Anda di halaman 1dari 2

Teks 1

Terjadinya Petir

Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan
saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian
disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini
disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara
teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga
muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan
positif berkumpul pada sisi sebaliknya.

Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi
pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai
kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah
udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan
suara.

Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara
mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah
mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga
bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Teks 2
Si Jali Jali

Lagu Jali-Jali atau Si Jali-Jali merupakan lagu tradisional asal Jakarta yang populer di
kalangan masyarakat Betawi. Sejumlah sumber menyatakan, lagu Jali-Jali pertama kali lahir
sekitar abad ke-19 di kalangan Cina peranakan.
Mulanya, lagu Jali-Jali terkenal di kalangan komunitas warga Tionghoa yang tinggal di
Jakarta. Lagu Jali-Jali sering dibawakan sebagai lagu utama pada penyelenggaraan
pertunjukan musik khas Betawi yaitu gambang kromong.
Sebagaimana lagu khas Betawi yang lain, Jali-Jali memiliki lirik yang mengandung rangkaian
pantun. Pantun yang menjadi ciri khas Betawi tersebut kemudian dipadukan dengan musik
bernada riang.
Lagu Jali-Jali sendiri adalah lagu yang diputar untuk menjadi pelipur lara atau menghibur
hati yang sedih. Jali-Jali semakin dikenal luas sejak dipopulerkan oleh M. Sagi sekitar tahun
1942. Ia membawakan lagu ini dengan iringan permainan biola.
Pada dekade 1940-an, Jali-Jali dibawakan secara berpasangan oleh pria dan wanita yang
saling bersahut-sahutan. Kemudian pada tahun 1987, Jali-Jali mengalami beberapa
penggubahan aransemen dengan menambahkan musik khas Betawi.
Unsur musik tradisional pada gubahan aransemen Jali-Jali antara lain melibatkan tanjidor,
gambang kromong, samrah, gamelan ajeng, dan diiringi kelompok paduan suara. Lagu Jali-
Jali dengan nada-nada riang sangat mewakili ciri khas Betawi yang ceria dan gembira. Lirik-
lirik pantun bernuansa komedi juga menjadi daya tarik istimewa. Sehingga lagu ini dapat
memberikan kegembiraan tersendiri bagi pendengarnya.

Anda mungkin juga menyukai