Anda di halaman 1dari 9

MODEL ASSESSMENT KEBUTUHAN

PENDIDIKAN/PELATIHAN

Husnul Bahri
Program Pasca Sarjana IAIN Bengkulu
Jl. Raden Fatah. Pagar Dewa Kota Bengkulu
Email: husnulbahri_syukur@yahoo.com

ASTRAK:
Permasalahan mendasar dalam kontek permasalahan penulisan makalah ini adalah bagaimana assessment kebutuhan
pendidikan/pelatihan dapat dilaksanakan dengan benar guna dapat menopang keberhasilan suatu program pendidikan/
pelatihan. Teori yang digunakan dalam kajian analisis makalah ini diantaranya adalah beberapa konsep Leslie Rae (1990):
“Diasumsikan bahwa pendidikan/pelatihan diadakan atas dasar kebutuhan dan bukan gagasan sesaat….. Pendidikan/
pelatihan yang efektif bermula dengan mengenali suatu kebutuhan.” Ide utama dalam suatu program pendidikan/pelatihan
adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang hanya dapat diatasi dengan kegiatan pendidikan/pelatihan, karena akan dapat
mengatasi kesenjangan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diharapkan dikuasai pada masa yang akan datang.
Kata kunci: Pendidikan dan pelatihan, model dan konsep assessment kebutuhan

ABSTRACT:
The fundamental problem in the context of the problems of this paper is how the assessment of the needs of education/training
can be implemented correctly in order to be able to sustain the success of a program of education/training. The theory used in
this paper analysis study include some concepts Leslie Rae (1990): “It is assumed that education/training is held on the basis
of need and not the idea shortly..... Education/effective training begins with recognizing a need.” The main idea in a program
of education/training is addressing the needs that can only be overcome by activities of education/training, because it will be
able to overcome the gap between the current situation with the situation expected mastered in the future.
Keywords: Education and training, needs assessment models and concepts

PENDAHULUAN sensitivitas sumber daya manusia sehingga


Perhatian yang sangat mendasar dan mampu memprediksi dan memberikan pe-
mampu menjawab tantangan peluang di masa layanan pendidikan dan pelatihan sesuai
millennium ketiga ini terfokus pada kualitas dengan kebutuhan pendidikan masyarakat yang
sumber daya manusia sebagai motor penggerak senantiasa berkembang mengikuti perkembangan
segala aspek pembangunan dan berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Substansi-
indikator dari keberhasilan pembangunan itu nya adalah bahwa peningkatan dan perluasan
sendiri, terutama pembangunan dalam bidang pelayanan pendidikan dan pelatihan harus
pendidikan. Sejalan dengan itu, bangsa Indonesia seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya
pada saat ini sedang melaksanakan pembangunan manusia. Sebagai pelaksana program/kegiatan
berkesinambungan sehingga harus seiring dengan pendidikan dan pelatihan adalah satuan satuan
peningkatan kualitas sumber daya manusianya. pendidikan baik pendidikan formal maupun
Dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang pendidikan non formal.
handal, karena sebaik apapun perencanaan, Seiring dengan upaya peningkatan kualitas
program yang tersusun dalam suatu organisasi, sumber daya manusia tersebut juga perlu
lengkapnya fasilitas yang ada, maka tidak akan mendapatkan perhatian yang besar bahwa
ada artinya apabila tanpa didukung oleh sumber bagaimana pelaksana pada satuan pendidikan
daya manusia yang handal. melakukan tugas pokoknya yang antara lain
Mengembangkan wawasan dan meningkatkan adalah menyelenggarakan proses pendidikan dan

267 |
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

pelatihan sebagai salah satu tugas pokoknya.. kenyataan, maka dipandang perlu untuk dilaku-
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang kan analisis alternatif bagaimana dan mengapa
dari proses assessmen kebutuhan belajar atau hal tersebut terjadi sehingga akan muncul
kebutuhan pendidikan dan pelatihan, proses beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut
pendidikan dan pelatihan serta pemantauan anata lain; Pertama, setiap pelaksanaan pelatihan
dampak dari kegiatan tersebut. dalam sistemnya harus selalu diawali dengan
Hal yang sangat mendasar dalam pelaksanaan mengadakan assessment kebutuhan pendidikan
suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan itu dan pelatihan dengan benar terhadap calon
adalah apakah program tersebut benar-benar peserta, apakah hasil assessment tersebut sesuai
dibutuhkan oleh warga masyarakat atau peserta dengan kriteria jenis pendidikan dan pelatihan
pendidikan dan pelatihan? Tentunya hal ini yang dilaksanakan, bila tidak ada kesesuaian
akan terjawab dengan benar apabila dilakukan maka ada berbagai kemungkinan yang akan
proses assessment kebutuhan pendidikan dan ditimbulkan karena tidak adanya kesesuaian
pelatihan dengan benar dan baik, sehingga kebutuhan peserta dengan programnya, bisa juga
upaya para penyelenggaran pendidikan dan mengakibatkan motivasi kurang, tidak disiplin
pelatihan untuk turut meningkatkan kualitas dan sering meninggalkan jam-jam pembelajaran
sumber daya manusia akan dapat dicapai secara ataupun tidak memperhatikan dan tidak terlibat
maksimal. secara penuh dalam proses pembelajaran, tidak
ada tujuan yang ingin dicapai selain hanya
PERMASALAHAN mengikuti program saja, dengan demikian akan
Merupakan permasalahan sangat menarik menimbulkan rasa kurang bertanggungjawab
untuk diteliti, ditelaah yaitu bahwa pe- terhadap aktivitas pencapaian tujuan. Untuk
ngembangan potensi para penyelenggara hal semacam ini maka alternatif pertama yang
pendidikan dan pelatihan yang merupakan hams dilakukan adalah sebelum melaksanakan
sumber daya manusia yang masih perlu untuk program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan
mendapatkan perhatian secara serius agar potensi assessment kebutuhan pendidikan dan pelatihan
yang dimiliki oleh mereka dapat berguna dan dengan benar sehingga hasilnya akan relevan
berkualitas, serta berkembang secara optimal. dengan program yang akan dilaksanakan.
Penyelenggara program pendidikan dan pelatihan Alternatif Kedua, pemecahan permasalahan
perlu memperhatikan dengan cermat bahwa tersebut adalah, bagi para penyelenggara
keberhasilan suatu program pendidikan dan yang berstatus sebagai agency dan pelatih/
pelatihan dapat dicapai dengan baik, berhasil, instruktur perlu untuk melakukan penciptaan
dan bernilai guna ana efektif dan efesien, serta suasana yang menyenangkan, suasana yang
optimal apabila setiap pelaksanaan kegiatan nyaman bagi peserta pendidikan dan pelatihan,
pendidikan dan pelatihan ataupun pembelajaran proses pembelajaran berlangsung dengan
yang diselenggarakan selalu didasarkan atas hasil tidak emosional, dan berlangsung lebih rileks
assessment kebutuhan pendidikan dan pelatihan. dengan penuh partisipasi aktif daripada peserta,
Dari pengalaman lapangan didapatkan suatu atau dengan kata lain alternatif ini adalah
keadaan dimana para peserta pendidikan dan melakukan penciptaan iklim belajar baik oleh
pelatihan yang dilaksanakan oleh beberapa pihak penyelenggara selaku agency ataupun
satuan pendidikan dan pelatihan khususnya ole h Tutor/fasilitatot/instruktur/ pelatih.
didalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Ketiga, alternatif peningkatan segi kepedulian
menunjukkan adanya suatu kesenjangan antara penyelenggara pelatihan itu sendiri terhadap
kenyataan eksistensi peserta dengan konsep eksistensi peserta, bila ditemukan permasalahan
teoritis bagaimana seharusnya peserta dalam maka pihak penyelenggara harus cepat tanggap
mengikuti kegiatan pelatihan yang telah menjadi dan menunjukkan rasa kepeduliannya untuk
keputusannya sebagai peserta pendidikan dan mencari dan menemukan jawaban tentang
pelatihan. permasalahan tersebut, seperti halnya apakah
Adanya kesenjangan antara konsep dan ada rentang antara kebutuhan, motivasi ataupun

| 268
Husnul Bahri | Model Assessment Kebutuhan Pendidikan/Pelatihan

sistem nilai dengan tujuan program pendidikan Pendekatan tersebut adalah (1) Needs survey,
dan pelatihan yang dilaksanakan, atau materi (2) Task analysis, (3) Performent analysis, dan
yang disampaikan apakah sesuai dengan level of (4) Competency analysis.
knowledge-nya, bila rentang ini terlalu jauh maka Kebutuhan Pelatihan, adalah sebagai suatu
peserta akan berperilaku untuk tidak terlibat kesenjangan antara persyaratan yang ditentukan
aktif dalam proses pembelajaran. Alternatif untuk suatu pekerjaan dengan kemampuannya
keempat, Memperhatikan proses awalnya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dari defenisi
yaitu perekrutan peserta, hal ini identik sekali ini kebutuhan pendidikan dan pelatihan /
dengan alternatif pertama, yaitu assesssment pembelajaran dapat dianalisis dari selisih
atau identifikasi kebutuhan. Tetapi dalam antara kemampuan kerja minimum atau
konteks alternatif ini ditilik dari sisi perekruitan yang menjadi standart suatu jabatan dengan
peserta atau calon peserta pendidikan dan kemampuan kerja waktu sekarang atau yang
pelatihan. Pihak penyelenggara melakukan dimanifestasikan dengan kinerjanya saat ini.
rekruitmen peserta melalui otoritas struktural Dapat dirumuskan dalam bentuk rumus M —
setempat dan hanya menerima siapapun yang I = D dimana (D) menunjukkan kebutuhan
dikirim oleh otoritas setempat, maka model pelatihan yang ditunjukkan oleh selisih antara
rekruitmen seperti ini membuka peluang besar standart minimum hams berbuat ( M ) dengan
bagi permasalahan peserta belajar. Berbagai bagaimana is mengerjakan (I).
kemungkinan bisa muncul sehingga peserta
bermasalah, adanya ketidak sesuaian minat,
PEMBAHASAN
kebutuhannya, motivasinya, ketidak sesuaian
Bertolak dari kerangka pemikiran yang
tingkat pengetahuannya dengan persyaratan
berawal dari beberapa premis yang melandasi
yang dipersyaratkan oleh program pendidikan
pembahasan kajian ini adalah: Pengembangan
dan pelatihan dan sebagainya. Untuk itu
kualitas sumber daya manusia harus bergerak
alternatif keempat adalah melakukan rekruitmen
mengikuti lajunya perkembangan ilmu pe-
peserta berdasarkan hasil assessment kebutuhan
ngetahuan dan teknologi, dimana disetiap sisi
pendidikan dan pelatihan yang benar dan
ilmu pengetahuan dan teknologi diharuskan
akurat.
adanya sumber daya manusia yang seimbang
agar tidak terjadi suatu kepincangan dalam
DEFENISI OPERASIONAL
memberdayakan sumber daya itu sendiri.
Model, dalam makalah ini dimaksudkan Dilingkungan satuan pendidikan dan pelatihan
adalah langkah-langkah yang diterapkan memerlukan sumber daya manusia yang handal,
atau yang dipergunakan untuk meningkatkan yang dapat mengotimalkan kualitas sumber
proses assesment kebutuhan pendidikan dan dayanya dalam rangka mewujudkan rencana-
pelatihan yang lebih tepat dan efektif untuk rencana program kegiatan, Setiap sumber
meningkatkan kualitas sumber daya Manusia daya manusia dalam hal ini Penyelenggara
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pendidikan dan pelatihan perlu mendapatkan
yang dilaksanakan. peningkatan kualitasnya. Peningkatan kualitas
Asessmen, menurut istilah yang terdapat sumber daya manusia ini dilakukan antara lain
dalam buku Kamus Bahasa Inggris — Indonesia dengan jalur pendidikan dan pelatihan. Model
Oleh John M Echols dan Hassan Shadily Asessmen kebutuhan pendidikan dan pelatihan
“Assessment berarti penaksiran atau penilaian” memerlukan suatu kajian khusus yang diarahkan
bila dihubungkan dengan kata kebutuhan maka kepada kompetensi dasar sehingga dapat me-
akan memberikan makna penaksiran atau menuhi kriteria standar dalam tugas yang
penilaian tentang kebutuhan. Jadi assessment diembannya sesuai dengan tingkatan jabatannya.
kebutuhan pendidikan dan pelatihan adalah Dalam merencanakan kegiatan pendidikan dan
suatu model penilaian yang menggunakan pelatihan oleh pihak berwenang perlu melakukan
berbagai pendekatan analisis untuk menemukan asessmen kebutuhan secara makro dan mikro
suatu kebutuhan pendidikan dan pelatihan. sehingga perekrutan peserta pendidikan dan

269 |
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

pelatihan dapat benar-benar sesuai dengan suatu kebutuhan pendidikan dan peiatihan.
tujuan yang telah diprogramkan. Penyusunan Pendekatan tersebut adalah (1) Needs survey,
program, kurikulum, proses pembelajaran (2) Task analysis, (3) Performance analysis, dan
dalam pelatihan, evaluasi merupakan faktor- (4) Competency analysis.
faktor yang turut menentukan terhadap out Assessment Kebutuhan Pendidikan dan
comes daripada suatu kegiatan pendidikan dan Pelatihan pada hakekatnya kebutuhan di se-
pelatihan. Serta pemantauan terhadap keluaran panjang hidupnya manusia akan selalu memiliki
dari kegiatan tersebut akan menjadi umpan balik kebutuhan, yang pada akhirnya kebutuhan itu
pada lembaga satuan pendidikan untuk suatu adalah merupakan kebutuhan jasmani dan
perencanaan dan penentuan kebijakan lembaga. kebutuhan rukhani. Manusia terdiri dari unsur
Dalam melaksanakan tugasnya penyelenggaran jasmaniah dan ruhaniah, oleh sebab itulah dalam
perlu memperhatikan proses assessmen ke- memahami konsep tentang kebutuhan manusia
butuhan sehingga kegiatan pembelajaran diperlukan pengkajian tentang eksistensi
yang dilaksanakan benar-benar urgen dengan jasmaniah dan ruhaniah manusia itu sendiri.
kebutuhannya. Abraham Maslow telah mengemukakan teori
Pengertian Model sebagaimana yang di- tentang kebutuhan yang sangat mendasar
defenisikan didalam Ensiklopedi Indonesia (jilid dalam kehidupan manusia yaitu kebutuhan
4), yaitu “model merupakan kata pengecil dari manusia secara hirarkis dapat disimpulkan
modo = sifat, cara dan refresentasi diperkecil sebagai berikut: “(1) Kebutuhan fisik, (2)
dari suatu benda atau keadaan yang dimaksud- Kebutuhan rasa aman, (3) Kebutuhan sosial,
kan untuk menggambarkan, menjelaskan (4) Kebutuhan penghargaan diri, dan (5)
atau menemukan sifat-sifat bentuk aslinya”. Kebutuhan perwujudan diri”.Selain itu juga
Dari pengertian tersebut diatas, maka yang Knowles mengemukakan bahwa kebutuhan
dimaksudkan dengan model didalam penelitian dasar manusia beberapa macam diantaranya
ini adalah langkah-langkah yang diterapkan atau disimpulkan sebagai berikut: (1) Kebutuhan
yang dipergunakan untuk melakukan proses fisik, (2) Kebutuhan berkembang, (3) Kebutuhan
assesment kebutuhan pendidikan dan pelatihan. rasa aman, (4) Kebutuhan untuk memperoleh
Membahas tentang suatu model akan terkait pengalaman barn, (5) Kebutuhan afeksi, dan
dengan suatu tindakan pengembangan, didalam (6) Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan”.
istilah bahasa Inggris yaitu “development” yang Dalam hubungannya dengan pendidikan dan
menurut Morris dalam The American Herritage pelatihan, maka Para penyelenggara kegiatan
Dictionary of the English Language, dikemukkan pendidikan dan pelatihan tersebut hendaknya
bahwa “development is the act of developing memahami betul akan hakekat kebutuhan
(perbuatan mengembangkan). Developing manusia tersebut. Sehingga keterkaitannya
itu sendiri diartikan “to expand or realize the dengan kegiatan pendidikan luar sekolah,
potentialities „of; bring graduaaly to a fuller, greater, proses pembelajaran dalam kegiatan kegiatan
or better state” ... “to progress from earlier to latter pendidikan dan pelatihan akan lebih berhasil
or from simpler to more complex stages of evolution” dan bernilai guna apabila didasarkan kepada
(1976: 360-361). kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi
Asessment menurut istilah yang terdapat warga belajar selaku manusia yang memerlukan
dalam buku Kamus Bahasa Inggris-Indonesia pengembangan atau pun sebagai sumber daya
“Assessment berarti penaksiran atau penilaian” manusia.
bila dihubungkan dengan kata kebutuhan maka Zainudin Arif (1990) menyatakan bahwa:
akan memberikan makna penaksiran atau “Kebutuhan pendidikan adalah kesenjangan
penilaian tentang kebutuhan. Jadi assessment antara apa yang diinginkan oleh seseorang
kebutuhan Pendidikan dan pelatihan adalah atau lembaganya atau masyarakatnya dengan
suatu model penilaian yang amenggunakan kemampuan yang ada pada dirinya”. Atau
berbagai pendekatan analisis untuk menemukan dengan kata lain, kesenjangan antara aspirasi

| 270
Husnul Bahri | Model Assessment Kebutuhan Pendidikan/Pelatihan

dengan kenyataan. Kebutuhan pendidikan Pada akhirnya bahwa siapapun yang akan
dapat dirumuskan, baik secara sempit maupun melakukan identifikasi kebutuhan, prosesnya
secara luas. Makin konkrit seseorang dapat akan tetap sama, yaitu bersangkutan dengan
mengidentifikasi aspirasi atau kemampuan yang (1) adanya dugaan-dugaan adanya persoalan
diperlukan dan kemampuan yang dikuasai saat tentang kebutuhan pendidikan dan pelatihan
ini, maka makin kuat is didorong untuk belajar. yang mulai terlihat, (2) melakukan kegiatan
Dan makin sesuai kebutuhan pendidikan dengan pengumpulan data untuk mendapatkan suatu
aspirasinya, maka makin efektif belajar yang pernyataan akan adanya kebutuhan pendidikan
dilakukan. Salah satu hal yang paling kursial dan pelatihan, (3) melakukan identifikasi dan
bagi pendidik adalah keterampilan dan ke- analisis data, guna (4) memastikan adanya
pekaannya dalam membantu kelompok dalam kebutuhan pelatihan, baik jenis pelatihannya
menilai kebutuhan pendidikannya, kemudian maupun materi pelatihannya. Untuk lebih
menterjemahkan kebutuhan itu kedalam minat jelasnya dapat dilihat pada bagan model berikut:
belajar.
Kebutuhan adalah sebagai suatu kesenjangan 1
DUGAAN ADANYA
2
PERNYATAAN ADANYA
antara persyaratan yang ditentukan untuk PERSOALAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
suatu pekerjaan dengan kemampuannya dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Dari defenisi ini GEJALA-GEJALA
MULAI TERLIHAT
kebutuhan pendidikan dan pelatihan dapat
dianalisis dari selisih antara kemampuan
3
PEMASTIAN ADANYA KEBUTUHAN
kerja minimum atau yang menjadi standart PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
IDENTIFIKASI PERSOALAN

suatu pekerjaan dengan kemampuan kerja


waktu sekarang atau yang dimanifestasikan
PENGUMPULAN DATA
dengan kinerjanya saat ini. Dapat dirumuskan
dalam bentuk rumus M — I = D dimana (D) Gambar 1
enunjukkan kebutuhan pelatihan yang di- Identifikasi Kebutuhan Pendidikan/Pelatihan
tunjukkan oleh selisih antara standart minimum Leslie Rae. 1990. Hal. 16

hams berbuat (M) dengan bagaimana is


mengerjakan (I). Tahap pertama. Keadaan yang biasanya meng-
Assessment Kebutuhan Pelatihan. Leslie Rae gambarkan perlunya kebutuhan pendidikan/
(1990) menyatakan bahwa: Diasumsikan bahwa pelatihan yaitu apabila terdapat kekurangan
pelatihan diadakan atas dasar kebutuhan dan dalam produksi atau pelayanan dalam suatu
bukan sekedar gagasan sesaat…. Pendidikan organisasi. Dalam hal ini kemungkinan pe-
dan pelatihan yang efektif bermula dengan kerjaan itu tidak dilaksanakan dengan benar,
mengenali suatu kebutuhan. Kebutuhan berasal mungkin dari segi keterampilan, pengetahuan
dari suatu perbandingan yang menunjukkan atau sikap pada si pelaksana pekerjaan tersebut.
adanya faktor yang kurang, yang kemudian Apabila terlihat tanda-tanda maka suatu
diisi melalui pendidikan dan pelatihan ter- penelitian merupakan langkah yang logis yang
sebut. Adanya kebutuhan akan pelatihan dapat dilakukan. Tahap kedua, Kegagalan bekerja
berarti perlu adanya perubahan, dari keadaan secara efektif dapat diidentifikkasikan karena
atau prestasi dibawah standar yang dituntut salah satu dari kedua sebab, yaitu mungkin
kearah minimal mencapai standar tersebut. kurangnya pendiidikan atau pelatihan yang
Kebutuhan pelatihan dapat bermacam-macam, tidak efektif atau hanya akibat kekurangan
tergantung pada sifat pekerjaan dan orang yang d a l a m p e l a k s a n a a n . M a k s u d nya o r a n g
harus melaksanakan pekerjaan itu. Umumnya yang bersangkutan sebetulnya mempunyai
mereka menyangkut keterampilan, sikap dan keterampilan atau pengetahuan dala m
pengetahuan. Beberapa kebutuhan mungkin saja menjalankan tugas, tetapi gagal atau tidak
akan mencakup keseluruhannya dan kebutuhan mau berkarya. Salah satu masalah pendidikan/
lain sebahagiannya.
pelatihan yang sifatnya “off the job” adalah

271 |
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

pengalihan pengetahuan yang diperoleh M


untuk dipraktekkan dipekerjaannya, jika orang I
K
telah dilatih secra efektif tetapi masih tidak T
R
O
E
dapat bekerja dengan efektif, maka pelatihan A
S PERFOR D
MANCE U
lebih lanjut tidak akan ada iaunanya dan ini K C
A
berarti lebih mmerlukan pendekatan langsung EDUCATION/
T
I SKILL,
TRAINING NEEDS KNOWLEDGE,
oleh menejer lini. Tahap ketiga: Kebutuhan C
O ASSESSMENT
O
N ABILITY OF
/ WORKERS
pendidikan/pelatihan dapat diperoleh dari M
P
S
TRAINING
U N
E
identifikasi kekurangan hasil inspeksi rutin T
R E
E V E
atau dari suatu survey khusus yang diadakan. N E M D
C Y A S
Dan tahap keempat. Dilaksanakan dengan Y K
R
mengadakan analisis mendalam mengenai O

kebutuhan pelatihan dikaitkan dengan


rekomendasi untuk memenuhinya, dan dicirikan
oleh dua aspek utama dari proses identikasi Gambar 2
kebutuhan pelatihan—analisis pekerjaan dan Bagan Pelaksanaan Assessmen
Kebutuhan pendidikan/Pelatihan
pengumpulan data.
Penentuan kebutuhan pendidikan dan pe- Dari bagan ini dapat digambarkan bahwa
latihan dimaksud kan untuk menghindarkan sebelum dipastikan dan disebutkan dengan
diri dari penyusunan program yang sepihak, jelas bahwa hal tersebut adalah kebutuhan
yaitu hanya dilakukan oleh penyelenggara pendidikan/pelatihan yang nantinya akan meng-
program. Juga dimaksudkan agar program gambarkan tingkat serta bentuk pengetahuan,
tersebut dititik beratkan kepada peserta, Program sikap dan keterampilan yang bagaimana yang
berorientasi kepada kepentingan peserta. Sudah akan dicapai melalui kegiatan pendidikan/
merupakan hal yang biasa, bahwa kebutuhan pelatihan, maka penting untuk dilakukan suatu
diklat sering didefenisikan sebagai kesenjangan kegiatan assessment kebutuhan itu sendiri.
antara persyaratan yang ditentukan untuk suatu Assessment kebutuhan pendidikan/pelatihan
pekerjaan dengan kemampuan pekerja dalam yang dilakukan secara mikro maupun secara
menyelesaikan pekerjaannya. makro, juga dapat dilakukan dengan pendekatan-
Dilihat dari tugas satuan pendidikan/pe- pendekatan needs survey, pendekatan task
latihan akan didapati salah satu jenis kegiatan analisis,pendekatan performent analisis, dan
yang cukup besar porsinya adalah melaksanakan pendekatan comptency. Pemilihan pendekatan
kegiatan pendidikan/pelatihan. Bagaimana analisis ini didasarkan kepada siapa pendidikan/
kegiatan tersebut dilaksanakan, bila dilihat secara pelatihan akan dilaksanakan. Contoh kegiatan
keseluruhan dari awal prosesnya, sebagaimana pendidikan/pelatihan Supervisi Pendidikan
diungkapkan dalam premis kerangka pikir Agama Islam, sasaran pendidikan/pelatihan
tulisan ini yaitu setiap kegiatan pendidikan/ adalah para supervisor, dan calon supervisor
pelatihan perlu dilandasi dengan hasil assessment yang umumnya adalah tenaga kependidikan
kebutuhan pendidikan/pelatihan yang dilakukan atau guru disekolah-sekolah formal. Maka
dengan berbagai metode analisis kebutuhan pendekatan yang dipandang akan lebih cocok
disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan bila dilakukan pendekatan task analisis, karena
keterampilan serta sikap seperti apa yang di- tugas-tugas supervisi sudah ada tertera didalam
inginkan setelah selesai melakukan kegiatan, buku pedoman supervisi.
dan yang tak kalah pentingnya juga adalah turut
mempertimbangkan faktor-faktor penunjang PENUTUP
lainnya seperti faktor yang datang dari luar, Model assessment kebutuhan pendidikan/
dan faktor dari dalam itu sendiri, sebagai bagan pelatihan dapat dilakukan secara bervariasi,
berikut: di ses uaik an deng an sit uas i d an k ond isi

| 272
Husnul Bahri | Model Assessment Kebutuhan Pendidikan/Pelatihan

dimana kegiatan akan dilaksanakan, dan siapa Ishak Abdulhak.DR.H. (1996). Strategi Membangun
yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Namun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa.
secara umum model assessment kebutuhan Percetakan AGTA Manunggal Utama.
pendidikan/pelatihan dilaksanakan dengan Bandung.
langkah-langkah sebagai berikut: (1) Melihat _____, (1995). Metodologi Pembelajaran Pada
gejala-gejala yang menunjukkan adanya suatu Pendidikan Orang
kebutuhan pelatihan, (2) Melakukan penelitian Dewasa. Penerbit Cipta Intelektual. Bandung.
dengan berbagai pendekatan disesuaikan dengan Julius E. Eitington. (1984). The Winning Trainer.
tujuan dan sasaran pendidikan/pelatihan Gulf Publishing Company Book Division.
seperti; pendekatan needs survey dilakukan Houston.
untuk sasaran pendidikan/pelatihan masyarakat Kirkpatrick. L. Donald. (1983). A Practical Guide
umumnya; pendekatan task analisis dilakukan For Supervisory Training
untuk sasaran pendidikan/pelatihan yang sudah
and Development: Second Edition. ASTD Inc.
memiliki diskripsi tugas dengan jelas, baik Addison-Wesley Publishing Campany. Leslie
secara tertulis pada suatu keputusan pejabat
Kelly. (1995). The ASTD Technical and
berwenang maupun yang tidak tertulis tetapi
Skills Training Handbook. McGraw-Hill, Inc.
telah secara implisit memiliki diskripsi tugas
Leslie Rae. (1990). Mengukur Efektivitas
tertentu, seperti karyawan, Guru, fasilitator,
Pelatihan. PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Pamong belajar, dan lain-lain.; pendekatan
Lyra Srinivasan. (1992). Options for Educators: A
performance analisis, bila tujuan pendidikan/
Monograph for Decesion Makerson Alternative
pelatihan dengan sasaran tertentu untuk
Participatory Strategies. PACT/CDS. Inc. New
mencapai suatu tingkatan keterampilan bagi
York.
peserta. Serta berbagai pendekatan penelitian
_, (1977). Perspectives on Nonformal Adult
dan analisis lain yang dianggap relevan dengan
Learning. United State of Amerika.
tujuan.
Mike Wills. (1993). Managing the Training
Process: Putting the Basics Into Practice.
DAFTAR PUSTAKA
McGraw-Hill Book Company.
Atomodiwirjo Soebagio. (1993). Manajemen
Moekijat. (1989). Perencanaan Sumber Daya
Training: Pedoman Praktis Bagi Penyelenggara
Manusia. CV. Mondar Maju. Bandung. Robert.
Training. Balai Pustaka.
L. Craig. (1987). Training And Development
Bogdan, Robert C, dan Bijlen, Sari Knopp.
Handbook Third Edition: A Guide to Human
(1982). Qualitative Research for Education: An
Resource Development. Sponsored by ASTD.
Introduction To Theory and Methods. Boston:
McGraw-Hill Book Company.
Allyn and Bacon, Inc.
Roem Topatimasang, dkk. (1985). Belajar dari
Djudju Sudjana. Prof.H. SP.M.Ed,Ph.D. (1996).
Pengalaman: Panduan Latihan Pemandu
Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan Sejarah
Pendidikan Orang Dewasa untuk Pengembangan
Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung
Masyarakat. Perhimpunan Pengembangan
Asas. Nusantara Press.
Pesantren dan Masyarakat.
Douglas Mayo.G. Philip H. Dubois. (1987). The
Rolf P Lynton. Udai Pareek. (1992). Pelatihan
Complete Book of Training Theory, Principles, and
dan Pengembangan Tenaga Kerja. PT.Pustaka
Techniques. University Associates.
Binaman Pressindo.
Dugan Laird. (1983). Approaches to Training and
Saleh Marzuki. Drs.M. M.Ed. (1992). Strategi
Development. Addison-Wesley Publishing
dan Model Pelatihan: Suatu Pengetahuan
Campany.
Dasar Bagi Instruktur dan Pengelola Lembaga
Elaine Biech. (1994). T QM for Training. Latihan, Kursus dan Penataran. FIP. 1KIP
McGraw-Hill. Inc. Malang.
Henry Simamora. (1995). Managenien Sumber Soedijarto, (1990), Kebijakan dan Strategi PLS,
Daya Manusia STIE YKPN. Yogyakarta. Pemuda dan Olah Raga dalam Meningkatkan

273 |
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

Kualitas Sumber Daya Manusia, Direktorat Tony Newby. Gower. (1992). Training Evaluation
Jenderal Diklusepora. Handbook. Gower Publishing Company
Soenarto, (1998), Traning Needs Assesment Limited. England.
(analisis Kebutuhan Pelatihan), Visi, No.05 Zainudin Arif, (1990). Andragogi. Bandung.
Th.IV. Angkasa.

| 274

Anda mungkin juga menyukai