Anda di halaman 1dari 5

 Kesehatan Umum & Gigi

 Gaya Hidup
 Ibu & Balita
 Obat
 Sumber Daya
 Kontak
 e-Store
 Tentang Kami

 Home
 Kehamilan
 Reproduksi
 5 Penyebab Utama Kematian Ibu di Indonesia

5 Penyebab Utama Kematian Ibu di


Indonesia
9 Desember 2012 Ditulis oleh dr Salma

Bila Anda seorang ibu yang akan melahirkan anak,


risiko Anda meninggal dunia sepuluh kali lipat rekan Anda di Malaysia dan Sri Lanka. Angka
kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 20 ribu ibu Indonesia
meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.  Sebanyak 259 ibu meninggal dunia
pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan
Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Apa saja penyebab kematian ibu?

Kematian ibu (maternal death) menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan
atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. Penyebab utama kematian ibu diklasifikasikan sebagai langsung  dan tidak
langsung.

 Penyebab langsung: berhubungan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan,


persalinan dan masa nifas (post-partum). Mayoritas penyebab kematian ibu adalah
penyebab langsung.
 Penyebab tidak langsung: diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu, atau
penyakit yang timbul selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab
langsung obstetrik, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan.

Lima besar

Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, yang
merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan,
eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal paru.

1. Perdarahan

Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga
merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama
persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan
kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian. Meskipun dapat
dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine
atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah
melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang
adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta
tertinggal di rahim.  Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.
Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan kelelahan,
yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum meningkatkan risiko
depresi post-partum.

Perdarahan post partum dapat ditangani dengan pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan
perawatan non obat.

2. Eklampsia

Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan
atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia biasanya terjadi
setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan (intrapartum) dan 48 jam
pertama setelah melahirkan (postpartum). Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi
yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga dikenal sebagai toxemia
kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin),
edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat
diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan
pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan preeklampsia dapat mencegah
perkembangannya menjadi eklampsia.

3. Sepsis

Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim), umumnya
terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke saluran tuba dan
ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah melahirkan ini juga dikenal
sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri yang disebut Group A
Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat
melahirkan.

Sepsis maternal menyebabkan demam dan satu atau lebih gejala berikut:

 Menggigil dan perasaan tidak sehat secara umum


 Nyeri perut bawah
 Keputihan berbau busuk
 Perdarahan dari vagina
 Pusing dan pingsan

Sepsis umumnya terjadi karena standar kebersihan yang buruk selama proses persalinan,
misalnya persalinan atau aborsi yang dibantu oleh dukun beranak. Sepsis juga dapat disebabkan
oleh infeksi menular seksual yang tidak diobati selama kehamilan. Penyakit ini dapat dicegah
atau dikelola dengan pemeriksaan lab yang tepat, standar pengendalian infeksi yang tinggi
selama persalinan dan pengobatan antibiotik selama dan sesudah persalinan.

4. Infeksi

Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak langsung.
Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi
penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko
tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi
dan/atau ibu.

 Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan lebih
dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia
bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat
antinyamuk.
 Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak
tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75
miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan
menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-
obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
 Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV)
adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E
(HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E
akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu
sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi
yang lebih baik.

5. Gagal Paru

Kegagalan pernafasan akut adalah salah satu penyebab umum kedaruratan kebidanan yang
berisiko kematian tinggi. Penyebab umum kegagalan pernapasan akut adalah embolisme paru
(pulmonary embolism) dan paling sering terjadi pada periode setelah melahirkan (postpartum).
Kehamilan meningkatkan risiko embolisme paru karena peningkatan kemampuan untuk
membekukan darah (yang bermanfaat untuk menghentikan perdarahan saat persalinan).
Sayangnya, kemampuan ini juga meningkatkan risiko trombosis (bekuan) darah yang secara
mendadak menyumbat arteri paru-paru–kondisi yang disebut embolisme paru.

Tanda-tanda embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan tanpa sebab, nyeri dada, dan
batuk yang dapat disertai darah. Embolisme paru dapat dikelola segera dengan obat-obatan anti
trombosis dan perawatan kedaruratan.

Kehamilan, Reproduksi
kehamilan, komplikasi kehamilan, persalinan, trimester

Artikel/Konsultasi Terkait

 Selamat, Anda Memiliki Bayi Kembar!


 Sekilas Tentang Persalinan Prematur
 7 Tips Mengatasi Muntah dan Mual Kehamilan
 Plasenta Previa: Bila Plasenta Menutupi Jalan Lahir
 Apakah Diabetes Kehamilan (Gestational Diabetes)?
Arsip Artikel

30ribu
Kunyit Putih
Copyright @ MajalahKesehatan.com

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen4 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP PKN 2
    RPP PKN 2
    Dokumen4 halaman
    RPP PKN 2
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Akreditas
    Akreditas
    Dokumen36 halaman
    Akreditas
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Antenatal
    Asuhan Antenatal
    Dokumen20 halaman
    Asuhan Antenatal
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP PKN 1
    RPP PKN 1
    Dokumen5 halaman
    RPP PKN 1
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Surat Rekomendasi
    Surat Rekomendasi
    Dokumen2 halaman
    Surat Rekomendasi
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • 11111
    11111
    Dokumen7 halaman
    11111
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Dokumen6 halaman
    Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP MM 2
    RPP MM 2
    Dokumen3 halaman
    RPP MM 2
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Abstract
    Abstract
    Dokumen1 halaman
    Abstract
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP Ipa 1
    RPP Ipa 1
    Dokumen4 halaman
    RPP Ipa 1
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP Ips 1
    RPP Ips 1
    Dokumen3 halaman
    RPP Ips 1
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP Ipa 2
    RPP Ipa 2
    Dokumen3 halaman
    RPP Ipa 2
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP MM 1
    RPP MM 1
    Dokumen3 halaman
    RPP MM 1
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP Bi 1
    RPP Bi 1
    Dokumen4 halaman
    RPP Bi 1
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat
  • RPP Ipa Praktek
    RPP Ipa Praktek
    Dokumen4 halaman
    RPP Ipa Praktek
    Herlina Sitorus
    Belum ada peringkat