Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN


PROMOSI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

Oleh:

NUR INSAN
Stb. G2U122052

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
Brain Fog Sindrom dan Dampaknya Terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja

Oleh: Nur Insan (G2U122052)

1. Latar Belakang
Ingatan memainkan peran penting dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
Kemampuan untuk mengingat informasi penting, prosedur, risiko, dan
pengalaman sebelumnya sangat penting dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja. Ingatan yang baik memungkinkan karyawan untuk
mengingat dan memahami prosedur keselamatan yang diterapkan di tempat kerja.
Ini meliputi pengetahuan tentang penggunaan peralatan keselamatan, prosedur
evakuasi, tanda peringatan, dan langkah-langkah pencegahan lainnya. Dengan
memiliki pemahaman yang baik tentang prosedur ini, karyawan dapat
menghindari cedera dan meminimalkan risiko di tempat kerja.
Ingatan yang baik pula dapat membantu karyawan mengenali dan
mengingat risiko potensial di tempat kerja. Dengan mengingat pengalaman
sebelumnya atau pelatihan yang telah diterima, karyawan dapat mengidentifikasi
situasi berbahaya, bahan beracun, atau kondisi lingkungan yang dapat
menyebabkan cedera atau penyakit. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil
tindakan pencegahan yang tepat dan melindungi diri sendiri serta rekan kerja.
Dalam pekerjaan yang melibatkan tugas kompleks atau prosedur khusus,
ingatan yang baik sangat penting. Karyawan harus mampu mengingat instruksi
dan petunjuk yang diberikan oleh supervisor atau rekan kerja. Hal ini
memungkinkan mereka untuk melakukan tugas dengan benar dan menghindari
kesalahan yang berpotensi berbahaya.
Selain itu dapat membantu pekerja untuk tetap fokus dan waspada selama
bekerja. Dengan mengingat tanggung jawab mereka, risiko yang terkait dengan
pekerjaan mereka, dan pentingnya menjaga konsentrasi, karyawan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau cedera.

1
Stres dan kelelahan dapat mempengaruhi ingatan dan konsentrasi. Dalam
konteks kesehatan dan keselamatan kerja, mempertahankan ingatan yang baik
dapat membantu karyawan mengatasi stres dan kelelahan, sehingga mereka dapat
tetap berfungsi dengan optimal dan mengambil keputusan yang tepat.
Beberapa riset terkait hal tersebut antara lain penelitian yang diterbitkan
dalam jurnal Safety Science pada tahun 2015 menemukan bahwa kemampuan
ingatan yang buruk dikaitkan dengan peningkatan risiko kecelakaan kerja. Studi
tersebut menyoroti pentingnya ingatan dalam menjalankan tugas-tugas
keselamatan, seperti mematuhi prosedur kerja yang ditetapkan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Accident Analysis & Prevention
pada tahun 2017 menyelidiki hubungan antara ingatan kerja dan tingkat
kecelakaan di industri konstruksi. Hasilnya menunjukkan bahwa kelemahan
dalam ingatan kerja dikaitkan dengan peningkatan risiko kecelakaan kerja.
Penelitian yang dilakukan di bidang industri minyak dan gas, yang
diterbitkan dalam jurnal Safety Science pada tahun 2018, menyoroti peran penting
ingatan kerja dalam mengingat dan menerapkan prosedur keselamatan yang
kompleks. Studi ini menunjukkan bahwa karyawan dengan kemampuan ingatan
yang lebih baik memiliki kinerja keselamatan yang lebih baik secara keseluruhan.
2. Tinjauan Masalah
Penurunan daya ingat mungkin dianggap sebagai bagian yang alami dan
natural terjadi pada setiap orang. Brain Fog Sindrom, sebuah istilah untuk
menunjukan gejala menurunnya daya ingat, kesulitan berkonsentrasi, sampai pada
gangguan mental dan psikis. Brain fog Sindrom bukanlah penyakit yang
terdiagnosis secara klinis, melainkan lebih merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan kumpulan gejala yang melibatkan penurunan kognitif dan
kebingungan mental. Brain fog sindrom biasanya merupakan gejala atau sindrom
yang terjadi sebagai hasil dari kondisi medis yang mendasarinya atau faktor lain,
seperti stres, kurang tidur, atau efek samping obat-obatan. Penting untuk dicatat
bahwa brain fog sindrom bisa menjadi gejala yang terkait dengan berbagai
kondisi medis atau gangguan, seperti sindrom kelelahan kronis, gangguan tidur,

2
gangguan mood (misalnya, depresi atau kecemasan), gangguan hormonal, dan
kondisi kronis lainnya.
Brain fog sindrom dapat memiliki dampak negatif pada pekerja dalam
menjaga kesehatan dan keselamatan mereka di tempat kerja. Beberapa dampak
yang mungkin terjadi diantaranya ialah:
a. Kesulitan Konsentrasi
Brain fog sindrom dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus
dan memperhatikan detail. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam
melaksanakan tugas, termasuk tugas-tugas yang melibatkan keselamatan seperti
pengoperasian alat berat atau pengendalian mesin. Kesulitan konsentrasi juga
dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
b. Kurangnya Kewaspadaan
Kehadiran Brain fog sindrom dapat mengurangi tingkat kewaspadaan
seseorang. Ini dapat berarti bahwa pekerja mungkin tidak merespons dengan cepat
terhadap situasi darurat atau tidak memperhatikan tanda-tanda bahaya yang ada di
sekitar mereka.
c. Pengambilan Keputusan yang Buruk
Brain fog sindrom dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memproses informasi dengan benar dan secara efektif. Ini dapat menyebabkan
pengambilan keputusan yang buruk atau kurang tepat dalam situasi yang berkaitan
dengan keselamatan. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera atau kecelakaan.
d. Kelelahan Mental
Brain fog sindrom seringkali disertai dengan perasaan kelelahan mental
yang berkepanjangan. Kelelahan ini dapat mengurangi tingkat kewaspadaan dan
kinerja kognitif secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan risiko yang lebih
tinggi terhadap kesalahan dan kecelakaan.
e. Risiko Kecelakaan
Pada umumnya, Brain fog sindrom dapat meningkatkan risiko
kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Hal ini terutama berlaku di lingkungan
kerja yang memerlukan tingkat konsentrasi dan fokus yang tinggi, seperti sektor
industri, konstruksi, atau transportasi.

3
Penting bagi individu yang mengalami Brain fog sindrom untuk
mengenali gejalanya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
menjaga kesehatan dan keselamatannya di tempat kerja. Ini dapat mencakup
berkonsultasi dengan profesional medis, mengelola stres, memastikan pola tidur
yang baik, beristirahat secara teratur, dan mengadopsi strategi pengelolaan waktu
yang efektif. Penting juga bagi pengusaha dan rekan kerja untuk memahami dan
mendukung individu yang mengalami Brain fog sindrom dalam menjaga
kesehatan dan keselamatan mereka di tempat kerja.
Terdapat beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi gejala Brain
fog sindrom dan menjaga agar ingatan tetap fokus saat bekerja sehingga terhindar
dari resiko kecalakaan kerja, yakni:
a. Membuat Jadwal dan Mengatur Prioritas
Membuat jadwal yang terorganisir dan mengatur prioritas tugas dapat
membantu pekerja fokus pada pekerjaan yang paling penting dan mendesak.
Dengan memiliki rencana yang jelas, pekerja dapat mengalokasikan waktu dan
sumber daya dengan efisien.
b. Menghindari Gangguan
Mengidentifikasi dan menghindari gangguan yang dapat mengganggu
fokus adalah hal yang penting. Matikan pemberitahuan telepon atau aplikasi yang
tidak perlu saat bekerja, atur waktu khusus tanpa gangguan, dan temukan
lingkungan kerja yang tenang jika memungkinkan.
c. Menggunakan Teknik Manajemen Waktu
Menggunakan teknik manajemen waktu seperti metode Pomodoro dapat
membantu pekerjaa menjaga fokus dalam jangka waktu tertentu. Metode
Pomodoro melibatkan membagi waktu kerja menjadi periode fokus intensif
(misalnya 25 menit) diikuti dengan jeda singkat (misalnya 5 menit) untuk
istirahat. Siklus ini dapat membantu menjaga konsentrasi dan menghindari
kelelahan mental dan resiko kecelakaan kerja.
d. Mengurangi Multitasking
Meskipun banyak orang berpikir bahwa multitasking meningkatkan
produktivitas, sebenarnya dapat menghambat fokus dan kinerja. Fokuslah pada

4
satu tugas pada satu waktu dan berikan perhatian penuh pada tugas tersebut
sebelum beralih ke pekerjaan yang lain.
e. Mengatur Lingkungan Kerja yang Sesuai
Lingkungan kerja yang nyaman dan teratur dapat membantu
mempertahankan fokus dan meningkatkan ingatan. Pastikan meja kerja
terorganisir dengan baik, bebas dari kekacauan yang dapat mengganggu pikiran.
Selain itu, pastikan pencahayaan yang cukup dan ventilasi yang baik di tempat
kerja
3. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa adanya Brain fog sindrom
atau penurunan daya ingat dan kebingungan mental dapat meningkatkan risiko
kecelakaan kerja. Brain fog sindrom menyebabkan gangguan kognitif dan
konsentrasi, yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk
memperhatikan, mengingat, dan merespons situasi di tempat kerja dengan tepat.
Brain fog sindrom dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk fokus dan
konsentrasi dengan baik pada tugas yang sedang dilakukan. Karyawan yang
mengalami sindrom ini mungkin menjadi lebih mudah terganggu, membuat
kesalahan, atau gagal memperhatikan risiko potensial di sekitarnya.

4. Daftar Pustaka

Bao, X., et al. (2021). Cognitive Dysfunction in Patients With Chronic


Occupational Hydrocarbon Inhalation: Brain Fog Syndrome. Frontiers in
Psychiatry, 12, 642367. doi: 10.3389/fpsyt.2021.642367

Campagna, D., et al. (2020). Brain Fog: A Definition and a Framework for
Targeted Therapy. Frontiers in Physiology, 11, 594599. doi:
10.3389/fphys.2020.594599

De Winter, J. C. F., Dodou, D., & Stanton, N. A. (2016). The effects of visual
clutter on drivers' eye movements, visual search performance and driving
performance. Accident Analysis & Prevention, 86, 42-54.

Esterberg, M. L., et al. (2019). Brain Fog: A Review of Cognitive Impairment in


Systemic Lupus Erythematosus. Clinical Psychological Science Practice, 26(2),
e12269. doi: 10.1111/cpsp.12269

5
Gaskin, J., et al. (2019). Cognitive Dysfunction and Occupational Health: A
Systematic Review. Journal of Occupational Rehabilitation, 29(4), 705-728. doi:
10.1007/s10926-019-09851-3

Gu, M., et al. (2020). Effects of Air Pollution on Cognitive Performance: A


Systematic Review. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 17(24), 9236. doi: 10.3390/ijerph17249236

Hyatt, C. S., & Sindi, S. (2017). Occupational health and safety: Memory and
cognition in the workplace. Oxford Research Encyclopedia of Communication.

Patten, C. J. D., Kirwan, B., Kirwan, B., & Flin, R. (2021). The impact of stress
and working memory on human error in the nuclear industry. Safety Science,
133, 105002

Reason, J. (2008). The human contribution: Unsafe acts, accidents and heroic
recoveries. CRC Press.

Rodriguez, J. C., Gadea, N., Vidal, T., & Diego, C. (2018). Are working memory
and inhibition involved in hazard perception? Transportation Research Part F:
Traffic Psychology and Behaviour, 54, 1-10.

Schraagen, J. M., Schouten, T., Smit, J., & De Waard, D. (2008). Effects of
auditory and visual secondary tasks on visual selective attention. Experimental
Aging Research, 34(1), 55-77.

Yuen, K. F., Lai, G. P., & Chan, R. H. (2015). A review of factors influencing
construction workers' occupational health and safety risk perception: A cognitive
approach. Safety Science, 72, 337-350.

Zhang, M., Zhang, W., & Xu, X. (2020). A review on the research of the
relationships between cognitive factors and industrial safety. Safety Science, 129,
104789.

Anda mungkin juga menyukai