Anda di halaman 1dari 41

MODUL

NGANTAR ASUHAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN B


TAHUN 2023

YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA HUSADA LESTARI


AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA
2023
BAB I
KONSEP UMUM KEHAMILAN

A. Philosofi Asuhan Kehamilan


 
Dalam asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan
mewarnai asuhan kehamilan, yakni :
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah
Perubahan perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah  bersifat fisiologis. Oleh karena itu, asuhan yang diberikan adalah
asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses
alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat
medis yang tidak terbukti manfaatnya.
2. suhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continutity of
care)
Sangant penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profisional. Dengan demikian, maka perkembangan kondisi ibu hamil akan
terpantau dengan baik dan juga lebih percaya dan terbuka karena merasa
sudah mengenal pemberi asuhan.
3. elayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family
cetered).
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan  bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya
melibatkan ibu hamil saja melaikan juga keluarganya dan itu sangat penting
bagi ibu sebab keluarga menjadi  bagian integral/tidak terpisah dari ibu hamil
Sikap prilaku dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga.
Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang
terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi bagi anggotanya.
Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan
bersama antara ibu, keluarganya dan bidan dengan ibu sebagai penentu
utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunya hak untuk
melihat dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan
memperoleh  pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya
Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus
mendampingi dan merawat ibu hamil, karenannya ibu hamil perlu mendapat
informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar.
Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang
kesahatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang
dilakukan bidan. Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses alamiah dan fisologis walaupun beberapa
kasus mungkin terjadi komlikasi sejak awal karena kondisi tertentu. Proses
kelahiran meliputi kejaadian fisik psikososial dan kurtural. Kehamilan
merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga
dan masyarakat. Prilaku ibu selama masa kehamilannya akan
mempengaruhi kehamilannya, prilaku ibu dalam prilaku penolong persalinan
akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus
mempertahankan kesehatan ibu dan  janin serta mencegah komlikasi pada
saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh

B. Lingkup Asuhan Kehamilan


Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan harus memberikan
pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan pada ibu hamil meliputi
1. Mengumpulakan data riwayat kesahtan dan kehamilan serta menganalisis
tiap kunjungan/pemeriksaan kehamilan.
2. Melaksakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU),
posisi, presentasi dan penurunan jannin.
4. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dan gerakan  janin.
5. Menghitung usia kehamilan dan taksiran persalinan (TP).
6. Mengkaji status gizi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi
8. Memberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya dan bagaimana cara
menghubungi  petugas kesehatan.
9. Melakuka penatalaksaan kehamilan dengan anemia ringan, hipertensi
tingkat I, abortus inimen dan pre eklamsi ringan
10. Menjelaskan cara mengatasi ketidaknyamanan dalam kehamilan
11. Memberikan imunisasi
12. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tempat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak
adekuat, PEB, hipertensi,  peredaran pervaginam, kehamlan ganda aterm,
kematian janin, oedema yang signifikan,sakit kepala berat, pandangan
kabur, nyeri epigastrium, ketuban pecah dini, diabetes mellitus, kelainan
kongenetal, kelainan letak janin, IMS
13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi
orang tua.
14. Bimbingan dan penyuluhan tentang prilaku kesehatan selama hamil
seperti gizi, latian fisik, keamanan, dan merokok
15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang
tersedia.
C. Prinsip Pokok Asuhan Kebidanan
Ada lima prinsip utama asuhan kehamilan, antara lain:
1. Kelahiran adalah proses yang normal. Kehamilan dan kelahiran biasanya
merupakan proses normal, alami, dan sehat sebagai  bidan, kita
membantu melindungi proses tersebut
2. Pemberdayaan
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan sering kali mengetahui
kapan mereka melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk
melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh yang
memberikan asuhan pada dan dimana ia melahirkan. Jika ibu bersikap
negatif atau kritis hal ini akan mengetahui ibu dan mempengaruhi lamanya
persalinan
3. Otonomi
Ibu dan keluarga memperlakukan informasi sehingga mereka membuat
suatu keputusan. Kita harus mengetahui dan menjelaskan yang akurat
tentang resiko dan keuntungan prosedur, obat-obatan dan tes dan juga
membantu ibu dalam membuat suatu  pilihan yang terbaik untuk dirinya
4. Jangan membahayakan
Intervensi haruslah tidak dilaksakan secara rutin kecuali terdapat
indikasi. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran pada periode pasca
persalinan dengan tes “rutin” obat atau
 prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya.
5. Tanggungjawab
Setiap penolong persalinan harus bertanggungjawab terhadap kuliatas
asuhan yang diberikan berdasarkan kebutuhan ibu dan banyinya, bukan
atas dasar kebutuhan  penolong persalinan. Asuhan berkualitas tinggi
berfokus pada klien dan saying ibu  berdasarkan bukti ilmiah
D. Sejarah ANC
Pada masa lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama
kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan
obstetri secara temuan-temuan fisik. Tujuan dari penilaian resiko adalah
untuk mengidentifikasi ibu yang berisiko tinggi dan merujuk ibu untuk
mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa  
Penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perintal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yabg
akan mempunyai masalah selama persalinan. Hamper tidak mungkin
memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi kompliksi yang
akan mengacam keselamatan jiwa secara kurat. Banyak ibu hamil yang
digolongkan “berisiko tinggi” yangtidak mengalami komplikasi apa  pun.
Misalnya seorang ib yang tingginya kurang dari 145 cm mukin akan
mengalami bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang
ibu yang mempunyai riwayat tidak  begitu berarti, kehamilan normal dan
persalinan yang tidak memiliki komplikasi mungkin saja mengalami
pendarahan pasca Sali.
Tahun 1807 : pada masa pemerintahan gubernur jendral hendrik wiliam
deadlies, para dukun dilatih untuk melakukan persalinan.
Tahun 1849 : dibuka pendidikan dokter di jawa, Batavia.
Tahun 1851 : dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr. w bosh
Tahun 1952 : diadakan pelatihan bidan ormal agar dapat meningkatkan
kualitas Program  persalinan
ahun 1953 : dilaksakan khusus tambahan bidan (KTB). Seiring dengan
pelatihan tersebut maka didirikan pula badan kesehatan ibu dan anak (BKIA).
ahun 1957 : terbentuknya suatu pelayanan yang terintegrasi, yaitu
puskesmas

