PETUNJUK PENYELENGGARAAN
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
1. Gerakan Pramuka Gugusdepan Kota Surabaya 31.057/31-058
Berpangkalan pada MA Alif Laam Miim Surabaya memberi
kesempatan kepada para pramuka Ambalan untuk membina diri
menjadi kader pemimpin, baik dilingkungan Gugusdepan maupun
lingkungan di luar Gugusdepan.
2. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut, dibentuklah Dewan
Ambalan Abimanyu dan Dewi Utari dilingkungan kota Surabaya
31.057/31-058 Berpangkalan Pada MA Alif Laam Miim Surabaya.
3. Dewan Ambalan Abi Manyu Dewi Utari adalah wadah pembinaan dan
pengembangan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Gerakan
Pramuka Berpangkalan MA Alif Laam Miim Surabaya yang
beranggotakan Pramuka Ambalan Putra dan Putri, bersifat kolektif dan
kolegial.
4. Pengurus Dewan Ambalan terdiri atas Pramuka Pandega putar untuk
mengelola Ambalan Abi Manyu dan Pramuka Pandega putri untuk
mengelola Ambalan Dewi Utari.
5. Dewan Ambalan Abi Manyu Dewi Utari dipimpin oleh masing-masing
Ketua Dewan Ambalan dan didampingi oleh seorang Pembina
sekurang kurang berusia 28 tahun.
C. Dasar
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.
b. Keputusan musyawarah nasional gerakan pramuka 2018 no:
11/munas/2018 tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
gerakan pramuka.
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 005 Tahun
2017 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka
Penegak Dan Pramuka Pandega.
d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun
2013 Tentang Pola Dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak Dan
Pandega.
D. Ruang Lingkup
1. Pendahuluan
2. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tanggungjawab
3. Organisasi dan Masa Bakti
4. Administrasi, Pendapatan dan Kekayaan
5. Keanggotaan
6. Kepengurusan
7. Unit pengembangan
8. Dewan Kehormatan Pandega
9. Pembagian Tugas, Fungsi dan Mekanisme Bidang
10. Pembina
11. Tugas dan Fungsi Mabigus dan Pembina Gudep
12. Kelompok Kerja dan Reka kerja
13. Musyawarah Pandega dan Musyawarah Pandega Luar Biasa
14. Formatur
15. Sidang Paripurna dan Rapat-Rapat
16. Pendelegasian
17. Job Spesifikasi dan Job Description KDR dan PA
18. Penutup
BAB II
A. Tugas Pokok
Tugas pokok Dewan Ambalan Abi Manyu dan Dewi Utari adalah:
1. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pandega
2. Merancang program kegiatan
3. Mengurus dan mengatur kegiatan
4. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
5. Merekrut anggota baru
6. Mencari/ mengidentifikasi sumber dana untuk disampaikan kepada
Pembina
Gugusdepan
7. Mengelola dana untuk menjalankan program kegiatan
8. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina Gugusdepan dan
Anggota
Gugusdepan
9. Menyelenggarakan Musyawarah Pandega.
B. Fungsi
C. Tanggungjawab
Dewan Ambalan Abi Manyu dan Dewi Utari bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas pokok Dewan Ambalan kepada pembina
Gugusdepan dalam Musyawarah Pandega.
BAB III
ORGANISASI DAN MASA BAKTI
A. Organisasi
1. Didalam Gugusdepan MA Alif Laam Miim 29.035/29.036, Dewan
Ambalan dipimpin oleh Ketua Dewan Ambalan AbiManyu - Dewi
Utari yang disusun dalam suatu kepengurusan yang bersifat kolektif.
2. Dewan Ambalan Abi Manyu dan DewiUtari adalah satu-satunya
organisasi kaderisasi kepemimpinan bagi Pramuka Pandega
Gugusdepan MA Alif Laam Miim Berpangkalan Pada MA Alif Laam
Miim Surabaya.
B. Masa Bakti
1. Masa Bakti adalah kurun waktu berlangsungnya suatu
kepengurusan Dewan Ambalan Abi Manyu dan Dewi Utari dalam
melaksanakan tugasnya.
2. Masa bakti Dewan Ambalan Abi Manyu dan Dewi Utari
Gugusdepan Kota
Surabaya 29.035/29.036 Berpangkalan pada MA Alif Laam Miim
Surabaya adalah 2 tahun
3. Selama belum terbentuk dan disahkannya Dewan Ambalan yang
baru oleh Surat
Keputusan Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan, maka pengurus
Dewan Ambalan devisioner tetap melaksanakan tugasnya
BAB IV
ADMINISTRASI,PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
A. Administrasi
1. Sebagai organisasi kader kepemimpinan Gugusdepan,maka sistem
administrasi Dewan Ambalan mengikuti sistem administrasi
Gugusdepan.
