Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

NAMA : NIKMAH SALSABILA PASARIBU

JUDUL PRAKTIKUM : Arthophoda

HARI / TANGGAL : Rsbu, 18 Mei 2022

PRAKTIKUM KE : 9 (Sembilan)

DASAR TEORI :
(SESUAI MATERI TEORI)

Pengertian Phylum Arthropoda

Istilah Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu arthro yang berarti ruas
dan podos yang berarti kaki. Arthropoda merupakan hewan tripoblastik selomata dan bilateral
simetris. Tubuh Arthropoda terdiri dari kepala (cephal), dada (thorax) , dan abdomen yang
keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas
terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di
waktu tertentu kulit dan tubuh Arthropoda mengalami pergantian kulit (eksdisis).

Karakteristik Arthropoda

a. Tubuh bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelomata), tubuh atau
kaki beruas-ruas. Kepala (cephal), dada (thorax) dan abdomen jelas atau kepala dan dada
bersatu (cephalothorax).
b. Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas), rangka luar (eksoskeleton)
keras, dan ekor.

c. Appendages satu pasang setiap ruas (somite) atau tidak ada, masing-masing dihubungkan
dengan sendi.

d. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat protein dan zat kitin.

e. Memiliki eksoskeleton yang terbuat dari kitin , sebagai hasil sekresi epidermis, melakukan
ekdisis pada interval tertentu.

f. Memiliki ukuran tubuh yang beragam.

g. Arthropoda hidup di air tawar, darat, laut, dan udara.

h. Sifat hidup arthropoda adalah parasit, heterotropik, dan hidup dengan bebas.

i. Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru atau paru-paru (berbuku).

j. Umumnya berumah dua, fertilisasi umumnya internal. Pada beberapa Crustacea


parthenogenesis.

k. Bereproduksi secara aseksual dan seksual.


l. Alat pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai dari mulut, kerongkongan, usus, dan
anus. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah, menjilat atau menusuk, dan anus berada di
bagian ujung posterior.

m. Sistem peredaran darah arthropoda adalah terbuka dengan darah yang tidak mengandung
hemoglobin melainkan hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga
tubuh (haemocoel), sistem arteri semakin berkembang.

n. Sistem ekskresi dengan kelenjar hijau atau coxal, atau saluran Malpighi yang bersatu dengan
usus.

o. Sistem saraf dengan ganglia supra esophageal yang dihubungkan ke tali saraf (nerve cord)
yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf lateral di setiap
ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst.

Sistem Organ Arthropoda

a. Sistem Peredaran Darah


Peredaran darah Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung
hemosianin. Darah akan kembali ke dalam jantung melalui rongga tubuh (haemocoel), sistem arteri
semakin berkembang.

b. Sistem Pencernaan
Pencernaan Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna dengan dilengkapi alat
pencernaan lengkap yang terdiri dari mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan
alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior. Mulut diadaptasikan untuk mengunyah,
menjilat atau menusuk.

c. Sistem Saraf
Sistem saraf Arthropoda berupa tangga tali dan alat peraba yang berupa antena. Ganglia berfungsi
sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh kegiatan. Ganglia supra esophageal yang dihubungkan
ke tali saraf (nerve cord) yang meluas di sepanjang tubuhnya dengan ganglion dan sepasang tali saraf
lateral di setiap ruas. Organ sensoris berupa antenna, rambut, mata majemuk, dan statocyst.

d. Sistem Ekskresi
Arthropoda memiliki sistem ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan pembuluh malpigi yang
berupada pada usus belakang.

e. Sistem Respirasi
Arthropoda memiliki sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru, paru-paru buku atau melalui
seluruh permukaan tubuhnya.

f. Sistem Reproduksi
Reproduksi Arthropoda dilakukan secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis).
Sistem reproduksi Arthropoda adalah terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada juga hewan betina.

Klasifikasi Arthropoda
Berdasarkan bentuk struktur tubuhnya Arthropoda terbagi menjadi 4 Kelompok :
a. Kelas Crustacea
Crustacea merupakan hewan akuatif (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Crustacea memiliki
tubuh yang bersegmen (beruas) dan terdiri dari cephalothorax (kepala dan dada menjadi satu) serta
abdomen (perut). Di bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan pada
posteriornya (ujung belakangnya) sempit. Di bagian kepala Crustacea terdapat beberapa alat mulut
yang berupa sepasang antena, pasang mandibula (untuk mengigit mangsanya), pasang maksilia,
pasang maksilibed. Alat gerak Crustacea berupa kaki (kaki satu pasang dalam setipa ruas di abdomen)
dan berfungsi untuk berenang, merangkak dan menempel di dasar perairan. Mempunyai dua pasang
antenna dan memiliki kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax). Crustacea memiliki tubuh
yang terdiri dari cephalothorax dan abdomen, mempunyai eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin,
tetapi tidak mempunyai pembuluh darah kapiler. Dapat mengalami pelepasan kulit dari tubuhnya,
pertukaran udara terjadi secara difusi, dan sebagian dari pernapasan menggunakan insang.
Contohnya : Daphnia pulex dan Asellus aquaticus (kutu air), udang, kepiting, ketam & rajungan.

b. Kelas Insecta
Insecta berasal dari bahasa latin yang berarti Insecti yang berarti serangga. Insecta adalah satu-satunya
kelompok invertebrata yang dapat terbang. Penyebaran insecta sangat luas dengan keanekaragaman
tinggi di antara kelas-kelas yang lain dari perairan hingga puncak gunung dari khatulistiwa hingga ke
kutub. Jumlah spesies Insecta cukup banyak yang sedikitnya didunia sekitar 750.000 spesies yang
dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga
adalah Entomologi. Tubuh yang tersusun dari kepala, dada, dan perut. Memiliki mulut yang bertipe
pengigit, penghisap, dan penelan. Mempunyai 3 pasang kaki, dan sebagian dari besar hidup di darat.
Tubuh insecta beruas-ruas yang terdiri dari segmen kepala (cephalo) yang ada di sepasang mata faset
(majemuk), dada (thorax) terdapat di sepasang kaki yang beruas-ruas, dan perut (abdomen) terdiri dari
11 ruas.
Contohnya : Belalang (Dissostura sp) , Jangkrik (Gryllus sp) , Kecoak (Blatta orientalis),
Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros), Apis indica (lebah madu), Oecophyla smaragdina
(semut rangrang), Lalat (Musca domestica), Nyamuk, Walang sangit (Leptocorixa acuta)

c. Kelas Arachnida
Kata Arachnida berasal dalam bahasa Yunani dari kata arachno yang berarti laba-laba yang disebut
dengan kelompok laba-laba. Arachnoidea meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atua caplak.
Umumnya Arachnida bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Tubuh
bersegmen yang terdiri dari chepalothorax dan abdomen (tidak beruas). Mempunyai enam pasang
anggota gerak. Hidup di darat, air laut, dan ada juga yang parasit. Memiliki jumlah mata yang
beragam. Di bagian kepala-dada tidak terdapat antena, namun memiliki sebagian pasang mata
tunggal, mulut kelisera dan pedipalpus.
Contohnya : Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp), Tungau (Dermacentor sp.)
segala macam laba-laba.

d. Kelas Myriapoda
Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas, terdiri
atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan
sepasang mata tunggal (ocellus). Eksoskeleton berupa kulit keras dari zat kitin, fungsi: melindungi
alat-alat dalam, tempat melekatnya otot & memberi bentuk tubuh. Kulit kitin yang tipis terletak pada
perbatasan antara dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal. Kulit kitin yang tipis membuat
hewan ini dapat bergerak leluasa. Myriapoda ikut andil dalam memecah bahan-bahan organik/serasah
karena kemampuannya memakan partikel-partikel sampah (detritus) menjadi partikel yang lebih kecil
untuk membentuk humus.
Contoh: kelabang Lithobius forticatus & Scolopendra morsitans, kaki seribu (Julus nomerensis)

BAHAN / ALAT :

CARA KERJA :

HASIL ANALISA:

1. Gambar Udang (Paneus monodon)

Ciri – ciri
Udang windu yang sudah dewasa dan hidup di laut, memiliki ciri- ciri warna kulit
merah muda kekuning- kuningan dengan ujung kaki renang yang berwarna merah,
sedangkan udang windu yang masih muda memiliki ciri khas berwarna merah muda
dengan bintik- bintik hijau.
Panaeus monodon fabricus Ditinjau dari morfologinya, tubuh udang windu terbagi
menjadi dua bagian, yakni bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada
(kepala-dada) disebut cephalothorax dan bagian perut (abdomen) yang terdapat
ekor di bagian belakangnya. Kepala-dada terdiri dari 13 ruas, yaitu kepalanya
sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas, sedangkan bagian perut terdiri atas segmen dan 1
telson. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula.
Udang jantan biasanya lebih besar, tubuh langsing, ruang bawah perut sempit,
sedangkan udang betina gemuk karena ruang perutnya membesar. Menurut, habitat
udang berbeda-beda tergantung

dari jenis dari persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya.
Udang windu dapat hidup di laut yang berkadar garam tinggi hingga perairan payau
yang berkadar garam rendah. Udang windu juga bersifat bentik, hidup pada
permukaan dasar laut yang lumer terdiri dari campuran lumpur dan pasir terutama
perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai yang besar dan pada stadium post
larva ditemukan di sepanjang pantai dimana pasang terendah dan tertinggi
berfluktuasi sekitar 2 meter dengan aliran sungai kecil, dasarnya berpasir atau pasir
lumpur. Hutan mangrove merupakan habitat dang, hal ini ditandai oleh perpaduan
antara tekstur dasar perairan hutan mangrove dengan sistem perakaran vegetasi
penyusun hutan mangrove, terlebih-lebih larva dan udang muda yang kondisinya
masih lemah, akan berlindung dari serangan arus air yang deras serta terhindar dari
binatang pemangsa.

Keterangan gambar
https://www.youtube.com/watch?v=h149XXzpvmQ

KESIMPULAN : Udang windu Udang windu (Panaeus monodon) merupakan salah satu udang perairan laut
yang mempunyai nilai jual yang tinggi dan menduduki tempat penting di sector perikanan, baik sebagai komoditi
ekspor maupun sebagai sumber potein untuk konsumsi dalam negeri, sehingga udang windu sangat berpotensi
untuk dikembangkan baik melalui pembenihan di hatchery maupun pembesarannya.

MEDAN, 18 MEI 2022

PRAKTIKAN,

NIKMAH SALSABILA PASARIBU


5. https://www.youtube.com/watch?v=Go72jjeMzac

6. https://www.youtube.com/watch?v=vAJv5AQtDNw

Anda mungkin juga menyukai