Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan


DOSEN : Prof. Sukri Paluttri, SKM., M.Kes., M.Sc., Ph.D

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PERCEPATAN


PENANGANAN COVID 19

DISUSUN OLEH:
IRMINA ADI RINGRIH
K012202012

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Abstrak

Outbreak Covid-19 sudah dideklarasikan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat


secara   Global (Global Public Health Emergency) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
pada 30 Januari 2020. Coronavirus adalah jenis virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari  gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit dengan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS)  dan Severe Acute Respiratory
Syndrome  (SARS). Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-19 ini
dinamakan Sars-CoV2. Covid-19 adalah penyakit baru, dimana penelitian terkait penyakit
ini masih sedikit.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019.
Setelah itu, Covid-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.
Kebijakan pengendalian yang dikeluarkan Pemerintah terkait pandemi COVID-19
menitikberatkan upaya mencegah penularan di tengah-tengah masyarakat. Pada prinsipnya,
secara sederhana kebijakan Pemerintah dalam mencegah peluang penularan menjadi tiga
bagian yaitu di sekitar tempat tinggal, di perjalanan dan saat beraktivitas di luar
rumah. Untuk itu, agar dapat mengatur aspek kehidupan dan jumlah masyarakat yang tidak
sedikit, maka diperlukan kebijakan khusus yang dijadikan pedoman dan dinamika
pembaharuan secara berkala. Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara
menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus
Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.
Pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan lebih dari 200 negara diseluruh
dunia dan benua, baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia, pada
seluruh aspek kehidupan. Bukan hanya pada aspek Kesehatan tetapi juga berkaitan dengan
aspek ekonomi, Pendidikan, sosial, budaya, politik dan pemerintahan.

A. Pendahuluan
WHO (World Health Organization) menetapkan Covid-19 sebagai suatu
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi Covid-19 merupakan wabah virus
Covid-19 yang menyebar dengan skala global/luas.Pandemi Covid-19 menghantam
berbagai sektor di Indonesia. Data covid-19 di indonesia ter update 23 Oktober
terkonfirmasi 4,239,395 sembuh 4,081,417 (96.3 % ) dan meninggal 143,176 (3.4%)
ini sagat berpengaruh pada sektor ekonomi yang mulai kewalahan, sektor pariwisata,
sektor transportasi dan sektor manufaktur pun kebakaran jenggot menghadapi
pandemi ini.
Jumlah kasus terkonfirmasi secara global per 31 mei 2020 sudah tercatat
sebanyak 6.172.448 kasus dengan kematian 371.186 kasus. Dari jumlah kasus
tersebut, terdapat 2.744.044 kasus dinyatakan sembuh (Worldometer, 2020). Brazil,
Rusioa dan Spanyol memiliki penambahan jumlah kasus yang sangat tajam setelah
Amerika, namun Rusia memiliki jumlah kematian yang sangat rendah. Sementara
grafik jumlah kasus di Indonesia juga seperti balapan yang saling kejar-kejaran. Posisi
terdepan tetap dipimpin oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan
dan Jawa Tengah. Sulawesi Selatan Menyalib posisi Jawa Tengah beberapa hari yang
lalu (30 Mei 2020) (Gugus Tugas Covid-19, 2020). Jika dilihat dari jumlah kasus dan
jumlah penduduk, Sulawesi selatan adalah jumlah kasus tertinggi diluar pulau Jawa,
bahkan diproporsi dengan jumlah penduduk, Sulawesi Selatan memiliki jumlah kasus
tertinggi di Indonesia (Sukri et al, 2000).
Dalam presentasinya lebih lanjut mengatakan bahwa Yes we’ve seen different
economic cries, but this one is very different. Kita, bahkan berbagai dunia pernah
mengalami krisis ekonomi, tetapi sangat berbeda akibat kasus ini. Berbeda dengan
Global Influenza tahun 1918 yang telah membunuh 40 juta orang diberbagai dunia
pada tahun 1918 dan 1919. Global Influenza menginfeksi sepertiga penduduk dunia,
pandemi ini menyebabkan kepanikan dan berdampak serius pada ekonomi dan
perdagangan global. Beberapa percaya bahwa pengulangan pandemic flu 1918/1919
menelan biaya kerugian lebih dari $ 4 triliun. Covid-19 berbeda dengan Ebola 2013-
2016. Wabah virus Ebola 2013-2016 ini menyebabkan sekitar 11.300 kematian.
Dalam hal dampak ekonomi dan sosial Ebola di Afrika Barat, penurunan 20% dalam
PDB Sierra Leone pada tahun 2015. Wabah ini juga mengajarkan kepada kita, bahwa
bahkan Ketika dampak Kesehatan dari wabah relatif terbatas, konsekuensi
ekonominya bisa menghancurkan dan tahan lama (Sukri et al, 2000).
Terjadi peningkatan kasus Covid-19 disebabkan berbagai factor misalnya
berfungsinya kapasitas labolatorium, kesadaran masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan melalui rapid test dan swab dan pada sisi lain adalah tidak berjalannya
kepatuhan masyarakat dan protocol Kesehatan akibat desakan new normal. Dampak
dari peningkatan kasus tersebut menyebabkan fasilitas Rumah Sakit sebagai tempat
pelayanan dan juga beberapa tempat karantina yang ditunjuk pemerintah menjadi
penuh. (Sukri et al, 2000).
Pengendalian Covid-19 harus dilakukan secara komperehensif mulai dari
TESTING – TRACING – TREATING – ISOLATE (Palutturi, 2020). Ini merupakan
strategi utama dan esensial. Untuk menentukan status seseorang apakah yang
bersangkutan terkonfirmasi Covid-19, hanya test yang menentukan dengan rapid test
ataupun swab tetapi seiring berjalannya waktu penggunaan rapid test hanya dilakukan
untuk screening saja tetapi yang digunakan swab antigen, swab PCR maupun TCM.
Penegakan protocol Kesehatan misalnya dengan melakukan rapid test maupun swab
antigen pada mereka yang melakukan pelanggaran bagi pelaku jalan raya adalah
upaya yang dilakukan untuk mendeteksi status kesehatan seseorang. (Sukri et al,
2000).
Secara umum exit strategi pengendalian Covid-19 di Indonesia, dapat
dilakukan dengan memahami karakteristik masyarakat kita, masyarakat Indonesia.
Segmentasi masyarakat terhadap pengendalian Covid-19 perlu dilakukan. Dengan
memahami kondisi tersebut, maka dapat dipetakan kelompok masyarakat mana yang
menjadi target dari pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu pendekatan kultural (edukasi) dan pendekatan Struktural (policy and
protocol) (Sukri et al, 2000).

B. Deskripsi Masalah
Tahun 2020 tidak akan pernah dilupakan dalam sejarah kesehatan umat
manusia seluruh dunia. Munculnya kasus Covid-19 kali pertama di Wuhan, Tiongkok,
dituduhkan berawal dari pasar basah hingga menyebar ke seluruh dunia. Ketika itu
Wuhan di-lockdown dan warganya tak boleh beraktivitas. Berawal dari kecurigaan
seorang dokter di Wuhan, Tiongkok, bernama Li Wenliang. Dokter asal Tiongkok itu
sejak awal mengeluarkan peringatan pertama tentang wabah virus Korona pada
Desember 2019. Namun siapa sangka, peringatannya itu justru berubah menjadi
bencana setelah 1 tahun berlalu. Dunia kini dilanda pandemi Covid-19 dan belum tahu
kapan bakal berakhir. Kecepatan penyebaran virus korona tidak sebanding dengan
kecepatan wawasan ilmiah. Hampir segera setelah SARS-CoV-2 ditemukan,
kelompok penelitian di seluruh dunia mulai menyelidiki virusnya. Sementara yang
lain mengembangkan tes diagnostik atau menyelidiki langkah-langkah kesehatan
untuk mengendalikannya. Para ilmuwan juga berlomba untuk menemukan pengobatan
dan membuat vaksin yang dapat mengendalikan pandemi.
Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
Covid-19 sebagai pandemi global. Keputusan WHO itu dikeluarkan ketika virus
corona telah menyebar di 118 negara dan menginfeksi lebih dari 121.000 orang di
Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. "Selama dua minggu terakhir jumlah kasus
di luar China telah meningkat tiga belas kali lipat dan jumlah negara yang terkena
dampak telah meningkat tiga kali lipat," kata Sekjen WHO, Tedros Adhanom
Ghebreyesus saat itu. Satu tahun setelah WHO Covid-19 sebagai pandemi dunia,
Covid-19 kini telah menginfeksi lebih dari 118,5 juta orang dengan 2.631.295
kematian. Berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menekan laju
penyebaran kasus Covid-19 namun belum efektif menekan laju penularan kasus
tersebut. (Sukri et al, 2000).
Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Covid-19 sebagai bencana
nasional. Penetapan itu dinyatakan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran
Covid-19 Sebagai Bencana Nasional. Dalam Keppres tersebut, setidaknya terdapat
empat poin yang menyatakan perihal tentang penetapan Covid-19 sebagai bencana
nasional : 1). Menyatakan bencana non alam yang diakibatkan oleh penyebaran
Covid-19 sebagai bencana nasional. 2). Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
19 melalui sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, 3). Perintah
kepada Gubernur, bupati dan walikota sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 di daerah, dalam menetapkan kebijakan di daerah masing-
masing harus memperhatikan kebijakan Pemerintah Pusat, 4). Presiden menyatakan
bahwa keputusan tersebut mulai berlaku pada tanggal penetapan, yakni hari Senin
tanggal 13 April 2020.
Hal lain yang disebabkan Covid-19 yaitu gangguan terhadap perekonomian
global termasuk Indonesia. Penurunan pertumbuhan ekonomi bahkan mencapai nilai
negatif. Sebagaimana yang dilaporkan Hanoatubun dalam Journal of Education,
Psychology and Counseling yang dipublish 14 April 2020, dampak pada sektor
ekonomi pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia, antara lain :
1. Terjadinya PHK besar-besaran. Hasil data yang didapat yaitu ≥ 1,5 juta pekerja
dirumahkan dan terkena PHK yang mana 90% pekerja di rumahkan dan pekerja
yang di PHK sebesar 10%.
2. Terjadinya penurunan PMI Manufacturing Indonesia mencapai 45,3% pada Maret
2020.
3. Terjadinya punurunan impor sebesar 3,7% pada triwulan I.
4. Terjadinya inflasi yang telah mencapai pada angka 2,96% year-on-year (yoy)
yang telah disumbangkan dari harga emas dan komoditas pangan pada Maret
2020.

C. Pilihan-Pilihan Kebijakan
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19. Kebijakan karantina
(lockdown) dilakukan untuk menghentikan penularan Covid-19 dengan
membatasi atau menghentikan seluruh aktivitas publik, baik didalam negeri
(terutama di wilayah-wilayah dengan status zona merah atau berbahaya maupun
antisipasi pendatang yang akan masuk ke dalam negeri. Strategi ini dilakukan
untuk menghentikan proses penyebaran virus dan memastikan agar masyarakat
patuh untuk ̳mengurung diri di dalam rumah atau mengurangi aktivitas di luar
rumah secara drastis.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan
kegiatan tertentu penduduk dalam satu wilayah yang diduga terinfeksi Covid-19
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus ini. Penerapan
PSBB bisa diajukan oleh kepala daerah, baik itu gubernur, bupati, maupun
walikota dan harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Kesehatan atau
berasal dari permintaan Ketua Gugus Tugas. Penerapan PSBB tertuang dalam
aturan pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2020 yang ditetapkan presiden Joko
Widodo pada akhir Maret 2020. Di Indonesia, meskipun tidak sepenuhnya
menerapkan manajemen krisis bertumpu pada kebijakan lockdown seperti yang
dilakukan negara-negara lain, namun beberapa daerah seperti di DKI Jakarta,
Jawa Barat, dan dibeberapa daerah lain dengan berberapa variasi kebijakan juga
memberlakukan upaya pembatasan ktivitas warga secara ketat dan massif.
Kebijakan pembatasan sosial juga didukung dengan empat strategi yang dibuat
oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 demi menekan penyebaran
pandemi Covid-19 yaitu :
a. Gerakan menggunakan masker. Pemerintah terus mengkampanyekan
kewajiban memakai masker saat berada diluar rumah atau diruang public
b. Penelusuran Kontak atau tracing contack dari kasus positif yang dirawat
dengan menggunakan tes cepat atau rapid test.
c. Edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada Sebagian hasil tracing
menunjukkan hasil tes positif untuk melakukan isolasi mandiri selama 14
hari.
d. Isolasi rumah sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin
dilakukan seperti seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan
definitif di Rumah Sakit.
Sedangkan untuk kluster Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) meliputi:
a. Peliburan sekolah dan tempat kerja.
b. Pembatasan kegiatan keagamaan.
c. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
d. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya.
e. Pembatasan moda transportasi.
f. Pembatasan kegiatan lainnya, khususnya terkait aspek pertahanan dan
keamanan.
3. Memasuki New Normal adalah perubahan pola hidup yang harus dilakukan
masyarakat dengan tatatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru agar dapat hidup
produktif dan terhindar dari penularan Covid-19. Setelah tiga bulan Indonesia
menghadapi pandemik Covid-19, Gugus Tugas percepatan Penanganan Covid-
19 menyusun lima tahapan untuk menuju Indonesia produktif dan aman dari
Covid-19. Tahapan tersebut merupakan Langkah memasuki situasi normal baru
yang diawali pelonggaran terhadap pembatasan sosial berskala besar atau
PSBB. Keputusan ini ditetapkan tanggal 19 Juni 2020 Keputusan Menteri
Kesehatan No.HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang protokol Kesehatan bagi
masyarakat di tempat dan Fasilitas Umum dalam rangka pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
4. Larangan mudik 2021 ini berlaku untuk masyarakat yang hendak melakukan
perjalanan antar kota/kabupaten, provinsi, ataupun antar-negara, baik melalui
transporasi darat, kereta api, laut maupun udara. Poin penting dalam surat
edaran larangan mudik tersebut ialah bahwa setiap pemudik yang menggunakan
transportasi udara, laut dan darat wajib menunjukkan surat keterangan negatif
Covid-19. Dalam hal untuk perjalanan rutin di wilayah terbatas pelaku
perjalanan tidak diwajibkan menunjukkan surat hasil tes Covid-19, namun
Satgas Penanganan Covid-19 dapat melakukan pengujian secara acak pada
pelaku perjalanan jika diperlukan. Pengaturan pengecualian larangan mudik ini
berlaku untuk semua masyarakat kecuali untuk kendaraan distribusi logistik,
kelompok masyarakat dengan keperluan perjalanan non mudik, yaitu
bekerja/perjalanan dinas, kunjungan keluarga sakit, kunjungan duka anggota
keluarga meninggal, ibu hamil, dan kepentingan persalinan.
5. Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPMK) dibeberapa wilayah.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro.
Pemerintah sudah resmi menetapkan pemberlakukan PPKM atau PPKM darurat
sejak 3 Juli sampai 20 Juli 2021 dan diperpanjang selama 2 minggu, mulai 22
Juni hingga 5 Juli 2021 dengan membatasi pergerakan masyarakat sebanyak 75-
100%, disesuaikan dengan kegiatan dan zona merah penularan COVID-19.
Membatasi mobilisasi masyarakat melalui penerapan PPKM Mikro guna
mengurangi penyebaran virus dan juga mempercepat pelaksanaan vaksinasi.
Saat ini, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia tercatat
mengalami peningkatan, terutama karena adanya varian Delta.
6. Surat Edaran Satgas No.7 Tahun 2021 tentang Perjalanan dalam Negeri.
Pemerintah tetap memberlakukan pengetatan perjalanan dalam negeri dengan
mempersyaratkan bukti negatif pada hasil tes diagnosa COVID-19 baik PCR,
swab antigen, dan yang terbaru, GeNose.
a. Transportasi udara : Pelaku perjalanan yang menggunakan mode
transportasi udara wajib menunjukkan hasil tes negatif RT PCR 2x24 jam
sebelum keberangkatan atau hasil negatif rapid test antigen 1x24 jam
sebelum keberangkatan.
b. Transportasi darat atau laut : Menunjukkan surat keterangan hasil negatif
RT PCR atau negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam
waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan.
c. Transportasi kereta api : Pelaku perjalanan kereta api antarkota wajib
menunjukkan surat keterangan hasil negatif RT PCR atau negatif rapid
test antigen/GeNose yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3x24
jam sebelum keberangkatan
d. Kendaraan pribadi : Pelaku perjalanan dengan kendaraan pribadi, diimbau
melakukan tes PCR atau rapid tes antigen/GeNose yang sampelnya
diambil dalam kurun waktu 3x24 jam sebelum keberangkatan.
e. Transportasi umum : Pelaku perjalanan yang menggunakan moda
transportasi umum darat dilakukan tes acak (random test) rapid test
antigen/GeNose bila diperlukan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-
19 Daerah. Sebagai catatan, anak di bawah usia 5 tahun tidak diwajibkan
untuk tes RT PCR/rapid test antigen/GeNose sebagai syarat perjalanan.
Masa berlaku swab PCR dan antigen ini berlaku efektif mulai tanggal 9
Februari 2021 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.
7. Kebijakan pemerintah terkait vaksinasi massal Covid-19. Pemerintah terus
melakukan berbagai upaya menangani kasus Covid-19 agar tidak terjadi
lonjakan dan peningkatan kasus. Pemerintah mengakselerasi program vaksinasi
agar segera tercapai kekebalan komunal (herd immunity), karena meyakini
bahwa vaksinasi memiliki peran sentral dalam penanganan Covid-19 dan
pemulihan ekonomi nasional. Saat ini, program vaksinasi telah mencapai 66,5
juta vaksinasi, yang terdiri dari dosis pertama sejumlah 46,7 juta dan dosis
kedua sebanyak 19,8 juta dosis. Penyuntikan vaksin dilakukan sebagai upaya
aktif pemberian kekebalan, sehingga apabila terkena Covid-19 tersebut tidak
menjadi sakit atau hanya sakit ringan. Seperti diketahui pelaksanaan pemberian
vaksinasi sudah dimulai sejak awal tahun 2021, dimulai tenaga kesehatan, lansia
serta pelayan publik.
8. Upaya pencegahan penyebaran covid-19 di dunia pendidikan dilakukan
didasarkan pada surat edaran No.1 tahun 2020 oleh Kemdikbud yang
mengintruksikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan belajar
dari rumah masing-masing yang dikenal dengan pembelajaran daring. Dengan
pembelajaran daring pelajar dan mahasiswa secara mandiri dan  aktif mengikuti
update informasi tentang mata pelajaran/mata kuliah, tugas/quis dengan teknis
sesuai kebijakan guru/dosen masing-masing. Pada mulanya pembelajaran secara
online menjadi pengalaman baru yang mengubah gaya mengajar klasikal. 
Inovasi bidang pendidikan ini menjawab tantangan perkembangan tekonologi
dan informasi yang semakin berkembang maju dan bervariatif.
Pelajar/mahasiswa dapat mengatur sendiri waktu belajar dan melatih
kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas. Penyesuaian SKB 4 Menteri
tetap mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan, evaluasi capaian belajar
serta kesiapan di segala aspek pendidikan baik di pemerintah ataupun di
pamerintah daerah. Untuk Kabupaten/Kota selain pada Zona Merah
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pengaturan teknis dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat;) untuk Kabupaten/Kota yang berada
dalam Zona Merah melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring
(online)
9. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tahun 2020. Pelacakan Kontak (Contact Tracing) untuk Kasus
COVID-19 merupakan proses identifikasi, menilai dan mengelola orang-orang
yang berkontak erat dengan kasus konfirmasi / probable untuk mencegah
penularan selanjutnya. Tujuan dari contak tracing adalah menghentikan rantai
transmisi virus dan merupakan salah satu metode terbaik dalam penanganan
pandemik berskala besar.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan:
WHO (World Health Organization) menetapkan Covid-19 sebagai suatu
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Pandemi Covid-19 merupakan wabah virus
Covid-19 yang menyebar dengan skala global/luas. Pandemi Covid-19 menghantam
berbagai sektor di Indonesia sehingga mempengaruhi ekonomi, sektor pariwisata,
sektor transportasi, dan sektor manufaktur pun kebakaran jenggot menghadapi
pandemi ini. Penanganan Covid-19 dikaji dalam dua pendekatan yaitu pendekatan
struktural yaitu pendekatan yang lebih banyak berada pada kewenangan
pemerintah, menjamin terlaksananya kebijakan dan pendekatan kultural adalah
pendekatan yang diharapkan berasal darimasyarakat. Faktor yang mempengaruhi
penegakan aturan atau protocol Covid-19 yaitu content, process dan actor.
Pemimpin perlu menge nali karakteristik antara bencana alam dengan nonalam
untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan dan kebijakan.
Untuk membentuk herd immunity maka dibutuhkan 70-80% populasi yang harus
terinfeksi untuk membentuk kekebalan, salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk membentuk kekebalan itu dengan vaksin Covid-19.

2. Saran:
a. Berbagai upaya dan metode yang dilakukan pemerintah dalam
penanggulangan dan menekan laju penularan kasus Covid-19 tetapi harus ada
komitmen dan kerjasama dari masyarakat, LSM maupun swasta untuk
mendukung kebijakan tersebut.
b. Perlu kesadaran sepenuhnya dari masyarakat untuk tetap patuh terhadap
kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat.
c. Perlu kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 yang
dianggap sebagai salah satu upaya paling efektif untuk pengendalian Covid-
19

DAFTAR PUSTAKA

Palutturi, Sukri et al. 2020. Covid-19 Indonesia Butuh Kita. Pustaka Belajar. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.

Kementrian Kesehatan. 2020. Pedoman pencegahan Pengendalian Coronavirus Disease-19


Revisi 5. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020. Penetapan Kedaruratan


Kesehatan Masyarakat Covid-19. Presiden Republik Indonesia 13 April 2020. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/Menkes/382/2020. Protokol Kesehatan Bagi


Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam rangka pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Kementrian Kesehatan RI. 19
Juni 2020. Jakarta

Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021. Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442
Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan
1442 Hijriah. Satgas Penanganan Covid-19. 06 Mei 2021. Jakarta

Surat Edaran Kemdikbud Nomor 01 tahun 2020. Menyelenggarakan pembelajaran jarak


jauh dan belajar dari rumah masing-masing (daring). Kemendikbud. 16 Maret 2020.
Jakarta

Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 202. Pemberlakukan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPMK) dibeberapa wilayah. Kemendagri. 3 Juli
2021. Jakarta
Permenkes Nomor 84 Tahun 2020 Pasal 3. Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19. Kementrian Kesehatan RI. 18 Desember 2020.
Jakarta.

Parwanto, Edy. 2021. Virus Corona (SARS-CoV-2) Penyebab COVID-19 Kini Telah
Bermutasi. Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 Juni 2021, diakses dari
https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2021.v4.47-49

Yurianto, Ahmad. 2020. Kebijakan Pemerintah Terkait Pandemi Menitikberatkan Mencegah


Peluang Penularan COVID-19. Publication. http:// Covid19.go.id. 21 Oktober
2021(19.30).

Anda mungkin juga menyukai