2. Sistem administrasi Gugusdepan dijelaskan oleh keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor 162 A Tahun 2011 tentang
pentunjuk penyelenggaraan Sistem Administrasi Kwartir Gerakan
Pramuka.
3. Sistem Administrasi internal Dewan Ambalan diadakan guna
menunjang aktivitas Dewan Ambalan meliputi:
a. Pengarsipan surat menyurat yang berkaitan dengan
Pramuka Penegak Gugusdepan Kota Surabaya
Berpangkalan Pada MA Alif Laam Miim Surabaya.
b. Komunikasi dan Informasi internal Dewan Ambalan
dengan Gugusdepan dan Kwartirnya.
c. Ketentuan-ketentuan administrasi yang bersifat teknis akan
diatur dalam petunjuk Penyelenggaraan Administrasi
Ambalan atau panduan lain.
d. Petunjuk Penyelenggaraan atau panduan itu tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
B. Pendapatan
1. Keuangan
Keuangan diperoleh, dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh Dewan
Ambalan dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya.
b. Sumber Keuangan:
1) Dana Penunjang Pendidikan
2) Hasil Musyawarah Penegak Pramuka MA Alif Laam Miim
3) Iuran anggota Gugusdepan
4) Sumbangan yang tidak mengikat
5) Saldo sisa kegiatan
2. Pengelolaan
a. Dana yang diperoleh, dikelola oleh Dewan Ambalansesuai
dengan sistem yang berlaku.
b. Dalam pengelolaan dana kegiatan, DewanAmabalan senantiasa
melakukan
koordinasi dan konsultasi dengan Gugusdepan.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban pengelolaan dana disusun oleh Dewan Ambalan dan
disampaikan
pada waktu MUSTEGAK dengan memberikan tembusan kepada Gugusdepan.
C. Kekayaan
1. Kekayaan Ambalan atau Gugusdepan adalah benda bergerak.
2. Benda bergerak tersebut meliputi hasil usaha tetap, usaha sementara,
perlengkapan
kantor, surat berharga dan uang tunai.
3. Kekayaan Ambalan atau Gugusdepan yang utama digunakan
sebagai sarana pendukung kegiatan.
4. Perawatan inventaris merupakan hak dan kewajiban seluruh anggota
Gugusdepan
Kota Surabaya 29.035/29.036 dengan penanggung jawab bidang
Sarana dan
Prasarana (Ke-RT-an). Kecuali surat berharga dan uang tunai, masing-
masing
dilakukan oleh Sekretaris Dewan dan Bendahara Dewan.
5. Segala pemasukan (tambahan) atau pengeluaran inventaris yang
telah menjadi milik
sanggar harus dicatat oleh bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an)
pada buku
inventaris.
6. Setiap peminjaman dan penyewaan barang inventaris Ambalan
harus melalui prosedur
peminjaman sebagai berikut:
a. Peminjaman barang berlaku untuk pengembangan diri anggota
gudep, jajaran
Pembina, dan keperluan Ambalan
b. Penyewaan berlaku untuk organisasi atau instansi luar.
c. Untuk purna bakti memperhatikan kebijakan dewan.
d. Untuk peminjaman barang atau penyewaan barang menggunakan
surat
peminjaman
Hasil Musyawarah Pandega Pramuka MA Alif Laam Miim
e. Biaya penyewaan ditentukan oleh ke-RT-an yang telah disepakati
dalam rapat
kerja Dewan.
7. Setiap pengembalian inventaris Ambalan, harus melalui Prosedur
sebagai berikut:
a. Pengembalian barang inventaris Ambalan harus sesuai dengan hari
pengembalian
yang telah disepakati pada waktu peminjaman.
b. Apabila pengembalian barang inventaris Ambalan tidak sesuai
kesepakatan saat
peminjaman, maka dikenakan denda yang ditentukan oleh ke-RT-an.
8. Apabila hilang atau rusak, maka peminjam berkewajiban mengganti
dengan unit yang baru.
BAB V
KEANGGOTAAN
A. Anggota
Anggota Dewan Ambalan adalah Pramuka Pandega yang mempunyai hak
dan kewajiban untuk melaksanakan tugas pokok Dewan Ambalan.
B. Persyaratan
1. Persyaratan merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk
menjadi anggota Dewan Ambalan
2. Persyaratan terdri atas:
a. Umum
1) Anggota aktif di Gugusdepan
2) Minimal telah menjadi anggota Ambalan
b. Khusus
Persyaratan khusus adalah persyaratan tambahan lainnya
selain persyaratan umum. Persyaratan khusus ditetapkan
dalam MUSTEGAK. Persyaratan tersebut adalah:
1) Telah mengikuti Kursus pengelolaan Dewan
ambalan atau kegiatan yang serupa bermuatan sama
a. Berpindah pangkalan
b. Meninggal Dunia
3. Mutasi Anggota
b. Syarat
E. Pemberhentian anggota
1. Pemberhentian anggota adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan hak dan kewajiban seseorang dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya sebagai anggota Dewan Ambalan
2. Pemberhentian anggota dilakukan apabila anggota Dewan Ambalan:
a. Telah Berpindah Pangkalan
b. Meninggal dunia
c. Sedang berhalangan tetap, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota Dewan Ambalan
d. Jenis halangan yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh Dewan Ambalan
yang bersangkutan dengan persetujuan Gugusdepan.
e. Mengajukan permintaan sendiri dengan bukti tertulis dan
ditandatangani di atas materai
f. Telah melewati batas usia Pramuka Penegak
g. Melakukan kegiatan yang melanggar keputusan Musyawarah
Penegak, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Kode
Kehormatan Gerakan Pramuka.
h. Terbukti telah melanggar keputusan Musyawarah Penegak
3. Jenis pemberhentian anggota terdiri atas :
a. Pemberhentian dengan hormat.
b. Pemberhentian dengan tidak hormat.
4. Penggantian Anggota
1. Penggantian anggota adalah penggantian anggota Dewan Ambalan
yang dilakukan apabila ada anggota yang diberhentikan dari
keanggotaan.
2. Tata cara penggantian anggota diatur oleh Keputusan Dewan Ambalan
yang bersangkutan dengan sepengetahuan Pembina Gugusdepan.
3. Penggantian anggota disahkan dengan surat keputusan ketua majelis
pembimbing Gugusdepan
4. Penggantian anggota
1. Penggantian anggota adalah penggantian anggota Dewan Ambalan
yang dilakukan apabila ada anggota yang diberhentikan dari
keanggotaan.
2. Tata cara penggantian anggota diatur oleh Keputusan Dewan Ambalan
yang bersangkutan dengan sepengetahuan Pembina Gugusdepan.
3. Penggantian anggota disahkan dengan surat keputusan ketua majelis
pembimbing Gugusdepan
BAB VI
KEPENGURUSAN
A. Pengurus
a. Dewan Harian
c) Seorang Sekretaris
d) Seorang Bendahara
B. Pembidangan
f. Bidang Kewirausahaan
BAB VII
UNIT PENGEMBANGAN
A. Umum
1. Unit pengembangan merupakan wadah bagi anggota
Gugusdepan Pramuka MA Alif Laam Miim
Surabaya dengan tujuan memberi kesempatan untuk
memperdalam keterampilan khusus.
2. Unit Pengembangan berfungsi sebagai:
a. Sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas
Anggota Ambalan
b. Menjadi wadah untuk berkerjasama dengan instansi di
luar ambalan
c. Praktik dari penempuhan Tanda Kecakapan Khusus
(TKK)
d. Sebagai pola pelaksana dalam menerapkan metode
kepramukaan
3. Unit pengembangan memiliki Petunjuk
Penyelenggaraan yang diatur dalam keputusan Unit
Pengembangan dengan persetujuan Ketua Dewan
Ambalan.
4. Pembahasan petunjuk penyelengaraan unit dibahas
di MUSTEGAK bersamaan dengan sidang
komisi.
5. Koordinator Unit melaporkan Laporan Pertanggung
Jawaban (LPJ) kepada KDR sebelum
MUSTEGAK
6. Koordinator unit diajukan oleh anggota unit masing-
masing saat MUSTEGAK berlangsung.
Apabila Unit Pengembangan bertentangan dengan kegiatan Ambalan,
maka Ketua Dewan Ambalan dapat membekukan Unit Pengembangan.
B. Kepengurusan
1. Kepengurusan Unit Pengembangan dibentuk dalam
MUSTEGAK yang terdiri dari:
a. Koordinator Unit Brigrade Protokoler
b. Koordinator Unit Medical Scout
c. Koordinator Unit Mountaineering Adventure
d. Koordinator Unit Majesty of Art
e. Koordinator Unit MAE Multi Media
2. Pengurus Unit Pengembangan bukan dari Dewan Ambalan.
3. Pengurus Unit Pengembangan mempertanggung
jawabkan pelaksanaan kegiatan pada Ketua Dewan
Ambalan.
4. Pengurus Unit Pengembangan berkoordinasi
dengan Dewan Ambalan melalui Ketua Dewan
Ambalan.
5. Masa bakti pengurus pengembangan adalah satu periode masa
bakti Dewan Ambalan.
BAB VIII
DEWAN KEHORMATAN PENEGAK
A. Fungsi
1. Bersifat formal
2. Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang
akan dibicarakan diumumkan.
3. Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam pramuka
4. Tempat ditentukan terlebih dahulu
A. Pembagian Tugas
Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan
kedudukan anggota dalam kepengurusan Dewan Ambalan.
2. Pemangku Adat
a. Pemangku Adat disingkat PA, bertugas mengawasi dan
melaksanakan hasil keputusan MUSTEGAK.
b. Pemangku Adat mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penanggungjawab atas
prosesi adat Ambalan
dan teknis pelaksanaan
upacara adat Ambalan.
2. Pemberi pertimbangan kepada
Ketua Dewan Ambalan.
3. Pelaksana keputusan atas tindakan
amoral yang dilakukan oleh
anggota.
4. Pembuat laporan kasus
ataupun pelanggaran
yang terjadi di Ambalan
dan upaya
pemecahannya secara
tertulis pada akhir
kepengurusan dan
dilaporkan didepan
Musyawarah Pendega.
5. Penerima serta pelepas
tamu dalam upacara
penerimaan dan
pelepasan tamu dari luar
Gugusdepan Kota
Surabaya 29-035/29-
036 Berpangkalan pada
MA Alif Laam Miim
Surabaya.
6. Peninjau dalam setiap kegiatan
7. Pemimpin dalam rapat Dewan
Kehormatan Penegak.
c. Pemangku Adat membantu Ketua Dewan Ambalan dalam
menjalankan tugas ambalan.
6. Bidang Kajian Kepramukaan (Teknik Kepramukaan)
pengetahuan kepramukaan
mengembangkan Gugusdepan
BAB X
PEMBINA
BAB XI
Tugas dan fungsi Majelis Pembimbing Gugusdepan dan pramuka Pembina Gudep
telah dijelaskan dan diatur dalam :
A. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 225 Tahun
2007 TentangPetunjuk Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan
Pramuka.
B. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun
2007 Tentang petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan
Pramuka.
BAB XII
1. Kelompok kerja (POKJA) adalah kelompok atau tim yang terdiri dari
beberapa anggota Ambalan yang bertugas untuk merencanakan dan
memikirkan tentang pokok-pokok dari garis besar kegiatan.
2. Kelompok kerja dibentuk pada saat rapat kerja dewan dan disahkan oleh
keputusan Gugusdepan.
B. Reka kerja
2. Reka Kerja telah mengikuti KPDR atau kegitan yang serupa bermuatan
sama
3. Reka Kerja Merupakan Anggota Ambalan dan Tamu Ambalan yang
sudah mengikuti proses menuju anggota Ambalan.
1. Pengertian
2. Kedudukan
b. Mugus dan Mugus Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh
sekurang- kurangnya dua pertiga dari jumlah utusan.
1) Ketua Gudep.
d. Pada Mugus dan Mugus Luar Biasa setiap peserta yang hadir
berhak satu suara.
4. Acara Mugus
a. MUSTEGAK
1. Ketentuan Mugus
b. Diantara dua waktu Mugus jika ada hal-hal yang bersifat mendesak
dan luar biasa dapat diadakan Mugus Luar Biasa.
c. Mugus dan Mugus Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh
sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah utusan.
1) Ketua Gudep.
e. Pada Mugus dan Mugus Luar Biasa setiap peserta yang hadir
berhak satu suara.
2. Persiapan Mugus
3. Acara Mugus
Sebelum diajukan pada Mugus diteliti dan disyahkan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan Gudep (BPKG).
b. Mufakat
c. Pemungutan suara
b. Pelantikan
FORMATUR
A. Pengertian
B. Penasehat Formatur
tian
A. R
a
p
a
t
1. Penger
BAB XV
RAPAT
2. Jenis Rapat
a. Rapat Kerja
c. Rapat Bidang
BAB XVI
PENDELEGASIAN
A. Pengertian
Pendelegasian adalah pengiriman atau penugasan yang dilakukan
oleh Gugusdepan atas usulan Ketua Dewan Ambalan kepada
seorang anggota atau sekelompok anggota untuk menghadiri
undangan, berpartisipasi dalam suatu kegiatan atau pelatihan
B. Jenis Pendelegasian
1. Pendelegasian Nasional dan Regional
2. Pendelegasian Tugas
3. Pendelegasian Undangan
C. Macam-Macam Cara Pendelegasian
A. Mengajukan diri
B. Ditunjuk sesuai dengan kebijakan KDA
C. Seleksi sesuai dengan kebijakan KDA
D. Ketentuan Pendelegasian
1. Untuk Pendelegasian yang bersifat pelatihan diutamakan pemerataan
untuk anggota Gugusdepan.
2. Pendanaan dari Ambalan 50% atau sesuai dengan kebijakan Dewan
Ambalan.
3. Anggota yang sudah pernah mengikuti kegiatan nasional tidak diikutkan
kembali. Dalam keadaan tertentu, anggota yang sudah pernah mengikuti
kegiatan nasional diperbolehkan mengikuti kegiatan nasional atas
pertimbangan KDA
4. Apabila dalam pendelegasian mendapat insentif maka 50% masuk kas
Ambalan dengan terlebih dahulu disepakati antara Dewan Harian dan
Anggota yang didelegasikan atas dasar kesukarelaan.
5. Pendelegasian Pendidikan
E. Pelaporan
1. Laporan pertanggungjawaban pendelegasian yang
mendapatkan dana dari ambalan harus diselesaikan dan
diserahkan kepada Ketua Dewan Ambalan dilakukan
selambat- lambatnya 1 bulan setelah kedatangannya dari
pendelegasian.
2. Ketentuan format laporan pendelegasian akan diatur didalam
petunjuk pelaksaanaan administrasi Ambalan
3. Laporan Pertanggungjawaban delegasi wajib dilaporkan
ketika forum yang dihadiri oleh peserta delegasi dan Dewan
Harian.
4. Anggota forum berhak menerima atau menolak LPJ pendelegasian.
5. Peserta delegasi pendidikan dan pelatihan diharapkan
mengadakan forum diseminasi maksimal dua minggu setelah
kegiatan.
6. Apabila terjadi pelanggaran pada point 1 diatas, maka satu
kali diperingatkan secara tertulis oleh Ketua Dewan Ambalan.
7. Apabila peringatan secara tertulis tidak diindahkan, maka
Ketua Dewan Ambalan berhak memberi sanksi sesuai
kesepakatan Ketua Dewan Ambalan.
BAB XVII
PEMBAGIAN TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME BIDANG
DEWAN AMBALAN
Pembagian Tugas
1. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan
anggota dalam kepengurusan Dewan Ambalan
2. Pembagian tugas dan fungsi diatur sebagai berikut:
3. Pradana
Pradana memiliki tugas:
A. Memimpin Dewan Ambalan sesuai masa baktinya.
B. Pradana yang terpilih dapat menjalankan tugasnya berdasarkan
hasil-hasil MUSTEGAK sejak ditetapkan.
C. Dalam melaksanakan tugas pradana dibantu oleh seluruh dewan
ambalan. Pradana berhak mengganti sekretaris, bendahara dan
Bidang jika dianggap tidak dapat menjalankan tugasnya dan
menyatakan diri tidak sanggup menjalankan tugas dengan
persetujuan dari rapat dewan ambalan dan sepengetahuan
Pemangku Adat, Dewan Kehormatan dan pembina dengan
memperhatikan aspirasi dari anggota ambalan.
D. Satu bulan sekali Dewan Ambalan mengadakan rapat evaluasi dan
perencanaan kegiatan.
Pradana mempunyai fungsi sebagai berikut :
A. Penanggungjawab kegiatan Dewan Ambalan
B. Pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan Dewan
Ambalan.
C. Pengarah Bidang Pelaksana Dewan Ambalan dan Ketua
Sangga kerja
D. Pengambil keputusan dalam masalah keuangan 4. Sekretaris
Dewan Ambalan
6. Bidang Kesekretariatan
7. Bidang Humas
A. Bidang Hubungan Masyarakat
B. Mengelola Media Informasi.
C. Mengelola hubungan kerjasama dengan masyarakat.
BAB XVIII
PENUTUP
A. Masa Peralihan
Seluruh komponen Dewan Ambalan diberikan kesempatan
selama 1 (satu) bulan untuk mengadakan penyesuaian dengan
Petunjuk Penyelenggaraan ini dalam masa peralihan sejak
tanggal ditetapkannya petunjuk penyelenggaraan ini.
B. Lain-lain
Segala ketentuan yang belum diatur dalam susunan Petunjuk
Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Kerja ini akan diatur
kemudian dengan memperhatikan saran, usulan, serta
pertimbangan dari Dewan Ambalan dan Pembina.