Kti Myres22 Terfix Ygy
Kti Myres22 Terfix Ygy
Oleh:
Allina Raudana Finnajah (1312357800242102)
Hedda Navisah Putri (1312357800242107)
Laporan karya tulis ilmiah oleh Allina Raudana Finnajah dan Hedda Navisah Putri
berjudul “Uji Performa Kulit Kerang Anadara (Anadara Granosa) Sebagai Agen
Penaik pH Kolam Ikan Lele” ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Pembimbing 1
Pembimbing 2
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
ii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
iii
ABSTRAK
Finnajah, Allina Raudana dan Putri, Hedda Navisah. 2022. Uji performa kulit kerang
anadara (Anadara granosa) sebagai agen penaik pH kolam ikan lele.
Madrasah Aliyah Alif Laam Miim Surabaya. Pembimbing: Nur Milaty
Abadiah, M.Si
Budidaya ikan lele sebagai satu usaha komersial di Indonesia dengan nilai
ekonomis tinggi memiliki beberapa tantanganm di antaranya pengontrolan pH kolam.
Air hujan, perubahan temperatur dan cuaca, serta sekresi ikan lele mempengaruhi
kandungan amoniak dan level pH pada air kolam. Pada penelitian ini, dilaporkan
alternatif pengontrolan pH menggunakan kulit kerang Anadara (Anadara granosa).
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan dosis penaik pH kapur
dolomit sebagai variabel kontrol, dan 4 variasi dosis kulit kerang Anadara yang diuji
performanya terhadap air kolam ikan lele dengan pH awal 5,6.
Hasil penelitian yang diperoleh berupa pengukuran pH untuk tiap variasi dosis
dan grafik ekstrapolasi kenaikan pH terhadap waktu. Kesimpulan dari hasil penelitian
ini adalah pertama, performa kulit kerang Anadara mampu menaikkan pH kolam ikan
lele dengan lebih baik pada dosis yang sama dengan dosis kapur dolomit. Kedua,
dosis kerang Anadara yang dianjurkan adalah 6 kg/m3.
iv
KATA PENGANTAR
v
Hedda Navisah Putri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................11
4.2. Pembahasan 26
BAB V PENUTUP...................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
LAMPIRAN I..............................................................................................................33
DAFTAR TABEL
1. Bagi Peneliti
a) Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
b) Meningkatkan kreativitas peneiti
c) Melatih berpikir dan bersikap ilmiah
2. Bagi Masyarakat
Hydrogen) sebenarnya sebuah ukuran tingkat asam (acidity) atau basa (alkalinity) dari air
tersebut. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa dan pH = 7
larutan bersifat netral (Ihsanto and Hidayat, 2014). Dilansir dari “Situs Siswa Hujan
Asam: Skala PH”, hujan yang bersih dan normal memiliki nilai pH antara 5,0 dan 5,5yang
sedikit asam. Namun, ketika air hujan bercampur dengan sulfur dioksida atau nitrogen
oksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik dan polutan mobil, air hujan menjadi jauh
lebih asam. Normalnya hujan asam memiliki nilai pH 4,0. Penurunan nilai pH dari 5,0
menjadi 4,0 berarti keasamanya 10 kali lebih besar. Menurut Russo (2017), variasi alam
dan polutan manusia dapat menyebabkan hujan menjadi lebih asam. Tergantung pada
wilayah, musim dan keberadaan polutan, pH hujan dapat turun hingga serendah 2,0
(keasaman cuka). Kadar pH air lebih lengkap disajikan pada Gambar 2.1.
2
setara dengan CaCO3 sudah dapat meningkatkan pH air maksimal 7,7 hingga hari ke 25.
Dan jurnal penelitian milik Surest et al (2012) menyimpulkan bahwa semakin besar
dosis penambahan kalsit, semakin besar kemampuan untuk menaikan pH. pH yang
dihasilkan 4,34-8,02 dengan dosis (75- 120) mg. Penambahan dosis kalsit menyebabkan
nilai konduktivitas meningkat walaupun peningkatan konduktivitasnya tidak terlalu
signifikan. Dan dalam penelitianya didapatkan hasil yang lebih baik jika air rawa
langsung diberi perlakuan (treatment) karena tidak mengubah kandungan yang terdapat
pada air rawa. Dari dua penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek yang perlu
diperhatikan dalam memberi agen penaik pH yaitu dosis banyaknya kapur dolomit dan
kulit kerang dan durasi lamanya pemberian.
berseling – seling. Dolomit tidak cepat larut berevervesen (mendesis) dalam asam klorida
encer seperti kalsit.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dkk. (2019) melaporkan bahwa
penggunaan kapur dolomit memberikan kualitas air yang baik dengan pH maksimal 7,7;
terutama pada dosis 0,9 kg.m-2. Penelitian yang sama dilakukan oleh (Rahmi, 2020) yang
menggunakan Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) dengan teknologi bioflok berpengaruh
nyata terhadap kualitas air. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan P 3 kapur dolomit 200
gr/m3 menjadi 8 g.
relatif rendah (Anggraeni, 2016). Anadara granosa juga banyak dimanfaatkan sebagai
makanan pengganti lauk di Indonesia (Bahri et al., 2015)
Cangkang kerang darah tumbuh dari bagian hinge (umbo) yang merupakan bagian
tertua dari cangkang (Ekawati, 2010). Disekitar bagian umbo terdapat garis interval
pertumbuhan dan sel-sel epitel bagian luar dari mantel menghasilkan zat pembuat
cangkang. Menurut Anggraeni (2016) cangkang kerang darah terdiri dari 3 lapisan yaitu
periostrakum, prismatic dan nakreas:
a. Periostrakum merupakan lapisan pada bagian terluar yang terbuat dari bahan
organic konkiolin, sering tidak ada pada bagian umbo;
b. Prismatik merupakan lapisan pada bagian tengah yang terbuat dari kalsium
karbonat;
c. Nakreas merupakan lapisan pada bagian dalam yang terbuat dari kristalkristal
kalsium karbonat. Lapisan nakreas dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel,
sedangkan lapisan periostrakum dari lapisan prismatik dihasilkan oleh bagian
tepi mantel (Anggraeni, 2016).
Cangkang kerang darah mengandung beberapa senyawa kimia penting yang dapat
digunakan oleh manusia. Cangkang kerang darah memiliki senyawa kimia seperti kitin,
kalsium karbonat, kalsium hidrosiapatit dan kalsium fosfat (Masindi dan Herdyastuti,
2017). Kerang darah mengandung sebagian besar mineral yaitu kalsium yang dapat
digunakan untuk mensintesis hidroksiapatit. Senyawa hidroksiapatit diperoleh dari hasil
sintesis kalsium dan fosfat. Kandungan kalsium pada cangkang kerang darah sebesar
28,85% (Anggraeni, 2016).
Menurut Ahmad, 2017 mengatakan bahwa limbah cangkang kerang mengandung
kalsium karbonat yang tinggi yakni sebesar 98% yang berpotensi untuk dimanfaatkan.
Hasil penelitian yang dilakukan Anggraeni (2016) menyatakan bahwa pada cangkang
kerang darah mengandung kalsium karbonat sebesar 98,99 %. Umumnya kalsium
karbonat (CaCO3) sering digunakan dalam produk pasta gigi berfungsi sebagai bahan
abrasif digunakan untuk membantu menambah kekentalan dalam pasta gigi. Oleh karena
itu, kalsium karbonat yang terkandung pada cangkang kerang dilakukan isolasi kalsium
oksida (CaO) dan kemudian senyawa ini dapat diolah lebih lanjut menjadi hidroksiapatit
(Ca10(PO4)6(OH)2) sehingga bahan ini merupakan salah satu bahan aktif yang dapat
ditambahkan pada produk pasta gigi.
Jika penelitian Pungut menjadikan air laut sebagai objek dan menggunakan
metode filtrasi, sedangkan penelitian ini menyorot ke arah lebih spesifik yaitu air
kolam lele sebagai objek utama.
Kemudian, salah satu baskom yakni baskom A ditetapkan sebagai baskom yang tidak
diberi dosis kapur dolomit yang diperoleh dari literatur, yakni sebanyak 10 gram per liter
sebagai sampel kontrol. Adapun baskom B, C, D, dan E, akan diberi kulit kerang dengan
skala dosis yang berbeda. Pembagian dosis takaran tiap baskom sebagai berikut: baskom
B dengan dosis kulit kerang 6 gram per liter; baskom C dengan dosis 8 gram per liter;
baskom D dengan skala dosis 10 gram per liter; dan baskom E dengan skala dosis 12
gram per liter.
Gambar 3.1. Sampel Penelitian; Baskom A-E berisikan air kolam sebanyak 5
liter
Alur penelitian secara ringkas disajikan di Gambar 3.2. PH air kolam ikan lele
yang akan digunakan untuk mengisi baskom-baskom sampel diukur terlebih dahulu
selama 5 hari berturut-turut untuk mengetahui pH normal rata-rata. Kemudian, sesaat
setelah terjadi hujan pH kolam ikan lele diukur kembali sebagai P0. Air kolam yang
telah diukur pH-nya lalu ditakar dan dituang ke dalam 5 baskom sebesar 4 liter untuk
tiap sampel. Kemudian, setiap baskom diberi komposisi agen penaik yang telah
dipersiapkan. Selama 12 jam setelahnya, dilakukan pengukuran pH setiap sampel
setiap 4 jam sebagai P1, P2, dan P3 untuk mengetahui kecepatan penaikan pH.
Kemudian selama beberapa hari selanjutnya, dilakukan pengukuran pH setiap sampel
sebanyak satu kali setiap hari sebagai P4, P5, P6, dan seterusnya untuk mengetahui
ketahanan level pH setiap sampel.
23
4.2. Pembahasan
acak disebabkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui dan terjadi walaupun
semua kesalahan sistematis telah diperhitungkan. Selain itu, random error
menyebabkan pengukuran berulang yang dilakukan terhadap suatu besaran tidak
pernah menghasilkan nilai yang sama. Hasil pengukuran berulang tersebut akan
terdistribusi di sekitar nilai benarnya dan mengikuti distribusi normal (gausian).
Random error dapat ditentukan dengan menggunakan metode statistik (Sabar dkk,
2021). Adapun error yang dialami di penelitian ini di antaranya adalah spurious error
dan random error. Spurious error yang terjadi di penelitian ini dikarenakan kesalahan
penempatan sampel yang terekspos hujan, pengadukan dosis yang kurang maksimal,
pH meter yang kurang steril, kesalahan kalibrasi, dan lain sebagainya.
5.1. Kesimpulan
1. Performa kerang Anadara sebagai agen penaik pH lebih baik daripada agen
pembanding, yakni kapur dolomit yang memiliki pH akhir berdosis 10 kg/m3
dengan kerang anadara yang memiliki pH akhir berdosis 6 kg/m3
2. Dosis kerang Anadara untuk mengatasi penurunan pH pada kolam oleh karena
hujan adalah 6 kg/m3.
5.2. Saran
Kartono, R., 2010. Katalog Produk Pupuk Dolomid A100 lulus 96%. Sumatra Utara.
Kurniasih, K., Jubaedah, D., Syaifudin, M., 2019. Pemanfaatan Kapur Dolomit
[Camg(Co3)2] Untuk Meningkatkan Ph Air Rawa Lebak Pada Pemeliharaan
Benih Ikan Patin Siam (Pangasius Hypophthalmus). J. Akuakultur Rawa
Indones. 7, 1–12. https://doi.org/10.36706/jari.v7i1.9018
Mahary, A., 2017. Pemanfaatan tepung cangkang kerang darah (Anadara granosa)
sebagai sumber kalsium pada pakan ikan lele (Clarias batrachus sp). Acta
Aquat. Aquat. Sci. J. 4, 63–67.
Mahary, A., Hariyadi, T.C., 2019. PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG
KERANG DARAH (Anadara granosa) YANG MENGANDUNG
CaCO3TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOI (Cyprinus caprio L) KIBEKKO
PADA MEDIA PEMELIHARAAN. Bernas J. Penelit. Pertan. 15, 79–88.
Mahyudin, K., 2008. panduan lengkap agribisnis lele. Penebar Swadaya.
Masindi, Herdyastuti, 2017. KARAKTERISASI KITOSAN DARI CANGKANG
KERANG DARAH (Anadara granosa) Vol. 6, No. 3, 6.
Naibaho, R., 2003. Pengaruh Pupuk Phonska dan Pengapuran Terhadap Kandungan
Unsur Hara NPK dan pH Beberapa Tanah Hutan.
Nursaiful, A., n.d. Laut : cara mudah memindahkan panorama kehidupan laut ke
rumah anda.
PENGGUNAAN KAPUR DOLOMIT [CAMG(CO3)2] PADA DASAR KOLAM
TANAH SULFAT MASAM TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS AIR
PADA PEMELIHARAAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius sp.) | Umari |
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia [WWW Document], n.d. URL
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jari/article/view/7143 (accessed 4.2.22).
Pungut, P., Widyastuti, S., Wiyarno, Y., Ratnawati, R., 2022. Kombinasi Media Filter
Cangkang Kerang (Anadara Granosa) Zeolit Kerikil dan Resin Anion Resin
Kation untuk Menurunkan BOD, COD, pH, Kekeruhan, dan Salinitas Pada
Air Laut. SNHRP 659–669.
