Anda di halaman 1dari 6

Tugas Mandiri

(Artikel/esai tentang sejarah melayu riau)

Dosen Pengampu:
Dr.Darmadi,M.Si

Disusun oleh :
Meliani Putri
NIM: 2205113799

Kelas : 1 B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
Sejarah Melayu Riau
1. Proto-Deutro Melayu

Jejak riau dapat ditelusuri sejak zaman purba, sekaligus memperlihatkan


terjadinya pergulatan hidup manusia untuk senantiasa memperbaiki hidupnya.
Halini tentu saja berawal dari kedatangan manusia ke kawasan apa yang
sekarang disebut Riau. Dalam buku “Sejarah Riau” (Muchtar Lutfi,dkk.,1977)
banyak disingkap asal usul kedatangan manusia di kawasan ini.

Dapat dipastikan bahwa gelombang kedatangan pertama manusia di Riau


sama dengan gelombang kedatangan manusia tersebut berasal dari daratan
asiayang salah satu lintasan pertamanya adalah selat malaka sebelum
mencapai sumatra. sementara di sisi lain, Provinsi Riau terletak di kawasan
Selat Malakadan pantai timur Sumatra atau pantai yang berhadapan
langsung dengan Selat Malaka.

Mereka selalu disebut dengan suku bangsa Weddoide yang mengembara,


hidup berpindah – pindah karena sumber mata pencarian mereka tergantung
pada hasil buruan. Di Riau sekarang, mereka kemudian diidentifikasikan
sebagai orangasli Sakai dan Hutan. Dalam kehidupan sehari – hari pada masa
yang lampau tersebut, mereka menggunakan kapak batu sebagaimana
layaknya masyarakat zaman mesolithicum. Mereka kemudian
mengembangkan diri untuk menetap di suatu kawasan dan mulai mengenal
bercocok tanam.

Mulai dari tahun 2500 SM sampai tahun 300 SM, terjadi dua gelombang
kedatangan manusia yang disebut proto-Melayu dan deutro-Melayu. Baik
proto maupun deutro-Melayu masing masing memiliki kelebihan
dibandingkan Weddoide. Proto-Melayu sudah memiliki kemampuan yang
jauh lebih tinggi dalam bercocok tanam. Kecendrungan proto-melayu tidak
berpindah pindah, menyebabkan muncul pemukiman-pemukiman baru. Hal
ini dapat dikesani dalam kehidupan suku talangmamak, laut, dan akit. Seperti
suku sakai diatas, mereka masih disebut sebagai orang asli.

Disisi lain deutro-melayu sudah dapat mengembangkan dirinya pada tahap


yang belum tercapai oleh proto-melayu. Kecendrungan proto-melayu yang
mulaimenetap dalam suatu kawasan adalah kecendrungan utama deutro-
melayu,
memungkinkan terjadinya perkongsian hidup diantara mereka, meskipun tidak
sedikit manusia dari kalangan proto-melayu, harus mengasingkan diri. Deutro-
Melayu berkomunikasi dengan luar, sehingga tatanan hidup mereka lebih
bervariasi. Jejak deutro-Melayu ini antara lain dapat ditemui di Bangkinang,
Kuantan mudik, dan Rokan melalui penemuan arca serta perhiasan dari bahan
perunggu.

Kenyataan diatas memperlihatkan, deutro-Melayu yang sudah berbaur


denganpenduduk sebelumnya dan melakukan kontak dengan kawasan di
sekitarnya, sudah pasti memunculkan pemukiman – pemukiman. Sekilas dapat
dibayangkan,perhiasan dan arca yang ditemukan di sejumlah tempat
sebagaimana disebutkan diatas, merupakan bagian dari sikap individu dalam
berinteraksi sesamanya.

2. Kerajaan-kerajaan Melayu Kuno :

1. Kandis dan Koto Alang


Kerajaan Kandis merupakan salah satu kerajaan tua yang pernah ada di
Riau. Catatan tentang Kandis di temukan dalam kitab Negara Kertagama yang
menyebutkan bahwa Kandis meruapakan salah satu kerajaan yang berada
dalam taklukan Majapahit.
Daerah kekuasaan Kerajaan Kandis diperkirakan meliputi daerah
Kuantan sekarang ini yaitu mulai dari hulu Batang Kuantan Negeri Lubuk
Ambacang sampai ke Cerenti. Ibukota kerajaan Kandis adalah Padang Candi,
yaitu suatu tempat di pinggir Batang Kuantan.
Beberapa kerajaan ada di wilayah yang sama bersama Kandis yang
sezaman dengannya. Koto Alang adalah salah satu kerajaan yang dimaksud.
Diperkirakan kerajaan ini sudah ada sebelum Masehi hingga abad kedua.
Pusatnya yang terkubur dalam tanah, baru bisa dicapai dengan berjalan kaki
setelah dua hari. Sampai ada yang menghubungkan Koto Alang untuk kerajaan
Atlantis, yang Plato, filsuf dan sejarawan terkemuka dunia, mengusulkan
sebagai negara adidaya masa lalu, Koto Alang dikatakan memiliki peradaban
tinggi.
2. Katangka
Kerajaan Katangka, meskipun Kerajaan Katangka sekarang berada
di Kabupaten Kampar, dekat Muara Takus, Kemungkinan Kerajaan
Katangka pernah ada. Namun, sistem politiknya tidak dapat digambarkan.
Kata “Katangka” berasal dari kata “ Katako” atau “ Kelangko” dan bisa
juga merujuk pada struktur yang menyerupai stupa. Kata “ Kelangko” juga
bisa merujuk ke situs suci. Akibatnya, motif bangunan di tuangkan kedalam
bentuk anyaman dan disimpan dalam Katang atau Katang-Katang (
Muchtar Luthfi, ed., 1977).

3. Sriwijaya
Pusat Kerajaan Sriwijaya sebenarnya masuh diperdebatkan banyak
sarjana. Ada yang menyebutkan di Thailand, Jawa, Palembang, dan Muara
Takus yang kini termasuk dalam administratif Kabupaten Kampar, Provinsi
Riau. Salah seorang pakar yakni J.L,. Moens, menyebutkan semula Sriwijaya
berada di pantai timur Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang), kemudian
pindah ke Muara Takus (ibid) Dua faktor utama yang memperkuat Muara
Takus sebagai pusat Sriwijaya. Pertama, adalah posisinya yang terletak di
pinggir sungai yakni Sungai Kampar. Kedua adalah banyak ditemui bangunan
besar dan peninggalan peninggalan lain.
4. Sintong dan siarang arang
Penemuan-penemuan benda yang tergolong kuno di Riau, sekaligus
menunjukkan suatu kedaulatan, adalah di Sintong dan Siarang- arang, sekarang
masuk ke dalam administrative Kabupaten Rokan Hilir. Cuma sayangnya, dua
tempat ini belum “ seberuntung” Muara takus, karena kajian terhadapnya masih
amat terbatas. Padahal peneliti di Muara Takus sendiri pun amatlah kurang. Di
sisi lain banyak benda-benda peninggalannya sudah beralih fungsi bahkan
dilaporkan sempat menjadi tiang punggung rumah penduduk.
5. Kuantan

Kerajaan kuantan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kerajaan


kandis itu sendiri. Pada masa kerajaan kuantan, ibu kota dipindahkan
dari Padang Candi ke Sintuo, yaitu suatu tempat di seberang kota Teluk
Kuantansekarang. Tidak dapat pula diketahui secara pasti kapan
berdirinya kerajaan kuantan.
6. Keritang
Kerajaan Keritang terpusat dipinggir sungai Gangsal. Kata Keritang
diperkirakan berasal dari kata “itang”. Itang adalah sejenis tumbuh tumbuhan
yang banyak terdapat di sekitar sungai Gangsal. Seperti Kandis, nama kerajaan
Keritang juga termaktub dalam kitab Negara Kertagama.Keritang, pada waktu
itu merupakan sebuah kerajaan yang cukup besar, sehingga Majapahit sangat
menganggap penting kerajaan tersebut. Sungai Gangsal adalah rumah bagi
berbagai macam tanaman itang.

7. Gasib
Kerajaan Gasib atau Siak Gasib, diperkirakan telah berdiri pada abad
ke- 14 atau 15 M. Pusat kerajaan Gasib terletak di tepi sebuah anak sungai yang
Bernama Gasib. Tempat ini berada di Hulu Kuala Mandau. Kerajaan Gasib
menguasai wilayah sepanjang sungai Siak, mulai dari paling hulu, yaitu Bukit
Seligi Tapung sampai Bukit Langa, Tapung Kanan. Hanya ada dua catatan
singkat yang menyebut tentang Raja Gasib. Catatan pertama menyebutkan,
bahwa berdasarkan catatan Cina, pada tahun 1433, Raja Bedagai dari Gasib,
Bersama-sama dengan raja Indragiri dan Siantan datang untuk meminta
perlindungan kepada Cina. Catatan kedua menyebutkan bahwa pada tahun
1444- 1447, Melaka mengalahkan Gasib dan melawan rajanya, yaitu
Permaisura.

8. Segati

Kerajaan ini terletak di hulu sungai segati, di tepi sungai kampar.

Kerajaan segati didirikan oleh Tuk Jayo Sati, keturunan Maharaja Olang.
Pusat kerajaan pertama kali terletak di Tajung Bungo, tapi kemudian atas
prakarsa putranya yang bernama Tuk Jayo Tunggal, pusat kerajaan
dipindahkan ke Ranah Gunung Setawar, di hulu Sungai Segati. Setelah
Tuk Jayo Tunggal meninggal dunia, diangkatkanlah Tuk Jayo Alam,
puteranya,sebagai raja.
9. Pekantua

Kerajaan ini berlokasi di hulu sungai Pekantua, Pelalawan. Kerajaan


inididirikan oleh Maharaja Indera dari Kerajaan Tumasik (singapura). Di
Pekantua, Maharaja Indera membangun istananya di Pematang Tua.
Dibangunnya pula sebuah candi, sebagai ungkapan rasa syukur atas
selamanyabeliau ketika singosari menyerang Tumasik sekitar tahun 1380.

Dapat disimpulkan bahwasannya melayu datang ke Riau melalui dua gelombang


yaitu Melayu Proto dan Melayu Deutro. Keberadaan budaya melayu dapat dibuktikan
dengan adanya kerajaan-kerajaan yang telah berdiri di Riau. Kerajaan-kerajaan
tersebut dapat menjadi bukti nyata adanya suku melayu yang telah lama datang ke
Riau.

Anda mungkin juga menyukai