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan


dekat dengan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan
ini merupakan instruksi presiden yang disampaikan secara lisan pada siding
cabinet tahun 1992. Kebijakan ini mengandung  perlunya mendidik bidan
yang ditempatkan di desa. Tugas pokok bidan didesa adalah sebagai
bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk
pembinaan dukun bayi. Sehubungan dengan itu, bidan desa juga menjadi
pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga berencana. Sedangkan
bidan yang bekerja dirumah sakit berorientasi pada individu. Tigas bidan di
rumah sakit mencakup pelayanan poliklinik antenatal, poliklinik keluarga
berencana, ruang perinatal, kamar bersalin, kamar oprasi kebidanan, dan
ruang nifas
itik tolak konferensi kependudukan dunia di kairo tahun 1994 yang
menkankan pada kesehatan reproduksi memperluas garapan pelayanan
bidan area tersebut meliputi
1. Safe motherhood
2. KB
3. Penyakit menular seksual
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Kesehatan reproduksi orang tua
E. Tujuan ANC
Tujuan ante natal care (ANC) adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang  janin.
2. Mengingatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
pada ibu dan  bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun  bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dsn pemberian ASI
ekslusif
6. empersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal
F. Refocusing ANC
1. Tujuan Asuhan Antenatal yang Terfokus
a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup melalui
1). Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:
 Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat
 Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi
 Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera
 Pencegahan dan pengenalan gejala IMS
 Pencegahan malaria
2). Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan mengahadapi
persalinan komplikasi
3). Penyediaan TT
4). Suplemen zat besi dan folat, Vitamin A, Yodium dan Kalsium
5). Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan
daerah endemi malaria
6). Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
kesiapan menghadapi persalinan
b. Deteksi dini penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan
janin
1) Anemia berat
2) Protein urin
3) Hipertens
4) Syphilis dan IMS
5) Malpresentasi janin setelah minggu ke-36
6) Gerakan janin dan DJJ
c. Intervensi yang tepat waktu untuk penatalaksanaan suatu penyakit
atau komplikasi
1) Anemia berat
2) Perdarahan selama kehamilan
3) Hipertensi, pre eklamsi dan eklamsi
4) Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta IMS lainnya.
5) HIV
6) Malpresentasi setelah minggu ke-36
7) Kematian janin dalam kandunga
8) Penyakit lainnya seperti TBC, DM, dan hepatitis
d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi
1) Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikutsertakan dan tidak
memecahkan masalah kekhawatiran daripada klien sering kali
“dipersyaratkan” sebagai bagian dari asuhan antenatal yang rutin
2) Klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan
terhadap  pendidikan beserta pemecahan masalahnya
3) Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang
akan dating
e. Kesiapan lahiran yang fokus pada klien dan masyarakat
1) Rencana persalinan : tempat persalinan, penolongan yang rampit,
serta  perlengakapan ibu dan bayi, transportasi yang inovatif serta
sistem rujukan, dana darura
2) Asuhan antenatal secara terus-menerus terfokus pada klien serta
lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh
hasil kehamilan yang sehat untuk ibu dan bayi.
2. Isi Asuhan Antenatal yang Terfokus
Setiap ibu hamil, bersalin atau nifas mengalami risiko komlikasi yang
serius mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan “risiko” ini bisa
digunakan oleh individu individu bidan, perawat, dan dokter untuk
menyusun advis pengobatan. Kadang kala ibu hamil yang berisiko rendah
sering terabaikan, sehingga mengembangkan komplikasi dan  banyak
yang lainnya yang memiliki risiko tinggi justru melahirkan tanpa masalah.
G. Standar ANC
1. Kebijakan Program WHO
a. Trimester I : 1 kali kunjunga
b. Trimester II : 1 kali kunjungan
c. Trimester III: 2 kali kunjunga
2. Standar Minimal Asuhan Antenatal 7T
a. Timbang berat badan
b. Tinggi fundus uteri
c. Tekanan darah
d. Tetanus toxoid
e. Tablet Fe
f. Tes PMS
g. Temu wicara
Sebagai professional bidan dalam melaksanakan praktiknya
harus sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
Standar mencerminkan norma, penegtahuan dan tingkat kinerja yang
telah disepakati oleh profesi. Kelalaian dalam praktik terjadi apabila
pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard an terbukti
membahayakan
H. Tipe Pelayanan ANC
1. Pelayanan Kebidanan Primer
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan
melibatlkan klien
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita ganguan system reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
2. Pelayanan Kolaboras
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung
jwab  bersama semua pemberi layanan yang terlibat seperti bidan, dokter atau
tenaga kesehatan  professional lainnya.
Tugas kolaborasi/kerja sama
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil berisiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan  pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
pertama  pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaboras
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita berisiko tinggi dan pertolongan
pertama  pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
3. Pelayanan Rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung
jawab kepada dokter, ahli atau tenaga kesehatan klien di luar kewenangan bidan
dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya
Tugas merujuk :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada
kehamilan resiko tinggi dan kegawatdaruratan
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dan gawat darurat yang
memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelaianan
tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu
dan rujukan pada kehamilan risiko tinggi dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi dan rujukan
I. Hak-Hak Wanita Hamil
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif yang diberikansecara
bermartabat dan dengan rasa hormat
2) Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk semuaperempuan
dan keluarga
3) Berhak memilih dan diputuskan tentang kesehatannya.
4) Mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya
5) Mendiskusikan keprihatinannya di dalam lingkungan dimana ia merasa
percaya
6) Mendapatkan penjelasan jenis prosedur yang akan dilakukan
7) Memperoleh rasa nyaman ketika menerima pelayanan
8) Mengutarakan pandangan dan pilihannya mengenai layananyang diterimanya
9) Mendapatkan penjelasan oleh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan
tentang efek-efek potensial langsung/tidak langsung dari penggunaan obat
atau tindakan selama masa kehamilan, persalinan, kelahiran atau menyusui.
10)Mendapat informasi terapi alternatif sehingga dapat mengurangi tau
meniadakan kebutuhan akan obat dan intervensi obstetric
11)Merawat bayinya sendiri bila bayinya normal
12)Memperoleh informasi tentang siapa yang akan menjadi pendampingnya
selama  persalinan
13)Memperoleh/memiliki catatan medis dirinya serta bayinya dengan lengkap,
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
14)Mendapat informasi efek tindakan yang akan dilakukan baik pada ibu maupun
janin
15)Ditemani selama masa-masa yang menegangkan pada saat kehamilan dan
persalinan
16)Memperoleh catatan perincian biaya Rumah Sakit/tindakan atas dirinya
17)Mendapat informasi sebelum / bila diantisipasi akan dilakukan SC
18)Mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi yang akan ditimbulkan atau
reaksi obat yang pernah dialaminya
19)Mengetahui nama-nama yang memberikan obat atau melakukan prosedur
tindakan
20)Memilih konsultasi medic untuk memilih posisi persalinan yang dapat
menurunkan stres
J. Tenaga Profesional ANC
Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga
professional. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi
dan menolong ibu melahirkan. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya,
bidan bekerja berdasarkan pandangan filosofi yang dianut, keilmuan, metode
kerja, standar parkatik pelayanan serta kode etik profesi yang dimilikinya.
Pekerjaan professional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu memerlukan
persiapan atau  pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan
prajabatan yang relevan), kecakapannya memenuhi persyaratan yang
dibakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya organisasi profesional) serta
jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau  Negara. Dalam
konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional professional
1. Bidan tenaga Profesional
Bidan disebut tenaga professional karena:
a Disiapkan melalui pendidikan agar lulusannya dapat mengerjakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan kemampuannya
diperoleh melalui jenjang  pendidikan
b Dalam menjalankan tugasnya bidan mempunyai alat yang dinamakan
kode etik dan etika bidan
c Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
d Memiliki organisasi profesi
e Memiliki karakteristik khusus dan dikenal serta dibutuhkan
masyarakat
f Menjadikan bidan sebagai sumber utama kehidupan
2. Tindakan Bidan saat Kunjungan Antenata
a Mendengarkan dan berbicara kepada ibu serta keluarganya untuk
membina hubungan saling percaya
b Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk membuat rencana
persalinan
c Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk persiapan
menghadapi komplikas
d Melakukan penapisan untuk kondisi yang mengharuskan melahirkan
di RS.
e Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa (pre eklampsi, anemia, IMS)
f Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28
minggu dan adanya kelainan letak setelah usia kehamilan 36 minggu
g emberikan konseling pada ibu sesuai usia kehamilannya mengenai
gizi, istirahat, tanda-tanda bahaya, KB, pemberian ASI,
ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan dan memberikan
imunisasi TT bila diperluka
h Memberikan suplemen mikronutrisi teremasuk zat besi dan asam folat
secara rutin serta vitamin A apabila perlu.
K. Peran dan Tanggungjawab bidan dalam ANC
1. Peran Bidan
a Pelaksana : memberi asuhan atau pelayanan
Tujuh langkah utama dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
klien selama kehamilan normal mencakup
 Mengkaji status kesehatan klien pada masa hamil
 Menentukan diagnose kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai
dengan prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan
bersama klien
 Dokumentasi (membuat catatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan
Tujuh langkah utama dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi meliputi :
1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
2. Menentukan diagnosis, prognosis dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko
tinggi
3. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengan  prioritas
4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus risiko tinggi dan
memberikan  pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan
pertama.
6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
7. Membuat pencatatan dan pelaporan
Enam langkah utama dalam memberikan asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko
tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup :
1. Mengkaji asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
2. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan
4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
5. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas atau institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
6. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervens
.
b. Pengelola : menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan
ibu hamil,  berpartisipasi dalam kegiatan program
pelayanan kehamilan
c. endidik : melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan atau calon
bidan
d. Peneliti : melakukan penelitian kebidanan.
2. Tanggung Jawab Bidan
Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan
tanggung jawabnya apabila terjadi gugatan terhadap tindakan yang
dilakukan
1) Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan.
Bidan dalah salah satu tenga kesehatan. Pengaturan tenaga
kesehatan ditetapkan di dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah. Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang
berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur di dalam peraturan dan
keputusan menteri kesehatan. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2) Tanggungjawab terhadap pengembangan kompetensi. Setiap bidan


memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesinya. Oleh
karena itu, bidan harus selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan
berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya
3) Tanggung jawab terhadap penyimpangan catatan kebidanan.
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannya dalam
bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang
dilayaninya dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan
yang dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan untuk
disampaikan kepada atasannya. Di Indonesia  belum ada ketentuan
lamanya menyimpan catatan bidan. Di Inggris bidan harus menyimpan
catatan kegiatannya selama 25 tahun
4) Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani.
Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang
meminta  pertolongan kepadanya. Oleh karena itu, kegiatan bidan
sangat erat kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak
hanya pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menyangkut
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan keluarga serta memberi pelayanan dengan tepat dan sesuai
dengan kebutuhan keluarga. Pelayanan terhadap kesehatan keluarga
merupakan kondisi yang diperlukan ibu yang membutuhkan
keselamatan., kepuasan, dan kebahagiaan selama masa hamil atau
melahirkan.
5) Tanggung jawab terhadap profesi.
Bidan harus menerima tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya.
Oleh karena itu, bidan harus mematuhi dan berperan aktif dalam
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan dan
standar keprofesian
6) Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Bidan adalah anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Oleh
karena itu, bidan turut bertanggung jawab dalam memecahkan
masalah kesehatan masyarakat (misalnya: lingkungan yang tidak
sehat, penyakit menular, masalah gizi,). Bidan harus memelihara
kepercayaan masyarakat. Tanggung jawab terhadap masyarakat
merupakan cakupan dan bagian tanggung jawabnya kepada Tuhan
3 Kewajiban Bidan
1) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar
profesi dengan menghormati hak-hak klien.
2) Wajib merujuk, memberikan kesempatan klien beribadah, menjaga
rahasia, memberi informasi, inform consent, dokumentasi, keja sama
pihak lain
BAB II
ADAPTASI FISIOLOGI TRIMESTER I, II & III
A. Sistem Reproduksi
1. Defenisi Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi merupakan kegiatan berkembangbiak untuk
melahirkan keturunan. Itu bertujuan untuk mempertahankan proses
keberlangsungan spesies di dunia. (Encyclopaedia Britannica:2015
2. Perubahan Sistem Reproduksi Trimestr I
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina
dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan
vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita
hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan
konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenya
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan
perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis,
fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan
8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12
minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi
hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak
yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga
mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.
Pematangan folikel baru  juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih
terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk

3. Perubahan Sistem Reproduksi Trimester II


Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus
dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
ini biasanya membaik selama periode pasca partum. ada akhir minggu ke 12
uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam
rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester
kedua ini kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.
Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai
kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan intensitas
antara 5-25 mmHg.1 Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai
terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.

4. Perubahan Sistem Reproduksi Trimester III


Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan
mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami
hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna
keputihan dan lebih kental
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak
dan lebih mudah berdilatasi  pada waktu persalinan
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga
segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang
tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis

B. Payudara
1. Defenisi Payudara
Payudara adalah jaringan yang ada pada dua sisi dada, berada di atas otot
pektoral dan melindungi ligamen serta jaringan ikat. Baik pria dan wanita
memiliki payudara, yang  berkembang sebelum dilahirkan. Namun, jaringan
payudara wanita lebih signifikan
2. Perubahan Payudara Trimester I
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,
estrogen dan  progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena
di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah
besar pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery

3. Perubahan Payudara Trimester II


Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan
kental kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari
asinus yang mulai bersekresi.selama trimester dua.12 Pertumbuhan kelenjar
mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila
pertambahan ukuran tersebut sangat  besar, dapat timbul stria stria seperti
pada abdomen
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap
pada  pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar
estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir
4. Perubahan Payudara Trimester III
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan
yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran
darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar
C. Sistem Endokrin
1. Perubahan Pada Kelenjar Adrenal
Pada masa kehamilan akan terjadi suatu peningkatan pada
konsentrasi serum kortisol, kortisol bebas, aldosteron, deoxycorticosterone,
corticosteroid binding globulin, dan adrenocorticotropic hormone. Meskipun
berat daripada kelenjar adrenal tidak meningkat  pada masa kehamilan,
namun telah ditemukan adanya peningkatan zona fasikulata. Pada trimester
ke dua akan ditemukannya peningkatan pada corticosteroid binding globulin
dan akan meningkat dua kali lipat pada saat usia kehamilan aterm.
Konsentrasi kortisol bebas dan total akan meningkat pad awal trimester
kedua. Pola harian produksi kortisol sangat terjaga selama kehamilan dan
akan ditemukan leih tinggi pada pagi dibandingkan pada malam hari.
Kelenjar adrenal akan menjadi lebih responsif terhadap adrenocorticotropic
hormone selama kehamilan, ini disebabkan karena adanya  peningkatan
yang besar terhadap konsentrasi kortisol untuk menunjang dosis pada
adrenocorticotropic hormone. Meskipun demikian, ekskresi cathecolamines,
vanillymandelic acid dan metanephrines pada urin tidak akan berubah.
2. Perubahan Pada Pankreas
Pankreas akan menghasilkan keadaan hipoglikemi, hiperglikemi postprandial
dan hiperinsulinemia. Pada masa awal kehamilan, estrogen dan progesteron
akan menyebabkan sel islet semakin besar, hyperplasia pada sel beta,
sekresi insulin dan meningkatnya sensifisitas jaringan perifer terhadap
insulin. Semua itu akan menyebabkan keadaan anabolik dan akan
berhubungan dengan adanya peningkatan  penggunaan terhadap glukosa,
penurunan gluconeogenesis dan meningkatkan  penyimpanan glikogen.
Setelah pertengahan masa kehamilan, meskipun adanya  peningkatan pada
progesteron, kortisol, glucagon, human placental lactogen, dan  prolactin
yang bersamaan dengan penurunan reseptor insulin akan ikut serta dalam
adanya keadaan resisten terhadap insulin. Setelah ibu mendapatkan
makanan, resisten insulin akan mempertahankan keadaan gula darah yang
tinggi, dengan demikian hal ini akan meningkatkan penghantaran glukosa
untuk fetus. Keadaan seperti ini pada bebrapa wanita hamil bisa saja akan
menyebabkan diabetes gestasiona
3. Perubahan pada Kelenjar Pituitari
Ukuran kelenjar pituitary akan membesar selama masa kehamilan dan hal ini
berhubungan dengan proliferasi estrogen pada produksi sel prolaktin.
Perbesaran ini mungkin akan berpengaruh pada kebutuhan darah terhadap
kelenjar pituitary, terutama mengingat tingginya risiko pada perdarahan yang
banyak pada saat postpartum. Serum  prolaktin akan mulai meningkat pada
awal trimester pertama dan akan sepuluh kali lipat lebih tinggi pada usia
kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar  prolaktin akan
menurun pada 3 bulan setelah persalinan. Kadar oksitosin akan meningkat
selama masa kehamilan dari 10 ng/L pada trimester pertama menjadi 30ng/L
pada trimester ke tiga dan 75 ng/L pada saat usia kehamilan aterm.
Peningkatan inipun terlihat meningkat secara perlahan dan akan mengalami
puncaknya pada saat persalinan.
4. Perubahan pada Kelenjar Tiroid
Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun aka nada
perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan.
Dengan adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid tidak akan
berubah. Peningkatan vaskular dan histological kelenjar tiroid akan
ditemukan pada keadaan hyperplasia folikular. Meskipun, perkembangan
goiter bisa saja terjadi pada masa kehiman  bergantung pada kondisi yang
abnormal dan seharusnya dapat di evaluasi sebelumnya. Selama trimester
pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai meningkat dan
puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan, terutama akan
menghasilakan  peningkatan pada peningkatan thyroid binding globulin.
Kadar tiroksin bebas selama masa kehamilan tidak akan berubah, meskipun
pada trimester kedua dan ketiga akan adanya penurunan sebanyak 25%.
Thyroid stimulating hormone sementara akan menurun pada trimester
pertama. Setelah penurunan ini, kadarnya akan meningkat seperti pada
keadaan sebelum hamil pada akhir trimester ketiga. Adanya penurunan
Thyroid stimulating hormone di mediasi dengan efek terhadap tirotopik pada
human chorionic gonadotropin yang terjadi bersamaan dengan peningkatan
free thyroxine pada trimester pertama.
5. Sistem Kekebalan
Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan terjadi sebagian
antara ibu dan  janinnya sendiri, hal ini meliputi adanya mekanisme yang
kompleks terjadi untuk  pertumbuhan fetus sementara juga mencegah ibu
untuk menolak keberadaan janinnya. Mekanisme ini disebabkan oleh faktor
pada fetus sendiri seperti perubahan pada major histocompatibility complex
class I dan faktor pada ibu yaitu seperti uterine natural killer cell, selanjutnya
adanya perubahan pada Thelper tipe 1 yang dihubungkan dengan imunitas
selular menjadi tipe 2, hal inilah yang mungkin akan menjelaskan mengapa
wanita hamil akan rentan terkena infeksi virus.
D. Sistem Perkemihan
1. Perubahan Pada Sistem Perkemihan Trimester I
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar. Keluar dari rongga pelvis
dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah  besar selama
kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF)
meningkat pada awal kehamilan
2. Perubahan Pada Sistem Perkemihan Trimester II
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan
pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan
vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan
menjadi mudah berdarah bila terluka
3. Perubahan Pada Sistem Perkemihan Trimester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan  penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi
darah di ginjal yang kemudian  berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi
glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada
ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak
E. Sistem Pencernaan
1. Perubahan Pada Sistem Pencernaan Trimester I
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi
asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh
human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur  berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangirasa mual.
2. Perubahan Pada Sistem Pencernaan Trimester II
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser.
Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke
arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 3 dan 2.
3. Perubahan Pada Sistem Pencernaan Trimester III
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincter esofagus  bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks
dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan
mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung
F. Sistem Muskuloskletal
1. Perubahan pada sistem muskuloskletal Trimester I
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat
peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari
jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan
synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan
mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya  produk terpenuhi
2. Perubahan pada sistem muskuloskletal Trimester II
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian
sedikit  berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada
connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan tangan
3. Perubahan pada sistem muskuloskletal Trimester III
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memiliki
bentuk  punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan
pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil
dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.
II. Sistem Kaediovaskuler
1. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler Trimester I
 Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami
peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat
sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke
10-20
ipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan
oleh  peningkatan volume darah dan curah jantung. Karenadiagframa
terdorong ke atas,  jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke
kiri. impuls dan apeks, titik impuls maksimum bergeser ke atas dan lateral
sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran  bergantung pada lama kehamilan dan
ukuran serta posisi uterus. Volume darah meningkat sekitar 11500 cc (nilai
normal 8,5%-9% berat badan).
Peningkatan terdiri atas 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah
merah. Peningkatan volume mulai terjadi pad sekitar minggu ke-10 sampai
ke-12 mencapai  puncak sekitar 30-50% di atas volume tidak hamil pada
minggu ke -20 sampai ke -26, dan menurun setelah minggu ke -32.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi eritrosit. Massa sel
darah merah meningkat 30-33% pada kehamilan aterm, jika ibu
mengkonsumsi suplemen besi, tapi  jika tidak hanya meningkat 17%. Aliran
darah ginjal meningkat sebanyak 70-80% pada akhir trimester I Peningkatan
volume darah juga dimulai pada minggu ke-10 sampai dengan ke-12 dengan
presentase sekitar 20% atau 100% sampai minggu ke 40. mencapai  puncak
sekitar minggu (peningkatan maksimum)
2. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler Trimester II
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang.
Hal itu akan berdampak pada  pengurangan darah balik vena ke jantung
hingga terjadi penurunan Preload dan cardiac Output yang kemudian dapat
menyebabkan hipotensi arterial. Peningkatan curah jantung  pada kehamilan
16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya. Cardiac output meningkat karena
adanya peningkatan volume darah Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut
meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian
menetap sampai aterm. Ukuran jantung juga akan membesar sekitar 12%
3. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler Trimester III
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke
ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan dengan posisi miring. Terdapat sedikit peningkatan tekanan
darah sampai umur kehamilan 30 minggu Peningkatan volume darah,
bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan uterus menyebabkan
oedema pada kaki, vulva dan saluran anal, sehingga beresiko terjadi varises
vena dan sering hemoroid Curah jantung meningkat dari 30-50% pada
minggu ke-32 kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke-40.
peningkatan curah jantung disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup
(stroke volume) yang merupakn respons terhadap  peningkatan kebutuhan
oksigen jaringan (normal: 5-5,5 liter/menit)

G. Sistem Integumen
1. Definisi sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi terhadap lingkungan sekitarnya . Merupakan organ
terbesar (16 % dari BB), yang membungkus seluruh permukaan tubuh.
membungkus seluruh permukaan tubuh
2. Perubahan Pada Sistem Integumen Trimester I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
penebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut
dan kuku, percepatan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea,
peningkatan sirkulasi dan aktifitas vasomotor. Jaringan elastis kulit mudah
pecah, menyebabkan strie-gravidarum, atau tanda regangan. Respon alegri
kulit meningkat.
3. Perubahan Pada Sistem Integumen Trimester II
Akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun
meningkat. Pada terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh MSH dan  pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi
ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola mammae, papila
mammae, linea nigra, pipih (chloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang
4. Perubahan Pada Sistem Integumen Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.Pada
mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna
perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada
kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigr
H. Metabolisme
1. Defenisi Metabolisme
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik dan
penggunaan energi dalam tubuh yang menopang dan mempertahankan
kehidupan. Metabolisme Yang Terjadi Selama Kehamilan disebut Basal
Metabolic rate Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi saat
hamil Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin  perkembangan organ kehamilan janin dan persiapan
laktasi.
Perubahan metabolisme pada ibu hamil, yakni:
2. Perubahan Metabolisme Tubuh Trimester I
Setelah haid terlambat kadar diamino eksidae meningkat dari 3-6 satuan dari
masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 2 minggu. Peningkatan ini
terjadi karena ada pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim. -Plasenta
sendiri menghasilkan enzim-enzim untuk oksidasi, reduksi, hidrolisa, -Asam
folat dibutuhkan untuk  pertumbuhan dan pebelahan sel dalam sintesis DNA
3. Perubahan Metabolisme Tubuh Trimester II
Kadar diamino oksidase ini mencapai puncaknya 400-500 satuan pada
kehamilan 16 minggu. Kadar alkalinfosfatase meningkat 4kali lipat dengan
wanita tidak hamil.
4. Perubahan Metabolisme Tubuh Trimester III
Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% dari
semula. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.
Pada trimester ini janin membutuhkan 30 sampai 40 gr kalsium untuk
pembentukan tulangnya. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan
dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter, disebabkan hemodilusi
darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. LDL akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-36, sementara HDL akan mencapai  puncaknya
pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu ke-32 dan kemudian menetap

I. Berat Badan dan Masa Tubuh (IMT)


Laju pertumbuhan dalam kandungan pada masa kehamilan dapat
digambarkan dengan adanya peningkatan berat badan ibu hamil.Trimester I
pertumbuhan janin belum pesat, sehingga laju pertambahan berat badan ibu
belum tampak nyata, namun saat memasuki trimester II laju pertumbuhan janin
dan pertambahan berat badan ibu mulai pesatdan mulai terlihat.
Sebagian besar penambahan atau peningkatanberat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,
dan cairan ekstraseluler
1. Perubahan Berat Badan Trimester I
Awal-awal kehamilan biasanya ibu hamil mengeluh mual dan muntah.
Mual dan muntah ini berkurang pada bulan keempat. Bahkan bila mual
dan muntah terjadi  berlebihan dapat menyebabkan hiperemis gravidarum.
Pada kehamilan trimester I,  biasanya terjadi peningkatan berat badan
yang tak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I
meningkat secara minimal. WHO menganjurkan  penambahan energi 10
kkal untuk trimester I.
2. Perubahan Berat Badan Trimester II & III
Trimester ini terjadi peningkatan berat badan yang ideal selama
kehamilan. Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada
RDA
J. Darah dan Pembekuan Darah
1. Volume Darah
Volume darah dalam keadaan wanita yang tidak hamil, 70% dari berat
badannya adalah air. Dalam kehamilan cairan intraselular tidak berubah
namun terjadi peningkatan volume darah dan cairan interstitsiil
2. Volume Plasma Dara
Volume plasma darah mengalami peningkatan, yaitu 40%. Pada awalnya,
volume  plasma meningkat pesat dari usia gestasi sekitar 6 minggu,
kemudian laju peningkatan melambat. Peningkatan volume plasma sampai
maksimum pada minggu ke mgg sampai  pada persalinan
3. Sel Darah Merah (Eritrosit
Pada kehamilan terjadi peningkatan eritrosit sebesar 18% (tanpa pemberian
suplemen Fe) dan peningkatan sebesar 30% (dengan pemberian suplemen
Fe) dari jumlah normalnya. Dimana jumlah eritrosit normal yaitu kurang lebih
5 juta atau 4 ½ juta. Peningkatan eritrosit mulai pada minggu ke 10 atau
trimester I
4. Hemoglobin (Hb)
Komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh  jaringan tubuh. Hemoglobin memberikan warna merah pada darah.
75% zat besi dalam tubuh bertugas di sini. Kadar hemoglobin normalnya
untuk wanita sekitar g per 100 mililiter sedang untuk pria sekitar g per 100
mililiter. Zat besi kebutuhan zat besi pada  paruh kedua kehamilan kira-kira
6-7 mgg/hari. Bila suplemen zat besi tidak tersedia,  janin akan
menggunakan cadangan zat besi maternal
5. Sel Darah Putih
Selama kehamilan, terjadi kenaikan kadar leukosit dari / 1 (dalam keadaan
tidak hamil), menjadi / 1. peningkatan ini hampir semuanya disebabkan oleh
peningkatan sel PMN (polimorfonuclear). Pada saat inpartu, jumlah sel darah
putih akan menjadi semakin meningkat lagi
6. Neutrofi
Nilai neutrofil meningkat pada trimester I dan terus naik sampai usia
kehamilan 30 mgg. Limfosit Jumlahnya tidak berubah tetapi fungsi berkurang
7. Trombosit
Trombosit meningkat pada trimester II dan trimester III dan kembali normal
12 mgg  postpartum
8. Pembekuan Darah Kehamilan
Pembekuan darah kehamilan disebut sebagai hipercoagulable state,
karena terjadinya  peningkatan kadar fibrinogen dan faktor pembekuan VII
sampai X secara progresif (perlahan). Kadar fibrinogen dari 1,5-4,5 g/L pada
saat tidak hamil, dan meningkat sampai akhir kehamilan mencapai g/L.
sintesa fibrinogen terus meningkat akibat meningkatnya penggunaan dalam
sirkulasi uteroplasenta atau sebagai akibat tingginya kadar estrogen.
Faktor II, V, dan XI sampai XIII tidak berubah atau justru malah
semakin menurun .  Nampaknya peningkatan resiko tromboemboli yang
terkait dengan kehamilan lebih diakibatkan oleh statis vena dan kerusakan
dinding pembuluh darah dibandingkan dengan adanya perubahan faktor
koagulasi itu sendiri
K. Sistem Pernafasan
Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimal kan
oksigenasi ibu dan  janin. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi
nafas nya sedikit meningka
Perubahan sistem respirasi yang akan dialami ibu hamil dianaranya
diafragma bergerak semakin besar dikarenakan dorongan rahim. Sehingga ibu
hamil terpaksa mengambil nafas lebih dalam berkisar 20 sampai 25 persen dari
kondisi normal. Menurunnya PCO2 darah atau alkalosis respiratorik. Nafas ibu
hamil akan semakin cepat dan merasa mudah kelelahan karena beban kerja
paru-paru dan jantung yang semakin berat.
1. Trimester I
kebutuhan oksigen ibu meningkat, sebagai respon terhadap laju metabolik
dan  peningkatan kebutuhan. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi
frekuensi nafas nya hanya sedikit meningka
2. Timester II
Pada trimester II karena adanya penurunan penekanan O2 seorang wanita
hamil sering mengeluarkan sesak nafas. Sehingga meningkatkan usaha
bernafa
3. Trimester III
ada Trimester III pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke 30, wanita
hamil  bernafas lebih dalam dengan meningkatkan volume.
L. Sistem Persyarafan
1. Dfenisi Sistem Persyarafan
Persyarafan Adalah salah satu organ yang menyelenggarakan kerja sama
yang rapi dalam organisasi dan kordinasi kegiatan tubuh. Fungsinya yaitu
untuk menerima, mengkomunikasikan, mengolah informasi, mengantarkan
jawaban secar cepat melalui syaraf motorik , lalu dihantarkan ke organ tubuh
sebagai kontrol tindakan dan menyimpan memori.
2. Perubahan Pada Sistem Persyarafan Trimester I
Perubahan pada telinga , hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak
cairan Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensifitas bbau
Perubahan terhadap  presepsi rasa mungkin disebakan rasa pusing . Ibu
hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur , sering terbangu
3. Perubahan Pada Sistem Persyarafan Trimester II
Nyeri kepala akibat ketegangan umum saat ibu merasa cemas . Kram
disebakan  pembesaran uterus memberikan tekanan pada pembuluh darah
Masalah neuronmuskular seperti kram otot/tetani akibat kekrangan kalsium
(hipoklamesia) Pusng seperti melihat kunang kunang . disebabkan oleh
hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom
4. Perubahan Pada Sistem Persyarafan Trimester III
Lordosis dapat menyebabkan nyeri akbiat tarikan pada syaraf aatau akar
syraf Sering kesemutan disebabkan postur tubuh ibu Pembengkakan yang
melibatkan saraf perifera dan tangan. Kaku pada bahu yang mebungkuk
akibat tarikan segmen fleksus brachiali
A. Trimester I
Trimester pertama Sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk
membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas
psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataanya akan
kehamilanya. Selain itu akibat dari dampak terjadinya peningkatan hormone
estrogen dan progesterone pada tubuh ibu hamil. selain itu akibat dari dampak
terjadinya peningkatan hormone estrogen dan  progesterone pada tubuh ibu
hamil akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga  banyak ibu hamil
yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
1 Perubahan Psikologis
a. Rasa mual, muntah, payudara membesar merasa tidak sehat benci
kepada kehamilan, kekecewaan, kesedihan, kecemasan, sering
berharap tidak hami
b. Pada awal kehamilan sering mencari tanda yang meyakinkan dia hamil,
perubahan diamati dengan seksama, karena perut masih kecil sering
disembunyikan (dirahasiakan).
c. Hasrat untuk hubungan seks relative (gairah seks meninggi atau
menurun) Membutuhkan komunikasi dengan suami kebutuhan untuk
dicintai meningkat tapi tanpa sexs, libido dipengaruhi oleh : kelelahan,
rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran
d. Reaksi suami bangga bahagia sangat memprihatikan istri hasrat sexs
bertambah namun takut menderai janinnya
2 Adaptasi Psikologis
a. Bersikap ambivalen tentang kehamilannya akan berhenti TMI priode
perubahan terhadap kenyataan dia hamil (hal yang sangat penting)
spontan bila ia telah menerima kehamilannya
b. Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir semester I dan dipermudah
dengan  perasaan yang aman
c. TMI waktu penungguan kehamilannya “mantap “ sering terjadi pada ibu
yang
d. sebelum nya abortus tidak sabar menunggu akhir semester I setelah itu
rileks dan  pecaya pada kehamilan
e. Kebenaran bahwa dia hamil dilakukan berulang kali dengan mencermati
perubahan  perubahan fisik seperti aminorhor
3 Dukungan
a. Dapat diberikan oleh bidan,dan orang terdekatMendengarkan keluhan
b. Merasa prihatin
c. Menjelaskan perubahan Psikologi
d. Mengimformasikan hasil pemeriksaan
e. Konseling TM
B. Trimester II
Trimester ke II sering disebut sebagai priode pancaran kesehatan, saat ibu
merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah
merasa baik dan terbebas dari ketidak nyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidaknyaman karena
hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. ibu sudah menerima kehamilanya dan mulai dapat
menggunakan energy dan fikiranya secara lebih konstruktif
1. Perubahan Psikologis
a. Merasa sehat,rasa tidak nyaman berkurang
b. Terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
c. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban
d. Ibu sudah menerima kehamilannya
e. Mulai menggukan energi dan pikiran untuk lebih konstruk ti
f. Mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai bahagian diluar dirinya
g. Kekecewaan,kekhewatiran berku
h. Do meningkat
2. Adaptasi Psikologis
a. Fas sehat,Pase batiniah
b. Mengembangkan indentitas keibuannya sendiri
c. Evolusi wanita dari menerima perawatan dari ibunya ke pemberi
perawatan ( siap menjadi ibu
d. Mengalami konplik untuk menyayangi ibunya agar terlihat sebagai ibu
yang baik
e. Pemecahan aktual terjadi setelah melahikan
3. Dukungan
a. Ibu memerlukan informasi informasi tentang :
Kehamilan,persalinan,persiapan  penerimaan keluarga yang bar
b. Ibu perlu rileks
c. Memberikan pujian kalu kehamilannya bagus dan memberikan
semangat untuk mengatasi masalah jika ada
C. Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian. Pada periode ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia semakain tidak sabar
untuk segera melihat  bayinya. Ada peresaan tidak menyenangkan ketika
bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang menempatkan wanita
tersebut gelisah dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan
gejalanya. Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan orang tua, seperti terpusatnya perhaian pada kehadiran bayi. Saat ini
orang-orang di sekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya
1. Perubahan Psikologis
a. Periode menunggu dan waspada untuk kelahiran bayi
b. Khawatir bayinya akan lahir sewaktu waktu
c. Meningkat kewaspadaan akan tanda- tanda akan bersalin
d. Khawatir bayinya lahir tidak normal
e. Khawatir dengan rasa sakit dan cedera melahirka
2. Adaptasi Psikologis
a. Priode dan waspada
b. Mempersiapkan diri untuk melahirkan,menerima anggota baru
c. Impian mereflesikan minatnya
3. Dukungan
a. Sering berkomunikasi
b. Penjelasan Fisiologi persalinan
c. Memperkenalkan tempat bersalin
d. Mempesiapkan tempat persalinan dan pendampin
e. Saling keterbukaan dengan suami
BAB III
KONSEP UMUM PERSALINAN
A. Defenisi Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang  berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Saifudin, 2010)
B. Faktor Mulainya Persalinan
1. Faktor Power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin lahir keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot- otot
perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna
a. His (kontraksi uterus
His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos Rahim bekerja dengan
baik dan sempurna dengan sifat- sifat : kontraksi simetris, fundus
dominan, kemudian diikuti relaksasi. Pada saat kontraksi otot-otot Rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion kerah bawah
rahim dan serviks. Menurut Yanti(2010), dalam melakukan observasi
pada ibu bersalin, hal-hal yang harus diperhatikan ibu bersalin adalah :
I) Frekuensi his : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
per 10
II) Intensitas his : kekuatan his (adekuat atau lemah
III) Durasi lama his : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan
dengan detik misalnya 50 detik
IV) Interval his : jarak antara his satu dengan his berikutnya Misal his
datang tiap 2-3 meni
V) Datangnya his : apakah sering / teratur atau tida
b. Tenaga Mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontrkasi
otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra
abdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang
air besar tapi jauh lebi kuat lagi. Saat kepala sampai pada dasar panggul
timbul suatu reflek yang mengakibatkan ibu menutup glottisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya
kebawah. Tenaga mengejan ini hanya akan dapat berhasil, bila
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif suatu ada his (Yanti, 2010
2. Jalan Lahir
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,
khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul menunjang keluarnya bayi,
tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh
karena itu ukuran dan bentuk panggul haris ditentukan , sebelum  persalinan
dimulai. (Sumarah 2008)
3. Janin dan Plasenta
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir yang merupakan akibat
interaksi  beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap
dan posisi janin. Karena plasenta juga melewati jalan lahir, maka dianggap
juga sebagai bagian dari  passanger yang menyertai jalan janin, namun
plasenta jarang menghambat proses  persalinan pada kehamilan normal.
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan melalui jalan lahir persalinan. Tiga presentase janin yaitu kepala
(96%), bokong (3%),  bahu (1%). Sedangkan letak janin ada dua macam
yaitu letak memanjang dan letak melintang. Letak memanjang dapat berupa
presentase kepala tauapun bokong. Presentase ini tergantung pada struktur
janin yang pertama memasuki panggul ibu.
4. Psikis
Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan, ibu bersalin
yang didampingi suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang ebih lancer dibandingkan dengan ibu
bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini
menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis
ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan (Asrinah 2010).
Tingkat kecemasan ibu selama bersalin akan meningkat jika ia tidak
memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya.
Ibu bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanya.
Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan.
Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinannya, membantu ibu
menghemat tenaga, mengendalikan rasanyeri merupakan suatu upaya
dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien
Dukungan psikologi dari orangorang terdekat akan membantu
memperlancar proses  persalinan yang sedang berlangsung. Kamar bersalin,
memberi sentuhan, memberi analgesia jika diperlukan dan yang paling
penting berada disisi pasien adalah dukungan  psikologi (Sumarah 2009).
Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses
persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot-otot tubuhnya termasuk otot
rahim mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan
sehingga menghambat proses persalinan (Yanti, 2010). Rasa takut dan
cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap sakit. Rasa takut
terhadap sesuatu yang tidak diketahu
5. Penolong
Perubahan psikologis ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang,
namun ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan
agar dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan sehingga
dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan
psikologis selama persalinan sehingga dapat  beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong
persalinan dalam melaksanakan tuganya sebagai pendamping atau
penolong persalinan. Tidah hanya itu, penolong yang sudah mendapat
kepercayaan dari ibu yang akan bersalin harus menunjukan keahlianya
maupun ketrampilannya, sehingga disini ibu yang akan bersalin merasa
nyaman dan tenang dalam menghadapi proses persalinannya (Sumarah ,
2008).
C. Tahapan Persalinan
Menurut Wiknojosastro (2008) tahap-tahap pada persalinan antara lain
1. Kala I
Kala I adalah pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai  pembukaan lengkap (10 cm). Pada primigravida kala I
berlangsung kira kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira kira 7 jam.
Gejala pada kala I ini dimulai bila timbulnya his dan mengeluarkan lender
darah. Lendir darah tersebut berasal dari lender kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya  berasal dari
pembuluh  pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis serviks itu pecah
karena pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks
sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu :
I) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lamban sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
II) ase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
a. Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pemukaan 3 cm menjadi 4
cm
b. Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waku 2 jam pembukaan
berlangsung sampai cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
c. Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat kembali, dalam
waktu 2 jam  pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm).
Fase fase tersebut dijumpai pada primigravida, pada
multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif,
dan fase deselerasi terjadi lebuh pendek. Menurut Depkes RI 2008,
kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri dari dua fase
laten dan fase aktif.
1. Fase laten pada kala I persalinan :
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertaha
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
2. Fase aktif pada kala I persalinan :
a. rekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi
tiga kali atau lebih dlam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga
2cm (multipara)
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin

2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran
bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah: Ibu merasa ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi, Ibu merasakan adannya
peningkatan tekanan pada rektum dan vagina,  perineum menonjol, Vulva
dan spingter ani membuka, meningkatkan pengeluaran lendir  bercampur
darah. Sedangkan tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam
yang hasilnya adalah pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya
bagian kepala  bayi melalui introitus vagin

3. Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga
langkah yaitu pemberian oksitosin dalam menit pertama setelah bayi lahir,
melakukan penegangan tali pusat terkendali, massase fundus uter

4. Kala IV
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu dilakukan dengan melakukan pemantauan pada kala IV yaitu
lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus baik
dan kuat, evaluasi tinggi fundus uteri, memperkirakan kehilangan darah
secara keseluruhan, periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi
atau episiotomi) perineum, evaluasi keadaan ibu, dokumentasikan semua
asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian belakang partograf,
segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan
D. Tujuan Asuhan Persalinan
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minima dengan asuhan kebidanan persalinan yang
adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga  prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal
Tanda-Tanda Persalinan
1. Ligtening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah
2. Pollakisuaria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah
mulai masuk ke dalam  pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan
kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing
yang disebut Pollakisuria.
3. False Labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi Braxton Hicks. His  pendahuluan ini bersifat:
a. Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b. Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
dan bila dibawa  jalan malah sering berkurang
c. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawati., 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta
:Salemba Medika
Elisabeth., M. F. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : In Media
Hanifa, Prawirohardjo. 2009, Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mandriwati, G. A. 2011. Asuhan kebidanan Antenatal : Penuntun Belajar,
Edisi 2 Jakarta : EGC
Mochtar, Roestam. 1998. Sinopsis Obstetri :Obstetric Fisiologi, Obstetric
Patologi. Jakarta : EGC
Mufdlilah,. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Nuha Medika
Nurul Jannah, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan –
Kehamilan.Yogyakarta : CV. Andi Offset
Varney, H., Kriebs J.M.,Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Konsep
Kebidanan.Edisi 4. Editor Esty Wahyuningsih, et al, Jakarta : EGC
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dan Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Saminem.2009.Asuhan KehamilanNormal.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Sudarti,dkk.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.Yogyakarta: Nuha
Medika
Dartiwen, S.S.T.,M.Kes dan Yati nurhayati, S.S.T.,M.Keb.2019. Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan.Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai