Anda di halaman 1dari 8

28

Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

Evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Elsye Rahmawaty
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Jakarta I
email : elsye_fen@yahoo.co.id

Submitted:14-05-2019, Revised: 18-06-2019, Accepted: 12-07-2019

ABSTRAK
Usaha kesehatan pada tatanan sekolah memiliki ABSTRACT
potensi bagi peningkatan kesehatan melalui sebuah School Health Unit (UKS) has a potential impact on
konsep promosi kesehatan sekolah (health promoting improving health through the concept of health-
school). Tujuan penelitian untuk melihat gambaran promoting the school. The purpose of this study is to
pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah see the description of the implementation of the
(UKS) pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) School Health Unit (UKS) in State High Schools
Negeri di Depok yang ditinjau dari empat perspektif (SLTA) in Depok in terms of four balanced scorecard
balanced scorecard yang merupakan alat pengukuran perspectives which are the simple evaluation
evaluasi yang sederhana namun dapat berfokus pada measurement tools that can also focus on strategies
strategi mencapai tujuan utama. Balanced scorecard to achieve the main objectives. The balanced
lebih banyak memberikan informasi yang mendalam scorecard provides more in-depth information
terkait dengan apa yang terjadi dalam program atau related to what is happening in the program or
organisasi. Metode penelitian ini adalah pendekatan organization. The balanced scorecard determines the
kualitatif. Perspektif yang digunakan adalah (a) four perspectives in making measurements as a form
Perspektif pelanggan; (b) Perspektif proses bisnis of learning for programs or organizations to achieve
internal; (c) Perspektif pertumbuhan dan a predetermined goal or mission. These perspectives
pembelajaran; (d) Perspektif Keuangan. Penelitian are (a) Customer perspective; (b) Internal business
kualitatif yaitu sebuah riset formatif yang process perspective; (c) Growth and learning
menekankan pada apa yang orang-orang pikirkan dan perspective; (d) Financial Perspective. Qualitative
rasakan. Sumber informasi menggunakan prinsip research is a formative research that emphasizes
kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan what people think and feel. The selection of
(adequacy), teknik pemilihan purposive sampling. information sources is carried out using the principle
Populasi penelitian yaitu tiga SLTA Negeri dan tiga of appropriateness and adequacy by using purposive
Puskesmas Kecamatan di Depok. Informan pada sampling selection techniques. The populations in
penelitian Kepala Sekolah atau Wakil kepala Sekolah this study were three SLTA and three Community
dan Guru Pembina UKS, Koordinator Program UKS Health Center (Puskesmas) in Depok. The informants
di Puskesmas dan Perwakilan siswa tiga SLTA di were the School Principal or Deputy Principal, UKS
Depok. Data primer diambil secara langsung dari Guiding Teacher, and students representative from
informan dan data wawancara mendalam dan three SLTA. Primary data were taken directly from
observasi pada responden dengan kuesioner. the informant and questionnaire based on in-depth
Berdasarkan hasil analisis, pelaksanaan program interview data and observations on respondents. The
UKS pada ketiga sekolah untuk jenjang SLTA di result of the analysis is the implementation of the
Depok sudah berjalan optimal. UKS di sekolah dan di UKS of the three SLTA in Depok has been running
Puskesmas menitikberatkan pada ruang lingkup optimally. UKS in the schools and Puskesmas are
pelayanan kesehatan, seperti kegiatan ekstrakurikuler focus on the scope of health services, such as the
Palang Merah Remaja (PMR), Kader Kesehatan Youth Red Cross extracurricular activities (PMR),
Remaja (KKR), pertolongan pertama pada ruang Youth Health Cadres (KKR), first aid in the UKS
UKS, penyediaan obat-obatan. room, and medicine supply.
Keywords: UKS Program, Balance Scorecard
Kata Kunci : Program UKS, Pendekatan Balanced
Approach
Scorecard
29
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

Pendahuluan Inovasi yang berkembang memunculkan


beberapa contoh model upaya kesehatan sekolah
Sekolah merupakan organisasi yang diimplementasikan pada negara-negara di
fundamental yang tidak hanya berdampak pada berbagai benua. Setiap negara memiliki
pendidikan saja, tetapi juga menciptakan karakteristik dalam pengembangan model upaya
kesempatan bagi peningkatan kesehatan agar kesehatan sekolah. Dalam sebuah jurnal yang
mampu berpatisipasi di masyarakat. Usaha berjudul “A Complementary Ecological Model
kesehatan pada tatanan sekolah memiliki potensi of the Coordinated School Health Program "
dampak bagi peningkatan kesehatan melalui (Lohrmann, 2008) dijelaskan bahwa
sebuah konsep promosi kesehatan sekolah pengembangan lain dari usaha sekolah dalam
(health promoting school). Konsep yang peningkatan kesehatan menjadi bagian dari
diterapkan dalam promosi kesehatan sekolah ini konsep coordinated school health atau konsep
mencakup enam area kunci, yaitu kebijakan sekolah sehat yang terkoordinasi. Kerangka
kesehatan, lingkungan fisik dan sosial, hubungan konsep tersebut adalah pelibatan keluarga dan
dalam masyarakat, keterampilan petugas berdasarkan pada kebutuhan masyarakat, sumber
kesehatan, dan pelayanan kesehatan. Enam area daya, serta standar. Konsep ini menggunakan
kunci tersebut dirancang untuk membantu pendekatan sekolah sehat komprehensif.
sekolah dalam menyusun isu kesehatan yang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
strategis. usaha untuk membina dan mengembangkan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik di kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta
Depok tahun 2015 jumlah penduduk 2.033.508 didik usia sekolah yang dilakukan secara
jiwa. Sedangkan 331.605 jiwa yaitu 16.31 % menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
dari total penduduk Depok merupakan kelompok (integratif). Program UKS ini diharapkan
usia remaja, kelompok ini sangat berpotensi mampu menanamkan sikap dan perilaku sehat
pada resiko-resiko masalah kesehatan. Peserta dengan dirinya sendiri dan mampu menolong
didik pada sekolah lanjutan termasuk kelompok orang lain sehingga dapat tercipta sumber daya
remaja yang rentan terhadap masalah-masalah manusia yang berkualitas.
remaja. Tujuan penelitian untuk mendapatkan
Anak sekolah termasuk dalam kelompok gambaran pelaksanaan program Usaha
remaja yang rentan terhadap permasalahan Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah
tersebut, pendidikan memegang kunci untuk Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri di Depok
menyadarkan masyarakat akan berbagai resiko yang ditinjau dari empat perspektif balanced
kesehatan dan peran masyarakat dalam scorecard.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(SKN,2012). Lembaga pendidikan memainkan
peran baik pada tingkat sekolah dasar hingga Metode
perguruan tinggi, milik publik dan swasta. Hal Penelitian ini merupakan penelitian
yang berkaitan dengan upaya kesehatan sekolah kualitatif sebuah riset formatif yang menekankan
adalah kebijakan kesehatan sekolah.Sekolah pada apa yang orang-orang pikirkan dan
merupakan lini terdepan dalam penyediaan rasakan. Pemilihan sumber informasi
pelayanan dan program yang bersifat dilakukan dengan menggunakan prinsip
pencegahan (preventif) bagi para siswanya. kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan
Program UKS di Indonesia (adequacy) dengan menggunakan teknik
mengedepankan usaha preventif dan promotif pemilihan purposive sampling, dimana peneliti
dengan tidak menyampingkan usaha kuratif dan memilih sendiri 3 informan yang akan terlibat
rehabilitatif. Inovasi sangat dibutuhkan dalam dalam penelitian ini berdasarkan criteria yang
merancang sebuah program kesehatan bagi anak telah ditetapkan. Adapun criteria informan
sekolah. Inovasi tersebut harus berintegrasi adalah Memahami kebijakan program UKS di
dengan sistem yang telah berjalan. Hal ini akan Sekolah, memahami kebijakan program UKS di
menjadi pertimbangan dalam setiap bentuknya Puskesmas dan melaksanakan program UKS di
(Lochman, 2008). sekolah atau puskesmas.Populasi dalam
30
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

penelitian ini adalah tiga Sekolah Lanjutan oleh peneliti dalam bentuk matriks, dan
Tingkat Atas (SLTA) Negeri dan tiga dilakukan identifikasi kaitan antara kategori-
Puskesmas Kecamatan di kota Depok. kategori tersebut dan kemudian membuat
Data yang dikumpulkan berupa data hubungan-hubungan antar kategori dalam
primer yang diambil secara langsung dari bentuk peta konsep.
informan, dan data wawancara mendalam
dan observasi pada responden dengan Hasil
kuesioner yang telah dibuat. Analisis data Data yang diambil pada proses
yang digunakan adalah analisis isi (content pengumpulan data Evaluasi Program Usaha
analysis). Seluruh informasi yang didapat Kesehatan Sekolah pada Sekolah Menengah
melalui wawancara mendalam dibuatkan Atas di Depok pada beberapa karakteristik
transkrip hasil wawancara untuk informan yaitu guru pembina UKS di sekolah,
memudahkan dalam menganalisis data, unsur pimpinan sekolah dan petugas kesehatan
Setelah itu data-data dikelompokkan di Puskesmas.
berdasarkan kategori yang telah ditentukan

Tabel 1
Gambaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan program UKS di SMA-SMA.

RUANG PELAKSANAAN
LINGKUP
SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3
Pendidikan  Kegiatan ekstrakurikuler  Kegiatan ekstrakurikuler  Perilaku Hidup Bersih dan
Kesehatan senam sehat, PIK-R dan tari tradisional, terwondo sehat (PHBS)
seminar kesehatan HIV- yang diikuti siswa untuk  Pada saat olah raga dan
AIDS menjaga kesegaran jasmani biologi masalah kesehatan
 Diberikan pendidikan  Perilaku hidup bersih dan jasmani dan reproduksi
kesehatan saat olah raga sehat (PHBS)  Pembinaan kader kesehatan
satu kali seminggu.  Pembinaan Kader sekolah
 Pembinaan kader kesehatan Kesehatan Remaja/P3K  Pendidikan anti rokok dan
sekolah anti narkoba
Pelayanan  Palang Merah Remaja Wira  Palang Merah Remaja  Palang Merah Remaja
Kesehatan Taruna Perkasa (PMR- (PMR) (PMR)
WITASA)  Pelayanan kesehatan oleh  Pelayanan kesehatan di
 Pelayanan kesehatan di dokter sekolah sekolah
sekolah  Penyediaan obat-obatan di  Penyediaan obat-obatan di
 Penyediaan obat-obatan di ruang UKS ruang UKS
ruang UKS  Rujukan Medis  Kadang ada kegiatan donor
 Kader Kesehatan Remaja  Konseling remaja (KKR) darah
(KKR)
Pembinaan  Pemeliharaan kebersihan  Pemeliharaan kebersihan  Pemeliharaan kebersihan
Lingkungan kelas dan kebersihan kelas kelas
Sehat lingkungan sekolah  Pemeliharaan Hidroponik  kebersihan lingkungan
 Kantin sehat yang ada di pekarangan sekolah ( toilet dll)
sekolah.  Kantin sehat
 Kantin sehat  Piket jum’at bersih

Pelaksanaan kegiatan SMA Negeri 1, sebagian besar adanya pembinaan bagi para kader kesehatan sekolah,
pelaksanaan program UKS cenderung mengarah adanya kegiatan ekstrakurikuler yaitu UKS dan PIK-R
kepada pelayanan kesehatan dan pendidikan (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), dan
kesehatan, sekolah ini sudah melaksanakan kegiatan- melibatkan siswa dalam pengelolaan program
kegiatan yang menunjang pelaksanaan UKS, seperti UKS.dan SMA Negeri 2, kegiatan yang dilakukan
31
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

program UKS pada pelayanan kesehatan dan Negeri 3 sama untuk ruang lingkup kesehatan baik
pembinaan lingkungan sehat, untuk pendidikan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
kesehatan, sekolah mengadakan kegiatan pembinaan lingkungan sehat.Kegiatan UKS disekolah
ekstrakurikuler berupa tari tradisional, tekwondo, dilakukan oleh PMR dan pembina UKS
PHBS dan pembinaan Kader Kesehatan Remaja dan
P3K,adapun kegiatan pelaksanaan UKS di SMA

Tabel 2. Gambaran Pelaksanaan Program UKS di Puskesmas


Puskesmas
Program UKS Tugas Pokok Pelaksanaan
Pendidikan  Penyuluhan Kesehatan  Penyuluhan kesehatan
 Pembinaan bagi kader kesehatan sekolah reproduksi, HIV-AIDS,
Kesehatan dan guru NAPZA, dan gizi remaja,
 Peranan petugas kesehatan sebagai berupa poster, leaflet dan
pendidik, narasumber, dan fasilitator gambar-gambar.

Pelayanan  Melaksanakan pelayanan kesehatan, seperti  Rujukan medis, kalau sakit di


menjadi tempat rujukan bagi siswa yang rujuk ke puskesmas.
Kesehatan mengalami sakit  Penjaringan kesehatan bagi
 Melakukan penjaringan siswa baru di awal tahun ajaran,
 Pemeriksaan berkala serta perujukan tes kesehatan .
terhadap kasus-kasus tertentu bagi yang  Pelayanan konseling remaja
memerlukan yang bermasalah.

Pembinaaan  Memfasilitasi pelaksanaan kesehatan  Sebagian besar pelaksana


lingkungan di sekolah yang dilakukan oleh pembinaan lingkungan sehat
Lingkungan Sehat
guru atau kader kesehatan tidak dilakukan oleh program
 Memberikan bimbingan teknis dan UKS, namun dilakukan
pengawasan sanitasi lingkungan, bekerjasama dengan lintas
diantaranya pengawasan WC, air bersih, sektor, Kesehatan Lingkungan
sampah, kantin, serta pembuangan air untuk kebersihan kantin, sampah
limbah. pembuangan air limbah dengan
diberikan Promosi Kesehatan .

Analisis Balanced Scorecard dalam simbol (+) yang berarti sekolah atau puskesmas
Pelaksanaan UKS di Sekolah tersebut melakukan kegiatan , dan katagori “tidak”
Setelah diuraikan mengenai gambaran menggunakan simbol (-) yang berarti sekolah atau
pelaksanaan program UKS, maka akan dijelaskan puskesmas tidak melakukan kegiatan.
mengenai analisis balanced scorecard dalam
pelaksanaan UKS, baik yang dilaksanakan oleh Dibawah ini merupakan analisis balanced
sekolah dan puskesmas. Dalam analisis ini, cara scorecard dalam pelaksanan UKS di sekolah,
memberikan nilai (skor) dalam balanced scorecard
adalah menggunakan kategori “ya” ditandai dengan

Tabel 3. Matriks Balanced Scorecard Pelaksanaan UKS di Sekolah


32
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

Jenis Sekolah Negeri


Dimensi Balanced Scorecard
SMA 1 SMA 2 SMA 3

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

1. Keterampilan guru - - -

Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Sarana dan Fasilitas + + +

2. Perencanaan + + +

3. Pengorganisasian

 Pelibatan orangtua - + -

 Pelibatan Siswa + + +

 Kerjasama + + +

4. Monitoring + + +

5. Evaluasi + + +

Perspektif Keuangan

1. Sumber Anggaran + + +

2. Pembiayaan + + +

Perspektif Kepuasan Pelanggan + + +

Keterangan : + : Ya (Melakukan kegiatan)


- : Tidak (Melakukan kegiatan)

Berdasarkan analisis tabel 3, dapat disimpulkan dari ketiga sekolah tersebut diketahui bahwa faktor yang
menyebabkan belum optimalnya program UKS yang dilaksanakan oleh sekolah adalah :
1. Masih sedikitnya pelatihan dan forum belajar bagi guru pembina UKS
2. Belum maksimalnya pelibatan orangtua dalam pelaksanaan UKS
33
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

Tabel 4. Matriks balanced scorecard Pelaksanaan UKS di Puskesmas


Dimensi Puskesmas Hasil
balanced scorecard
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
1. Keterampilan + Sebagian besar petugas kesehatan mendapat pelatihan
Petugas mengenai UKS dan adanya kegiatan penyegaran
mengenai UKS dari Dinas Kesehatan Depok
Perspektif Proses Bisnis Internal
1.Sarana dan fasilitas + Belum terdapat sarana dan fasilitas khusus untuk
melaksanakan program UKS, seluruh nya bergabung
dengan program lain.
2.Perencanaan + Ada perencanaan yang dilakukan oleh Puskesmas
3.Pengorganisasian
- Pelibatan siswa + Sudah melibatkan kader kesehatan sekolah
- Kerjasama + Puskesmas melakukan kerjasama dengan sekolah .
4.Monitoring + Ada monitoring yang dilakukan oleh Puskesmas
kecamatan.
5.Evaluasi + Ada kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas
kecamatan setiap akhir tahun.
Perspektif Keuangan
1.Sumber anggaran +  Sebagian besar sumber anggaran program UKS
2.Pembiayaan + berasal dari APBD
 Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak terdapat
anggaran khusus untuk melakukan penyuluhan
kesehatan ke anak sekolah. Puskesmas
menjalankan penyuluhan kesehatan dengan
anggaran untuk penjaringan kesehatan.

Perspektif Kepuasan + Respon yang diterima oleh petugas kesehatan positif,


Pelanggan siswa merasa puas dengan pelayanan dari petugas
kesehatan.

Keterangan : + : Ya (Melakukan kegiatan)


- : Tidak (Melakukan kegiatan)

Berdasarkan analisis tabel 4, dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Sekolah secara optimal untuk
pelaksanaan UKS yang dilakukan ketiga puskesmas melaksanakan kegiatan UKS di sekolah.
sudah baik, dan bahkan sudah melibatkan siswa Kader

Pembahasan menekankan pada upaya kuratif. Masih


Berdasarkan analisis balanced scorecard sedikitnya pelatihan dan forum pertemuan bagi
yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar guru dan petugas kesehatan untuk
para guru belum mendapatkan pelatihan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
mengenai UKS serta tidak adanya forum diskusi yang menunjang pelaksanaan program UKS.
bagi mereka untuk mengembangkan Pengetahuan dan keterampilan dari para
pengetahuan terbaru mengenai kesehatan dan pelaksana program UKS ini memberikan
UKS. Masih sedikitnya pelatihan dan forum pengaruh terhadap penerima manfaat utama
rutin yang ditujukan kepada para guru, terutama yaitu para peserta didik.
guru Pembina UKS menyebabkan para guru ini Berbagai studi yang telah dilakukan
memiliki kecenderungan untuk menganggap menunjukkan bahwa pelatihan penting
UKS merupakan sebuah program kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
34
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

seseorang. Dalam sebuah studi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan UKS
oleh Permatasari (2013) terhadap para pelaksana yang mengedepankan aspek promotif dan
kegiatan monitoring dan evaluasi dalam preventif dengan tidak mengesampingkan aspek
National Composite Policy Index (NCPI) di DKI kuratif dan rehabilitatif. Pada kota Depok, Dinas
Jakarta dijelaskan bahwa peningkatan Kesehatan telah mencoba untuk pro aktif
kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjalin komunikasi secara intensif dengan
menjadi sangat urgen dan perlu dilakukan secara Dinas Pendidikan dan Tim Pembina UKS . Hal
terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam tersebut Dinas Kesehatan lakukan untuk
rangka meningkatkan kemampuan dan mendorong program UKS ini agar dikerjakan
profesionalisme. secara serius oleh seluruh pihak yang terlibat
Hasil studi yang dilakukan terhadap dalam pelaksanaan UKS. Selain itu, melalui
sarana dan fasilitas yang menunjang pelaksanaan komunikasi yang efektif dan intensif, Dinas
UKS, sebagian besar menunjukkan bahwa Kesehatan juga dapat mendorong program UKS
sarana dan fasilitas yang tersedia dalam keadaan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan
baik dan berfungsi dengan baik. Berdasarkan derajat kesehatan anak sekolah, baik secara fisik,
hasil studi ini diketahui bahwa sebagian besar mental, dan sosial.
siswa yang terlibat dalam kegiatan Usaha .
Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan anggota Kesimpulan
dari ekstrakurikuler kesehatan, yaitu Palang Hasil analisis, diketahui bahwa
Merah Remaja (PMR) dan Pusat Informasi dan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah
Konseling Remaja (PIK-R). Para anggota (UKS) pada ketiga sekolah untuk jenjang
ekstrakurikuler tersebut disebut juga dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri
Kader Kesehatan Remaja (KKR). Sebagian di Depok sudah berjalan optimal. Hal ini terlihat
besar dari mereka menjadi pelaksana dari pada pelaksaan UKS di sekolah dan di
kegiatan pelayanan kesehatan UKS. sebagian Puskesmas yang menitikberatkan pada ruang
besar para siswa menganggap UKS merupakan lingkup pelayanan kesehatan, seperti kegiatan
tempat rujukan ketika mereka sakit. Bagi para ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR),
siswa yang terlibat dalam kegiatan Kader Kesehatan Remaja (KKR), pertolongan
ekstrakurikuler kesehatan tersebut, sebagian pertama pada ruang UKS, penyediaan obat-
besar mereka menyatakan bahwa banyak sekali obatan. Puskesmas juga melaksanakan kegiatan
manfaat yang didapat ketika mereka terlibat penjaringan kesehatan pada siswa baru di awal
dalam kegiatan UKS, dan pelaksanaan program tahun ajaran dan pendidikan kesehatan.
UKS yang komprehensif tidak dapat dilakukan
secara sendiri, sangat diperlukan kemitraan Saran
dengan orangtua agar pelaksanaan program UKS
menjadi maksimal hasil yang diperoleh. Mengaktifkan forum pertemuan sekolah
Pelibatan kader kesehatan sekolah ini dengan orangtua siswa di sekolah sebagai
sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan bentuk dari upaya pemberdayaan orangtua
program UKS sehingga mampu meningkatkan siswa, serta membentuk forum komunikasi
derajat kesehatan siswa di sekolah. Para kader antara para guru dengan petugas kesehatan
kesehatan sekolah ini harus didukung oleh orang secara rutin sebagai tempat belajar dan berbagi
dewasa di sekitarnya, yaitu para guru di sekolah informasi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
dan petugas kesehatan di Puskesmas. Puskesmas kesehatan remaja dan melakukan kemitraan
menjalin komunikasi secara intenif pada saat dengan sektor terkait, pihak swasta, dan
menjelang kegiatan penjaringan kesehatan pada masyarakat untuk mendorong peningkatan
siswa baru pada setiap tahun ajaran baru, derajat kesehatan remaja di sekolah
Puskesmas menyampaikan ide dan dan gagasan
35
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)

Daftar Pustaka

Bina Kesehatan Anak (2011), “ Pedoman Untuk Tenaga


Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Pondok
Pesantren”. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Bisbe, Josep, Barrubes, Joan (2012). “ The Balanced
Scorecard as a Managemen Tool for Assessing
and Monitoring Strategy Implementation in
Health Care Organizations”.Rev, Esp.Cardiol.
Vol 65. Spanyol
Centers For Disease Control and Preventin (2009). “ School
Connectedness: Strategies for Increasing
Protective Factors Among Youth”. Departemen
of Health and Human Services. Atlanta,GA.
Amerika Serikat.
Departemen of Health and Human Services (2012). “
Parent Engagement: Strategies for Involvinf
Parent in School Health Center for Desease
Control and Prevention”. Atlanta, U.S.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2012). “ Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah”.Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI. Jakarta
Jahya, Yudrik (2011). “ Psikologi Perkembangan”. Edisi
Pertama. Cetakan pertama. ISBN. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Niven, Paul R. (2009). “ Balanced Scorecard: Step by Step
for Government and Non Profil Agencies”.John
Willey and Son, Inc: Canada.
Sutarto (2000). “Dasar-Dasar Organisasi”. Cetakan 19.
ISBN 979-420-275-4 Gadjah Mada, University.
Yogyakarta.
Swanson et. Al (2012). “ Rethinking Health System
Strengthening:Key System Thinking Tools And
Strategies for Transformational Change”. Health
Policy and Planning.
Torang, Syamsir (2013). “ Organisasi dan Manajemen:
Perilaku, Struktur, Budaya, dan Perubahan
Organisasi”. Cetakan Kesatu. ISBN 978-602-
7825-51-2. Alfabeta. Bandung.
Peraturan Perundangan Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI. No.
1/U/SKB/2003 ; No.1067/Menkes/SKB/VII/2003
; No. MA/230 A/2003 ; No. 26 tahun 2003
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah.
Peraturan Menteri Kesehatan Republi Indonesia No.
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai