Anda di halaman 1dari 11

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA THYPOID

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik


Keperawatan Medikal Bedah Pada Program Profesi Ners

Oleh :

DEWANTARI MASTIYO

C1AC21030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2022
A. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS: Sallmonella typhossa Hipertermi
1. klien mengatakan demam
naik turun
2. klien mengatakan badanya Saluran pencernaan
terasa lemas
3. klien mengatakan pusing diserap usus halus

DO:
1. Suhu 390C
endoktosin
2. Akral teraba hangat
3. ADL dibantu
Hipertermi

2 DS: Mual
1. Klien mengeluh mual Aktifitas lamnbung meningkat
2. Klien mengatakan tidak ingin
makan karena mual dan ingin
muntah. Asam lambung meningkat
DO:
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak tidak Mual
menghabiskan makanannya
3. Makan 3-4 sendok

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d infeksi bakteri salmonella typhossa
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang tidak adekuat
C. NURSING CARE PLANE
No DX Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 Hipertermi b.d Tupan : 1. Kaji keadaan umum dan TTV 1. Mengetahui keluhan klien untuk
infeksi bakteri Setalah dilakukan tindakan menentukan intervensi selanjutnya
keperawatan 3x24 jam 2. Kaji suhu tubuh 2. Untuk mengetahui tingkatan suhu
salmonella
diharapkan rasa demam tubuh
typhossa teratasi 3. Berikan lingkungan yang 3. Sikap klien yang menunjukan
Tupen : nyaman, tenang dan beri kegelisahan menandakan rasa tidak
Setelah dilakukan tindakan aktivitas perlahan nyaman
keperawatan selama 1x24 jam 4. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Mampu mengurangi demam
rasa nyeri berkurang dengan pemberian obat analgetik
kriteria:
- Suhu normal
-

2 Nutrisi kurang Setelah dilakukan Tindakan 1. Kaji status nutrisi pasien 1. Pengkajian penting dilakukan
dari kebutuhan bd keperawatan selama 3x24 untuk mengetahui status nutrisi
masukan nutrisi jam, diharapkan resiko defisit pasien sehingga dapat menentukan
yang tidak nutrisi pada pasien dapat intervensi yang diberikan.
adekuat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk makan 2. Makanan dalam kondisi hangat
Adanya peningkatan BB selagi hangat dapat menurunkan rasa mual
sesuai IMT 3. Anjurkan pasien makan sedikit sehingga intake nutrisi dapat
1. Tidak ada tanda-tanda tapi sering ditingkatkan.
malnutrisi 3 4. Jaga kebersihan mulut, anjurkan 3. Agar tidak terlalu mual saat makan
2. idak terjai penurunan BB untuk selalu melalukan oral
yang berarti hygiene. 4. Mulut yang bersih dapat
3. Pasien mampu 5. Berikan informasi yang tepat meningkatkan nafsu makan
mengidentifikasi terhadap pasien tentang
kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi yang tepat dan 5. Informasi yang diberikan dapat
sesuai. memotivasi pasien untuk
meningkatkan intake nutrisi
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DX Waktu Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
dan
Tanggal
1 1. Memonitor TTV (Nadi, TD, Suhu, RR dan Dewantari Dewantari
SPO2) S:
R/ Nadi : 82x/menit, Suhu : 38oC, TD : 110/80  Klien mengatakan demam turun
mmHg, RR : 22 x/menit, SPO2 : 100% naik
2. Memberikan terapi obat sesuai advice dokter  Klien mengatakan masih mual
O:
 TTV :
Nadi : 82x/menit
Suhu : 38oC
TD : 110/80 mmHg
RR : 22 x/menit
SPO2 : 100%
Porsi makan 5 sendok
Adl dibantu
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2 1. Mengajurkan pasien makan makan selagi Dewantari Dewantari
hangat S:
R/ klien mengatakan akan melakukan apa yang  Klien mangatakan masih mual
dianjurkan dan tidak nafsu makan
2. Mengajurkan pasien untuk makan sedikit tapi O:
sering  Klien berbaring dengan posisi
R/ klien mengatakan akan melakukan apa yang semi fowler
dianjurkan  Klien terpasang cairan RL
3. Berikan informasi yang tepat terhadap pasien 500/24 jam ditangan sebelah kiri
tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan A : Masalah belum teratasi
sesuai. P : Intervensi Dilanjutkan
R/ klien dan keluarga paham akan
informasinya
4. Memberikan terapi obat ondansetron
PEMASANGAN INFUS

1 Nama : Tn. A
2 Diagnosa : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keperawatan
3 Tujuan : a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan
kalori yang tidak dapat dipertahankan secara oral
b. Memperbaiki keseimbangan asam-basa
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
d. Memberikan jalan masuk untuk memberikan obat-obatan ke
dalam tubuh
e. Memberikan nutrisi pada system pencernaan ketika
diistirahatkan
4 Prosedur tindakan : Alat
a. Aboket
b. Infus set
c. Plester
d. Baki
e. Torniquet
f. Sarung tangan
g. Alkohol swab
h. Tigaderm

Langkah-Langkah
a. Persiapkan alat yang diperlukan dalam pemasangan infus
b. Melakukan verifikasi program pengobatan pasien
c. Mencuci tangan
d. Mengidentifikasi pasien dan menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan
e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
f. Dekatkan alat didekat pasien
g. Sambungkan cairan infus ke infus set, gantung di tiang
h. Pasang perlak dibawah daerah yang akan ditusuk
i. Pasang tourniquet 5-10cm di atas tempat penusukan dan
kencangkan
j. Pasang sarung tangan
k. Tentukan vena yang akan ditusuk
l. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
m. Lakukan penusukan pada daerah yang sudah di
desinfeksi dengan sudut 30 derajat.
n. Lepas tourniquet apabila berhasil
o. Hubungkan jarum intravena dengan infus set, buka klem
dan alirkan cairan
p. Fiksasi jarum intravena
q. Desinfeksi daerah tusukan dan tutup dengan kasa steril
dan plester.
r. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan pasien
s. Melakukan evaluasi tindakan
t. Membereskan alat dan merapikan pasien
u. Berpamitan dengan pasien
v. Mencuci tangan
A. Pathway
1. Etiologi
Typhoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella thyposa/Eberthela thyposa
yang merupakan mikroorganisme pathogen yang berada di jaringan limfatik usus
halus, hati, limpa, dan aliran darah yang terinfeksi. Kuman ini berupa gram
negative yang akan nyaman hidup dalam suhu tubuh manusia. Kuman ini akan
mati pada suhu 70o C dan dengan pemberian antiseptic. Masa inkubasi penyakit
ini antara 7-20 hari. Namun, ada juga yang memiliki masa inkubasi paling pendek
yaitu 3 hari, dan paling panjang yaitu 60 hari. (Marni, 2016)
Salmonella thyphosa memiliki 3 macam antigen yaitu :
a. Antigen O : Ohne Hauch, yaitu somatic antigen (tidak menyebar)
b. Antigen H : Hauch ( menyebar ), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil.
c. Antigen V : Kapsul, merupakan kapsul yang menyelimuti tubuh kuman dan
melindungi antigen O terhadap fagositosis. (Marni, 2016) Padila (2013) dalam
buku yang di tulis Dewi dan Meira (2016) menyampaikan bahwa Salmonella
parathyphi terdiri dari 3 jenis yaitu A, B, dan C. ada dua sumber penularan
Salmonella thyphi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien carrier. Carrier
adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekskresi
Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari satu tahun. (Dewi &
Meira, 2016)
2. Manifestasi Klinik
Dewi dan Meira (2016) mengungkapkan gejala klinis penyakit typhoid pada
anak biasanya lebih ringan dibandingkan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata
10-20 hari. Masa tunas tersingkat adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui
makanan. Sedangkan, jika infeksi melalui minuman mana tunas terlama
berlangsung 30 hari. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan tidak
bersemangat, yang kemudian disusul dengan gejala – gejala klinis sebagai
berikut :
a. Demam Demam khas (membentuk pelana kuda) berlangsung 3 minggu,
sifat febris remitten dan suhu tidak seberapa tinggi. Minggu pertama suhu
meningkat setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore dan malam hari. Minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan
demam. Minggu ketiga suhu tubuh berangsur turun dan normal pada akhir
minggu ketiga.
b. Gangguan pada saluran pencernaan Napas berbau tidak sedap, bibir
kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor, anoreksia, mual, dan perasaan tidak
enak di perut. Abdomen kembung, hepatomegali, dan splenomegli, kadang
normal, dapat terjadi diare.
c. Gangguan kesadaran Kesadaran menurun yaitu apatis sampai somnolen.
Jarang terjadi spoor, koma, atau gelisah. (Ardiansyah, 2012)
Menurut pendapat Padila dari buku yang di tulis Dewi dan Meira (2016) masa
tunas typhoid adalah sekitar 10-14 hari dengan rincian sebagai berikut :
a. Minggu 1 Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore hari
dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri
kepala, anoreksia, dan mual, batuk, epistaksis, obstipasi atau diare,
perasaan tidak enak di perut.
b. Minggu ke – 2 Pada minggu ke-2 gejala sudah jelas dapat berupa demam,
bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran. (Dewi dan Meira,
2016)

Anda mungkin juga menyukai