Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Manajemen pembelajaran
MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN DAN KURIKULUM

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Zakia Anwar : 210401500011


Widya Larassaty : 210401501021
Zeth Toding : 210401501009
Raodatul Janna : 210401500001
Fransiscus kadtabalubun : 210401502002
St.mutmainnah : 210401500005
Nurul riski : 210401500008
Nayladipati : 210401501007
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga pemakalah dapat merampungkan penyusunan makalah ini dengan judul
"Manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin pemakalah upayakan selesai dengan tepat


waktu dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam merampungkan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu,
pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada pemakalah membuka selebar-
lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.

Akhirnya pemakalah sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan pemakalah dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 25 Maret 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II 3
Pembahasan 3
BAB III 9
Penutup 9
DAFTAR PUSTAKA 10

i
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang

Manajemen berdasarkan sasaran (Management by Objectives/MBO) adalah pendekatan manajemen


yang fokus pada pengaturan tujuan yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai oleh setiap anggota tim
atau departemen dalam organisasi. Pendekatan ini pertama kali dikembangkan oleh Peter Drucker
pada tahun 1954.
MBO mengharuskan setiap individu atau departemen untuk menetapkan tujuan yang terukur dan
spesifik, yang kemudian akan dinilai dan dievaluasi oleh manajer. Setiap individu atau departemen
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sementara manajer bertanggung
jawab untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan sumber daya yang dibutuhkan.
Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup semua mata pelajaran dan kegiatan
pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan. Kurikulum dikelola oleh staf akademik dan
administratif yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar pembelajaran dan mengevaluasi
efektivitas program.
Dalam pendidikan, pendekatan manajemen berdasarkan sasaran dapat diterapkan pada pengelolaan
kurikulum dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai oleh
siswa. Kurikulum dapat disusun untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan ini tercapai dan bahwa
siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam hal ini, manajemen berdasarkan sasaran dapat membantu staf akademik dan administratif
untuk mengatur dan mengelola kurikulum dengan lebih efektif, serta meningkatkan kualitas
pendidikan yang diberikan oleh lembaga pendidikan.

Oleh karena itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut tentang konsep
manajemen berdasarkan sasaran dan bagaimana penerapannya dalam pengelolaan kurikulum di
sekolah. Harapannya, makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai pengelolaan kurikulum dengan pendekatan manajemen berdasarkan sasaran dan
kurikulum.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang di maksud dengan Manajemen kurikulum ?
2. Sebutkan prinsip prinsip manejemen berdasarkan kurikulum ?
3. Apa manfaat penerapan manajemen dalam sasaran kurikulum?
4. Apa langkah- langkah mengembangkan kurikulum ?
5. Jelaskan ruang lingkup manejemen berdasarkan sasaran dan kurikulum
C. Tujuan Masalah
Adapan Tujuan penyusunan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kurikulum
2. Untuk mengetahui prinsip prinsip manejemen berdasarkan kurikulum
3. Untuk manfaat penerapan manajemen dalam sasaran kurikulum
4. Untuk mengetahui langkah- langkah mengembangkan kurikulum
5. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen berdasrkan sasaran dan kurikulum

2
BAB II
Pembahasan
A.Pengertian manajemen kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari”
dan curere yang artinya “tempat berpacu”Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama
dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa prancis, istilah kurikulum berasal
dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau
penghargaan.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Saylor, Alexander dan Lewis (1974) yang di kutip oleh Rusman menjelaskan bahwa
kurikulum merupakan segala upaya madrasah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik
dalam ruangan kelas maupun di luar madrasah. Sementara itu, Harold B. Alberty (1965)
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung
jawab madrasah (all of the activities that are provided for the students by the school).
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.Oleh
sebab itu hendaknya kurikulum yangdisusun oleh satuan pendidikan harus memungkinkan adanya
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah termasuk
penyesuaian dengan keadaan darurat.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan
dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan
pendidikan, sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan yang kooperatif, komperehensif,
sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks
Manajemen Berbasis Madrasah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Oleh karena itu,otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau madrasah dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi
dan misi lembaga pendidikan atau madrasah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.
Keterlibatan masyarakat yang diwakili oleh komite madrasah dalam manajemen kurikulum
dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga
lembaga pendidikan atau madrasah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas
kurikulum,melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan
sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah

3
B.RUANG LINGKUP MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN DAN KURIKULUM

Manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum adalah suatu pendekatan manajemen dalam bidang
pendidikan yang menekankan pada pencapaian tujuan dan sasaran pembelajaran yang telah
ditetapkan, serta pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Ruang lingkup manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan evaluasi, serta peningkatan kualitas program pembelajaran. Dalam perencanaan,
manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum akan menetapkan tujuan dan sasaran pembelajaran
yang ingin dicapai, serta strategi dan taktik yang akan dilakukan untuk mencapainya.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan, manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum akan
melaksanakan rencana pembelajaran, termasuk dalam penggunaan teknologi dan pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan dalam pengukuran dan evaluasi,
manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum akan mengevaluasi kinerja siswa, guru, dan
program pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
telah dicapai dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan.
Selain itu, manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum juga menganalisis data hasil pengukuran
dan evaluasi, serta menyusun rencana aksi untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran dan
kinerja siswa dan guru yang perlu ditingkatkan. Manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum
juga melibatkan koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder, seperti siswa, orang tua, guru, dan
pihak luar lainnya, untuk memastikan program pembelajaran mencapai tujuan yang diinginkan.
Secara keseluruhan, manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum adalah suatu pendekatan
manajemen dalam bidang pendidikan yang berfokus pada pencapaian tujuan dan sasaran
pembelajaran, pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta
peningkatan kualitas program pembelajaran secara berkelanjutan.
Meskipun terdapat banyak persamaan antara manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum,
namun terdapat beberapa perbedaan yang membedakan keduanya. Berikut adalah perbedaan utama
antara ruang lingkup manajemen sasaran dan kurikulum:
1. Fokus utama: Manajemen berdasarkan sasaran lebih berfokus pada tujuan dan hasil akhir
yang ingin dicapai, sementara manajemen berdasarkan kurikulum lebih berfokus pada
proses pembelajaran dan pemilihan materi pembelajaran.
2. Sifat: Manajemen berdasarkan sasaran lebih bersifat proaktif, sementara manajemen
berdasarkan kurikulum lebih bersifat reaktif. Artinya, manajemen berdasarkan sasaran lebih
cenderung untuk merencanakan dan mengambil tindakan yang proaktif untuk mencapai
tujuan, sedangkan manajemen berdasarkan kurikulum lebih cenderung untuk menyesuaikan
program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Keterlibatan stakeholder: Manajemen berdasarkan sasaran lebih melibatkan semua
stakeholder, seperti siswa, orang tua, guru, dan pihak luar lainnya dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan program pembelajaran. Sementara itu, manajemen berdasarkan
kurikulum lebih berfokus pada keterlibatan guru dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum.
4. Pendekatan evaluasi: Manajemen berdasarkan sasaran lebih menggunakan pendekatan
evaluasi berbasis hasil (outcome-based evaluation), sedangkan manajemen berdasarkan

4
kurikulum lebih menggunakan pendekatan evaluasi berbasis proses (process-based
evaluation). Artinya, manajemen berdasarkan sasaran lebih cenderung mengevaluasi hasil
pembelajaran siswa, sedangkan manajemen berdasarkan kurikulum lebih cenderung
mengevaluasi proses pembelajaran dan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa perbedaan antara manajemen berdasarkan sasaran
dan kurikulum, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi program pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik bagi siswa dan institusi
pendidikan.

C.SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN DALAM


PENDIDIKAN

Sejarah manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum sejalan dengan perkembangan pendidikan.
Pada awalnya, pendidikan lebih berfokus pada transfer pengetahuan dari guru kepada siswa, dan
manajemen pendidikan lebih berfokus pada administrasi dan pengaturan kegiatan di sekolah.
Namun, dengan semakin kompleksnya kebutuhan pendidikan dan perubahan paradigma
pendidikan, manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum mulai berkembang.
Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran atau MBO pertama kali dikembangkan oleh Peter
Drucker pada tahun 1954. Drucker adalah seorang ahli manajemen terkemuka pada masanya dan
telah menulis banyak buku tentang manajemen dan bisnis.
Drucker mengamati bahwa organisasi sering mengalami kesulitan dalam menetapkan tujuan yang
jelas dan mengukur kemajuan mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, Drucker
mengembangkan pendekatan manajemen berdasarkan sasaran, di mana setiap individu atau
departemen dalam organisasi menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur.
Pendekatan ini kemudian berkembang menjadi salah satu pendekatan manajemen yang paling
populer dan berhasil diadopsi oleh banyak organisasi di seluruh dunia. Konsep MBO kemudian
diterapkan di banyak bidang, termasuk dalam pendidikan.
Kurikulum, di sisi lain, telah ada selama berabad-abad, meskipun pendekatan manajemen
berdasarkan kurikulum telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada abad ke-19, kurikulum di
sekolah-sekolah hanya mencakup beberapa mata pelajaran seperti matematika, sains, dan bahasa
Inggris. Namun, pada abad ke-20, kurikulum menjadi lebih luas dan meliputi berbagai mata
pelajaran seperti sejarah, seni, dan olahraga.
Pada tahun 1950-an, kurikulum berubah menjadi lebih berorientasi pada tujuan dan pengukuran. Ini
terutama disebabkan oleh Gerakan Pendidikan Perilaku yang menekankan pembelajaran yang dapat
diukur dan diobservasi oleh guru. Konsep manajemen berdasarkan sasaran juga diterapkan pada
pengelolaan kurikulum, dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur.
Hingga saat ini, pendekatan manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum terus berkembang dan
digunakan dalam berbagai bidang dan sektor, termasuk dalam dunia pendidikan dan organisasi.
Dalam beberapa dekade terakhir, manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum terus mengalami
perkembangan dan peningkatan, termasuk penggunaan teknologi pendidikan dan pendekatan yang
lebih terpersonalisasi. Tujuan utama dari kedua pendekatan ini tetap sama, yaitu meningkatkan
kualitas dan hasil pembelajaran untuk mencapai kesuksesan siswa di masa depan.

D.PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN DALAM KURIKULUM


5
Manajemen berbasis sasaran (MBO – Management by Objectives) adalah pendekatan manajemen
yang mengarah pada penetapan sasaran yang jelas dan spesifik, serta mengelola organisasi dengan
cara memastikan bahwa semua tindakan dan keputusan yang diambil selaras dengan sasaran
tersebut. Dalam konteks kurikulum, prinsip-prinsip MBO dapat diterapkan untuk memastikan
pengembangan kurikulum yang efektif dan berorientasi pada hasil. Berikut ini adalah beberapa
prinsip manajemen berbasis sasaran dalam kurikulum:
1. Penetapan sasaran yang jelas dan spesifik
Dalam MBO, penetapan sasaran yang jelas dan spesifik adalah prinsip utama. Dalam
konteks kurikulum, hal ini berarti memastikan bahwa sasaran pendidikan yang ingin
dicapai oleh siswa, seperti kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan, ditetapkan
secara jelas dan spesifik.
2. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan
MBO menekankan pada pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan
bahwa organisasi terus bergerak menuju pencapaian sasaran. Dalam konteks
kurikulum, hal ini berarti memantau dan mengevaluasi kemajuan siswa secara teratur
untuk memastikan bahwa mereka mencapai sasaran yang ditetapkan.
3. Keterlibatan dan partisipasi semua pihak
MBO mengharuskan keterlibatan dan partisipasi semua pihak dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan strategis organisasi. Dalam konteks kurikulum, hal ini
berarti melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah dalam proses perencanaan dan
pengembangan kurikulum untuk memastikan bahwa sasaran pendidikan yang ingin
dicapai dapat dicapai secara kolektif.
4. Koordinasi dan kolaborasi antarunit
MBO mendorong koordinasi dan kolaborasi antarunit dalam organisasi untuk memastikan
bahwa semua unit bekerja sama dalam mencapai sasaran organisasi. Dalam konteks
kurikulum, hal ini berarti memastikan bahwa semua mata pelajaran dan program di
sekolah saling terkait dan bekerja sama dalam mencapai sasaran pendidikan yang telah
ditetapkan.
5. Penyesuaian dan fleksibilitas
MBO mengharuskan organisasi untuk tetap fleksibel dan dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan dan tantangan yang terjadi. Dalam konteks kurikulum, hal ini berarti
memastikan bahwa kurikulum tetap dapat disesuaikan dengan perubahan dalam
kebutuhan pendidikan dan tuntutan pasar kerja.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip MBO dalam pengembangan kurikulum, sekolah dapat


memastikan bahwa sasaran pendidikan yang ingin dicapai dapat dicapai dengan lebih efektif dan
efisien, serta memaksimalkan penggunaan sumber daya dan waktu.

E.KEUNTUNGAN DAN MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN


DALAM KURIKULUM

Penerapan manajemen berbasis sasaran (MBO – Management by Objectives) dalam kurikulum


dapat memberikan berbagai keuntungan dan manfaat, di antaranya:
1. Fokus pada sasaran yang jelas dan spesifik

6
Dengan MBO, sasaran pendidikan yang ingin dicapai ditetapkan secara jelas dan spesifik.
Hal ini dapat membantu memfokuskan upaya pengembangan kurikulum pada sasaran
yang penting dan relevan, sehingga memungkinkan sekolah mencapai hasil yang lebih
efektif.
2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas
MBO dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengembangan kurikulum
karena semua tindakan dan keputusan yang diambil terkait dengan pencapaian sasaran
pendidikan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu sekolah memaksimalkan
penggunaan sumber daya dan waktu, serta memastikan bahwa upaya pengembangan
kurikulum dapat mencapai hasil yang diinginkan.
3. Pemantauan kemajuan yang lebih baik
MBO menekankan pada pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan
bahwa organisasi terus bergerak menuju pencapaian sasaran. Dalam konteks
kurikulum, hal ini dapat membantu sekolah memantau kemajuan siswa secara teratur
dan mengevaluasi apakah mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Keterlibatan semua pihak
MBO mengharuskan keterlibatan dan partisipasi semua pihak dalam pengambilan
keputusan dan perencanaan strategis organisasi. Dalam konteks kurikulum, hal ini
dapat membantu memastikan bahwa semua pihak, seperti siswa, guru, dan staf sekolah,
merasa terlibat dalam pengembangan kurikulum dan memahami sasaran yang ingin
dicapai.
5. Penyesuaian dengan perubahan
MBO mengharuskan organisasi untuk tetap fleksibel dan dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan dan tantangan yang terjadi. Dalam konteks kurikulum, hal ini dapat
membantu sekolah menyesuaikan kurikulum mereka dengan perubahan dalam
kebutuhan pendidikan dan tuntutan pasar kerja, sehingga siswa dapat dipersiapkan
untuk masa depan dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, penerapan manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum membantu


organisasi dan lembaga pendidikan mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif dan efisien,
meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan, dan menciptakan lingkungan yang lebih terlibat
dan berfokus pada tujuan.

F.TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERDASARKAN


SASARAN DALAM KURIKULUM

Meskipun penerapan manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum memiliki banyak keuntungan
dan manfaat, tetapi terdapat beberapa tantangan dan hambatan yang dapat dihadapi dalam
penerapannya, di antaranya:
1. Kompleksitas dalam menetapkan tujuan: Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur
memerlukan analisis yang cermat dan pemahaman yang baik tentang kondisi lingkungan,
tantangan, dan peluang yang ada. Hal ini dapat menjadi kompleks dan memakan waktu,
terutama bagi organisasi atau lembaga pendidikan yang besar dan kompleks.
2. Kurangnya dukungan dan keterlibatan: Penerapan manajemen berdasarkan sasaran dan
kurikulum membutuhkan dukungan dan keterlibatan semua pihak yang terkait, termasuk
siswa, guru, dan staf akademik dan administratif. Kurangnya dukungan dan keterlibatan

7
dapat menghambat keberhasilan penerapan ini.
3. Tidak adanya sumber daya yang memadai: Penerapan manajemen berdasarkan sasaran dan
kurikulum memerlukan sumber daya yang memadai, termasuk sumber daya manusia,
keuangan, dan teknologi informasi. Tidak adanya sumber daya yang memadai dapat
menghambat implementasi dan menciptakan ketidakseimbangan dalam pencapaian tujuan.
4. Perubahan dalam prioritas dan kebijakan: Perubahan dalam prioritas dan kebijakan
organisasi atau lembaga pendidikan dapat mengganggu pengukuran kemajuan dan evaluasi
pencapaian tujuan, dan memerlukan penyesuaian strategi dan taktik yang telah ditetapkan.
5. Kesulitan dalam pengukuran dan evaluasi: Pengukuran dan evaluasi kemajuan dalam
mencapai tujuan dapat sulit dan memakan waktu. Hal ini terutama terjadi jika organisasi
atau lembaga pendidikan memiliki tujuan yang kompleks atau kurang terukur.
6. Kendala budaya dan struktural: Implementasi manajemen berdasarkan sasaran dan
kurikulum dapat menemui kendala budaya dan struktural, seperti kecenderungan untuk
mengutamakan tradisi atau kebiasaan lama, atau struktur organisasi yang tidak mendukung
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Secara keseluruhan, penerapan manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum memerlukan
dukungan dan keterlibatan semua pihak yang terkait, serta sumber daya yang memadai. Organisasi
atau lembaga pendidikan juga perlu memahami tantangan dan hambatan yang mungkin terjadi dan
memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut.

G.LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM BERDASARKAN


SASARAN

Mengembangkan kurikulum berdasarkan sasaran membutuhkan beberapa langkah sebagai berikut:


1. Menentukan tujuan pendidikan: Langkah pertama adalah menentukan tujuan pendidikan
yang ingin dicapai. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan waktu-
tertentu. Tujuan yang jelas akan memudahkan dalam mengembangkan kurikulum.
2. Menentukan kompetensi: Setelah tujuan pendidikan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
menentukan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa.
3. Menentukan strategi pembelajaran: Setelah menentukan kompetensi, langkah selanjutnya
adalah menentukan strategi pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi tersebut.
Strategi pembelajaran harus mengacu pada tujuan pendidikan dan kompetensi yang telah
ditetapkan.
4. Menentukan materi pembelajaran: Setelah menentukan strategi pembelajaran, langkah
selanjutnya adalah menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan. Materi
pembelajaran harus sesuai dengan strategi pembelajaran dan mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa.
5. Menentukan metode evaluasi: Setelah menentukan materi pembelajaran, langkah
selanjutnya adalah menentukan metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian siswa terhadap tujuan pendidikan dan kompetensi yang telah ditetapkan.
6. Menerapkan kurikulum: Setelah seluruh langkah di atas diselesaikan, maka kurikulum dapat
diterapkan. Kurikulum harus diimplementasikan dengan baik dan dievaluasi secara terus-

8
menerus untuk memastikan pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi yang telah
ditetapkan.
7. Melakukan perbaikan: Jika terdapat kekurangan dalam kurikulum atau kurang efektif dalam
mencapai tujuan pendidikan, maka perbaikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
kurikulum.

H.TEKNIK-TEKNIK PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM MANAJEMEN BERDASARKAN


SASARAN DALAM KURIKULUM

Teknik pengukuran dalam manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum sangat penting untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dan bagaimana kinerja organisasi atau lembaga
pendidikan dalam mencapai tujuan tersebut. Berikut ini beberapa teknik pengukuran yang umum
digunakan dalam manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum:
1. Key Performance Indicators (KPIs): KPIs adalah ukuran kinerja yang spesifik dan terukur
untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan. KPIs dapat digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi atau lembaga pendidikan secara keseluruhan, atau untuk
mengukur kinerja individu atau tim.
2. Balanced Scorecard: Balanced Scorecard adalah teknik pengukuran kinerja yang mengukur
kinerja organisasi atau lembaga pendidikan berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Teknik ini memungkinkan organisasi atau lembaga pendidikan untuk menilai
kinerja mereka secara holistik.
3. Benchmarking: Benchmarking adalah teknik pengukuran kinerja yang membandingkan
kinerja organisasi atau lembaga pendidikan dengan standar kinerja industri atau praktik
terbaik. Hal ini memungkinkan organisasi atau lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi
kelemahan dan peluang untuk meningkatkan kinerja mereka.
4. Survei: Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa, guru, staf, atau orang
tua untuk mengukur persepsi mereka tentang kualitas pendidikan dan kepuasan mereka
terhadap layanan dan program yang ditawarkan. Hal ini dapat membantu organisasi atau
lembaga pendidikan untuk mengevaluasi kinerja mereka dari sudut pandang pengguna.
5. Evaluasi oleh ahli: Evaluasi oleh ahli dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas
program dan kegiatan pendidikan berdasarkan standar dan kriteria tertentu. Evaluasi oleh
ahli dapat membantu organisasi atau lembaga pendidikan untuk mengetahui sejauh mana
program dan kegiatan mereka efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
6. Audit intern: Audit intern dapat dilakukan untuk memastikan bahwa sistem manajemen
berdasarkan sasaran dan kurikulum telah diterapkan dengan benar dan efektif. Hal ini dapat
membantu organisasi atau lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam
sistem dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Teknik pengukuran di atas dapat membantu organisasi atau lembaga pendidikan untuk memonitor
dan mengevaluasi kinerja mereka dalam mencapai tujuan dan menentukan tindakan perbaikan yang
diperlukan.

Di sini juga ada di terapkan Pengukuran dan evaluasi dalam manajemen berdasarkan sasaran (MBO
9
– Management by Objectives) merupakan suatu sistem manajemen yang fokus pada pencapaian
tujuan dan hasil yang diinginkan melalui penilaian kinerja individu atau tim. Dalam kurikulum
manajemen, teknik-teknik pengukuran dan evaluasi dalam MBO dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. Penetapan sasaran: Pada tahap ini, manajer atau pemimpin tim menetapkan sasaran yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sasaran haruslah spesifik, terukur, realistis,
relevan, dan terbatas dalam waktu.
2. Identifikasi kunci keberhasilan: Setelah menetapkan sasaran, manajer atau pemimpin tim
kemudian mengidentifikasi kunci keberhasilan yang harus dicapai untuk mencapai sasaran
tersebut. Kunci keberhasilan dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif
3. Penetapan standar kinerja: Standar kinerja harus ditetapkan untuk mengukur kemajuan
terhadap sasaran dan kunci keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Pemantauan kinerja: Kinerja individu atau tim kemudian dipantau secara berkala untuk
memastikan bahwa mereka mencapai sasaran dan kunci keberhasilan yang telah ditetapkan.
Pemantauan ini dapat dilakukan melalui pertemuan atau laporan kemajuan.
5. Evaluasi kinerja: Evaluasi kinerja dilakukan pada akhir jangka waktu untuk menilai sejauh
mana sasaran dan kunci keberhasilan telah dicapai. Evaluasi ini dapat melibatkan
penggunaan skala penilaian dan umpan balik dari atasan atau rekan kerja.
6. Pengembangan rencana tindakan: Berdasarkan hasil evaluasi kinerja, rencana tindakan
dapat dikembangkan untuk meningkatkan kinerja individu atau tim pada periode berikutnya.
Dalam kurikulum manajemen, teknik-teknik pengukuran dan evaluasi dalam MBO juga dapat
mencakup penggunaan sistem penghargaan dan pengakuan, pengembangan keterampilan dan
pelatihan, serta pengembangan strategi untuk meningkatkan kinerja di masa depan.jadi, MBO dan
manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum adalah dua pendekatan manajemen yang berbeda
dalam fokus, tujuan, metrik pengukuran, proses pengukuran, dan penekanan pada pembelajaran.
Keduanya memungkinkan organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan mereka
dengan lebih efektif, tergantung pada konteks dan kebutuhan organisasi atau lembaga pendidikan

1
BAB III

PENUTUP
1.KESIMPULAN
manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum adalah bahwa keduanya adalah pendekatan yang
dapat membantu organisasi dan lembaga pendidikan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen berdasarkan sasaran memungkinkan individu atau departemen untuk menetapkan
tujuan yang spesifik dan terukur, yang kemudian akan dinilai dan dievaluasi oleh manajer.
Sedangkan, kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup semua mata pelajaran dan
kegiatan pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan.
Dalam pendidikan, manajemen berdasarkan sasaran dapat diterapkan pada pengelolaan kurikulum
dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dan dapat dicapai oleh siswa. Hal
ini dapat membantu staf akademik dan administratif untuk mengatur dan mengelola kurikulum
dengan lebih efektif, serta meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga
pendidikan.
Dengan mengintegrasikan manajemen berdasarkan sasaran dan kurikulum, lembaga pendidikan
dapat memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditetapkan tercapai, siswa memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan bahwa kualitas
pendidikan yang diberikan terus meningkat dari waktu ke waktu

1
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9369836/MANAJEMEN_BERDASARKAN_SASARAN
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/download/1373/1246/
https://eprints.walisongo.ac.id/90/3/Yuliana_Tesis_Bab2.pdf
https://pgsd.binus.ac.id/2019/07/15/manajemen-berbasis-sekolah-dan-keuntungannya/
https://www.academia.edu/20121614/Beberapa_Tantangan_dalam_Manajemen_Pendidikan
http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/22-Samsila-Yurni-H.-Erwin-Bakti.pdf
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/eduleadership/article/view/35257/16806
https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/definisi-dan-manfaat-mbo-180121/

1
1
1
1

Anda mungkin juga menyukai