntabel
Mengolah data dengan
menggunakan refrensi literature Kota yang aman dan cerdas,
keilmuan serta lingkungan hidup yang
nyaman
34
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c. Konsultasi dengan Catatan mentor Kompeten
mentor Mentor memberikan feedback
terhadap laporan aktualisasi
Kolaboratif
Meminta masukan mentor
terhadap laporan aktualisasi
Harmonis
Terlaksananya konsultasi dengan
mentor berimbas kepada
meningkatnya level komunikasi di
lingkungan kerja sehingga timbul
suatu keharmonisan dalam bekerja
35
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
AGUSTUS SEPTEMBER
No Kegiatan
II III IV V I II
1. Konsultasi dengan mentor
6. Laporan Aktualisasi
36
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI
37
media sosial
Whatsapp
38
Gambar 4.1 Pesan Whatsapp membuat janji Konsultasi
mentor serta
Menyampaikan
rencana kegiatan
aktualisasi yang
telah dibuat
39
Tahapan Kegiatan Output/hasil:
masukan dari
mentor
Penguatan Nilai
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Organisasi
40
2. Membuat SOP Pelayanan Informasi dan Konseling Obat serta
membuat leaflet
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Catatan konsultasi, masukan dan saran .
1:
Konsultasi
dengan
mentor terkait
membuat
SPO
Pelayanan
Informasi dan
Konseling
Obat
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan 1. SOP Pelayanan Informasi Obat
41
Gambar 4.5 SOP Pelayanan Informasi Obat
42
Gambar 4.7 SPO Pelayanan Informasi dan Konseling Obat
secara Online (Telefarmasi)
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan 1. Leaflet tentang penggunaan obat
43
Gambar 4.8 Leaflet tentang penggunaan obat
44
Gambar 4.9 Poster tentang penggunaan obat dan informasi
mengenai adanya pelayanan online informasi dan konseling
obat
45
Keterkaitan 1. Berorientasi Pelayanan yaitu dengan membuat SOP sebagai
Substansi standar pelayanan dan membuat leaflet serta poster untuk
Mata meningkatkan pelayanan.
Pelatihan 2. Akuntabel, yaitu dengan bertanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakan
3. Kompeten, yaitu dengan menelusuri berbagai referensi dari
literatur dalam membuat SOP, materi leaflet dan poster
sehingga secara tidak sadar hal tersebut meningkatkan
kompetensi
4. Adaptif, yaitu dengan terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas, kompeten karena melakukan tugas dengan
kualitas.
5. Loyal yaitu Mentor bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan konsultasi kegiatan aktualisasi dan penulis
bersedia melakukan konsultasi dan membuat SOP dan leaflet
di luar jam kerja
Terhadap
Misi :Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan
Visi/ Misi
kehidupan Kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
Organisasi
yang nyaman
Penguatan
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Nilai
Organisasi
46
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Jadwal Sosialisasi SOP Pelayanan Informasi dan Konseling
1: Obat serta media informasi leaflet
Membuat jadwal
dan meminta izin
kepada kepala
puskesmas untuk
sosialisasi SPO
Pelayanan
Informasi dan
Konseling Obat
serta media
informasi leaflet
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Laporan hasil sosialisasi
2:
Sosialisasi SPO
Pelayanan
Informasi dan
Konseling Obat
Terhadap Visi/
Misi :Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan
Misi Organisasi
kehidupan Kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan
hidup yang nyaman
Penguatan Nilai
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Organisasi
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Data sasaran pasien yang akan diberikan pelayanan informasi
1: obat dan konseling obat
Menentukan
pasien yang
akan diberikan
Pelayanan
Informasi dan
Konseling Obat
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Terlaksananya kegiatan Pelayanan informasi dan Konseling
49
Melaksanaka online melalui whatsapp
n Pelayanan
informasi dan
Konseling
obat secara
tatap muka
dengan media
leaflet dan
pelayanan
online melalui
whatsapp
50
Gambar 4.15 Pelayanan Informasi dan Konseling Obat secara
online melalui media social Whatsapp.
51
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Terisinya formulir PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan Formulir
3: Konseling Obat
Mengisi
formulir PIO
dan
Konseling
Obat
informasi
mengenai
adanya
informasi dan
konseling
obat secara
online
52
Gambar 4.17 Formulir Konseling Obat
Terhadap
Misi :Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan
Visi/ Misi
kehidupan Kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
Organisasi
yang nyaman
Penguatan
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Nilai
Organisasi
53
keusioner . kuesioner dalam bentuk kertas untuk pasien yang
tatao muka dan kuesioner dalam bentuk google form untuk
pasien yang mendapat pelayanan secara online.
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Daftar rekapan pelayanan informasi dan konseling obat
1:
Mencatat
hasil
pelaksanaan
Pelayanan
Informasi
dan
Konseling
Obat
54
Gambar 4.18 Data rekapan pelayanan informasi dan konseling
obat
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Terdapat hasil kuisioner kepuasan pasien
2:
Evaluasi
Kepuasan
Pasien
55
Gambar 4.19 Kuesioner kertas
56
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Draft hasil evaluasi
3: Koresponden kuesioner dengan metode kuesioner kertas : 9
Melakukan Pasien
konsultasi Penilaian Sangat Baik Kurang Sangat
hasil evaluasi Baik Kurang
Apoteker memberikan 1 8 0 0
pelayanan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan
pasien
Cepat merespon 1 8 0 0
pertanyaan pasien
Apoteker memberi 2 7 0 0
informasi yang jelas dan
mudah dipahami pasien
Apoteker mendengarkan 1 8 0 0
keluhan yang diderita
pasien dan memberikan
solusi
Pasien Mengerti 1 8 0 0
mengenai obat yang
dikonsumsinya
57
58
59
Gambar 4.22 Hasil evaluasi Kuesioner Gform
60
Gambar 4.23 Konsultasi hasil evaluasi kepuasan pasien dengan
mentor
Terhadap
Misi :Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan
Visi/ Misi
kehidupan Kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
Organisasi
yang nyaman
Penguatan
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Nilai
Organisasi
61
7. Laporan Aktualisasi
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Data hasil pelaksanaan aktualisasi
1:
Mengumpulkan
data hasil
pelaksanaan
aktualisasi
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Draft laporan aktualisasi
2:
Membuat Draft
laporan
aktualisasi
62
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Catatan mentor
3:
Konsultasi
dengan mentor
terkait laporan
hasil aktualisasi
63
Tahapan Output/hasil:
Kegiatan Laporan Hasil Aktualisasi
4:
Finalisasi
Laporan
Aktualisasi
Terhadap Visi/
Misi :Membangun, meningkatkan, dan mengembangkan
Misi
kehidupan Kota yang aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
Organisasi
yang nyaman
Penguatan
Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, akuntabel)
Nilai
Organisasi
64
C. Analisis Kemanfaatan Aktualisasi
1) Bagi Penulis
3) Bagi Masyarakat
65
D. Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai BerAKHLAK
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah
Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6
Per MP
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
1 Berorientasi 0 0 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 7 7
Pelayanan
2 Akuntabel 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 12 12
3 Kompeten 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 8
4 Harmonis 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 7
5 Loyal 1 1 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 5 5
6 Adaptif 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 3 3
7 Kolaboratif 2 2 1 1 0 0 1 1 2 2 1 1 7 7
Jumlah
Aktualisasi 8 8 10 10 6 6 8 8 7 7 5 5 49 49
Per Kegiatan
Tabel 4.2 Rekapitulasi aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK
pengasinan penyuluhan
penggunaan obat
kepada masyarakat
di puskesmas
pengasinan
2 Melaksanakan evaluasi Terlaksananya evaluasi 2 minggu Farmasi, BLUD
kepuasan pasien secara kepuasan pasien masyarakat (Badan
berkesinambungan Layanan
Umum
Daerah)
Tabel 4.3 Rencana tindak lanjut
67
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi mengambil isu tentang “Optimalisasi Pelayanan Informasi dan
Konseling Obat Melalui Pembuatan Leaflet dan Pelayanan Secara Online”. Upaya optimal
yang dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pasien adalah dengan pemberian
informasi obat serta konseling obat dengan penggunaan khusus dan obat kronis kepada
pasien agar pasien terhindar dari medication error serta tercapai efek terapi sesuai yang
diharapkan sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien. Kegiatan-kegiatan aktualisasi yang
dilakukan berdasarkan pada nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Berdasarkan hasil kegiatan
aktualisasidan habituasi yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan ini
dapat memberikan informasi serta membantu pasien untuk menggunakan obat secara benar
dan meningkatkan pelayanankesehatan di Puskesmas Pengasinan.
B. Saran
a. Bagi peserta Latsar CPNS
Nilai-nilai ASN BerAKHLAK tidak hanya diinternalisasikan saat kegiatan aktulisasi dan
habituasi saja, tetapi harus selalu terinternalisasi dalam berbagaiaspek kehidupan. Apabila
nilai-nilai dasar BerAKHLAK selalu terinternalisasi dalam sikap dan perilaku kita, maka
nilai-nilai tersebut akan tercermin dalam kepribadian seorang ASN. Seorang ASN yang
memiliki jiwa BerAKHLAK dalamdirinya akan menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Selain
itu juga akan memberikan dampak positif bagi orang-orang disekelilingnya. Penerapan
nilaiBerAKHLAK tidak boleh terbatas waktu karena jika selalu dilakukan danberulang-
ulang makan akan menciptakan sebuah kebiasaan.
b. Bagi Puskesmas Pengasinan
Pihak Puskesmas dapat memberikan dukungan pada setiap kegiatan aktualisasi dan
habituasi Latsar CPNS yang dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan dan mendapat dukungan penuh dari pihak Puskesmas Pengasinan
sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan di Puskesmas
Pengasinan.
68
REFERENSI
1. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara
2. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar CalonPNS
Analisis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Akuntabel PelatihanDasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kompeten Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Adaptif PelatihanDasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Kolaboratif PelatihanDasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
11. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul SMART ASN Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
12. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
13. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
14. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Permenkes Nomor 49 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
15. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Permenkes Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
16. Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia.
(2021). PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Apoteker.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
69
LAMPIRAN
70
PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH PENGUJI/COACH/MENTOR
71
4 Kontribusi Terhadap Capaian Visi Misi Organisasi
4.1 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-2 √ X -
Ihsan Agustus
Kegiatan - 2 : Membuat SOP Pelayanan Informasi dan Konseling Obat serta membuat leaflet tentang penggunaan obat
RANCANGAN AKTUALISASI CAPAIAN AKTUALISASI
TIDAK TERCAPAI/ KETERANGAN
KOLOM URAIAN WAKTU TERCAPAI MELEBIHI TIDAK TERCAPAI/MELEBIHI
RENCANA RENCANA
1 2 3 4 5 6
1 Tahapan Kegiatan
72
1.1 Konsultasi dengan mentor terkait izin Minggu ke-2 √ X -
membuat SOP Pelayanan Informasi dan Agustus 2022
Konseling Obat
1.2 Membuat SOP terkait kegiatan Pelayanan Minggu ke-2 √ X -
Informasi dan Konseling Obat Agustus 2022
1.3 Membuat leaflet dan poster mengenai Minggu ke-2 √ X -
penggunaan obat yang benar serta adanya Agustus 2022
Pelayanan Informasi dan Konseling Obat dan Minggu
secara online ke-3 Agustus
2022
2 Output/Hasil Kegiatan
2.1 Catatan Konsultasi Minggu ke-2 √ X -
Agustus 2022
2.2 SOP terkait kegiatan Pelayanan Informasi Minggu ke-2 √ X -
dan Konseling Obat Agustus 2022
2.3 leaflet dan poster penggunaan obat yang Minggu ke-2 √ X -
benar serta adanya Pelayanan Informasi Agustus 2022
dan Konseling Obat secara online dan Minggu
ke-3 Agustus
2022
73
4.2 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-2 √ X -
Ihsan Agustus 2022
Kegiatan - : Sosialisasi SOP Pelayanan Informai dan Konseling Obat serta media informasi leaflet tentang penggunaan obat
3
RANCANGAN AKTUALISASI CAPAIAN AKTUALISASI
TIDAK TERCAPAI/ KETERANGAN
KOLOM URAIAN WAKTU TERCAPAI MELEBIHI TIDAK TERCAPAI/MELEBIHI
RENCANA RENCANA
1 2 3 4 5 6
1 Tahapan Kegiatan
1.1 Membuat jadwal dan meminta izin kepala Minggu ke-3 √ X -
puskesmas untuk melaksanakan sosialisasi Agustus 2022
74
1.2 Sosialisasi SOP Pelayanan Informai dan Minggu ke-3 √ X -
Konseling Obat Agustus 2022
2 Output/Hasil Kegiatan
2.1 Jadwal Sosialisasi Minggu ke-3 √ X -
Agustus 2022
2.2 Dokumentasi, Laporan Sosialisasi Minggu ke-3 √ X -
Agustus 2022
3 Keterkaitan Dengan Substansi Mata Pelatihan
3.1 Akuntabel, Harmonis Minggu ke-3 √ X -
Agustus 2022
3.2 Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Adaptif, Minggu ke-3 √ X -
Akuntabel Agustus 2022
4 Kontribusi Terhadap Capaian Visi Misi Organisasi
4.1 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-3 √ X -
Ihsan Agustus 2022
75
Kegiatan - 4 : Pelayanan Informasi dan Konseling Obat melalui media Leaflet dan Pelayanan Secara Online melalui WhatsApp
RANCANGAN AKTUALISASI CAPAIAN AKTUALISASI
TIDAK TERCAPAI/ KETERANGAN
KOLOM URAIAN WAKTU TERCAPAI MELEBIHI TIDAK TERCAPAI/MELEBIHI
RENCANA RENCANA
1 2 3 4 5 6
1 Tahapan Kegiatan
1.1 Menentukan pasien yang akan diberikan Minggu ke-4 √ X -
diberian Pelayanan Informai dan Konseling dan Minggu
Obat ke-5 Agustus
2022
1.2 Melaksanakan Pelayanan Informasi dan Minggu ke-4 √ X -
Konseling Obat melalui media Leaflet dan dan Minggu
Pelayanan Secara Online melalui ke-5 Agustus
WhatsApp 2022
1.3 Mengisi Formulir PIO dan Konseling Obat Minggu ke-4 √ X -
dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
2 Output/Hasil Kegiatan
2.1 Data sasaran pasien dengan kriteria yang Minggu ke-4 √ X -
mendapatkan obat dengan cara pemakaian dan Minggu
khusus dan obat kronis ke-5 Agustus
2022
2.2 Dokumentasi terlaksananya Pelayanan Minggu ke-4 √ X -
Informasi dan Konseling Obat melalui dan Minggu
media Leaflet dan Pelayanan Secara Online ke-5 Agustus
melalui WhatsApp 2022
2.3 Formulir PIO dan onseling Obat terisi Minggu ke-4 √ X -
dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
3 Keterkaitan Dengan Substansi Mata Pelatihan
3.1 Berorientasi Pelayanan , Akuntabel Minggu ke-4 √ X -
dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
3.2 Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Adaptif, Minggu ke-4 √ X -
Akuntabel, Kolaboratif dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
76
3.3 Akuntabel Minggu ke-4 √ X -
dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
4 Kontribusi Terhadap Capaian Visi Misi Organisasi
4.1 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-4 √ X -
Ihsan dan Minggu
ke-5 Agustus
Misi :Membangun, meningkatkan, dan 2022
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
4.2 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-4 √ X -
Ihsan dan Minggu
ke-5 Agustus
Misi :Membangun, meningkatkan, dan 2022
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
4.2 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-4 √ X -
Ihsan dan Minggu
ke-5 Agustus
Misi :Membangun, meningkatkan, dan 2022
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
5 Penguatan Terhadap Nilai-nilai Organisasi
5.1 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-4 √ X -
akuntabel) dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
5.2 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-4 √ X -
akuntabel) dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
5.2 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-4 √ X -
akuntabel) dan Minggu
ke-5 Agustus
2022
CATATAN COACH ;
77
Kegiatan - 5 : Evaluasi Kegiatan Aktualisasi
RANCANGAN AKTUALISASI CAPAIAN AKTUALISASI
TIDAK TERCAPAI/ KETERANGAN
KOLOM URAIAN WAKTU TERCAPAI MELEBIHI TIDAK TERCAPAI/MELEBIHI
RENCANA RENCANA
1 2 3 4 5 6
1 Tahapan Kegiatan
1.1 Mencatat hasil pelaksanaan Pelayanan Minggu ke-1 √ X -
informasi dan Konseling Obat September
2022
1.2 Melakukan Evaluasi Kepuasan Pasien Minggu ke-1 √ X -
September
2022
1.3 Melakukan konsultasi hasil evaluasi kepada Minggu ke-1 √ X -
mentor September
2022
2 Output/Hasil Kegiatan
2.1 Rekapan hasil pelaksanaan Pelayanan Minggu ke-1 √ X -
informasi dan Konseling Obat September
2022
2.2 Terdapat hasil kuesioner kepuasan pasien Minggu ke-1 √ X -
September
2022
2.3 Draft Hasil Evaluasi Minggu ke-1 √ X -
September
2022
78
4.1 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-1 √ X -
Ihsan September
2022
Misi :Membangun, meningkatkan, dan
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
4.2 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-1 √ X -
Ihsan September
2022
Misi :Membangun, meningkatkan, dan
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
4.2 Visi : Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Minggu ke-1 √ X -
Ihsan September
2022
Misi :Membangun, meningkatkan, dan
mengembangkan kehidupan Kota yang
aman dan cerdas, serta lingkungan hidup
yang nyaman
5 Penguatan Terhadap Nilai-nilai Organisasi
5.1 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-1 √ X -
akuntabel) September
2022
5.2 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-1 √ X -
akuntabel) September
2022
5.2 Setia ( sapa, empati, tanggap, inovatif, Minggu ke-1 √ X -
akuntabel) September
2022
CATATAN COACH ;
79
80
LEMBAR PENGENDALIAN COACH
Nama Peserta : Apt, Sekar Anggraenii., S.Far
NDH : 02
Instansi : UPTD Puskesmas Pengasinan Kota Bekasi
Judul Aktualisasi : Optimalisasi Pelayanan Informasi dan Konseling Obat di
Puskesmas Pengasinan Melalui Pembuatan Leaflet dan
Pelayanan Online
Tempat Aktualisasi : UPTD Puskesmas Pengasinan Kota Bekasi
Paraf
No Tanggal Kegitan/Bimbingan Output
Coach
Materi penyusunan
Bimbingan terkait format rancangan aktualisai dan
1 23 Juli 2022 rancangan aktualisasi format sistematika
melalui virtual zoom penulisan rancangan
aktualisasi
Bimbingan terkait
penentuan masalah untuk Identifikasi isu dan
2 29 Juli 2022
menyusun rancangan gagasan kreatif
aktualisasi
Draft rancangan
Bimbingan finalisasi draft
3 3 Agustus 2022 aktualisasi final
rancangan aktualisasi
persetujuan coach (word)
Bahan tanyang seminar
Bimbingan finalisasi draft
rancangan aktualisasi
4 5 Agustus 2022 bahan tayang seminar
final persetujuan coach
rancangan aktualisasi
(power point)
Bimbingan terkait format Draft laporan mingguan
5 8 Agustus 2022
laporan mingguan aktualisasi
Draft laporan hasil
15 September Bimbingan finalisasi draft aktualisasi (word) dan
6
2022 laporan hasil aktualisasi format sistematika bahan
tayang seminar hasil
Bimbingan terkait Bahan tanyang seminar
19 September finalisasi draft bahan hasil aktualisasi final
7
2022 tayang seminar laporan persetujuan coach
hasil aktualisasi (power point)
81