Anda di halaman 1dari 33

USULAN FGD K/L

PENYUSUNAN
RENCANA INDUK DESTINASI
PARIWISATA NASIONAL (RIDPN)/
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN
(ITMP) RAJA AMPAT
ZM, 19 Mei 2022
SISTEMATIKA

LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN MEKANISME FGD K/L


FGD K/L DI TINGKAT PUSAT FGD K/L (7 FGD DGN TOPIK KHUSUS)

1. LATAR BELAKANG DAN SASARAN


2. TEMA DAN BUTIR BAHASAN
3. NARSUM DAN PESERTA FGD
LATAR BELAKANG

PENTINGNYA FGD
ITMP RAJA ISU STRATEGIS AS A TOOL
AMPAT

Raja Ampat merupakan DPN, DPP, KSPN Perlu pendalaman terhadap FGD merupakan salah satu metode
sehingga memiliki banyak keterkaitan kebijakan/rencana yang terkait, yang pengumpulan data dan informasi
dengan kebijakan dan rencana di tingkat akan menjadi masukan penting dalam (khusus) yang mungkin sulit
pusat/nasional yang akan berpengaruh proses analisis dan penyusunan didapatkan dari survei
terhadap perkembangan pariwisata Raja rencana/rekomendasi RIDPN/ITMP primer/sekunder
Ampat Raja Ampat ------------
------------ FGD dilaksanakan secara terfokus dgn
Pariwisata sangat multisektoral, topik khusus untuk membantu
multistakeholder sehingga perlu koordinasi analisis dan menyempurnakan
dan “crosscheck” antar kebijakan/rencana perumusan rencana/rekomendasi
di tiap level (nasional, provinsi, kabupaten) dalam aspek tertentu
TUJUAN DAN SASARAN FGD

TUJUAN SASARAN

• Terlengkapinya data dan informasi terkait


aspek-aspek penting dalam pengembangan
pariwisata DPN Raja Ampat
Mendapatkan masukan dan • Terjaringnya aspirasi stakeholder untuk tiap
arahan dari berbagai sektor dan aspek/butir bahasan penting dalam ITMP Raja
aspek strategis yang terkait Ampat
• Terangkumnya [tersempurnakannya]
dalam penyusunan ITMP Raja rumusan isu strategis pengembangan
Ampat sesuai topik tiap-tiap pariwisata Raja Ampat untuk tiap aspek
aspek • Terumuskannya arahan pengembangan tiap
sektor/aspek untuk mendukung
pengembangan pariwisata DPN Raja Ampat
USULAN MEKANISME FGD K/L

1 2 3 4

FGD dibedakan Tiap aspek memiliki Tiap FGD mengundang Kesepakatan hasil FGD
berdasarkan 7 aspek isu 2-3 tema bahasan narasumber dengan (dalam bentuk Berita
strategis pengembangan dilaksanakan half/full topik dan butir-butir Acara) akan menjadi
pariwisata Raja Ampat day sesuai kebutuhan bahasan yang akan masukan bagi tim
dan ketersediaan didiskusikan dengan dalam proses
waktu seluruh peserta FGD penyusunan ITMP Raja
penyelenggaraan Ampat
Isu Strategis Pengembangan Pariwisata Raja Ampat
PARIWISATA HUKUM dan KELEMBAGAAN LINGKUNGAN HIDUP PENATAAN RUANG
• Pengelolaan destinasi pariwisata Raja • UU No 2 Tahun 2021 tentang • Peran dan fungsi keanekaragaman hayati Raja • Sangat terbatasnya kawasan
Ampat sebagai destinasi premium Otonomi Khusus bagi Provinsi Ampat sebagai kawasan konservasi dunia budidaya sebagai wahana
• Diversifikasi produk wisata, termasuk Papua • Pengembangan dan pengelolaan potensi pengembangan kegiatan sosial
seni, budaya, dan pengetahuan • Sinergitas dengan RIPPP tahun pariwisata bahari Raja Ampat berbasis daya & ekonomi berbasis lahan dan
tradisional masyarakat 2022-2041 yang sedang disusun dukung ekologis serta berorientasi pada upaya sekaligus menjadi pembatas
• Peningkatan pemberdayaan Bappenas pelestarian sumber daya hayati pembangunan infrastruktur.
masyarakat • Kelembagaan terkait pengelolaan • Integrasi penataan ruang
• Re-skilling dan Upskilling SDM conservation fee (pengupayaan darat dengan laut
pariwisata pungutan satu pintu) KEBENCANAAN • Masih lemahnya penegakan
• Optimalisasi peran Pemda dalam • UU No. 23 Tahun 2014 tentang • Peningkatan kapasitas dan persepsi pelaku usaha hukum dalam pemanfaatan
mendorong peluang usaha pariwisata Pemerintah Daerah wisata terhadap bencana ruang sehingga terjadi alih
oleh masyarakat • Law Enforcement dalam berbagai fungsi lahan konservasi
• Penguatan infrastruktur dalam penanganan
• Optimalisasi pengelolaan dana aspek terkait pariwisata. menjadi kawasan budidaya
kebencanaan di kawasan wisata
pengembangaan kepariwisataan (pin)

AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR SOSBUD-SDM EKONOMI-INVESTASI


• Pengembangan sistem transportasi • Keterbatasan infrastruktur • Pariwisata Inklusif, Kolaboratif, • Optimalisasi peran sektor
terpadu untuk meningkatkan aksesibilitas • Pemanfaatan sumber daya energi Berkualitas, Berkelanjutan pariwisata terhadap
eksternal dan internal kawasan pariwisata alternatif untuk mencukupi • Wilayah adat Domberay pertumbuhan ekonomi wilayah;
Raja Ampat; kebutuhan energi bagi masyarakat, (Ekowisata) • Pengembangan investasi yang
• Penyelenggaraan transportasi yang aman, terutama di kepulauan • Peningkatan Kualitas Pendidikan, berorientasi pada masyarakat/
• Pengelolaan sampah melalui Kesehatan dan Ekonomi komunitas lokal;
selamat, nyaman dengan mengakomodasi
pengembangan ekonomi sirkular • Optimalisasi seni, budaya & pen • Pengembangan investasi yang
kebutuhan kaum disabilitas dan
• Peningkatan kualitas hidup dan getahuan tradisional masyarakat selaras dengan konservasi alam;
responsif gender
jangkauan pelayanan kesehatan, sebagai daya tarik wisata • Peningkatan kapasitas pelaku
• Pembangunan pelabuhan, jalan dan • Pemberdayaan Masyarakat
sanitasi dan air bersih usaha industri pariwisata,
jembatan pendukung pengembangan • Peningkatan jangkauan dan kualitas
ekonomi daerah berbasis kepulauan untuk ekonomi kreatif dan UMKM
penyelenggaraan pelayanan
mendukung pariwisata pendidikan pada semua jenjang

Sumber : FGD1 Waisai, hasil rapat KO, dan pembahasan laporan


Usulan Aspek dan Topik FGD Lintas K/L
ASPEK TOPIK BAHASAN

1. Pariwisata Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Raja Ampat

2. Hukum & Kelembagaan Kewenangan dalam pengelolaan pariwisata Raja Ampat

3. Lingkungan Hidup & Pengamanan lingkungan hidup Kab. Raja Ampat untuk
Kebencanaan mendukung pembangunan pariwisata berkualitas

4. Penataan Ruang Revisi Tata Ruang dan Kawasan Konservasi

5.Aksesibilitas dan
Prasarana transportasi & prasarana umum Raja Ampat
Prasarana Umum

6. Sosial Budaya Peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang kepariwisataan

7. Ekonomi & Investasi Konsep pengembangan ekonomi wilayah & investasi bidang
pariwisata
FGD
PER ASPEK
ASPEK 1 : PARIWISATA
LATAR BELAKANG SASARAN
• Pentingnya mengedepankan aspek keberlanjutan • Tersosiasilasikannya Pedoman Destinasi
dalam pembangunan kepariwisataan Raja Pariwisata Berkelanjutan, terutama dalam
Ampat: kelestarian alam dan budaya, serta konteks Raja Ampat
mendorong pemerataan dampak ekonomi dari
pariwisata. Perlu suatu arahan kebijakan yang • Terinformasikannya arahan pengembangan
meregulasi hal tersebut; pariwisata premium di Raja Ampat
• Pengembangan pariwisata Raja Ampat ke arah • Teridentifikasinya kebijakan untuk mengatur
Pariwisata Premium merupakan salah satu jumlah wisatawan yang dapat berkunjung ke
skenario pengembangan pariwisata berkelanjutan Raja Ampat serta kebijakan untuk mendorong
yang dapat diambil. Hal ini perlu diperkuat penerimaan dari kunjungan wisatawan ke Raja
dengan strategi pemasaran Segmenting, Ampat
Targeting, dan Positioning (STP);
• Teridentifikasinya mekanisme distribusi
• Untuk mendukung pengembangan pariwisata penerimaan dari sektor pariwisata bagi
premium di Raja Ampat, potensi daya tarik masyarakat lokal dan industri pariwisata
Geopark di Raja Ampat yang sangat beragam,
setempat
perlu untuk dikembangkan sebagai ceruk wisata
minat khusus yang mengedepankan aspek • Teridentifikasinya potensi daya tarik wisata
pendidikan (edutourism); geologi/Geopark di Raja Ampat
TEMA & BUTIR BAHASAN BUTIR BAHASAN

A1 Kriteria Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Cross-cutting issues pengembangan pariwisata berkelanjutan


A2
dengan SDGs

A3 Potensi desa wisata sebagai ikon pariwisata berkelanjutan

A4 Batas daya dukung pariwisata Raja Ampat


TEMA BAHASAN
A. Pedoman Destinasi Pariwisata B1 Tata kelola destinasi pariwisata premium
Berkelanjutan
B. Arahan Umum Pengembangan B2 Pengembangan DTW berbasis konservasi
Pariwisata Premium di Raja Ampat
C. Raja Ampat sebagai Aspiring UNESCO B3 Diversifikasi daya tarik wisata
Global Geopark
C1 Self-assessment Geopark Raja Ampat untuk menjadi UNESCO
Global Geopark

C2 Potensi daya tarik Geopark Raja Ampat

C3 Aspek masterplan Geopark dan rencana kegiatannya


NARASUMBER & PESERTA
Narasumber Peserta FGD Aspek Pariwisata
 Kemenparekraf (Dit TKD/Pak Frans Teguh)  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
 Bappenas (Dit IPEK)  Kementerian Kelautan & Perikanan
 Kementerian ESDM/Komite Nasional  Bappeda Prov. Papua Barat
 Disbudpar Prov. Papua Barat
Geopark Indonesia (KNGI)
 Bapelitbangda Kab. Raja Ampat
 Dinas LHK Papua Barat
 Dinas Kelautan & Perikanan Papua Barat
 Dinas Pariwisata Kab Raja Ampat
 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Raja Ampat
 Geopark Center Raja Ampat
 Dinas LHK Raja Ampat
 Dinas Kelautan & Perikanan Papua Barat
 Dinas Kelautan & Perikanan Raja Ampat
 Asosiasi Pemandu Wisata Raja Ampat
 Asosiasi-asosiasi lain terkait
ASPEK 2 : HUKUM & KELEMBAGAAN

LATAR BELAKANG SASARAN


1. Pentingnya aspek kelembagaan sebagai salah
satu pondasi pengembangan pariwisata di 1. Terangkumnya isu-isu terkait dengan
Kabupaten Raja Ampat kewenangan pengelolaan Raja Ampat,
termasuk didalamnya isu terkait koordinasi
2. Perlunya mencermati implementasi 3 Undang-
antar Lembaga, pembiayaan, dan
Undang, yaitu : UU No. 23 Tahun 2014 tentang
pemeliharaan serta pengawasan kawasan
Pemerintahan Daerah, UU No. 2 Tahun 2021
korservasi yang ada di Raja Ampat
tentang Perubahan Kedua atas UU No. 21 Tahun
2. Tersusunnya rekomendasi bentuk koordinasi
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
antar Lembaga yang ideal terkait dengan
Papua, dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020
pengelolaan Kawasan Raja Ampat.
tentang Cipta Kerja, terkait kewenangan
pengelolaan Raja Ampat, ditinjau dari sisi
koordinasi antar Lembaga, pembiayaan,
maupun pemeliharaan serta pengawasan Raja
Ampat sebagai kawasan konservasi.
TEMA & BUTIR BAHASAN
BUTIR BAHASAN

Konsekuensi implementasi UU No. 23 tahun 2014 bagi daerah kepulauan,


1 khususnya Kab. Raja Ampat, yang berdampak pada pengelolaan destinasi;
pembiayaan; koordinasi dan pengawasan kawasan konservasi

TEMA BAHASAN
2 Implementasi UU Otonomi Khusus di Raja Ampat

 Kewenangan Raja Ampat pengelolaan


kekayaan alam dalam konteks Otonomi
Khusus
 Konsekuensi implementasi UU Cipta Kerja, 3 Implementasi UU Cipta Kerja terkait kewenangan pengelolaan
kekayaan alam Raja Ampat
khususnya terkait dengan penyelenggaraan
pengelolaan kekayaan alam Raja Ampat,
khususnya bidang pariwisata, serta kelautan
dan perikanan
4 Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan
NARASUMBER & PESERTA
Narasumber Peserta FGD
 Kementerian Dalam Negeri  Bagian Hukum Setda Prov. Papua Barat
 Kementerian KKP  Bagian Hukum Setda Kab. Raja Ampat
 Bappeda Prov. Papua Barat
 Bapelitbangda Kab. Raja Ampat
 Dinas LHK Papua Barat
 Dinas LHK Raja Ampat
 Dinas Kelautan & Perikanan Papua Barat
 Dinas Kelautan & Perikanan Raja Ampat
 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Papua Barat
 Dinas Pariwisata Kab. Raja Ampat
ASPEK 3 : LINGKUNGAN HIDUP dan KEBENCANAAN

LATAR BELAKANG SASARAN

• Lingkungan hidup sebagai faktor penting 1. Diperolehnya arahan yang tepat dalam perumusan
dalam pariwisata Raja Ampat visi, misi, strategi, dan skenario pembangunan
pariwisata Kabupaten Raja Ampat sebagai
(keindahan/kemenarikan destinasi
destinasi pariwisata Premium-Quality Tourism
pariwisata Raja Ampat akan rusak/hilang
2. Diperolehnya informasi, masukan, dan arahan
jika lingkungannya rusak/tercemar, baik
penurunan risiko bencana di darat dan perairan
karena faktor bencana (alam) maupun (bahari) di Kabupaten Raja Ampat untuk kegiatan
karena ulah manusia) usaha wisata

• Potensi risiko kebencanaan di Raja Ampat 3. Diperolehnya informasi dan data-data sektoral dari
berbagai pihak yang terkait dengan aspek
yang sensitif terhadap kegiatan usaha
lingkungan hidup dan kebencanaan, baik di darat
wisata dan lingkungan hidup
maupun di perairan Kabupaten Raja Ampat
TEMA & BUTIR BAHASAN
BUTIR BAHASAN
Keterbatasan wilayah untuk pembangunan (sebagian
1 besar wilayah konservasi)

2 Kerentanan wilayah terhadap pembangunan

TEMA BAHASAN Keterbatasan daya dukung pangan & dan daya dukung
 Penguatan pariwisata Raja Ampat sebagai 3 air di pulau-pulau kecil
Pariwisata Premium – Qualiaty Tourism
(Kemeparekraf)
 Kondisi Terkini dan Kerusakan Ekosistem
Degradasi kualitas lingkungan perairan terutama pada
Perairan Dangkal serta Pulau-Pulau Kecil Biota
Laut dan Terumbu Karang Raja Ampat (CI)
4 permukiman di atas air (laut)
 Efektivitas pengelolaan KKP Raja Ampat (KKP)
 Arahan Pengamanan Pembangunan di Raja
Pengelolaan sampah dan upaya perlindungan dan
Ampat (KLHK) dan Arahan penurunan risiko
bencana bahari di Raja Ampat (BNPB) 5 pemanfaatan jasa ekosistem yang berkelanjutan

6 Risiko kebencanaan wisata bahari


NARASUMBER & PESERTA

Narasumber Peserta FGD


 Kemenparekraf  Ditjen Penataan Ruang Kementerian ATR/BPN
 Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan  Kementerian KKP
 BNPB
 Conservation Indonesia  Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR
 BNPB  Yayasan Konservasi Indonesia (Conservation Indonesia)
 Tim ahli KRB Kabupaten Raja Ampat  Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YEKAN)
 Flora Fauna Indonesia
 Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Papua
 Dinas LHK Papua Barat
 Dinas LHK Raja Ampat
 Dinas PUPR Prov. Papua Barat
 Dinas PUPR Kab. Raja Ampat
 Dinas KKP Prov. Papua Barat
 Dinas KKP Kab. Raja Ampat
 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Papua Barat
 Dinas Pariwisata Kab. Raja Ampat
 Bappeda Prov. Papua Barat
 Balitbangda Kab. Raja Ampat
 Misool Eco Resort
 Asosiasi Resort & Homestay Raja Ampat
ASPEK 4 : PENATAAN RUANG
LATAR BELAKANG SASARAN
• Rencana Tata Ruang menjadi acuan dalam • Mendapatkan informasi kebijakan Penataan Ruang
pengembangan dan pembangunan suatu wilayah. wilayah Kabupaten Raja Ampat dalam konteks
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang arah pengembangan ekonomi wilayah khususnya sektor
kebijakan dan strategi pengembangannya harus pariwisata yang berbasis konservasi
terintegrasi dengan rencana tata ruang. Hal ini • Mendapatkan informasi tentang revisi rencana tata
penting karena dalam proses perizinan dan ruang wilayah Kabupaten Raja Ampat dan isu
dukungan pembangunan infrastruktur pariwisata perubahan luas kawasan konservasi menjadi
dibutuhkan kesesuaian tata ruang. kawasan budidaya (saat ini kawasan budidaya di Raja
Ampat hanya 3% dari total luasannya)
• Selain dari sisi pemanfaatan ruang, rencana • Mendapatkan informasi untuk optimalisasi
pengembangan infrastruktur yang menjadi Pemanfaatan Kawasan Perairan Raja Ampat sebagai
pendukung pengembangan pariwisata di Raja kawasan wisata bahari berkualitas/Quality Tourism
Ampat juga harus terintegrasi dengan rencana • Mendapatkan arahan untuk mengatasi hambatan
struktur ruang wilayah. Oleh karena itu, analisis di pembangunan konektivitas antar desa
bidang penataan ruang sangat penting dilakukan. • Mendapatkan informasi kebijakan kawasan hutan
• Rencana tata ruang juga merupakan alat untuk Raja Ampat dan prosedur / batasan kegiatan
mengendalikan pengembangan wilayah untuk pariwisata di kawasan hutan
menjaga keberlanjutan ekosistem • Mendapatkan arahan untuk mengatasi masalah
kebocoran ekonomi wilayah karena sistem
transportasi laut yang berbasis di Sorong
TEMA & BUTIR BAHASAN
BUTIR BAHASAN

Kebijakan Penataan Ruang wilayah dalam konteks


1 pengembangan ekonomi wilayah khususnya sektor
pariwisata yang berbasis konservasi

Isu perubahan luas kawasan konservasi menjadi

TEMA BAHASAN
2 kawasan budidaya dalam Revisi RTRW. Saat ini
Kawasan budidaya Raja Ampat hanya 3% dari total
 Kebijakan Penataan Ruang wilayah Kabupaten luas daerah
Raja Ampat dalam konteks pengembangan
ekonomi wilayah yang berbasis konservasi
(ATR/BPN) Hambatan pembangunan konektivitas antar desa pada
 Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Perairan
Raja Ampat sebagai kawasan wisata bahari
3 ruang darat pulau besar serta arahan rencana struktur
berkualitas/Quality Tourism (KKP) ruang untuk pendukung pariwisata
 Kebijakan Kawasan Hutan Raja Ampat (KLHK)
Prosedur / batasan kegiatan pariwisata di kawasan
4 konservasi darat dan laut

Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Perairan Raja Ampat


5 sebagai kawasan wisata bahari berkualitas/Quality Tourism
NARASUMBER & PESERTA
Narasumber Peserta FGD
 Ditjen Penataan Ruang Kementerian  Dinas LHK Papua Barat
ATR/BPN  Dinas LHK Raja Ampat
 Kementerian KKP  Dinas Kelautan & Perikanan Papua Barat
 Kementerian LHK  Dinas Kelautan & Perikanan Raja Ampat
 Dinas PUPR Prov. Papua Barat
 Dinas PUPR Kab. Raja Ampat
 Dinas Perhubungan Prov. Papua Barat
 Dinas Perhubungan Kab. Raja Ampat
 Yayasan Konservasi Indonesia (Conservation Indonesia)
 Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN)
 Flora Fauna Indonesia
ASPEK 5 : AKSESIBILITAS DAN PRASARANA
UMUM
LATAR BELAKANG SASARAN

Perlunya merumuskan penyediaan Menemukenali isu, potensi, masalah serta


kebutuhan aksesibilitas dan prasarana umum kebutuhan perencanaan penyediaan aksesibilitas
yang mencakup prasarana transportasi, air dan prasarana umum yang ramah lingkungan
bersih, listrik, air limbah dan pengelolaan sampah pendukung pariwisata berdasarkan hasil
dan telekomunikasi untuk mendukung identifikasi, analisis pola perjalanan, dan
pengembangan wilayah kawasan wisata proyeksi/prediksi kebutuhan yang mencakup
utama/Key Tourism Area (KTA) bagi masyarakat prasarana transportasi, air bersih, listrik, air
dan wisatawan di Raja Ampat dengan melibatkan limbah dan telekomunikasi yang menunjang
semua stakeholder terkait, baik di tingkat pusat pariwisata di Kabupaten Raja Ampat.
(K/L), tingkat daerah maupun lintas pelaku di
tingkat masyarakat dan swasta.
TEMA & BUTIR BAHASAN
BUTIR BAHASAN

Keterbatasan akses menuju dan di dalam Kabupaten Raja Ampat


1 meliputi jenis moda, jadwal, jumlah armada, tarif dan keterbatasan
karena kondisi cuaca untuk tranportasi laut dan udara khususnya

2 Urgensi pembangunan jalan lingkar di Pulau Waigeo

TEMA BAHASAN Teridentifikasikannya permasalahan penyediaan dan pengelo


 Kebijakan & Strategi Pengembangan 3 laan prasarana dasar di pulau-pulau kecil
Sistem Transportasi Laut Raja Ampat
(Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub)
 Arahan & Program Pembangunan
Prasarana Dasar Perumahan
Permukiman Raja Ampat (BPIW-Kemen
4 Pengembangan Sea Plane sebagai aksesibilitas antar pulau.

PUPR)

Kondisi dan keterbatasan penyediaan prasarana dasar di Kabupaten


Raja Ampat, khususnya di pulau-pulau kecil yang mencakup
5 penyediaan air minum, air limbah, pengelolaan persampahan,
pelayanan telekomunikasi dan penyediaan listrik
NARASUMBER & PESERTA
Narasumber Peserta FGD
 Kementerian Perhubungan  BPIW, Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, Ditjen
 BPIW, Kementerian PUPR Cipta Karya, dan Ditjen Perumahan Rakyat Kementerian
 Kementerian Komunikasi dan Informasi PUPR
 Dinas PUPR Prov. Papua Barat
 Dinas PUPR Kab. Raja Ampat
 Dinas Perhubungan Prov. Papua Barat
 Dinas Perhubungan Kab. Raja Ampat
 Kementerian Kominfo
 Dinas Kominfo Kab. Raja Ampat
 PT. Telkom
 PT. Telkomsel
 PT. PLN
 KLHK (berkaitan dengan jalan lingkar)
 Syahbandar Kota Sorong
 Syahbandar Kab. Raja Ampat
 Asosiasi Perahu/Kapal Motor Kab. Raja Ampat
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Menjaring aspirasi pemangku kepentingan di DPP Raja Ampat terkait Isu-isu ketersediaan infrastruktur dasar, baik

1 terkait sistem transportasi, penyediaan air minum (SPAM), pelayanan sistem sanitasi (IPAL), pengelolaan
persampahan, pelayanan telekomunikasi dan informasi, serta pelayanan energi listrik.

Memutuskan isu urgensi atau perlu tidaknya pembangunan jalan lingkar baru di Pulau Waigeo yang melewati
2 kawasan lindung dan dampaknya terhadap kelestarian lingkungan sebagai habitat flora dan fauna endemik serta
lingkungan sekitar di Raja Ampat.

Terumuskannya penyediaan infrastruktur untuk mendukung pariwisata Raja Ampat, terkait sistem transportasi,
yaitu :
3 • Lokasi Hub sebagai pusat distribusi wisatawan menuju DTW-DTW di Kepulauan Raja Ampat
• Akses eksternal dari luar Raja Ampat
• Akses internal Kepulauan Raja Ampat yang menghubungkan antar DTW dalam Kepulauan Raja Ampat

Terumuskannya penyediaan infrastruktur, terutama di pulau-pulau kecil untuk mendukung pariwisata Raja Ampat,
4 terkait penyediaan air minum (SPAM), pelayanan sistem sanitasi (IPAL), pengelolaan persampahan, pelayanan
telekomunikasi dan informasi, serta penyediaan energi listrik terbarukan
ASPEK 6 : SOSIAL BUDAYA

LATAR BELAKANG

ISU STRATEGIS TERKAIT SUMBER DAYA MANUSIA (MASYARAKAT)


Minimnya kapasitas sumber daya manusia di bidang pariwisata; Keterbatasan jumlah sumber daya manusia di bidang pariwisata; Minimnya Partisipasi
[Kesadaran & Peran] masyarakat dalam pengelolaan pariwisata; Penguatan kelembagaan masyarakat pelaku pariwisata; Sinkronisasi Program
Pengembangan Masyarakat; Belum maksimalnya potensi budaya [tradisi, seni, kuliner, kerajinan] sebagai daya tarik wisata; Belum maksimalnya pelestarian
lingkungan khususnya terumbu karang yang menjadi basis pengembangan pariwisata bahari dan modal bagi pendapatan masyarakat.
INPRES NO 9 TAHUN 2020 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN DI PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT, Point 16 Khusus Kepada
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif memiliki tugas untuk :
1) Mengembangkan Wisata Alam, Budaya, Buatan, Bahari.
2) Mengembangkan Destinasi Pariwisata (Ekowisata) Berbasis Kawasan Hutan Prioritas, Taman Bumi (Geopark), dan Wisata Bahari yang Berbasis Taman
Wisata Perairan dan Suaka Alam Perairan.
3) Mengembangkan 1 (Satu) Destinasi Prioritas Di 7 (Tujuh) Wilayah Adat (Laa Pago, Saireri, Tabi, Mee Pago, Anim Ha, Bomberay, Dan DOMBERAY) Secara
holistik, Terpadu Dan Terintegras.
4) Mengembangkan Kampung / Desa Wisata Berbasis Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
5) Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Dan Meningkatkan Pemberdayaan Sosial - Ekonomi Bagi Masyarakat Lokal.
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
Untuk menemukan isu, potensi, kendala dan solusi terkait aspek sosial budaya dalam
rangka menyusun konsep kebijakan dan pengembangan aspek sosial budaya yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat dan budaya di Kabupaten Raja Ampat berdasarkan hasil
dari kondisi profiling data (sekunder dan primer), analisis (kendala dan solusi), rekomendasi
konsep (pengembangan dan kebijakan) untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di
Kabupaten Raja Ampat.

SASARAN
1) Penyepakatan isu strategis aspek sosial budaya khususnya terkait SDM Pariwisata di
Kabupaten Raja Ampat
2) Pemetaan aspek sosial budaya sebagai modal sosial (potensi) bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam aktifitas pariwisata (local champions) di Kabupaten Raja Ampat
3) Pemetaan kendala dan solusi aspek sosial budaya dalam rangka penyusunan konsep
rencana pengembangan dan kebijakan daerah dalam mendukung peningkatan jumlah,
kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam aktifitas pariwisata di Kabupaten Raja
Ampat.
TEMA BAHASAN DAN BUTIR BAHASAN

1. Arah Pengembangan SDM Pariwisata di Kabupaten Raja Ampat


a) Isu Strategis SDM Pariwisata Raja Ampat
b) Studi Kasus Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Di Indonesia
c) Arahan Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Raja Ampat (Kemenparekraf, Dispar Raja Ampat)

2. Kearifan Lokal Masyarakat Raja Ampat Sebagai Modal Sosial Ekonomi Masyarakat Pariwisata
a) Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas Wisata Alam
b) Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas Wisata Bahari
c) Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas Wisata Budaya
d) Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas Wisata Buatan
e) Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas Ekonomi Kreatif

3. Tuan Rumah di Tanah Sendiri : Local Champions Pariwisata


a) Kendala dan Solusi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Raja Ampat
b) Konsep Rencana Pengembangan (Peningkatan Jumlah, Kapasitas, Partisipasi) dan Kebijakan SDM Pariwisata
KELUARAN FGD K/L ASPEK SOSIAL BUDAYA
TEMA I : Arah Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Raja Ampat
a) Terangkumnya Isu-Isu Strategis Terkait SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Di Raja Ampat

1 b) Penyepakatan dan Penentuan Skala Prioritas Isu Strategis Terkait SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Di Raja
Ampat
c) Kesatuan Pemahaman dan Penyepakatan Antar Stakeholders Terkait Arah Pengembangan SDM Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Raja Ampat

TEMA II : Kearifan Lokal Masyarakat Raja Ampat Sebagai Modal Sosial Ekonomi Masyarakat
Pariwisata

2 a) Terpetakannya Kondisi dan Potensi Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas
Wisata Alam, Bahari, Budaya, Buatan dan Ekonomi Kreatif
b) Penentuan Skala Prioritas Program Peningkatan Jumlah, Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Aktifitas
Wisata Alam, Bahari, Budaya, Buatan dan Ekonomi Kreatif

TEMA III : Tuan Rumah di Tanah Sendiri : Local Champions Pariwisata

3 a) Terpetakannya Kendala dan Solusi SDM Pariwisata di Raja Ampat


b) Tersusunnya Quick Wins Konsep Rencana Pengembangan (Peningkatan Jumlah, Kapasitas, Partisipasi) dan
Kebijakan SDM Pariwisata
NARASUMBER & PESERTA
Narasumber Peserta FGD Aspek Sosial Budaya
 Kementerian Perencanaan Pembangunan  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat
Nasional Republik Indonesia/ Badan  Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat
Perencanaan Pembangunan Nasional  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Raja Ampat
 Bappeda Kabupaten Raja Ampat
 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
 Dinas KKP Kabupaten Raja Ampat
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Raja Ampat
Republik Indonesia  Dewan Adat Suku Maya
 Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat  Kepala Distrik Raja Ampat
 Yayasan Konservasi Indonesia (CI)  Kelompok Sadar Wisata
 Yayasan Konservasi Indonesia (CI) Raja Ampat
 HPI Raja Ampat
 Asosiasi Homestay Raja Ampat
 PADRA (Profesional Association of Divers Raja Ampat)
 Molo Ombin Raja Ampat (MORA)
 Waifuna Misool
 Ketua Geosite
 Kelompok Tani Hutan
 Komunitas Bird Watching
ASPEK 7 : EKONOMI & INVESTASI

LATAR BELAKANG SASARAN


Latar Belakang :

• Dukungan sektor pariwisata dalam  Identifikasi dan pemetaan atas kendala serta
pertumbuhan ekonomi wilayah (PDRB) masih solusi untuk meningkatkan peran sektor
terbilang minim; pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat terkait wilayah;
dengan pariwisata belum berjalan sesuai  Arahan kebijakan dan program pemberdayaan
harapan; ekonomi masyarakat yang mendukung
• Penerapan prinsip blue, green & circular pariwisata berkelanjutan;
economy menjadi penting dan selaras dengan  Arahan kebijakan dan program untuk
prinsip pariwisata berkelanjutan; penerapan blue, green & circular economy
dalam pengembangan pariwisata
berkelanjutan;
 Arahan kebijakan dan program untuk
pengembangan investasi yang berorientasi
pada masyarakat lokal
TEMA & BUTIR BAHASAN
BUTIR BAHASAN

Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang mendukung pariwisata


1 berkelanjutan

TEMA BAHASAN
2 Trickle down effect sektor pariwisata terhadap masyarakat lokal

 Optimalisasi peran sektor pariwisata


terhadap pertumbuhan ekonomi
Pariwisata dan perikanan (kelautan) sebagai sektor mata pencaharian
wilayah; 3 utama sebagaian besar masyarakat yang terkait satu sama lain
 Penerapan blue, green & circular
economy, serta pengembangan
investasi yang berorientasi pada
masyarakat lokal, dalam mendukung
pengembangan pariwisata
4 Pengembangan blue, green & circular economy dalam rantai nilai
pariwisata
berkelanjutan.

Insentif , disinsentif serta alternatif pendanaan dalam pengembangan


5 investasi yang berorientasi kepada masyarakat lokal dan selaras dengan
konservasi alam
Narasumber & Peserta
Narasumber Peserta FGD Aspek Ekonomi Investasi
 Kementerian PPN/Bappenas  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
 Kementerian Koordinator Bidang Maritim  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dan Investasi  Kementerian Kelautan & Perikanan
 Bappeda Provinsi Papua Barat
 Kementerian Investasi/BKPM
 Disbudpar Provinsi Papua Barat
 DPMPTSP Provinsi Papua Barat
 Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Papua Barat
 Dinas LHK Provinsi Papua Barat
 Bapelitbangda Kab. Raja Ampat
 Dinas Pariwisata Kab Raja Ampat
 DPMPTSP Kab. Raja Ampat
 Dinas Kelautan & Perikanan Raja Ampat
 Dinas LHK Kab. Raja Ampat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai