Anda di halaman 1dari 7

PEWARNAAN SPORA METODE KLEIN

Hari/Tanggal : Selasa, 11 April 2023


Nama Praktikan : Siti Amaliya Ramadhani
Nim : PO714203221084
Kelompok :

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2023

NILAI TTD

Praktikum IV
Judul Praktikum : Pewarnan Spora Metode Klein

Hari/ Tanggal : Selasa, 11 April 2023

Nama Praktikan : Siti Amaliya Ramadhani

NIM Praktikan : PO714203221084

Dosen Pembimbing : 1. Rafika, S.Si.,M.Kes

2. Siti Hadijah, S.Si.,M.Kes

3. Hasnawati, S.Si.,M.Kes

4. Arwin, S.ST

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengamati betuk spora yang ada pada bakteri

B. PRINSIP
Spora bakteri mempunyai dinding sel yang tebal sehingga
diperlukan pemanasn agar pori-pori membesar dan zat warma
Carbol Fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali
mengecil menyebabkan zat warna Carbol Fuchsin tidak dapat
dilepas walaupun diluntirkan dengan asam sulfat 1%, sedangkan
pada bajteri warna Carbol Fuchsin dilepaskan dan mengambil
warna baru dari Methylene Blue. Sejingga bakteri berwarna biru
dann spora berwarna merah.

C. LANDASAN TEORI
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang
tidak bisa dilihat oleh mata langsung. Bakteri memiliki bentuk
bermacam-macam bentuk morfologi yaitu, bulat, batang, dan spiral.
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding
sel terdapat selbung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak
terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel membrane
seperti kloroplas dan mitokondria. Struktur tubuh bakteri dari
lapisan luar hingga bgaian dalam sel yaitu flagel, dinding sel,
membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,sitoplasma, DNA,
plasmid, ribosom dan endospora. (Fifendy, 2017)

Istilah spora biasanya dipergunakkan untuk alat pembiakan


jamut, ganggangn lumut dan paku-pakuan. Istilah spora bakteri
ialah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengankakn diri
terhadapt pengaruh buruk dari luar. Fungsi spora bakteri sam
dengan kistapada amoeba (bentuk kecil dari amoeba). Bakteri
berubah bentuk menjadi spora bila keadaan tidak menguntungkan,
misalnya : panas, pengaruh obat-oabatan dan sebagainya.
Beberapa spesies dari basil yang aerob dan beberapa spesies dari
Closttridium yang anaerob daoat membentuk spora. Spora yang
dibentuk seperti ini lazim disebut endospora, karena spora itu
dibentuk di dalam sel. Endospora ini juga lebih tahan terhadap
pengaruh luar yang buruk dari pada bakteri baisa yaitu bakterib
dalam bentuk vegetif (yang hidup aktif). (Adam 1992)

Spora Clastridium tetani memasuki tubuh mellaui luka atau


tusukan. Setelah luka menutup, spora bakteri akan pecah. Ketika
mereka melukan perbanykana diri, bakteri melepaskan racun yang
memasuki aliran darah. Karena sifat patogen danp dapat
menyebabkan kematian, banyak bakteri yang disalahgunakan.
Penggunaan bakteri sebagai senjata biologis dikembangkan oleh
militer dan telah banyak menimbulkan korban jiwa. Bakteeri Yersina
pestis, penyebab penyakit pesyang telah digunakan pada perang
pada abad pertengahan (Fredinand 2007)

D. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan
1. Objek glass
2. Mikroskop
3. Pipet tetes
4. Tissue
5. Jarum inokulum/oshe
6. Lampu spiritus
7. Bak pewarnaan
8. Kaki segitiga
9. Gelas kimia
10. Tabung reaksi

Bahan yang dugunakan

1. Minyak emersi
2. Deterjen
3. Biakan Bakteri
4. Carbol Fuchsin
5. Methylene Blule
6. NaCl 0.9%
7. H2S4

E. CARA KERJA
1. Menyiapkan objek glass yang bersih yang sudah di cuci
menggunakan deterjen untuk menghilangkan lemaknya dan
keringkan menggukan tissue
2. Menyiapkan tabung reaksi, diisi dengan Nacl 0.9% sebanyak 2
ml, kemudian mengambil suspesi bakteri sebanyak 2 ose dan di
masukkan ke dalam tabung reaksi dan dihomogenkan
3. Ditambahkan 1ml zat warna Carbol Fuchsin dan di panaskan di
air mendidih selama 15 menit di tunggu sampai dingin.
4. Mengambil 1 ose dan diletakkan di atas objek glass dan
diratakan membentuk oval dan ditunggu sampai kering
5. Di bilas menggunakan asam sulfat untuk kembali menutup pori-
pori pada sporan dan mengikat zat warna agar tdk luntur
6. Dilanjutkan dengan pemberian zat warna yanng kedua yaiu
pewarna Methylene Blue selama 4 menit lalu di
bilas ,menggunakan air kran dan di tunggu sampai kering.
7. Memberikan 1 tetes minya imersi di atas preparat dan dilakukan
pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif
100x.
F. HASIL PRAKTIKUM

keterangan gambar : ditemukan spora bakteri yang dimana sporanya


berwarna biru dan badan vegetatifnya berwarna merah
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum pewarnaan spora ini dilakukan pada sample
biakan bakteri padat yang dicampur dengan NaCl 0.9%.
Pewarnaan spora bertujuan untuk melakukan pengamatan spora
pda bakteri. Pada pewarnaan spora ada 4 larutan yang digunakan,
yaitu larutan Carbol Fuchsin ,Nacl 0.9%, H2SO4 dan larutan
Methylene Blue. Larutan Carbol Fuchsin berfungsi sebagai
pewarna utama. H2SO4 berfungsi sebagai perrerat warna. Larutan
Methylene Blue berfungsi sebagai pewarna sekunder atau
penambah warna.

Setelah dilakukan pewarnaan pertama yaitu Carbol Fuchsin


harus dilakukan pemanasan agar zat warna nya bisa masuk ke
dalam spora selanjutnya dilakukan pereratan warna atau
pengecikan pori-pori pada spora dengan menggunakan h2so4
sehingga zar warna yang ada pada spora tidak luntur. Pada
pemberian zat warna yang kedua yaitu Methylene Blue, Methylene
Blue akan memberikan warna dapa badan vegetatifnya akan tetapi
tidak mengubah warna yang ada pada spopra karna tidak dilakukan
pemanasan sehingga zat warna tidak masuk ke spora.
Pada praktikum kali ini ditemukan hasil spora yang berwarna
biru dan badan vegetatif yang berwarna merah namun pada warna
biru pada sporanya terlihat kurang jelas , hal ini kemungkinan
disebabkan adanya kesalahan pada perlakuan yang diawal yang
dimana dilakukan pemanasan yang kurang panas atau kurang
lama sehingga warna malachite green tidak begitu menyerap pada
spopranya.

H. KESIMPULAN
Dari hasil praktik pewarnaan spora di temukan spora yang
berwarna biru dan badan vegetatif yang berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, (1992). Prnsip-Prindsip Sains untuk Keperawatan. jakarta:
erlangga.
Fifendy.M. (2017). Mikrobiologi. Depok: Kencana.
Fredimand. (2007). Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri. surabaya:
jakad media publishing.
.

Anda mungkin juga menyukai