Rasna Efiyanti Proposal
Rasna Efiyanti Proposal
PROPOSAL
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Predikat Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medis
OLEH :
Rasna Efiyanti
P07134117261
PROPOSAL
Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Predikat Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medis
OLEH :
Rasna Efiyanti
P07134117261
ii
@ 2019
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Staphylococcus aureus pada Sikat Gigi di Kost Putri Jalan Kasturi Wilayah
Analis Kesehatan.
Mengetahui :
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan dan petunjuk
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan penuh hormat dan tulus hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
2. Bapak Jujuk Anton Cahyono, S.Si, M.Sc Selaku Ketua Prodi DIII Teknologi
5. Bapak H. Haitami, S.Si, M.Sc Selaku Penguji yang telah bersedia meluangkan
v
6. Seluruh dosen dan Staf Tata Usaha Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan
Analis Kesehatan.
7. Kedua orang tua, seluruh keluarga dan orang–orang yang saya sayangi yang
2017 yang telah berbagi suka dan duka, serta mendorong dan memberikan
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak
Demikian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini selesai disusun agar dapat menjadi
tambahan pengetahuan. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari kesalahan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..ii
HALAMAN HAK CIPTA………………………………………………………iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Batasan Masalah....................................................................................4
D. Tujuan Penelitian..................................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................................5
F. Keaslian Penelitian................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikat Gigi..............................................................................................7
B. Flora Normal Mulut..............................................................................9
C. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan adanya Staphylococcus aureus
pada Sikat Gigi....................................................................................11
D. Staphylococcus aureus........................................................................12
E. Rumah Kost atau Rumah Tinggal.......................................................22
F. Landasan Teori....................................................................................25
G. Kerangka Konsep................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..........................................................28
B. Tempat dan waktu Penelitian..............................................................28
C. Populasi dan Sampel...........................................................................28
D. Instrumen.............................................................................................29
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.....................................30
F. Cara Pengumpulan Data......................................................................31
G. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................40
H. Jadwal Penelitian.................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terbebasnya gigi geligi dari plak dan calculus, keduanya selalu terbentuk
pada gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi, hal ini disebabkan karena
rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, yang menyebabkan bakteri
Selatan sebesar 60% dan proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar
Salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu
dengan menggosok gigi menggunakan sikat gigi, namun sikat gigi yang
digunakan harus ideal. Menurut Putri dkk (2010), syarat sikat gigi yang
ideal adalah tangkai harus nyaman dipegang dan stabil, pegangan harus
cukup lebar dan cukup tebal, kepala sikat jangan terlalu besar, untuk orang
dewasa maksimal 25-29 x 10 mm, dan sikat gigi dijaga supaya tetap bersih
1
2
Kontaminasi sikat gigi ini memegang peranan penting pada penyakit oral
bersifat piogenik. Infeksi oleh bakteri jenis ini paling sering menimbulkan
penyakit pada manusia. Setiap jaringan atau organ tubuh dapat terinfeksi
oleh bakteri ini dan menyebabkan penyakit yaitu peradangan, nekrosis, dan
pembentukan abses. Infeksi juga dapat berupa furenkel ringan pada kulit
darah. Selain itu, perluasan juga dapat mencapai organ paru-paru, selaput
dan dapat di jumpai pada anatomi lokal seperti kulit, rongga mulut dan
abses yang timbul karena adanya kelainan periodontal dari gigi, kombinasi
(80%), pada empat sampel (20%) terdapat Proteus, dan satu sampel (5%)
penulis pada salah satu kost putri di jalan kasturi wilayah Banjarbaru yang
yaitu 3 kamar mandi untuk 10 orang di bagian kamar atas dan 3 kamar
sikat gigi ada yang menyimpan sikat gigi sebagian besar di dalam kamar
mandi dekat dengan toilet dan sebagian besar berada di luar kamar mandi
berdekatan antara sikat gigi satu dengan yang lainnya hal ini memungkinkan
untuk melihat adanya Staphylococcus aureus pada sikat gigi yang telah
B. Rumusan Masalah
adalah apakah ada bakteri Staphylococcus aureus pada sikat gigi kost putri
C. Batasan Masalah
Staphylococcus aureus pada sikat gigi yang telah digunakan di kost putri
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2020.
pada sikat gigi yang telah digunakan di kost putri jalan Kasturi di
aureus pada sikat gigi yang telah digunakan di kost putri jalan Kasturi
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
digunakan.
6
F. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikat Gigi
tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan yang bertujuan
sikat gigi dan benang gigi. Pembersihan secara mekanis merupakan metoda
2003), serta untuk membersihkan kotoran atau debris yang melekat pada
permukaan gigi, terutama dilakukan setelah makan dan sebelum tidur untuk
mengurangi risiko masalah kesehatan gigi. Salah satu alat untuk menyikat
gigi yang sering digunakan adalah sikat gigi (Silvia et al, 2005).
Sikat gigi merupakan alat oral fisioterapi yang digunakan secara luas
untuk membersihkan gigi dan mulut. Beberapa macam sikat gigi dapat
keefektifan sikat gigi untuk membersihkan gigi dan mulut (Putri dkk, 2010).
1. Tangkai sikat gigi harus enak di pegang dan stabil, pegangan sikat gigi
7
8
2. Kepala sikat jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal 25-29
7 mm.
dua kali sehari yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur.
Cara menyikat gigi yang baik menurut (Sariningsih, 2012) adalah sebagai
berikut:
1. Siapkan sikat gigi yang kering dan pasta yang mengandung fluor,
atas dan gigi rahang bawah dengan gerakan ke atas dan ke bawah.
setiap permukaan.
mikroorganisme yang berada dalam rongga mulut dengan bakteri pada sikat
pemakaian dan membilas sikat gigi menggunakan air mengalir (Usha et al,
2011).
atau rongga mulut sangat baeragam dan bergantung pada kesehatan pribadi
suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung berbagai
10
substansi nutrisi. Air liur terdiri dari asam amino, air, protein, lipid,
medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber
spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut menjadi jelas. Mikroorganisme
sifat adhesif glikoprotein air liur maupun polisakarida bakteri. Sifat adhesif
iini sangat penting bagi kolonisasi bakteri di dalam mulut. Glikoprotein air
permukaan gigi. Plak adalah lapisan tipis (biofilm) sel bakteri yang melekat
tidak dibersihkan secara teratur, plak dapat terbentuk dengan cepat dan
rendah. Bakteri rongga mulut dapat masuk ke dalam aliran darah melalui
gigi yang berlubang, karies gigi dan gusi yang berdarah sehingga bakterimia
(Jawetz, 2005).
1. Wadah Penyimpanan
2. Lingkungan Penyimpanan
udara dan dapat mendarat dimana saja termasuk sikat gigi terlebih jika
bakteri tumbuh lebih subur dan hidup lama dalam kamar mandi.
membilas sikat gigi dengan air keran yang bersih setelah digunakan.
Kemudian sikat gigi harus disimpan dalam posisi tegak agar sikat
D. Staphylococcus aureus
Kingdom : Prokariota
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
(Breed et al.,1994).
13
spora, dan tidak bergerak. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan
2. Morfologi
3. Patogenitas
normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit,
urogenital. Flora normal yang menempati kulit terdiri atas dua jenis
yaitu Flora residen terdiri dari jenis mikroorganisme yang relatif tetap
melewati sistem imun tubuh, sehingga terjadilah infeksi, dalam hal ini
mencegah fagositosis.
Oleh karena itu, enzim ini juga disebut sebagai spreading factor.
16
jaringan.
bersifat :
hewan.
pada sel darah merah domba dan sapi. Proses lisis ini baru terjadi
setelah pengeraman selama 1 jam pada suhu 37°C dan 18 jam pada
manusia dan kelinci, tetapi efeknya terhadap sel darah domba tidak
fatal.
macam binatang.
5. Sitotoksin. Toksin ini memengaruhi arah gerak sel darah putih dan
bersifat termostabil.
dewasa.
18
a. Non-hemolitik
b. Non-dermonekrotik
c. Non-paralitik
terdiri dari hidtat arang dan protein. Masa tunas antara 22-36 jam
diduga kolera.
dan furunkolisis. Bisul atau abses setempat, seperti jerawat dan borok,
nosokomial (Kuswiyanto,2016).
4. Kepentingan Klinis
yang luas. Infeksi kulit dapat terjadi pada kondisi hangat yang lembab
hidung dan mulut) dapat muncul pada kulit yang sehat : infeksi
2014).
5. Diagnosis
tinggi, sehingga media dapat dibuat dengan cara ini. Sebagian besar
salah satu kebutuhan bagi para mahasiswa yang sedang menempuh ilmu di
daerah lain dari kampung halaman, dan rumah kos merupakan kebutuhan
utama. Kost merupakan rumah tinggal yang disewakan dan memiliki syarat
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
b. Dinding :
2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air, dan mudah
dibersihkan.
kecelakaan.
tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang
3. Pencahayaan
4. Kualitas Udara
berikut :
d) Pertukaran udara (air exchange rate) 5 kaki kubik per menit per
penghuni.
24
5. Ventilasi
7. Air
liter/hari/orang;
yang berlaku.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air,
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali
F. Landasan Teori
Sikat gigi merupakan alat oral fisioterapi yang digunakan secara luas
untuk membersihkan gigi dan mulut. Beberapa macam sikat gigi dapat
keefektifan sikat gigi untuk membersihkan gigi dan mulut (Putri dkk, 2010).
atau rongga mulut sangat baragam dan bergantung pada kesehatan pribadi
mikroba. Ada dua speies bakteri yang dijumpai menempel pada permukaan
(Kuswiyanto, 2016).
gigi yang telah digunakan bisa berasal dari wadah penyimpanan, lingkungan
2018).
26
buah anggur dan kokus yang berarti benih bulat. Kuman ini sering
ditemukan sebagai kuman flora normal pada kulit dan selaput lendir pada
manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada
apa saja yang terdapat dilingkungan yang terpapar udara, seperti sikat gigi.
Perluasan atau penyebarannya juga dapat terjadi melalui darah atau limfe
(Kuswiyanto, 2016). Adanya bakteri diudara terbawa oleh debu, tetesan uap
air kering, tiupan angin. Bakteri yang berasal dari udara terutama yang
yang dapat melakukan invasi ke dalam berbagai organ atau jaringan tubuh
G. Kerangka Konsep
SIKAT GIGI
Staphylococcus aureus
Keterangan : = Diteliti
= Tidak Diteliti
METODE PENELITIAN
2010).
Tempat pengambilan sampel adalah pada salah satu kost putri di jalan
tahun 2020.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua sikat gigi yang telah
digunakan pada salah satu kost putri di jalan kasturi wilayah banjarbaru.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sikat gigi yang telah digunakan
pada salah satu kost putri di jalan kasturi wilayah banjarbaru. Sampel
28
29
dijadikan sampel.
D. Instrumen
1. Pemeriksaan Laboratorium
petri, ose, etiket, lampu spiritus, neraca listrik, hot plate, autoklaf,
b. Bahan yang digunakan adalah : Manitol Salt Agar, Triptic Soy Broth
2. Kuesioner
diberikan skor 2 dan jawab Tidak dan ˃ 3 bulan diberikan skor 1. Untuk
= 2 x 10 = 20
= 1 x 10 = 10
= 20 – 10 = 10
= 10 : 2 = 5
1. Baik = 16 - 21
2. Buruk = 10 – 15
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
1. Persiapan
terhadap sikat gigi yang telah digunakan. Data sekunder diperoleh dari
penyimpanannya.
menggunakan oven.
2. Pelaksanaan
lampiran
33
c. Pembagian kuesioner
diperiksa.
4. Hari Pertama
Zag
Staphylococcus aureus.
tabung.
kedua)).
di ruang terbuka.
air mengalir.
5. Hari Kedua
kedua)).
muda ke kuning.
terbentuk)
kiri)
38
test (kanan)
kemudian homogenkan
Staphylococcus)
udara
gelembung udara
menempel.
pertumbuhan).
diameter ± 1 cm.
6. Hari Ketiga
yang tumbuh.
diidentifikasi.
Rumus : A
P = B x 100%
Keterangan :
H. Jadwal Penelitian
1 Pengajual Judul X
2 Penyusunan Proposal X
3 Konsultasi Proposal X
4 Ujian Proposal X
5 Perbaikan Proposal X
6 Persiapan Penelitian X
7 Pelaksanaan Penelitian X
Pengumpulan dan Pengolahan
X X X
8 Data
X X X
9 Penyusunan KTI
Breed, R.S., Murray, E.G.D. & Smith, N.R., 1994. Bergey's Manual Of
Determinative Bacteriology.9th ed. Amerika: Waverly Press.
Bhatia R (2005). Microbiology For Dental Student. Ed. Ke-3. India: New
Delhi;67
Farida., 2012. Cara Mengukur Kebersihan Gigi dan Mulut. (Online). Tersedia
dalam http://idafarida73.co.id/2012/09/cara-megukur-kebersihan-gigi-
danmulut-ohi-s.html. Diakses desember 2019
Jawetz et al., 2005. Medical Microbiology , Ed. Ke-22, McGraw Hill Companies
USA:229-331.
Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Perdina Nursidika, Patricia Gita Naully, Linda Ayu Lestari, Gambaran Bakteri
Kontaminan pada Sikat Gigi, The journal Of Muhammadiyah Medical
Laboratory Technologist, Vol.2 No.1, 2018.
Peker, I., Akca, G., Sarikir, C., Alkurt, M. T., & Celik, I. (2014). Effectiveness of
alternative methods for toothbrush disinfection: an in vitro study.
TheScientificWorldJournalI,2014,726190.
https://doi.org/10.1155/2014/726190
Judul Penelitian :
Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus Pada Sikat Gigi Di Kost Putri Jalan
Kasturi Wilayah Banjarbaru Tahun 2020
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya bakteri Staphylococcus aureus pada sikat gigi yang
telah digunakan.
Lembar PSP diberikan kepada subjek penelitian, yaitu orang – orang yang tinggal
di kost putri jalan kasturi wilayah banjarbaru. PSP dilakukan oleh peneliti pada
waktu yang telah disepakati antara peneliti dan subjek penelitian. Subjek
penelitian akan diberikan waktu untuk memikirkan dan mengambil keputusan
untuk kesediaannya terlibat dalam penelitian ini.
Tidak ada perlakuan khusus terhadap subjek penelitian, pada penelitian ini subjek
penelitian diberikan kuesioner untuk mengetahui kemungkinan faktor – faktor
kontaminasi pada sikat gigi.
Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh subjek penelitian adalah dapat mengetahui bakteri
kontaminasi pada sikat gigi yang telah digunakan dan dapat mengetahui
kemungkinan faktor penyebab kontaminasi pada sikat gigi secara gratis dimana
pemeriksaan mengenai bakteri kontaminasi pada sikat gigi sangat penting guna
menunjang kebersihan mulut dan gigi.
Bahaya Potensial
Pada penelitian ini, saat dilakukan pengambilan sampel tidak ada kemungkinan
bahaya yang terjadi.
Keikutsertaan subjek penelitian dalam penelitian ini bersifat sukarela dan subjek
penelitian berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan
konsekuensi yang merugikan peneliti dan subjek penelitian.
Kerahasiaan Data
Semua informasi pribadi dan data yang didapat dari pemeriksaan yang telah
dilakukan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Pada penelitian ini identitas pasien tidak dicantumkan dan diganti
dengan menggunakan kode.
Apabila subjek penelitian memiliki pertanyaan yang lebih lanjut berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan, bisa menghubungi nomor WA 082350708245
Rasna Efiyanti.
Lampiran 2
No. Kode :
2. Cara Kerja
1. Ditimbang 0,75 gr Gula – gula (Masing – masing glukosa dan manitol) ,
Bacto pepton 0,75 gr dan 0,375 gr NaCl dengan menggunakan Neraca
Analitik.
2. Dilarutkan dengan menggunakan aquadest untuk membuat 25 tabung
gula – gula.
3. Homogenkan lalu dihangatkan dengan hot plate.
4. Dinginkan lalu ditambahkan Phenol red kira – kira 20-30 tetes, lalu
ditambahkan NaOH 4% sampai pH 7-8 warna larutan pink,
5. Dimasukkan dalam tabung reaksi dengan durham ± 3 ml per tabungnya
dan tutup dengan kapas dan sterilkan dengan autoclave 121°C selama 15
menit.
Media Manitol Salt Agar (MSA)
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass g. Neraca Analitik
b. Erlenmeyer h. Hot plate
c. Gelas ukur i. Autoclave
d. Gelas arloji j. MSA 55,5 gr
e. Plate k. Bacto agar 0,5 %
f. Lemari es l. Aquades
2. Cara Kerja
1. Ditimbang MSA 55,5 gr dan Bacto Agar 2,1 gr, dimasukkan dalam
beaker glass. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 420 ml, kemudian
dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil diaduk hingga
homogen.
2. Dimasukkan ke dalam erlenmayer dan ditutup dengan kapas.
3. Disterilkan di autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
4. Dimasukkan ke dalam cawan petri 20 ml sebanyak 21 cawan.
5. Didiamkan beberapa saat sampai membeku.
Media TSB
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass f. Neraca Analitik
b. Gelas ukur g. Hot plate
c. Gelas arloji h. Autoclave
d. Tabung reaksi i. TSB 1,89 gr
e. Lemari es j. Aquadest
2. Cara Kerja
1. Ditimbang TSB sebanyak 1,89 gr dengan neraca analitik
2. Dilarutkan dalam aquadest sebanyak 63 ml
3. Dipanaskan dengan hot plate sampai larut
4. Dimasukkan dalam tabung sebanyak masing – masing 3 ml, tutup
dengan kapas
5. Disterilkan didalam autoclave suhu 121°C selama 15 menit.
Media Muller Hinton
1. Alat dan bahan
a. Beaker glass g. Neraca Analitik
b. Erlenmeyer h. Hot plate
c. Gelas ukur i. Autoclave
d. Gelas arloji j. Muller Hinton 19 gr
e. Plate k. Bacto agar 0,5 %
f. Lemari es l. Aquades
2. Cara kerja
1. Ditimbang Muller Hinton sebanyak 19 gr dan bacto agar 2,1 gr
2. Dilarutkan dalam aquades sebanyak 420 ml
3. Dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih
4. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditutup dengan kapas
5. Disterilkan di dalam autoclave suhu 121°C selama 15 menit
6. Dituangkan ke cawan petri masing – masing 20 ml
7. Diletakkan pada tempat rata sampai membeku
Media D-Nase Agar
1. Alat dan Bahan
a. Beaker glass g. Neraca Analitik
b. Erlenmeyer h. Hot plate
c. Gelas ukur i. Autoclave
d. Gelas arloji j. D-Nase Agar 20 gr
e. Plate k. Bacto Agar 0,5 %
f. Lemari es l. Aquades
2. Cara Kerja
1. Ditimbang D-Nase sebanyak 20 gr dan bacto agar sebanyak 2,1 gr
dimasukkan dalam beaker glasss. Dilarutkan dengan aquades, kemudian
dipanaskan diatas Hot plate hingga mendidih sambil diaduk hingga
homogen.
2. Dimasukkan ke dalam erlemeyer dan ditutup dengan kapas
3. Disterilkan di Autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit
4. Dimasukkan ke dalam cawan petri masing – masing 20 ml secara
aseptis
5. Didiamkan beberapa saat sampai membeku.
Pembuatan NaCl 0,9%
2. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 0,27 gr ke dalam beaker glass
3. Dilarutkan dalam 30 ml aquadest, sambil diaduk hingga homogen.
4. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditutup dengan kapas.
5. Disterilkan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit