Jurnal Ekonomi Pembangunan
Jurnal Ekonomi Pembangunan
id
ABSTRACT
This research aims to recognize the influence of provincial minimum wage (UMP) and inflation on open
unemployment both simultaneously and partial.The analytical tool used is multiple linear regression
analysis. The result show that simultaneously provincial minimum wage (UMP) and inflation significantly
influence on open unemployment in Southeast Sulawesi Province period year 2004-2020. Partially,
provincial minimum wage (UMP) have a negative and significant influence on the open unemployment,
while inflation did not significantly affect the open unemployment in Southeast Sulawesi Province.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara berkembang dimana salah satu permasalahan
yang sering dihadapi yaitu pengangguran. Masalah pengangguran memang menjadi
suatu persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian Negara Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tidak diikuti dengan pertumbuhan jumlah
kesempatan kerja telah memberikan dampak buruk terhadap pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan angkatan kerja yang semakin tinggi setiap tahunnya, sedangkan
perluasan kesempatan kerja belum memadai, Akibatnya jumlah pengangguran di
Indonesia terus bertambah
Permasalahan pengangguran juga terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yakni
masih tingginya jumlah pengangguran yang terjadi. Oleh karena itu, pengangguran
menjadi tanggung jawab bersama terutama pemerintah sebagai penyangga proses
perbaikan kehidupan masyarakat dalam sebuah pemerintahan, untuk segera mencari
jalan keluar dengan merumuskan langkah-langkah yang sistematis dan strategis
sebagai upaya penanganan permasalahan pengangguran.
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 749
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 750
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Kajian Literatur
Pengangguran adalah seseorang yang ingin bekerja, dan tidak mampu
mendapatkan pekerjaan, barangkali merupakan sisi paling suram bahwa
ketidaksamaan keberuntungan muncul dibawah sinar matahari. Pengannguran adalah
masalah ekonomi yang mempengaruhi manusia secara tidak langsung dan paling
berat. Bagi banyak orang, kehilangan pekerjaan berarti menurunnya standar kehidupan
dan tekanan psikologis (Sukirno, 2013).
Pendapat lain dikemukakan oleh Sukirno (2010), pengangguran adalah suatu
keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sedangkan
mahsunah (2012), pengangguran adalah angkatan kerja yang secara aktif mencari
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki namun
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 751
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 752
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
harus diselesaikan karena sering menjadi agenda utama politik dalam mengambil
kebijakan.
Hipotesis
Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sementara itu, Inflasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah analisis pengaruh UMP dan Inflasi terhadap
pengangguran terbuka di provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Data pengangguran, Upah Minimum Provinsi, Inflasi. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder berdasarkan derat waktu (time series), Data
sekunder merupakan data penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh atau
dikumpulkan dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain BPS
Sulawesi Tenggara. Dalam mengumpulkan data, teknik yang penulis gunakan adalah
metode dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2017) analisis regresi linear berganda digunakan oleh
peneliti, apabila peneliti meramalkan bagaimana naik turunnya keadaan variabel
dependen (Kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dinaik turunkan nilainya (dimanipulasi). Analisis regresi linear berganda akan dilakukan
apabila jumlah dari variabel independennya minimal dua.
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear
berganda dikarenkan terdapat variabel bebas dalam penelitian yang jumlahnya lebih
dari satu. Menurut Sugiyono (2017) persamaan regresi linear berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+b X +b X +e
Keterangan:
Y = Jumlah Pengangguran
X1 = Upah Minimum Provinsi (UMP)
X2 = Inflasi
a = Nilai Intercept (konstanta)
b − b = Koefisien Arah Regresi
e = error term
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 753
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Hasil
1) Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 1
Estimasi Koefisien Regresi
Dependent Variable: LOGTingkatPengangguran
Method: Least Squares
Date: 03/17/22 Time: 13:48
Sample: 2004 2020
Included observations: 17
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 754
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
artinya H0 diterima.
Berdasarkan hasil estimasi linear berganda maka didapatkan persamaan faktor
penentu tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai berikut:
LOG(Y) = 4.249602+(-0.586289)LOG(X1)+ (-0.013264)LOG(X2)
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel mengandung arti
sebagai berikut:
Konstanta (β0) = 4.249602 artinya jika variabel independen tidak mengalami
perubahan, maka tingkat penganguran terbuka di Sulawesi Tenggara secara rata-rata
akan mengalami peningkatan sebesar 4.249602 dengan asumsi semua variabel dalam
penelitian ini dianggap konstan.
Upah Minimum Provinsi (X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengangguran terbuka (Y). Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan tingkat
kepercayaan 95 persen atau α = 0,5 dimana signifikansi upah minimum provinsi
sebesar 0,0064 < 0,5 dengan koefisien -0.586289. Hal ini menunjukkan bahwa upah
minimum provinsi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun koefisien bernilai
negatif menunjukkan bahwa hubungan antara upah minimum provinsi tidak searah
dengan pengangguran terbuka. Artinya ketika upah minimum provinsi nilainya naik,
maka akan menurunkan pengangguran terbuka sebesar -0.586289.
Inflasi (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran
terbuka (Y). Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t pada tingkat kepercayaan 95 persen atau
α = 0.5 dimana signifikansi 0.9267 > 0.5 dengan koefisien -0.132264. Hal ini
menunjukkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka di
Provinsi Sulawesi Tenggara.
c) Koefisien Determinasi R2
Setelah uji secara simultan dan parsial dilakukan maka dapat dilakukan uji
koefisien determinasi (R2), maka ditemukan bahwa nilai Adjusted R-squerd R2 sebesar
0.671668 artinya 67,16 persen variansi variabel dependen yakni pengangguran terbuka
dijelaskan oleh variasi variabel independen yakni UMP dan Inflasi, sedangkan sisanya
32,84 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model regresi
ini.
Pembahasan
1) Hubungan Upah Minimum Provinsi Terhadap Pengangguran Terbuka
Berdasarkan hasil regresi, variabel UMP berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap variabel pengangguran terbuka di Provinsi Sulawesi Tenggara. Nilai koefisien
regresi untuk variabel UMP menunjukan tanda negatif yaitu sebesar -0.586289. Jika
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 755
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
UMP (X1) meningkat satu persen maka akan menekan pengangguran terbuka sebesar
-0.586289 persen. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa UMP
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Hasil ini sesuai dengan teori yang menjadi landasan penelitian ini.
Dimana Menurut Sukanto dan Karseno (2008) tingkat upah memiliki pengaruh yang
dapat dilihat dari jumlah penawaran tenaga kerja, dimana kenaikan tingkat upah akan
menyebabkan penawaran tenaga kerja meningkat sehingga tingkat pengangguran
akan berkurang.
Upah minimum adalah sebuah kontrofersi, bagi yang mendukung kebijakan
tersebut mengemukakan bahwa upah minimum diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pekerja agar sampai pada tingkat pendapatan “living wage”, yang berarti
bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya.
Upah minimum dapat mencegah pekerja dalam pasar monopsoni dari eksploitasi
tenaga kerja yang low skilled. Upah minimum dapat meningkatkan produktifitas
tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang diperkirakan
teori ekonomi konverisional (Kusnaini dalam indriastuti, 2013).
Hubungan antara upah dan pengangguran dikemukakan oleh (Kaufman dan
Hotchkiss dalam Dewi 2010), problem yang langsung menyentuh kaum buruh atau
pekerja adalah rendahnya atau tidak sesuainya pendapatan (upah) yang diperoleh
dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta tanggungannya.
Faktor ini yakni kebutuhan hidup semakin meningkat, sementara upah yang diterima
kecil.
Upah itu merupakan unsur terpenting yang berpengaruh terhadap kehidupan
pekerja karena upah menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
pekerja dan keluarganya baik berupa sandang, pangan, perumahan maupun
kebutuhan lain seseorang akan menolak mendapatkan upah tersebut sehingga
menyebabkan pengangguran. Jika upah yang ditetapkan suatu daerah terlalu rendah
maka akan berakibat pada tingginya tingkat pengangguran yang terjadi pada daerah
tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman
Setya Ari Wijayanti dan Ni Luh Karmini (2014) yang menemukan bahwa upah minimum
berpengaruh negatif terhadap pengangguran terbuka.
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 756
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah UMP dan Inflasi secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap pengangguran terbuka di Sulawesi Tenggara tahun
2004-2020. Secara parsial UMP berpengaruh signifikan terhadap pengangguran
terbuka dan secara parsial inflasi tidak berpengaruh terhadap pengangguran terbuka.
Referensi
Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Pengangguran, Upah Minimum Provinsi, dan
Tingkat Inflasi. Sulawesi Tenggara: BPS
Boediono. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi NO.2 Ekonomi Makro. Edisi II. Yogyakarta:
BPEF-Yogyakarta
Gilarso, T. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.
__________2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi. Kanisius. Yogyakarta.
Kaufman, dan J. Hotchkiss. 1999. The Economics of Labor Market Fifth Edition, New
York. The Dryden Press.
Kusnaini, D. 1998. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja serta Upah: Teori Serta
Beberapa Poretnya Di Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 757
Volume: 12 Issue 01 Tahun 2022 http://www.jep.uho@uho.ac.id
Mulyadi (Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi Dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terbuka)…………..….. 758