Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI

Makalah ini disampaikan untuk didiskusikan dalam mata pelajaran Ekonomi


kelas XI MIPA 4 Semester 2

Disusun oleh :

Ketua : Farissa Nuri Auryn

Sekertaris : Siti Nurazizah

Anggota :

- Diny Juni Nurzahra


- Ananda Putri Al Vinna

SMA NEGERI 1 TELAGASARI


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga Makalah Ekonomi yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Ekonomi” dapat terselesaikan. Dengan terbentuknya makalah ini diharapkan bisa berguna bagi
teman-teman dan masyarakat.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami mohon maaf jika ada kesalahan dan kata-kata yang kurang pantas. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih.

Karawang, 22 Januari 2023

Kelompok 2-A

ii
DAFTAR ISI

Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Pengertian Pajak 3

2.2. Wajib Pajak 4

2.3. Ciri-ciri Pajak 4

2.4. Fungsi Pajak 5

2.5. Manfaat Pajak 6

2.6. Tarif Pajak 6

2.7. Jenis-jenis Pajak 8

2.8. Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi Lainnya 9

BAB III PENUTUP 10


3.1. Kesimpulan 10

3.2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan salah satu komponen penting pada penerimaan negara.
Besarnya kontribusi pajak dapat menjamin kestabilan bagi tersedianya sumber
penerimaan negara. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007 pasal 1
ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pada dasarnya pemungutan pajak merupakan perwujudan dari peran serta
masyarakat sebagai warga Negara dalam rangka pembiayaan rutin pemerintahan
serta meningkatkan pembangunan nasional, sehingga pajak memiliki kedudukan
yang strategis dalam penerimaan Negara. Dalam mendukung pembangunan
nasional pajak dapat dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kemandirian.
Sumber penerimaan Negara dari pajak harus terus ditingkatkan.Oleh karena itu,
diperlukan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan yang
tercermin pada kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.
Pajak bagi masyarakat merupakan beban karena mengurangi penghasilan
mereka, terlebih lagi masyarakat tidak mendapatkan imbalan secara langsung
ketika mereka membayar pajak. Namun secara tidak langsung, masyarakat dapat
menikmati manfaat dari pajak yang mereka bayar seperti pembangunan jalan tol
dan fasilitas umum.
Pajak bagi perusahaan merupakan proses transfer kekayaan dari pihak
perusahaan (khususnya pemilik) kepada negara, sehingga dapat dikatakan
pembayaran pajak penghasilan merupakan biaya bagi perusahaan dan pemilik
perusahaan. Manajemen perusahaan akan selalu berusaha untuk meminimalkan
biaya pajak tersebut dengan melakukan pengelolaan kewajiban perpajakan.
Perusahaan merupakan salah satu subjek pajak penghasilan, yaitu subjek pajak
badan. Perusahaan akan berusaha meminimalkan beban pajak dengan tidak
melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu faktor pengurang laba.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari pajak?

1
2. Apa yang dimaksud dengan wajib pajak?
3. Apa ciri-ciri pajak?
4. Apa fungsi pajak?
5. Apa saja manfaat pajak?
6. Apa itu tarif pajak?
7. Apa saja jenis-jenis pajak?
8. Apa perbedaan dari pajak dengan pungutan resmi lainnya?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Ekonomi serta untuk mengetahui pengertian pajak, fungsi pajak, manfaat pajak,
tarif pajak, jenis-jenis pajak dan perbedaan dari pajak dengan pungutan resmi
lainnya.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Pajak


Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada pemerintah secara terutang
oleh seseorang atau badan yang sifatnya memaksa. Berdasarkan Undang-Undang
perpajakan terbaru, pembayaran pajak sebenarnya bukan hanya kewajiban saja,
namun juga merupakan hak seluruh masyarakat untuk berperan terhadap
pembiayaan negara maupun pembangunan nasional.
Meskipun sangat penting, tapi masih banyak sekali masyarakat yang tidak
membayar pajak. Bahkan sampai sekarang ini banyak juga penyelewengan di dunia
perpajakan yang sudah pasti menimbulkan kerugian bagi negara. Selain itu, jika
warga negara tidak membayar pajak maka akan diberikan sanksi administrasi pajak
atau sanksi pidana pajak. Pemberian sanksi ini tentu akan disesuaikan dengan
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
Berikut pengertian pajak menurut para ahli :
1. P. J. A. Adriani
Pengertian pajak menurut P.J.A Adriani yaitu iuran dari semua
masyarakat untuk negara (yang bisa dipaksakan) terutang oleh pihak yang
wajib membayar sesuai dengan peraturan undang-undang.
2. Sommerfeld R. M., Anderson H. M. dan Brock Horace R.
Pajak merupakan suatu pengalihan sumber yang dilakukan dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, bukan terjadi karena melanggar hukum, tapi
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
3. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro S. H.
Pajak merupakan iuran dari masyarakat untuk kas negara sesuai dengan
undang-undang (yang bisa dipaksakan) tanpa mendapat timbal karena
langsung digunakan untuk membayar berbagai pengeluaran umum. Namun
pengertian tersebut sudah dikoreksi, hingga berubah seperti berikut:
Pajak merupakan suatu peralihan kekayaan dari pihak masyarakat ke kas
negara dengan tujuan untuk membiayai segala pengeluaran secara rutin
dan surplusnya berguna untuk public saving yang menjadi sumber dalam
pembiayaan public investment.
4. Djajaningrat
Pajak merupakan kewajiban masyarakat untuk memberikan sebagian
harta yang dimiliki kepada negara karena suatu kondisi, kejadian, ataupun
perbuatan dengan kedudukan yang tertentu. Iuran ini bukan merupakan

3
suatu hukuman, tapi kewajiban sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh
pemerintah dan bersifat memaksa.
5. Leroy Beaulieu
Pajak dapat diartikan sebagai bantuan, baik itu secara langsung maupun
tidak langsung yang dilakukan dengan paksaan dari pemerintah dengan
tujuan untuk menutup belanja pemerintah.
6. Rifhi Siddiq
Pajak memiliki arti sebagai kontribusi yang dipaksakan oleh pemerintah
negara dalam jangka waktu tertentu kepada pihak wajib pajak. Sifatnya
memang wajib dan disetorkan oleh wajib pajak kepada pemerintah yang
nantinya bisa mendapat balasan berupa manfaat secara tidak langsung.
7. M. J. H. Smeets
Pengertian pajak menurut MJH Smeets yaitu prestasi kepada
pemerintah yang dituangkan melalui norma umum. Pajak bisa dilakukan
dengan paksaan tanpa perlu kontrasepsi dan memiliki tujuan utama untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.

2.2 Wajib Pajak


Wajib Pajak merupakan orang pribadi ataupun badan yang memiliki
kewenangan untuk membayar pajak, memotong pajak, dan memungut pajak, serta
memiliki hak dan kewajiban yang berkaitan dengan perpajakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Salah satu hal yang berkaitan atau hal yang identik dengan Wajib Pajak
adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak yang dapat digunakan
sebagai sarana dalam melakukan perpajakan, dimana nomor ini dapat digunakan
oleh Wajib Pajak sebagai tanda pengenal diri atau identitas diri Wajib Pajak yang
bersangkutan dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

2.3 Ciri-ciri Pajak


1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat
subjektif dan syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
2. Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara
Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif, maka wajib
untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika

4
seseorang dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan,
maka ada ancaman sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.
3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung
Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat
parkir, maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun
pajak tidak seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan
pendapatan warga negara.
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung
menerima manfaat pajak yang dibayar. Yang akan Anda dapatkan, misalnya
berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi
keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-
undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak.

2.4 Fungsi Pajak


Di Indonesia, pajak sejatinya memiliki 4 fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgetair),
fungsi mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, dan fungsi redistribusi pendapatan.
1. Fungsi anggaran (budgetair)
Menjadi sumber pendapatan negara, pajak memiliki fungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, seperti menjalankan tugas-
tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak digunakan sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Salah satu contohnya adalah dalam rangka
meningkatkan angka penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar
negeri, pemerintah memberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Contohnya, seperti adalah pajak dengan tarif tinggi dikenakan untuk
minuman keras, hal ini berfungsi untuk mengurangi konsumsi minuman
keras. Contoh lainnya misal, tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% yang
bertujuan untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasar dunia atau
internasional.
3. Fungsi stabilitas
Adanya pajak membantu pemerintah dalam memiliki dana untuk
menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga
inflasi dapat dikendalikan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengatur

5
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

2.5 Manfaat Pajak


Manfaat pajak itu sendiri secara umum ada 4, yakni:
1. Membiayai pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing (memberikan
keuntungan) seperti proyek produktif barang ekspor;
2. Membiayai pengeluaran umum seperti pembangunan fasilitas umum yang
bisa dinikmati masyarakat;
3. Membiayai pengeluaran produktif seperti penyaluran bantuan bagi nelayan
dan petani; dan
4. Membiayai pengeluaran tidak produktif seperti mendanai pembelian
senjata perang untuk tentara.

2.6 Tarif Pajak


Tarif pajak pada umumnya berupa besaran proporsi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sebagai acuan dalam pengenaan pajak. Secara struktural, setidaknya
ada 4 jenis tarif pajak yaitu antara lain adalah tarif progresif , tarif degresif , tarif
proporsional , tarif tetap atau regresif .
1. Tarif progresif
Dimana dalam tarif progresif , saat pemungutan pajaknya, atas
proporsinya akan naik sebanding dengan jumlah dasar pengenaan pajaknya.
Di Indonesia sendiri, jenis tarif pajak inilah yang diterapkan sebagai metode
pengenaan pajak penghasilan orang pribadi. Tarif selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Lapisan Penghasilan Tarif


0 sd Rp. 50.000.000,00 5%
> Rp 50.000.000 sd Rp.250.000.000 15%
> Rp 250.000.000 sd 500.000.000 25%
> Rp 500.000.000 sd 5.000.000.000 30%
> Rp 5.000.000.000 35%

6
2. Tarif degresif
Kebalikan dengan pajak progresif, proporsi pajak dengan tarif degresif
yang dipungut akan lebih kecil saat dasar pengenaan pajaknya meningkat.
Dengan kata lain, proporsi atas tarif pajak akan semakin rendah atau
menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin besar. Dalam praktik
peraturan-undangan Indonesia, tarif degresif tidak pernah
diimplementasikan.
Terdapat 3 jenis tarif pajak degresif yang dibedakan berdasarkan
besaran penurunan tarifnya. Pertama, tarif degresif proporsional yang
proporsi penurunannya selalu sama dan tidak terpengaruh oleh DPP. Kedua,
tarif pajak degresif-degresif yang besaran penurunannya semakin kecil jika
DPP meningkat. Terakhir, tarif pajak degresif-progresif yang proporsi
penurunan tarifnya meningkat seiring dengan meningkatnya DPP. Tarif
degresif merupakan nilai presentase akan semakin kecil apabila nilai objek
pengenaan pajaknya semakin besar.
3. Tarif proporsional
Tidak seperti tarif progresif dan tarif degresif, tarif proporsional saat
pemungutan pajaknya melebihi proporsinya akan tetap dan tidak terjadi
perubahan terhadap keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. jadi bisa
dibilang bahwa sebesar apapun jumlah objek pajak yang dikenakan dalam
pajak penghasilannya, proporsinya pun akan tetap sama. Dalam hal ini
contohnya adalah adanya PPN sebesar 10% dan PPB sebesar 0,5% dari
apapun objek pajaknya.
Salah satu contoh tarif proporsional yang ditetapkan Direktorat Jenderal
Pajak (Dirjen Pajak), yaitu pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11%
sebagaimana diatur dalam UU HPP yang berlaku sejak 1 April 2022.
Kemudian, ada juga pajak bumi dan bangunan (PBB) dengan tarif paling
tinggi 0,5% sebagaimana diatur dalam Pasal 41 UU HKPD.
4. Tarif regresif
Jenis tarif yang terakhir adalah tarif tetap atau tarif regresif yang
dimana saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu tetap tanpa melihat
jumlah dari keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. Sehingga, tarif yang
dikenakan besarannya sama bagi seluruh wajib pajak.
Tarif tetap ini juga diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan
sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintahan seperti
contoh bea meterai dengan nilai yang telah ditentukan oleh pemerintahan.

7
2.7 Jenis-jenis Pajak
Jenis pajak berdasarkan lembaga pemungutnya, terbagi menjadi dua:
a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pusat
pemerintahan. Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pusat (DJP) - Kementerian Keuangan. Pajak Pusat antara lain :
1) Pajak Penghasilan (PPh)
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
4) Bea Meterai
5) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Pajak Daerah adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pajak daerah meliputi:
1) Pajak Kendaraan Bermotor
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4) Pajak Air Permukaan
5) Pajak Rokok
6) Pajak Kabupaten yang terdiri dari:
7) Hotel Pajak
8) Restoran Pajak
9) Pajak Hiburan
10) Pajak Reklame
11) Pajak Penerangan Jalan
12) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
13) Pajak Parkir
14) Pajak Air Tanah
15) Pajak Sarang Burung Walet
16) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
17) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Sementara itu, berdasarkan sifatnya, jenis pajak dibagi menjadi dua, yakni:
a. Pajak Langsung
Pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala baik perorangan
maupun badan usaha. Contohnya adalah Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi
dan Bangunan.
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak yang diberikan oleh wajib pajak bila melakukan peristiwa atau
perbuatan tertentu. Contohnya adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

8
2.8 Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi lainnya
Pada dasarnya, pajak atau tax adalah sebuah iuran bersama yang diberikan oleh
setiap warga negara wajib pajak (sudah bekerja dan berpenghasilan) kepada negara
dimana setiap wajib pajak tidak menerima imbalan secara langsung. Namun,
pemerintah tidak hanya memberlakukan pajak sebagai satu-satunya pungutan
resmi terhadap masyarakat, ada juga retribusi, bea materai, bea cukai, dan iuran.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dari beberapa faktor, antara lain :
1. Dasar Hukum : pajak diatur dengan undang-undang yang mengikat,
sedangkan pungutan resmi lainnya tidak harus dijamin dengan Undang-
undang.
2. Balas Jasa : imbalan yang ada pada pajak dilakukan secara tidak langsung,
sedangkan balas jasa untuk pungutan resmi lainnya dapat dirasakan secara
langsung.
3. Lembaga pemungutan pajak berasal dari pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah, sedangkan pungutan resmi lainnya dapat dilakukan
oleh dinas tertentu.
4. Pajak mengandung unsur paksaan, sementara pungutan resmi lainnya tidak
mengandung unsur paksaan.
5. Objek : objek pajak berlaku untuk seluruh penduduk/objek pajak tanpa
terkecuali, sementara pungutan resmi lainnya hanya berlaku untuk
kalangan tertentu atau pihak yang merasakan langsung manfaat dari jasa
yang disediakan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak bersifat memaksa karena
sudah diatur oleh UUD 1945 dimana Pajak ini merupakan pungutan wajib yang
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum seperti
pembangunan negara atau pembangungan infrastruktur negara tersebut.Pembayar
pajak memang tidak merasakan manfaat pajak secara langsung, tetapi pembayar
pajak dapat menikmati manfaat itu secara tidak langsung seperti pembangunan
berbagai infrastruktur yang meliputi jalanan, rumah sakit, sekolah, dan lain
sebagainya.

3.2 Saran
Hendaknya mendahulukan kewajibannya membayar pajak disamping
kepentingan lainnya, karena pajak merupakan suatu iuran wajib dari masyarakat
untuk kepentingan bersama dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional
demi mencapai kesejahteraan masyarakat diberbagai bidang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Klikpajak. 2022. ”Inilah Manfaat Pajak bagi Negara dan Masyarakat”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:07. https://klikpajak.id/blog/manfaat-pajak/#Apa_itu_Pajak

Sandra. 2021. ”Apa itu Wajib Pajak dan Apa Saja Kewajibannya?”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:17.
https://www.pajakku.com/read/60caf50558d6727b1651aae5/Apa-itu-Wajib-Pajak-dan-
Apa-Saja-Kewajibannya

Jurnal by Mekari. “4 Fungsi Pajak yang Penting & Perlu Anda Ketahui”. Diakses Selasa, 17
Januari 2023 pukul 23:29. https://www.jurnal.id/id/blog/4-fungsi-pajak-yang-penting-dan-
perlu-anda-ketahui/#2_Mengatur

Leo Bisma. 2022. “Pengertian Pajak, Fungsi, Manfaat, dan Tarifnya | Ekonomi Kelas 11”.
Diakses Selasa, 17 Januari 2023 pukul 23:24. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-
pengertian-fungsi-manfaat-dan-tarif-pajak

Cristina. 2021. “Jenis Jenis Tarif Pajak yang Perlu Dimanfaatkan”. Diakses Selasa, 17 Januari
2023 pukul 23:47. https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-
Jenis-Tarif-Pajak-yang-Perlu-Diketahui

HiPajak. “Apa Itu Pajak?”. Diakses Kamis, 19 Januari 2023 pukul 22:53.
https://www.hipajak.id/artikel-pajak-dan-jenis-pajak

11

Anda mungkin juga menyukai