Makalah Pajak
Makalah Pajak
Disusun oleh :
Anggota :
Dengan mengucap puji syukur kepada tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga Makalah Ekonomi yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Ekonomi” dapat terselesaikan. Dengan terbentuknya makalah ini diharapkan bisa berguna bagi
teman-teman dan masyarakat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mohon maaf jika ada kesalahan dan kata-kata yang kurang pantas. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.
Kelompok 2-A
ii
DAFTAR ISI
Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Pengertian Pajak 3
3.2. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa yang dimaksud dengan wajib pajak?
3. Apa ciri-ciri pajak?
4. Apa fungsi pajak?
5. Apa saja manfaat pajak?
6. Apa itu tarif pajak?
7. Apa saja jenis-jenis pajak?
8. Apa perbedaan dari pajak dengan pungutan resmi lainnya?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Ekonomi serta untuk mengetahui pengertian pajak, fungsi pajak, manfaat pajak,
tarif pajak, jenis-jenis pajak dan perbedaan dari pajak dengan pungutan resmi
lainnya.
2
BAB II
ISI
3
suatu hukuman, tapi kewajiban sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan bersifat memaksa.
5. Leroy Beaulieu
Pajak dapat diartikan sebagai bantuan, baik itu secara langsung maupun
tidak langsung yang dilakukan dengan paksaan dari pemerintah dengan
tujuan untuk menutup belanja pemerintah.
6. Rifhi Siddiq
Pajak memiliki arti sebagai kontribusi yang dipaksakan oleh pemerintah
negara dalam jangka waktu tertentu kepada pihak wajib pajak. Sifatnya
memang wajib dan disetorkan oleh wajib pajak kepada pemerintah yang
nantinya bisa mendapat balasan berupa manfaat secara tidak langsung.
7. M. J. H. Smeets
Pengertian pajak menurut MJH Smeets yaitu prestasi kepada
pemerintah yang dituangkan melalui norma umum. Pajak bisa dilakukan
dengan paksaan tanpa perlu kontrasepsi dan memiliki tujuan utama untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
4
seseorang dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan,
maka ada ancaman sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.
3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung
Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat
parkir, maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun
pajak tidak seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan
pendapatan warga negara.
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung
menerima manfaat pajak yang dibayar. Yang akan Anda dapatkan, misalnya
berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi
keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-
undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak.
5
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
6
2. Tarif degresif
Kebalikan dengan pajak progresif, proporsi pajak dengan tarif degresif
yang dipungut akan lebih kecil saat dasar pengenaan pajaknya meningkat.
Dengan kata lain, proporsi atas tarif pajak akan semakin rendah atau
menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin besar. Dalam praktik
peraturan-undangan Indonesia, tarif degresif tidak pernah
diimplementasikan.
Terdapat 3 jenis tarif pajak degresif yang dibedakan berdasarkan
besaran penurunan tarifnya. Pertama, tarif degresif proporsional yang
proporsi penurunannya selalu sama dan tidak terpengaruh oleh DPP. Kedua,
tarif pajak degresif-degresif yang besaran penurunannya semakin kecil jika
DPP meningkat. Terakhir, tarif pajak degresif-progresif yang proporsi
penurunan tarifnya meningkat seiring dengan meningkatnya DPP. Tarif
degresif merupakan nilai presentase akan semakin kecil apabila nilai objek
pengenaan pajaknya semakin besar.
3. Tarif proporsional
Tidak seperti tarif progresif dan tarif degresif, tarif proporsional saat
pemungutan pajaknya melebihi proporsinya akan tetap dan tidak terjadi
perubahan terhadap keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. jadi bisa
dibilang bahwa sebesar apapun jumlah objek pajak yang dikenakan dalam
pajak penghasilannya, proporsinya pun akan tetap sama. Dalam hal ini
contohnya adalah adanya PPN sebesar 10% dan PPB sebesar 0,5% dari
apapun objek pajaknya.
Salah satu contoh tarif proporsional yang ditetapkan Direktorat Jenderal
Pajak (Dirjen Pajak), yaitu pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11%
sebagaimana diatur dalam UU HPP yang berlaku sejak 1 April 2022.
Kemudian, ada juga pajak bumi dan bangunan (PBB) dengan tarif paling
tinggi 0,5% sebagaimana diatur dalam Pasal 41 UU HKPD.
4. Tarif regresif
Jenis tarif yang terakhir adalah tarif tetap atau tarif regresif yang
dimana saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap tanpa melihat
jumlah dari keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. Sehingga, tarif yang
dikenakan besarannya sama bagi seluruh wajib pajak.
Tarif tetap ini juga diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan
sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintahan seperti
contoh bea meterai dengan nilai yang telah ditentukan oleh pemerintahan.
7
2.7 Jenis-jenis Pajak
Jenis pajak berdasarkan lembaga pemungutnya, terbagi menjadi dua:
a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pusat
pemerintahan. Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pusat (DJP) - Kementerian Keuangan. Pajak Pusat antara lain :
1) Pajak Penghasilan (PPh)
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4) Bea Meterai
5) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Pajak Daerah adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pajak daerah meliputi:
1) Pajak Kendaraan Bermotor
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4) Pajak Air Permukaan
5) Pajak Rokok
6) Pajak Kabupaten yang terdiri dari:
7) Hotel Pajak
8) Restoran Pajak
9) Pajak Hiburan
10) Pajak Reklame
11) Pajak Penerangan Jalan
12) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
13) Pajak Parkir
14) Pajak Air Tanah
15) Pajak Sarang Burung Walet
16) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
17) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Sementara itu, berdasarkan sifatnya, jenis pajak dibagi menjadi dua, yakni:
a. Pajak Langsung
Pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala baik perorangan
maupun badan usaha. Contohnya adalah Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi
dan Bangunan.
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang diberikan oleh wajib pajak bila melakukan peristiwa atau
perbuatan tertentu. Contohnya adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
8
2.8 Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi lainnya
Pada dasarnya, pajak atau tax adalah sebuah iuran bersama yang diberikan oleh
setiap warga negara wajib pajak (sudah bekerja dan berpenghasilan) kepada negara
dimana setiap wajib pajak tidak menerima imbalan secara langsung. Namun,
pemerintah tidak hanya memberlakukan pajak sebagai satu-satunya pungutan
resmi terhadap masyarakat, ada juga retribusi, bea materai, bea cukai, dan iuran.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dari beberapa faktor, antara lain :
1. Dasar Hukum : pajak diatur dengan undang-undang yang mengikat,
sedangkan pungutan resmi lainnya tidak harus dijamin dengan Undang-
undang.
2. Balas Jasa : imbalan yang ada pada pajak dilakukan secara tidak langsung,
sedangkan balas jasa untuk pungutan resmi lainnya dapat dirasakan secara
langsung.
3. Lembaga pemungutan pajak berasal dari pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah, sedangkan pungutan resmi lainnya dapat dilakukan
oleh dinas tertentu.
4. Pajak mengandung unsur paksaan, sementara pungutan resmi lainnya tidak
mengandung unsur paksaan.
5. Objek : objek pajak berlaku untuk seluruh penduduk/objek pajak tanpa
terkecuali, sementara pungutan resmi lainnya hanya berlaku untuk
kalangan tertentu atau pihak yang merasakan langsung manfaat dari jasa
yang disediakan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak bersifat memaksa karena
sudah diatur oleh UUD 1945 dimana Pajak ini merupakan pungutan wajib yang
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum seperti
pembangunan negara atau pembangungan infrastruktur negara tersebut.Pembayar
pajak memang tidak merasakan manfaat pajak secara langsung, tetapi pembayar
pajak dapat menikmati manfaat itu secara tidak langsung seperti pembangunan
berbagai infrastruktur yang meliputi jalanan, rumah sakit, sekolah, dan lain
sebagainya.
3.2 Saran
Hendaknya mendahulukan kewajibannya membayar pajak disamping
kepentingan lainnya, karena pajak merupakan suatu iuran wajib dari masyarakat
untuk kepentingan bersama dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional
demi mencapai kesejahteraan masyarakat diberbagai bidang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Klikpajak. 2022. ”Inilah Manfaat Pajak bagi Negara dan Masyarakat”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:07. https://klikpajak.id/blog/manfaat-pajak/#Apa_itu_Pajak
Sandra. 2021. ”Apa itu Wajib Pajak dan Apa Saja Kewajibannya?”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:17.
https://www.pajakku.com/read/60caf50558d6727b1651aae5/Apa-itu-Wajib-Pajak-dan-
Apa-Saja-Kewajibannya
Jurnal by Mekari. “4 Fungsi Pajak yang Penting & Perlu Anda Ketahui”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:29. https://www.jurnal.id/id/blog/4-fungsi-pajak-yang-penting-dan-
perlu-anda-ketahui/#2_Mengatur
Leo Bisma. 2022. “Pengertian Pajak, Fungsi, Manfaat, dan Tarifnya | Ekonomi Kelas 11”.
Diakses Selasa, 17 Januari 2023 pukul 23:24. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-
pengertian-fungsi-manfaat-dan-tarif-pajak
Cristina. 2021. “Jenis Jenis Tarif Pajak yang Perlu Dimanfaatkan”. Diakses Selasa, 17 Januari
2023 pukul 23:47. https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-
Jenis-Tarif-Pajak-yang-Perlu-Diketahui
HiPajak. “Apa Itu Pajak?”. Diakses Kamis, 19 Januari 2023 pukul 22:53.
https://www.hipajak.id/artikel-pajak-dan-jenis-pajak
11