Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339229274

Dinamika Kelompok pada Mahasiswa Magister Psikologi Terapan UNAIR


Angkatan Tahun 2020 (Revisi)

Conference Paper · February 2020

CITATIONS READS

0 1,547

9 authors, including:

Astrid Regina Sapiie Himanto Setiawan


Airlangga University Airlangga University
7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    6 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Nachwa Utaminingsih Alfin Mahasin


Airlangga University Airlangga University
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Filsafat Ilmu Magister Psikologi Terapan UNAIR View project

Appreciative inquiry in the educational context View project

All content following this page was uploaded by Nachwa Utaminingsih on 13 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Dinamika Kelompok pada Mahasiswa Magister Psikologi Terapan UNAIR
Angkatan Tahun 2020

Astrid Regina Sapiie


Himanto Setiawan
Nachwa Utaminingsih
Alfin Mahasin
Arfian Hatta Istiqlal
Ahmad Farafis Hakkaro
Merissadatul Firdauscha
Carlito Da Costa

Pendahuluan

Kami adalah kelompok yang terbentuk karena persamaan tujuan, yaitu kuliah magister
psikologi dalam program studi Psikologi Terapan Universitas Airlangga angkatan 2019-2020,
Kelompok kami terdiri dari 8 orang yang berbeda latar belakang, usia, jenis kelamin dan berasal
dari beberapa tempat yang berbeda, salah satu diantara kami bahkan berasal dari Timor Leste. Usia
kelompok kami masih sangat muda, belum genap 1 bulan.

Dalam kesempatan ini kami ingin menganalisa bagaimana dinamika psikologis didalam
kelompok kami, dengan menggunakan teori intragroup dynamics. Anggota dari kelompok kami
adalah orang-orang mandiri yang berbeda-beda, namun kami memiliki tujuan yang sama, yaitu
untuk menyelesaikan studi S2, maka kami mulai mengembangkan interdependensi dan norma
kelompok. Kelompok kami terbentuk karena persamaan kategori sosial, yaitu mahasiswa S2
Magister Psikologi Terapan UNAIR angkatan 2019-2020.

Melalui interaksi yang belum genap satu bulan, kami telah mulai mengembangkan norma
kelompok, antara lain bahwa hari kuliah diusahakan jatuh pada hari dimana semua anggota kelas
bisa hadir, kami juga telah memilih ketua kelas, bersepakat untuk saling bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas belajar dan tidak meninggalkan seorang anggotapun dalam menyelesaikan
studi kami.

Kelompok kami terbentuk tidak dengan sengaja, namun terbentuknya kelompok ini
membuat kami memiliki identitas baru yaitu mahasiswa magister profesi Psikologi Terapan
angkatan 2019-2020. Kelompok terbentuk tidak sengaja, namun sejauh ini kelompok telah
memberikan dukungan emosional, instrumental maupun informasional bagi semua anggotanya.
Selain juga melalui kelompok ini kami belajar untuk mengembangkan pertemanan, minat-minat
baru dan saling mendukung untuk meningkatkan harga diri sebagai mahasiswa S2, selain juga
menghabiskan waktu bersama untuk menjawab tantangan yang diberikan oleh para dosen kami.

Kelompok kami adalah kelompok kecil yang terbentuk tidak sengaja, termasuk dalam
kelompok kategori, yaitu mahasiswa S2, dalam usianya yang masih sangat muda keanggotaaan
dalam kelompok terjadi diluar kemampuan kami. Semua anggota kelompok bergabung karena
ingin melanjutkan studi, menjadi bagian dari kelompok, tetapi juga ingin tampil unik sebagai
individu.

Secara teoritik kelompok akan mempengaruhi individu, perilaku individu akan berubah
sejalan dengan keanggotaannya di dalam sebuah kelompok. Kelompok kami masih terlalu muda
untuk dinilai bagaimana dampaknya terhadap perilaku individu. Struktur kelompok kami juga
masih sangat sederhana, ada seorang ketua kelas dan yang lainnya adalah anggota. Ketua kelas
mengkoordinir anggota kelas untuk menyelesaikan tantangan belajar. Norm kelompok belum
terbentuk. Komunikasi tersebar secara bebas, semua anggota kelompok memiliki suara yang
sama, status semua anggota kelompok sama, ketua kelas hanya mengaturnya agar terfokus pada
tujuan yang ingin dicapai.

Landasan Teoritik

Dinamika Kelompok adalah seluruh aktivitas, proses, dan perubahan yang berpengaruh
terhadap kelompok, yang terjadi di dalam kelompok atau antar kelompok. Tidak ada dua
kelompok (groups) atau lebih yang benar-benar identik. Setiap kelompok memiliki kekhususan
dan kekhasannya masing-masing. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang terhubung
oleh dan dengan hubungan sosial (Forsyth, 2009). Beberapa hal yang perlu dipahami tentang
kelompok adalah sebagai berikut:
1. Kelompok memiliki ukuran yang beragam. Ada yang terdiri dua orang (disebut dyads) dan tiga
orang (triads) sampai dengan banyak orang (seperti: mobs /massa, atau audience);
2. Hubungan yang mendasari kelompok adalah keanggotaan/membership; dan
3. Kelompok berbeda dengan jaringan/ networks. Suatu kelompok memiliki ikatan yang
menentukan posisi anggotanya. Sedangkan jaringan tidak demikian. Sedangkan pengertian
jaringan atau network adalah sekumpulan individu atau kelompok yang saling terhubung,
biasanya hubungan tersebut diikat dengan masalah sosial atau bukan sosial. Anggota
dalam kelompok memiliki rasa untuk berbagi atau proses mengkategorisasi anggota yang
disebut identitas sosial. Identittas sosial adalah aspek-aspek seseorang dalam menyatakan atau
mengkonsepsikan dirinya sendiri, yang ditentukan berdasarkan hubungan atau keanggotaannya
dalam kelompok. Sedangkan keanggotaan atau membership adalah pernyataan tentang
seseorang merupakan bagian dari atau masuk kedalam kelompok sosial.
Suatu kelompok memiliki karakteristik-karakteristik umum, diantaranya adalah:
1. Terdapat interaksi (interaction). Orang-orang dalam kelompok berinteraksi dengan
yang lainnya. Terdapat perbedaan antara interaksi hubungan (relationship
interaction)dengan interaksi tugas (task interaction). Relationship interaction adalah berbagai
aksi yang dilakukan oleh anggota kelompok yang berhubungan atau dipengaruhi oleh
emosional dan ikatan interpersonal dengan kelompok, baik yang bersifat positif (dukungan
sosial, pertimbangan sosial) maupun yang bersifat negative (kritik, konflik).
2. Memiliki tujuan (goals). Kelompok memiliki tujuan, seperti membangun
(generating), memilih, negosiasi, dan melaksanakan hal ini sebagaimana disajikan pada
grafik 1 tentang model lingkaran tugas yang kompleks (task circumplex model) dari
kelompok yang dikembangkan oleh McGrath.
3. Kelompok membentuk ketergantungan atau interdepence antar anggotanya (ada unilateral,
reciprocal).
4. Membentuk struktur. Interaksi dalam kelompok terbentuk oleh struktur kelompok (seperti:
norma, peran, dan hubungan interpersonal). Struktur kelompok merupakan pola-pola dalam
kelompok yang menentukan peran, norma, dan hubungan di antara anggota yang
membentuk kelompok. Peran merupakan sekumpulan perilaku orang-orang yang menjalankan
berbagai posisi dalam kelompok yang sifatnya koheren. Sedangkan norma adalah standar yang
sifatnya konsensus dan implisit yang mendeskripsikan perilaku yang sebaiknya dan tidak
sebaiknya dilakukan.
5. Terdapat unit yaitu kesatuan. Akan terjadi tarik-menarik anggota yang sejenis atau memiliki
kesamaan dalam kelompok, disebut kohesi kelompok. Dalam proses kohesi kelompok, setiap
anggota memiliki batasan untuk membentuk satu kesamaan entitas dibanding membentuk
kelompok, yang disebut dengan entitativity. Beberapa hal mempengaruhi
entitativity pada kelompok:senasib, kesamaan, dan kedekatan (menurut Campbell).

Proses pembentukan kelompok dalam teori Bruce Tuckman (1965) menciptakan teori tahap-
tahap pembentukan kelompok ideal didalam mengambil keputusan, yang pada awalnya dikenal
sebagai 4 tahap pembentukan kelompok Tuckman, tetapi 10 tahun kemudian beliau sendiri
menambahkan satu tahap lagi, sehingga menjadi 5 tahap pembentukan kelompok, antara lain:

1. Forming: semua anggota kelompok saling menenggang rasa, mencocok-cocokan diri satu sama
lainnya, seolah-olah saling memahami dan bisa saling bekerjasama
2. Storming: rasa sungkan dan sopan santun mulai luntur, anggota kelompok bisa saling berdebat,
mempertanyakan kontribusi masing-masing, melihat realita dengan lebih jujur
3. Norming: anggota kelompok mulai memahami ada berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi
secara bersama-sama mereka bisa menetapkan kesepakatan untuk mencapai tujuan kelompok
4. Performing: anggota kelompok sudah kompak, sangat produktif dan setiap anggota
berkontribusi sesuai dengan kekuatan masing-masing untuk sama-sama mencapai tujuan
5. Adjourning: masanya untuk berpisah, target kelompok sudah tercapai, masing-masing anggota
dapat membubarkan diri tetapi banyak anggota yang ingin tetap bersama.

Dalam prosesnya, ada beberapa faktor yang dapat dilihat ketika sebuah dinamika kelompok
tersebut telah terbentuk. Beberapa faktor tersebut antara lain;

1. Formasi Kelompok
2. Bergabung dengan Kelompok
3. Jenis Kelompok
4. Keanggotaan Kelompok dan Identitas Sosial
5. Kohesi Kelompok
6. Black Sheep Effect
7. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Individu
8. Struktur Kelompok
9. Kinerja Kelompok