Rahmi, 2020. PEMBERIAN KAPUR DOLOMIT DENGAN DOSIS YANG
BERBEDA PADA PEMELIHARAAN IKAN BAUNG(Hemibagrus
nemurus)DENGAN TEKNOLOGI BIOFLOK.
Rahmi, R., Rusliadi, R., Putra, I., 2020. DOLOM ITELIME ADMINISTRATION
WITH DIFFERENT DOSES ON THE MAINTENANCE OF BAUNG FISH
(Hemibagrusnemurus) WITH BIOFLOK TECHNOLOGY. J. Online Mhs.
JOM Bid. Perikan. Dan Ilmu Kelaut. 7, 1–13.
Russo, J., 2017. tingkat pH air hujan.
S. Rachmatun, S., 2007. Budidaya Ikan Lele : edisi revisi. Jakarta.
Sabar, S., Yahya, M.N., Mufidah, Z., Wijaya, S.K., Hariyanto, D., Pertiwi, K., 2021.
Sistem Otomasi Ekstraksi Radiocessium pada Pengambilan dan Preparasi
sampel untuk Menentukan Kualitas Air. J. Keteknikan Pertan. Trop. Dan
Biosist. 9, 122–133.
33
Sanjaya, W., 2015. , in: PENELITIAN PENDIDIKAN: Jenis, Metode Dan Prosedur.
Kencana, Jakarta, p. 314.
Silaen, S., Widiyono, 2018. Metodologi penelitian sosial untuk penulisan skripsi dan
tesis. Bogor : In Media, 2013, p. 335.
Situs Siswa Hujan Asam: Skala PH [WWW Document], n.d. URL https://www3-epa-
gov.translate.goog/acidrain/education/site_students/phscale.html?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc (accessed 4.8.22).
Subandi, S., 2015. Teknologi Produksi dan Strategi Pengembangan Kedelai pada
Lahan Kering Masam. Iptek Tanam. Pangan 2.
Sukarni, S., Permanasari, A.A., Puspitasari, P., Suryanto, H., Aminuddin, A.,
Yulistyorini, A., Abdurrahman, M., Prasetiyo, A., Zakaria, Y., 2020. Kontrol
Kualitas Air Kolam Ikan Lele Berbasis Microbubbles dan Internet of Things
(IOT). Pros. Hapemas 1, 224–234.
Surest, A.H., Wardani, A.R., Fransiska, R., 2012. PEMANFAATAN LIMBAH
KULIT KERANG UNTUK MENAIKKAN pH PADA PROSES
PENGELOLAAN AIR RAWA MENJADI AIR BERSIH. J. Tek. Kim. 18.
Trisnawati, Y., Suminto, -, Sudaryono, A., 2014. PENGARUH KOMBINASI
PAKAN BUATAN DAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus)
TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN
DAN KELULUSHIDUPAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus). J. Aquac.
Manag. Technol. 3, 86–93.
Widayanti, E., Subiantoro, R., Parapasan, Y., 2018. Optimasi Pemberian Lumpur
Aktif dan Dolomit dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. J.
Agro Ind. Perkeb. 6, 19. https://doi.org/10.25181/jaip.v6i1.671
Widiharjo, M.J.H., Dudi, 2008. Pemanfaatan Cangkang Kulit kerang Hijau untuk
Pengembangan Produk. J. Ilmu Desain Univ. Atma Jaya Yogyak.
Widiutomo, N., 2014. Budidaya benih ikan lele. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Wurts, W., 2013. Liming Ponds for Aquaculture.
WWF-Indonesia, 2015. PERIKANAN KERANG PANDUAN PENANGKAPAN
DAN PENANGANAN. WWF-Indonesia, p. 34.
LAMPIRAN I
CURRICULUM VITAE
I. DATA PRIBADI
Nama : Allina Raudana Finnajah
Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 20 Juli 2005
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Grinting 09/03, Tulangan Sidoarjo
Telepon : 081333662925
E-mail : allinafinnajah2005@gmail.com
IV. PENGHARGAANt
Tahun Jenis Penghargaan Pemberi
35
CURRICULUM VITAE
I. DATA PRIBADI
Nama : Hedda Navsah Putri
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 15 April 2006
Jenis Kelamin : Perempuan
36
IV. PENGHARGAAN
Tahun Jenis Penghargaan Pemberi
2013 Juara 1 Pidato bahasa Indonesia Maulid Nabi IPNU – IPPNU
2014 Juara 3 Puisi hari pahlawan Kepala sekolah
MI MA’Arif
Ketegan
2017 Marhalah ula at tartil terbaik TPQ Hidayatus
Shibyan
37
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PENELITIAN