Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ILMU PENGANTAR

KEPEMIMPINAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Muchlis Ruslan , SE.M.Si

Disusun Oleh :
Stephanie Aurea Mettha Puspita (4518012183)

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
MANAJEMEN A
TAHUN 2021
Page | 1
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikanrahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengantar Ilmu Kepemimpinan”. Dari makalah ini
semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya
pemimpin dalam sebuah organisasi.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Muchlis
Ruslan selaku dosen mata kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang
telah membantu sehingga kamidapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari atas kekurangan kemampuan kamidalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kamiapabila mendapatkan
kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akanlebih
baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga 
dapat membukawawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik
di masa yang akan datang.

Makassar, 29 Juni 2021

Tim Penulis

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 5
A. Latar Belakang ........................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Metode Penelitian ....................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................ 8


1) Kepemimpinan ................................................................................ 8
2) Kepemimpinan dan Perubahan...................................................... 11
3) Kepemimpinan dan Karakteristik.................................................. 13
4) Kepemimpinan dan Etika................................................................ 13
5) Kepemimpinan dan Manajemen Keputusan................................. 15
6) Kepemimpinan dan Politik ............................................................. 16
7) Kepemimpinan dan Kaderisasi ...................................................... 17
8) Kempemimpinan dan Konflik........................................................ 18
9) Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja......................................... 19
10) Kepemimpinan dan Pengawasan................................................... 21
11) Organisasi dan Kepemimpinan..................................................... 22
12) Motivasi, Konflik, dan Manajemen Kepemimpinan................... 24
13) Kepemimpinan dan Manajemen Kinerja..................................... 25

Page | 3
14) Penggunaan Metode Balanced Scorecard dalam
Kepemimpinan ............................................................................. 28

BAB III PENUTUP ..................................................................... 31


A. Kesimpulan

Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
dengan pertumbuhan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
pengarang yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari baiknya saja, akan tetapi
dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-
calon pemimpin.

Hal ini dapat membentuk pemimpin terbaik. Sejarah timbulnya kepemimpinan,


sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah
muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerja sama tersebut muncul
pada tata kehidupan sosial masyarakat dalam rangka untuk mempertahankan
hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya.
Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia
dan mulai unsur-unsur kepemimpinan.

Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-
orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati
secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-
lain.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan
dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun
keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas
kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat
bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya.

Page | 5
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan
pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami
masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain, namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan
tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang baik.

Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang


tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-
prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi
kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).

B. Rumusan Masalah
1) Jelaskan apa ituKepemimpinan
2) Jelaskan Kepemimpinan dan Perubahan
3) Jelaskan Kepemimpinan dan Karakteristik
4) Jelaskan Kepemimpinan dan Etika
5) Jelaskan Kepemimpinan dan Manajemen Keputusan
6) Jelaskan Kepemimpinan dan Politik
7) Jelaskan Kepemimpinan dan Kaderisasi
8) Jelaskan Kempemimpinan dan Konflik
9) Jelaskan Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
10) Jelaskan Kepemimpinan dan Pengawasan
11) Jelaskan Organisasi dan Kepemimpinan
12) Jelaskan Motivasi, Konflik, dan Manajemen Kepemimpinan
13) Jelaskan Kepemimpinan dan Manajemen Kinerja
14) Penggunaan Metode Balanced Scorecard dalam Kepemimpinan

C. Tujuan Penulisan
Page | 6
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
 Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan
pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
 Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya
tentang kepemimpinan dan kearifan lokal.

D. Metode Penelitian
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode
kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti
pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung
internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis,
efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data
tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.

Page | 7
BAB II
PEMBAHASAN

I. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
tentang bagaimana mengarahkan, memengaruhi, dan mengawasi orang lain
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. Ilmu
kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan dinamika
perkembangan hidup manusia.
Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada beberapa
definisi kepmimpinan yang dikemukan oleh pafra ahli :
1. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan
untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
2. Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan ( Leadership ) adalah
kemampuan memengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian
tujuan.
3. G. R. Terry memberikan definisi : Leadership is the activity of
influencing people to strive willingy for mutul objectives.
4. Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu
memengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan;
pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai
pemimpin.

Pemimpin dan Kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang


logam yang tidak bisa dipisahkan, dalam artian bisa kaji secara terpisah
namun harus dilihat sebagai satu kesatuan.
Banyak orang menghindar ketika ditempatkan dirinya sebagai
pemimpin. Salah satu alasan utama karena takut pada tanggung jawab
dan juga takut gagal dalam menjalankan tugas.

Page | 8
Berikut ini beberapa perbedaan antara manager dan pemimpin sebagai
berikut :
1. Manager melaksanakan ; Pemimpin berinovasi.
2. Manager Memelihara ; Pemimpin mengimbangkan.
3. Manager mengontrol ; Pemimpin menginspirasi.
4. Manager berfikir jangka pendek ; Pemimpin berfikir jangka
panjang.
5. Manager bertanya bagaimana dan kapan ; Pemimpin bertanya
apa dan mengapa.
6. Manager meniru ; Pemimpin menciptakan sesuatu yang
orisontal.
7. Manager menerima status quo ; Pemimpin menantangnya.

Adapun ciri – ciri untuk menjadi seorang pemimpin seperti berikut ini :
1. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan zamannya.
2. Memamhami setiap permasalahanya secara lebih dalam
dibandingkan dengan orang lain, serta mampu memberikan
keputusan terhadap permasalahan tersebut.
3. Mampu menerapkan konsep “ The right man and The right
place ” secara tepat dan baik.

Menurut Brantas, Kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai – nilai yang
dimiliki oleh pemimpin seperti diungkapkan oleh Guth dan Taguiri ( dalam
Salusu, 2000 ).
1. Teoretas.
2. Ekonomis.
3. Sosial.
4. Politis.
5. Religius.

Page | 9
Dalam ruang lingkup organisasi, biasanya terdapat lima jenis
kekuasaanyaitu : Kekuasaan Sah, Kekuasaan Balas Jasa, Kekuasaan
Paksaan, Kekuasaan Referen, dan Kekuasaan Ahli.

Menurut Brantas agar kelompok kerja berjalan dengan efektif,


seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama, yaitu :
1. Fungsi – fungsi yang berhubungan dengan tugas ( task-relatied ) atau
pemecahan masalah, dan
2. Fungsi – Fungsi pemeliharaan kelompok ( group-maintenance ) atau
sosial.

Hal – hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin adalah


sebagai berikut :
1. Tradisi atau Warisan.
2. Kekuatan pribadi baik karena alasan fisik maupun karena
kecakapannya.
3. Pengangkatan atasan.
4. Pemilihan.

Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkan dalam


menyelesaikan masalah dalam bidang kepemimpinan, yaitu :
1. Pemimpin yang bijaksana adalah yang memiliki jiwa tempramen yang
rendah.
2. Pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang jauh dari mental korupsi,
kolusi, dan nepotisme ( KKN ).
3. Pemimpin yang dipilih adalah yang memiliki jiwa dan semangat yang
tidak mabuk atau terlalu cinta pada kekuasaan. Pemimpin yang cinta
pada kekuasaan cenderung akan bersikap otoriter dalam memimpin.

Page | 10
II. KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN
Perubahan dilakukan atas dasar menginginkan adanya kemajuan. Bagian
dasar melakukan perubahan adalah pada perubahan karakter diri, atau disebut
dengan base of change. Perubahan dalam diri itu terjadi dengan
sendirinya.anda harus memimpin perubahan itu. Jangan berharap pada orang
lain akan melakukan untuk anda. Bertanggung jawablah terhadap apa pun yang
terjadi pada perjalanan hidup anda. Lakukan setiap perubahan secara
terstruktur dan berkesinambungan.
Sutisna mengemukakan bahwa dari sudut pandnag organisasi, perencanaan
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Perkiraan lingkungan baik sumber – sumber yang tersedia dan
hambatan untuk mencapai tujuan.
3. Penentuan pendekatan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.

Gambar : Kedudukan Perencanaan dalam Ilmu Manajemen

Ilmu Manajemen

Fungsi Manajemen
 Planning ( Perencanaan )
 Organizing ( Pengorganisasian )
 Leading ( Memimpin )
 Controling ( Pengendalian )

Tujuan Yang diharapkan


oleh Organisasi.

Page | 11
Gambar : Lingkaran yang Mendorong Perubahan

Kondisi Perusahaan

Kebijakan Pesaing
( Competitor )
Pemerintah

Perubahan Kosumen
Teknologi

Seorang karyawan dalam memperoleh promosi sering diperoleh dari


dua pendekatan, yaitu :
1. Faktor Prestasi, dan
2. Faktor Senioritas.

Oleh karena itu, aplikasi dari pada konsep rotasi pekerjaan ini harus dipersiapkan
dari dua sisi, yaitu :
1. Ketersediaan dari karyawan yang akan dirotasi, dan
2. Ketersediaan dana dalam jumlah yang benar - benar mencukupi.

Dalam upaya mengubah diri agar berhasil dalam persaingan di masa depan,
banyak perusahaan berpaling kepada sejumlah inisiatif perbaikan antara lain :
1. Manajemen mutu terpadu ( TQM ).
2. Sistem produksi dan distribusi Just In Time.
3. Persaingan berdasarkan waktu.
4. Produksi yang ramping.
5. Membangun perusahaan yang berpusatkan pelanggan ( Customer
focused ).

Page | 12
6. Manajemen biaya berdasarkan aktivitas.
7. Pemberdayaan pekerja.
8. Rekayasa ulang.

III. KEPEMIMPINAN DAN KARAKTERISTIK


Abraham Lincoln yang merupakan mantan Presiden Amerika pernah
mengatakan dengan tegas bahwa, Character is like tree and reputation like a
shadow. The shadow is what we think and the tree is a reality. Yang dapat
diterjemahkan bahwa karakter adalah ibarat pohon dan reputasi ibaratnya
bayangan. Di mana bayangan ( Shadow ) adalah apa yang kita pikirkan dan
pohon ( Tree ) tersebut adalah kenyataan.

Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah
memimpin serta membentuk sikap sesorang yang selanjutnya itu memberi
pengaruh pada setiap keputusan yang dibuatnya.
Karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu
sebagai berikut :
1. Takut pada Resiko atau Risk Avoider.
2. Hati – hatipada Risiko atau Risk Indifference.
3. Suka pada Risiko atau Risk Seeker atau Risk Lover.

Menurut Erich Form ada berbagai jenis tipe yang membedekan yaitu :
1. Tipe Ketergantungan.
2. Tipe Eksploitatif.
3. Tipe Tabungan.
4. Tipe Pemasaran.
5. Tipe Produktif.

IV. KEPEMIMPINAN DAN ETIKA

Page | 13
Istilah etika dipandang dari segi etimologi yang berasal dari kata Latin ethicus.
Dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan. Etika adalah
cabang filsafat yang membahas tingkah laku manusia berdasarkan kaidah baik
atau buruk, benar atau salah. Menurut pengertiannya adalah yang dikatakan
baik dan benar adalah yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

Menurut Fernanda, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh


seseorang atau sesuatu organisasi tertentu dalam interaksinya dengan
lingkungan. Menurut Bertens, menyatakan bahwa etika dapat diartikan pula
sebagai moral (Iin : 2011) Etika merupakan dasar yang terpenting dalam suatu
pergaulan dan juga menjadi landasan yang penting bagi sebuah peradaban serta
akan menjadi kesan yang mendalam dan terpatri di dalam diri seseorang. Etika
tidak hanya berlaku di lingkungan keluarga maupun masyarakat, tetapi etika
berlaku juga dalam lingkungan organisasi.

Dalam lingkungan organisasi maupun tempat kerja pun juga seharusnya


memiliki Menurut BKN, Konsep etika berarti ilmu pengetahuan tentang akhlak
dan moral. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip – prinsip
tindakan moral yang benar. Etika sebagai ilmu yang mencari orientasi sangat
yang dipengaruhi oleh lingkungan, seperti adat istiadat, tradisi, lingkungan
sosial, ideologi, agama negara, yang paling utama dari pengaruh lingkungan
keluarga, dan lain sebagainya. Etika merupakan nilai – nilai hidup dan norma –
norma serta hukum yang mengatur tingkah laku manusia bagaimana dan
seperti apa.
Etika suatu refleksi kritis atau studi mengenai perilaku manusia yang
mendasari perilaku faktual, dengan berbagai situasi kondisi dan juga terhadap
suasana, filsafat yang mengenai moralitas dan merupakan ilmu pengetahuan
yang sifatnya normatif dan praktis. Tindakan yang memberlakukan aturan etika
disebut ‘etik’ dan sifat pelaksanaan tindakan tersebut ‘etis’.
Tata aturan dalam etika disebut norma atau kaidah yang bersifat baik dan
buruknya perbuatan sesuai dengan ukuran dan tingkat kemajuan kebudayaan

Page | 14
dan peradaban masyarakat yang menganut dan mematuhi norma atau kaidah
tertentu (Aris : 2015).
Dari teori Teologi ini dapat berkembang pembahasan pada munculnya dua
kajian lainnya, yaitu :
1. Egoisme, dan
2. Utilitiarianisme.

V. KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPUTUSAN


Seseorang menjadi pemimpin diawali dengan proses yang terkandung
berbagai keputusan. Dan sebauh keputusan manajemen yang baik adalah
memahami fungsi manajemen secara mendalam. Ada empat fungsi
manajemenyang harus dipahami, yaitu :
1. Planning ( Perencanaan ).
2. Organizing ( Pengorganisasian ).
3. Leading ( Memimpin ).
4. Controling ( Pengendalian ).

Dalam memenangkan persaingan bisnis maka ada beberapa strategis yang


bisa dipertimbangkan oleh pemimpin bisnis, sebagai berikut :
1. Bersaing dan bertempur habis – habisan.
2. Mengirimkan inteligen ke perusahaan pesaing.
3. Mundur atau tidak bereaksi dan mempersilahkan pesaing terus maju
sambil menyiapkan produk andalan.
4. Berkolaborasi dan bekerja sama dengan pesaing.
5. Mempelajari kelemahan produk pesaing ( lawan ).
6. Merekrut atau membajak teknisi, manager perusahaan pesaing dengan
imbalam gaji serta fasilitas yang menggiurkan.
7. Menanamkan saham atau modal pada perusahaan pesaing melalui kaki
tangan yang terselubung.
Menurut S. P. Siagan bahwa, sebagaimana diketahui dewasa ini dapat
didenifisikan lima tipe utama pemimpin, yaitu :

Page | 15
1. Tipe yang Otokratisasi atau Diktatorial.
2. Tipe yang Militeristis.
3. Tipe yang Paternalistis.
4. Tipe yang Laissez Faire, dan
5. Tipe yang Demokrasi atau Partisipatif.

Secara umum ada dua kondisi pengambilan keputusan yang sering dialami oleh
pimpinan, yaitu :
1. Kondisi Pasti, dan
2. Kondisi Tidak Pasti.

Tabel : Berbagai Sumber Informais untuk Manajemen


Jenis Sumber Internal Sumber Eksternal
Indikator kunci yang dihasilkan
Fornal, Berbasis Komputer Berbasis data publik.
oleh sistem penjejak internal.
Fornal, Berbasis Dokumen Laporan perencanaan, audit internal. Laporan industri.
Fornal, Verbal Pertemuan terjadwal. Forum – forum industri
Percakapan makan siang, gosip, Pameran dagang,
Informal
manajemen dengan jalan – jalan. kontrak personal.

VI. KEPEMIMPINAN DAN POLITIK


Ilmu Politik merupakan suatu bidnag ilmu yang menekankan dan
menegaskan tentang bagaimana mereka yang berada di suatu negara memiliki
partisipasi kuat dalam usaha untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan
berbagsa dan bernegara secara berharkat dan bermartabat dengan
menempatkan pemerintahan yang berkuasa untuk berperilaku secara
demokratis dan selalu mengedepankan nilai – nilai yang berlaku secara
Universal.

Page | 16
Gambar : Tingkatan Perintah dalam di Sebuah Organisasi

Top

Mana

Middle Management

Lower Management

VII. KEPEMIMPINAN DAN KADERISASI


Pemimpin dan Kaderisasi adalah dua kata yang sulit untuk bisa dipisahkan,
dalam arti bisa dikaji secara terpisah namun harus selalu dilihat dari sisi
kesatuan. Keputusan Kaderisasi kepemimpinan tidak hanya terjadi di
organisasi yang bersifat Profit Oriented namun juga terjadi di organisasi
Nonprofit Oriented.

Beberapa pernyataan berikut ini mengenai pemimpin, pengikut dan situasi


membuat hal – hal tersebut menjadi lebih sistematis sebagai berikut :
1. Seorang pemimpin mungkin perlu merespon beragam pengikut secara
berbeda walaupun dalam situasi yang sama.
2. Seseorang pemimpin mungkin perlu merespon pengikut sama secara
berbeda dalam situasi yang berbeda.
3. Pengikut dapat merespon untuk beragam pemimpin dengan sedikit
berbeda.

Page | 17
4. Pengikut dapat merespon untuk setiap orang secara berbeda dengan
pemimpin yang berbeda.
5. Dua pemimpin mungkin memiliki persepsi yang berbeda terhadap
pengikut dan situasi yang sama.

VIII. KEMPEMIMPINAN DAN KONFLIK


Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap ormag itu memiliki perbedaan
atau secara istiloah disebut “ Different Thingking, Different Opinion, Different
Analysis, and Too Different Action ”. Adapun pengetian Konflik adalah sebuah
persepsi yang berbeda dalam melihat suatu situasi dan kondisi yang
selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi – aksi sehingga telah menimbulkan
pertentangan dengan pihak – pihak tertentu.
Secara umum mereka melihat konflik itu jenisnya dalam beberapa bentuk,
yaitu :
1. Konflik pada diri individu itu diri sendiri.
2. Konflik antarindividu, dan
3. Konflik individu dengan instuisi.

Page | 18
Tabel : Pandangan Lama dan Baru Tentang Konflik
Pandangan Lama Pandangan Baru
1. Konflik dapat dihindarkan. 1. Konflik tidak dapat dihindari.
2. Konflik disebabkan oleh kesalahan. 2. Konflik timbul karena banyak sebab.
3. Termasuk struktur organisasi, perbedaan
3. Kesalahan manajemen dalam
tujuan yang tidak dapat dihindarkan,
perancangan dan pengololaan organisasi
perbedaandalam persepsi dan nilai – nilai
atau pengacau.
pribadi dsb.
4. Konflik menggangu organisasi dan 4. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan
menghalangi pelaksanaan optimal. kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
5. Tugas manajemen adalah 5. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat
menghilangkan konflik. konflik dan penyelesaiannya.
6. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang
6. Pelaksanaan kegaitan organisasi yang optimal
optimal membutuhkan penghapusam
membutuhkan tingkat konflik yang moderat.
konflik.

IX. KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA


Memahami bakat dan keahlian dengan keseuainnya, adalah menempatkan
karyawan tersebut sesuai dengan tempatnya atau diterapkannya konsep “ The
Right Man and The Right Place ”.

Gambar : Strategy Planning Hierarchy

Vision

Mission

Strategic Plan

Objectives

Activities & Routineses

Page | 19
Oleh karena itu, salah satu syarat seorang pemimpin yang baik adalah
memahami sepuluh hukum Human Relations dengan baik. “Sepuluh Hukum”
itu adalah sebagai berikut :
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi para
anggota organisasi yang bersangkutan.
2. Suasana dan iklm kerja yang menyenangkan dan penuh persahabtan.
3. Informalitas yang dipadu secarfa baik dengan formalitas dalam
interaksi antara pemimpin dan bawahan.
4. Tidak memperlakukan manusia sama dengan mesin.
5. Pengembangan kemampuan bawahna sampai ke tingkat yang
maksimal.
6. Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, bukan dengan bersifat
rutin.
7. Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik.
8. Saranan dan Prasarana kerja yang memadai.
9. Penempatan yang tepat berdasarkan keahlian, keterampilan dan
pengalaman sesorang.
10. Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan yang sekalingus dapat
menjamin taraf hidup yang wajar.

Dari berbagai literatur dalam konteks hubungan antara pemimpin dan


karyawan ad adua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu :
1. Pemimpin dengan gaya orientasi tugas ( Task-Oriented ), dan
2. Pemimpin dengan gaya orientasi pegawai ( Employee-Oriented ).

Ukurannya adalah secara jangka pendek dan jangka panjang, yaitu


dengan tetap mengutamakan dua sisi keinginan organisasi bisnis pada
umumnya, yaitu :
1. Profit, dan
2. Keberlanjutan Usaha.

Page | 20
Ada beberapa solusi secara umum yang dapat diterapkam dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang Kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
1. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan di kalangan para
karyawan.
2. Bagi para pim[inan agar selalu melakukan Upgrade pada ilmu yang
dimiliki.
3. Pemimpin harus mampu memperlihatkan sisi positif pada dirinya
sehingga ia menjadi pihak yang selalu ditelandani.
4. Memperhatikan tingkat kesejahteraan para karyawan, serta
mengkampanyekan tujuan perusahaan pada tahun depan yang akan
disiapkan serta apa dampaknya bagi karyawan jika semua dapat
diwujudkan dengan baik, seperti ada tambahan bonus.

X. KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN


Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi
mewujudkan kinerja ynag efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung
terwujudkan visi dan misi organisasi.

Black’ Law Dictionary memberikan definisi control dalam fungsinya


sebagai kata kerja atau verb sebagai berikut :
1. To Exercise Power or Influence Over.
2. To Regulate or Govern.
3. To have Controling Interest some Insituition.
Secara konsep pengawasan tersebut memiliki banyak tipe. Menurut T. Hani
Handoko ada tuga tipe pengawasan, yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan.
2. Pegawasan “ Concurent ”, dan
3. Pegawasan Umpan Balik.

Page | 21
XI. ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
Organisasi berasal dari kata Organ ( sebuah kata dalam bahasa Yunani) yang
berarti alat. Bagi seorang pebisnis yang sukses diharuskan untuk memiliki
reputasi yang baik, dalam artian disegani oleh para mitra bisnis serta para
pesaing dan juga dicintai oleh para karyawan.

Secara umum ada beberapa bentuk organisasi yang selama ini dipakai atau
dianggap familiar untuk diterapkan, yaitu :
1. Organisasi Garis.
2. Organisasi Fungsional.
3. Organisasi Garis dan Staf.

Yang perlu diingat ada perbedaan tanggung jawab besar antara organisasi
besar atau kecil jika dilihat dari segi perspektif kontinuitas, yaitu sebagai
berikut :
1. Organisasi besar memiliki tanggung jawab tinggi dalam
mempertahankan stabilitas kontuinitas secara jauh lebih komprehensif.
2. Organisasi kecil secara konsep memiliki aset yang kecil, jumlah
karyawan, produksi, pasar dan berbagai kondisi lainnya termasuk
bagian kecil.

Gambar : Tingkat Aktivitas Bisinis Internasional

Tingkat Aktivitas Intenasional


Terendah Tertinggi

Bisnis Domestik Bisnis Internasional Bisnis Multinasional Bisnis Global

Page | 22
Life Cycle Product adalah kondisi dimana suatu produk memiliki empat tahap
proses secara umum, dimulai dari masa perkenalan, pertumbuhan, kematangan
hingga penurunan.
Adapun fase yang dijalankan oleh suatu produk adalah sebagai berikut :
1. Pada Fase 1 adalah masa perkenalan suatu perusahaan dalam
meluncurkan produknya ke pasaran.
2. Pada Fase 2 adalah masa pertumbuhan pada saat produk yang
diciptakan oleh perusahaan tersebut masuk ke pasaran dan mulai
memiliki nilai perhatian publik dan publik mulai meminati produk
dalam artian loyalitas konsumen pada produk tersebut.
3. Pada Fase 3 adalah dimana produk perusahaan telah mencapai
kematangan atau pendewasaan yaitu produk perusahaan telah masuk ke
benak konsumen dan para konsumen telah mengenal kualitas dan nilai
pasarnya.
4. Pada Fase 4 adalah masa penurunan penjualan suatu produk .pada fase
inilah bagi suatu perusahaan perlu melakukan antisipasi terhadap
dampak yang timbul.

Kekuasaan atau otoritas banyak jenisnya sebagaimana dikemukakan oleh


George R. Terry dan Stephen Franklin ( 1982:344-345 ) terdapat lima kerangka
dasar kekuasaan ( power ) yang terdiri dari :
1. Berdasarkan Paksaan ( Coersive Power ).
2. Berdasarkan Penghargaan ( Reward Power ).
3. Berdasarkan Kekuatan Posisi Jabatan ( Legitimate Power ).
4. Berdasarkan Keahlian ( Expert Power ), dan
5. Berdasarkan Referensi ( Reference Power ).

Page | 23
XII. MOTIVASI, KONFLIK, DAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN
Permasalahan konflik saat sekarang ini tidak lagi dipandang sebagai
sesuatu yang membahayakan, namun telah menjadi sebagai obat psikologi
pemacu semangat tumbuhnya motivasi.
Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi
kebutuhan – kebutuhan yang diinginkan. Motivasi muncul dalam dua bentuk
dasar, yaitu :
1. Motivasi Ekstrinsik ( dari luar ), dan
2. Motivasi Instrinsik ( dari dalam diri sesorang / kelompok ).

Adapun tiap tingkatan atau Hierarki dari kebutuhan menurut teori


Abraham H.Maslow adalah sebagai berikut :

Self–actualization Needs

Easteem Needs

Social Needs

Safety & Security Needs

Physiological Needs

Sasaran penyebaran informasi dan kata – kata seperti ini ditujukan


pada level physiological needs dan safety and security needs. Dengan
komposisi persentase adalah :
1. Physiological Needs sebesar 70%.
2. Safety and Security Needs sebesar 30%.

Page | 24
XIII. KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KINERJA
Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang
padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance, yang sering
diindonesiakan menjadi kata performa. (Wirawan, 2009). Pengertian Kinerja
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: (Veithzal Rivai dan Ahmad
Fawzi, 2005).

1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada


tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang
diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada
pada diri pekerja (Griffin, 1987)
3. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki
derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan
ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard,
1993)
4. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and
Ivancevich, 1994). Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian
tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun
perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
5. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan (Ability=A),
motivasi (motivation=M) dan kesempatan (Opportunity=O) atau
Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja merupakan fungsi dari
kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins,1996).

Page | 25
Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.

Manajemen kinerja
Dari kedua kata manajemen dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu
kata baru yaitu Manajemen Kinerja (Performance Management). Beberapa
definisi diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut: (Wibowo, 2007).
1. Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara
terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan
langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan (Bacal, 1994).
2. Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan
mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan
persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati (Armstrong, 2004).
3. Manajemen kinerja merupakan gaya manajemen yang dasarnya adalah
komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang menyangkut
penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer kepada
karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
4. Manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendiring yang
berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi
sumberdaya (Costello, 1994)

Dengan memperhatikan pendapat para ahli, maka dapat dirumuskan bahwa


pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam
mengelola sumberdaya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses
komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama
dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk
mencapai tujuan organisasi.

Page | 26
Mengapa Manajemen Kinerja Diperlukan?
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian
tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organsisasi dan
menunjukkan kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari
serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa
pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas
tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen
dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola
seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Manajemen kinerja bukannya memberi manfaat kepada organisasi saja


tetapi juga kepada manajer dan individu. Bagi organisasi, manfaat manajemen
kinerja adalah menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu,
memperbaiki kinerja , memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen,
mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan,
meningkatkan dasar ketrampilan, mengusahakan perbaikan dan pengembangan
berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karier, membantu menahan
pekerja terampil agar tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total dan
pelayanan pelanggan, mendukung program perubahan budaya.

Bagi manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain: mengupayakan


klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan
waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual,
mengusahakan penghargaan nonfinansial pada staf, membantu karyawan yang
kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung
kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan
kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja dan tingkat kompensasi.

Page | 27
Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara lain dalam bentuk:
memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk tampil baik,
membantu pengembangan kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan
waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur
kinerja, dan memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola
dan dijalankan.
Menurut Costello (1994) manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh
organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada
misi keseluruhan dari unit kerjanya. Seberapa baik kita mengelola kinerja
bawahan akan secara langsung mempengaruhi tidak saja kinerja masing-
masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh
organisasi.

Apabila pekerja telah memahami tentang apa yang diharapkan dari mereka
dan mendapat dukungan yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada
organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan , harga diri
dan motivasinya akan meningkat. 

XIV. PENGGUNAAN METODE BALANCED SCORECARD


DALAM KEPEMIMPINAN

Balanced scorecard merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk


mendukung perwujudan visi , misi , dan strategi perusahaan dengan
menekankan pada empat kajian yaitu perspektif keuangan (financial) ,
pelanggan (customer) , bisnis internal (internal business) , serta pembelajaran
dan pertumbuhan (learning and growth) dengan target bersifat jangka panjang.
Balanced scorecard terdiri dari dua kata :
1. Kartu skor (scorecard), yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor
hasil kinerja suatu organisasi atau skor individu.

Page | 28
2. .Berimbang (balanced), yaitu untuk menunjukkan bahwa kinerja
organisasi atau individu diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu
keuangan , jangka pendek dan jangka panjang , internal dan eksternal.

Ada hubungan yang kuat antara konsep balanced scorecard dan manajemen
kepemimpinan. Setiap pemimpin dalam mendukung pengambilan keputusan ia
memerlukan analisis dan pandangan dari berbagai sudut pandang. Dengan
tujuan semua itu akan memberikan penguatan pada keputusan yang akan
dihasilkan nantinya. Dimana salah satu sisi yang ditekankan dalam balanced
scorecard adalah menghasilkan keputusan yang memiliki nilai yang bersifat
berimbang.
Salah satu bentuk keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah memiliki
nilai keputusan yang diberikan oleh pimpinan adalah memiliki nilai keputusan
yang berimbanng. Artinya , ia tidak bisa memaksa setiap keputusan yang
dilakukan atas dasar mengejar profit yang tinggi tanpa memikirkan
pengembangan kualitas karyawan , termasuk menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan karyawan , seperti gaji yang mencukupi , tunjangan , jaminan hari
tua , jaminan kesehatan , dan berbagai bentuk lainnya.

Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita memahami bentuk ,
karakteristik , dan mekanisme balanced scorecard. Menurut Bambang
Sudibyo , sifat-sifat dan deskripsi berikut ini menggambarkan bantuk ,
karakteristik , dan mekanisme balanced scorecard secara singkat sebagai
berikut :
1. Instrumen pengukuran kinerja manajemen yang multidimensional.
2. Akomodatif terhadap kepentingan banyak kelompok stakeholders.
3. Berorientasi pada implementasi misi dan strategi.
4. Management by objectives (MBO).
5. Operasional konkret.
6. Seimbang (balanced).
7. Hubungan sebab akibat.

Page | 29
8. Memberikan lagging dan leading investors kinerja sukses.
9. Sistem manajemen era informasi.
10. Top down dan bottom up.
11. Strategic business unit (SBU) based.

Beberapa ahli pakar manajemen telah mengemukakan budaya yang


berlaku disuatu organisasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kinerja
organisasi tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Lusch dan Harvey
(1994) ,peningkatan kerja organisasional dapat dipengaruhi oleh aktiva tidak
berwujud antara lain :
 Kultur organisasional
 Hubungan dengan pelanggan, dan
 Citra perusahaan.

Page | 30
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk mempengaruhi orang lain
kemudian mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai
tujuan si pemimpin. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan itu merupakan suatu seni
untuk mempengaruhi bawahannya baik secara individu maupun sebagai kelompok
agar melakukan kegiatan untuk mencapai organisasi seoptimal mungkin.
Dalam memimpin seorang pemimpin harus memahami teori, gaya dan lingkungan
tempat mereka memimpin. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila
memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat. Seorang
pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif
dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari
perubahan di sekitarnya, serta merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai
tujuan.
Yang mana telah dijelaskan secara spesifik dari berbagai konsep yang ada, bahwa
orang yang di balik kepemimpinan yaitu seseorang yang menjadi pemimpin dari
sebuah organisasi. Hal ini tergantung dari sikap, tindakan, tingkah laku yang ia
perbuat dari berbagai aspek. Bagaimana ia bertindak dari apa yang ia lakukan dengan
bawahannya di dalam organisasinya itu. Bagaimana ia bersikap terhadap organisasinya
sendiri maupun yang lain.
Selain itu juga terdapat komponen – komponen di dalam kepemimpinan, berupa
gaya, sikap maupun yang lainnya. Yang mana biasanya setiap organisasi memiliki
peraturan atau sesuatu hal yang menjadikan sesuatu yang patut untuk diperhatikan
terutama etika dalam organisasi. Dimana biasanya etika dalam melaksanakan
pekerjaan dan lain sebagainya. Yang di dalamnya masing – masing memiliki pengaruh
yang berbeda dari yang lainnya tetapi pengaruh tersebut saling mengikat satu sama

Page | 31
lain. Dan memiliki hubunganyang kuat yang bisa dijaga dan dipertahankan hingga
saatnya.

Page | 32

Anda mungkin juga menyukai