Pembahasan

1. Formasi Kelompok
Pembentukan kelompok pada mahasiswa magister psikologi terapan 2020 menggunakan
pendekatan identitas sosial menunjukkan bahwa suatu kelompok merasa adanya kesamaan dari
beberapa kategori sosial. Kategori sosisal yang membentuk adanya suatu kelompok yang
didasari kepemilikan peran yang sama sebagai pelajar atau mahasiswa. Meskipun pada
dasarnya berasal dari berbagai latar belakang daerah dan pendidikan yang bervariatif namun
karena adanya tujuan yang sama sehingga memutuskan untuk menentukan peran tertentu tanpa
adanya perbedaan yang membatasi.
2. Bergabung dengan Kelompok
Proses bergabung dengan suatu kelompok itu juga ditentukan oleh sejumlah faktor yang
berbeda seperti adanya motif sosial kebutuhan akan afiliasi, dukungan informasi. persahabatan,
potensi minat baru dan mempelajari keterampilan baru. Proses bergabungnya kelompok antar
mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020 ini menampakkan beberapa kesamaan
yaitu adanya motif sosial untuk berafiliasi dengan membentuk jaringan melalui proses
pembelajaran tertentu dengan beberapa referensi serta saling tukar pikiran. Selain itu adanya
tujuan mahasiswa dalam menambah atau mencari informasi baru dan keterampilan pada bidang
yang diinginkan memunculkan daya keterkaitan dalam kelompok yang sangat kuat karena
memiliki tujuan yang sama pada kelompok.
3. Jenis Kelompok
Kelompok memiliki beberapa jenis dan tingkatan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkatan
paling sempit yaitu “Primary Groups” yang dimana adanya hubungan yang bermakna secara
pribadi dan memiliki ikatan emosional untuk masing-masing Individu, yang dilanjutkan
dengan adanya grup yang dibuat secara formal karena beorientasi dalam penyelesaian sebuah
tugas tanpa adanya ikatan emosional antar masing-masing individu yaitu “Social Groups”.
Skala yang lebih besar masuk pada Grup Kolektif yang bisa disebut sekumpulan orang dengan
kegiatan yang sama. Untuk sekumpulan orang yang memiliki nilai-nilai karakteristik yang
sangat penting dan tidak dapat berubah, ini merupakan Kategori. Dalam kelompok antar
mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020, merupakan jenis kelompok “Social
groups” yang dimana terbentuknya kelompok ini didasari pada orientasi menyelesaikan tugas
Institusional.
4. Keanggotaan Kelompok dan Identitas Sosial
Kelompok sosial pada mahasiswa juga akan membentuk struktur kelompok dengan
sederhana. Struktur kelompok adalah kerangka kerja internal yang mendefinisikan hubungan
anggota satu sama lain dari waktu ke waktu. Elemen-elemen yang ada pada struktur kelompok
antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020 meliputi peran, norma, nilai dan
pola komunikasi. Struktur kelompok juga telah didefinisikan sebagai pola yang mendasari
peran, norma, dan jaringan hubungan antara anggota yang mendefinisikan dan mengatur
kelompok. Struktur yang terbentuk pada kelompok ini hanya untuk mengatur pembagian tugas
dan komunikasi secara cepat, sehingga struktur hanya perlu satu individu guna mengatur
kelompok tersebut. Pada kelompok mahasiswa akan terbentuk ketua kelas atau offering dalam
memudahkan pendistribusian tugas dan bahan-bahan ajar. Inilah elemen yang dimaksud dengan
adanya pola komunikasi yang akan memunculkan peran tertentu yang memiliki wewenang
dalam mengatur atau mengkondisikan kelompok tersebut setiap waktu ketika ada perubahan-
perubahan seperti penjadwalan tatap muka, presentasi dll.
5. Kohesi Kelompok
Kurt Lewin dalam Dion (2000) mendefinisikan kohesi kelompok sebagai kesediaan
individu untuk tetap bersama-sama, dan percaya bahwa tanpa kekompakan kelompok tidak bisa
ada. Membangun sebuah keterikatan dalam kelompok diperlukan sebuah solidaritas dan
kekompakkan untuk saling bergandeng tangan tidak meninggalkan anggota kelompok lainnya
dan tetap menjaga hubungan kelompok secara utuh dan bersama-sama. Kohesi grup terlihat
ketika adanya sebuah kepentingan individu di dalam kelas yang membutuhkan sebuah bantuan
maka individu lain yang ada di dalam kelompok tersebut ikut andil dan membantu.
6. Black Sheep Effect
Black sheep effect adalah suatu keadaan dimana individu menilai penyimpangan yang
dilakukan ingroup lebih negatif dibandingkan penyimpangan yang dilakukan outgroup
(Marques dkk., 1988). Black Sheep Effect secara sederhana bisa diartikan sebagai penilaian
individu dalam kelompok terhadap individu lain yang dianggap melakukan beberapa hal yang
dianggap keluar dari norma kelompok yang terus berulang sehingga dapat menimbulkan
instabilitas dalam kelompok. Pada kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan
angkatan 2020, tidak terjadi Black sheep effect dikarenakan ini merupakan kelompok yang baru
dibuat. Belum ada nilai-nilai yang harus diikuti dan belum ada ketidaksukaan antara masing-
masing individu.
7. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh kehadiran orang lain dalam suatu kelompok. Bagi
mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020, group think adalah salah satu factor
penting dalam pengambilan keputusan untuk tugas maupun project bersama, yang tanpa sadar
mempengaruhi perilaku masing-masing individu dalam mengambil keputusan.
8. Struktur Kelompok
Struktur Kelompok adalah kerangka internal yang hubungan mendefinisikan anggota
untuk satu waktu ke waktu yang lain (Wittebaum dan Morreland, 2008). Elemen yang sering
dipelajari dalam struktur kelompok meliputi peran, norma-norma, nilai-nilai, pola komunikasi,
dan perbedaan status (Jex,S dan Britt, T, 2008). Struktur kelompok juga telah ditetapkan
sebagai pola yang mendasari peran, norma, dan jaringan hubungan di antara anggota yang
menentukan dan mengatur kelompok (Forsyth, 2009).
a. Peran
Kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020, masing-masing
memiliki peran yang sama dalam pekerjaan tugas yang diberikan, tidak ada pembagian tugas
yang signifikan dikarenakan semua melakukan pekerjaan yang sama dalam penugasan yang
sama. Tugas yang diberikan adalah memberikan gambaran pemahaman atas Dinamika
Kelompok yang terjadi pada kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan
2020
b. Norma
Norma adalah aturan tidak tertulis yang diharapkan dapat mengatur dan mempengaruhi sikap
individu dalam kelompok. Pada kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan
angkatan 2020, diskusi dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya individu yang merasa
terasingkan atau pendapatnya tidak didengarkan. Kelompok yang masih baru ini,
menyebabkan norma dan bagaimana masing-masing individu masih mampu menjaga sikap
dan sifat yang kurang berkenan untuk individu lainnya.
c. Hubungan Intermember
Hubungan terjadi pada kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020
masuk dalam kurang padat, dikarenakan masih barunya kelompok ini dibuat dan belum
adanya sentralitas anggota.
d. Nilai
Terbentuknya kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020
dikarenakan adanya pencapaian penyelesaian tugas institusional yang diharuskan agar
masing-masing individu dapat terus melanjutkan studi Magister Psikologi Terapan.
e. Pola Komunikasi
Kelompok antar mahasiswa magister psikologi terapan angkatan 2020, menggunakan Pola
komunikasi yang terdesentralisasi sehingga setiap individu dalam kelompok dapat
menyampaikan pendapat dan bebas untuk saling memberikan informasi. Banyaknya
informasi yang keluar kemudian akan dilakukan diskusi untuk membatasi informasi yang
terlalu luas. Terjadinya pola komunikasi ini dikarenakan masing-masing individu memiliki
peran yang sama dalam menyelesaikan tugas.
f. Perbedaan Status
Peran yang sama untuk masing-masing individu menjadikan tidak terjadinya perbedaan
status dalam pengerjaan tugas. Masing-masing individu dituntut untuk memberikan
kontribusi yang sama dalam penyelesaian tugas telah diberikan
9. Kinerja dalam Kelompok
Kinerja dalam kelompok ini seperti respon yang diberikan antar anggota memang
cenderung minim mungkin karena pengaruh karakter antar individu yang condong lebih
pendiam jadi saat seorang pemimpin kelompok mengutarakan diskusinya anggota kelompok
banyak yang diam dan hanya itu-itu saja yang merespon, dan evaluasi diperlukan untuk meng
upgrade kemampuan kognitif antar anggota kelompok untuk berani mengutarakan pendaptnya
sebagai titik temu mencari kesepakatan bersama, mungkin ada beberapa yang menyepelekan
tugas ini karena merupakan tugas kelompok dimana tekanan yang didapat tidak terlaluberat
dibanding dengan tugas individu tapi karena ketua kelompok berusaha untuk terus
menggandeng anggota kelompoknya maka anggota kelompok menumbuhkan kepercayaan
antara anggota kelompok untuk konsisten tugas kelompok yang ada.
Kesimpulan

1. Pembentukan kelompok pada mahasiswa magister psikologi terapan 2020 dikarenakan


adanya identitas social yang sama yaitu sebagai mahasiswa dan memiiki tujuan yang sama.
2. Bergabung dalam kelompok ditentutakan adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi secara
sama yaitu menyelesaikan studi.
3. Jenis kelompok pada magister psikologi 2020 terbentuk secara institusional melalui
lembaga universitas dengan tujuan menyelesaikan studi.
4. Elemen-elemen yang ada pada struktur kelompok antar mahasiswa magister psikologi
terapan angkatan 2020 meliputi peran, norma, nilai dan pola komunikasi.
5. Adanya kohesi kelompok pada magister psikologi 2020 dibuktikan dengan adanya
solidaritas dan saling membantu.
6. Black sheep effect belum terlihat dikarenakan kelompok masih tergolong baru.
7. Group think adalah salah satu hal yang mendasari adanya dinamika dan tukar pikiran dalam
menyelesaikan tugas dan projek.
8. struktur kelompok meliputi peran, norma-norma, nilai-nilai, pola komunikasi, dan
perbedaan status.
9. Kinerja kelompok dalam magister psikologi 2020 masih terlihat belum maksimal
dikarenakan pemahaman antar individu masih belum maksimal.

Daftar Pustaka

Bart, M., Davidov, E., & Billiet, J. (2009). Changing attitudes toward immigration in Europe,
2002–2007: A Dynamic Group Conflict Theory Approach. Social Science Research, 352-
365.

Eys, M., Bruner, M., & Martin, L. (2019). The dynamic group environment in sport and exercise.
Psychology of Sport and Exercise, 40-47.

Forsyth, D.R. (2009). Group Dynamics. New York: Wadsworth.

Miftakhi, R. D., & Hendrik, M. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Dinamika Kelompok
dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Bidang Non Akademik Anak Berkebutuhan
Khusus di SLB YPAC Pangkalpinang. Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, 1-5.
Nashruddin. (2019). Penerapan Dinamika Kelompok terhadap Kemampuan Berkomunikasi
Interpersonal dalam Berdiskusi pada Siswa SMP Negeri 2 Tanete Rilau. Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 45-54.

Syarifuddin. (2019). Penerapan Dinamika Kelompok Dalam Guidance Courses Terhadap


Kepercayaan Diri Siswa. Konseling: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Penerapannya.

Van Kleef, G., Heerdink, M., & Homan, A. (2017). Emotional influence in groups: the dynamic
nexus of affect, cognition, and behavior. Current Opinion in Psychology, 156-161.

Walter, F., & Bruch, H. (2008). The positive group affect spiral: a dynamic model of the
emergence of positive affective similarity in work groups. Journal of Organizational
Behavior, 239-261.

Wiyono, B., Muis, T., & Khusumadewi, A. (2018). Pengembangan Blended Learning Mata
Kuliah Dinamika Kelompok untuk Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 168-177.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai