Anda di halaman 1dari 43

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada

TEKNIK JALAN REL

Modul – 12

Tujuan Pembelajaran – CLO 9


Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan tata
letak stasiun KA, standar pelayanan minimal stasiun
KA, dan konsep perencanaan stasiun KA terpadu
(Transit Oriented Development - TOD)
.
Pencapaian Kompetensi – SO c-1 & c-5
c1. Select suitable requirements for design
c5. Design civil engineering systems and infrastructures

Assessment – SO c-1 & c-5


 Class discussion
 Specific exam problems
2
Sub Pokok Bahasan

Stasiun dan Emplasemen KA (2)


Perancangan tata letak stasiun

Standar Pelayanan Minimal
(SPM) stasiun

Konsep perencanaan stasiun 
KA  terpadu (Transit Oriented 
Development ‐ TOD)

Perancangan tata letak


STASIUN

4
Pengantar
Dalam merancang tata letak (layout) stasiun kereta api,
perlu diperhatikan langkah‐langkahnya sebagai berikut:
 Menentukan jenis/fungsi stasiun KA :                                        
(penumpang, barang, operasi).
 Menentukan kelas stasiun KA : (besar, sedang, kecil).

 Merencanakan fasilitas‐fasilitas minimal yang perlu


disediakan di stasiun stasiun tersebut.
 Merencanakan kegiatan‐kegiatan di stasiun KA.

 Merancang tata letak (layout) termasuk di dalamnya


zonasi kegiatan dan fasilitas serta alur untuk pengguna
stasiun KA.
5

Fasilitas Stasiun
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian disebutkan :

STASIUN PENUMPANG paling  STASIUN BARANG paling 
sedikit dilengkapi dengan fasilitas: sedikit dilengkapi dengan 
a) keselamatan; fasilitas:
b) keamanan; a. keselamatan;
c) kenyamanan; b. keamanan;
d) naik turun penumpang; c. bongkar muat;
e) penyandang cacat; d. fasilitas umum; dan
f) kesehatan; e. pembuangan sampah.
g) fasilitas umum;
h) fasilitas pembuangan sampah; 
dan
i) fasilitas informasi. 6
Kegiatan di Stasiun
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Pasal 94 sampai
dengan Pasal 98 dan Peraturan Menteri Perhubungan
No: PM 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di
Stasiun Kereta Api Pasal 9 sampai dengan Pasal 13
disebutkan jenis kegiatan yang diselenggarakan di stasiun
kereta api meliputi:

a) KEGIATAN POKOK;
b) KEGIATAN USAHA PENUNJANG;
c) KEGIATAN JASA PELAYANAN KHUSUS.
7

Kegiatan di Stasiun
KEGIATAN POKOK
merupakan kegiatan inti yang harus terselenggara
sebagaimana fungsi melekat pada layanan operasional
stasiun

Kegiatan pokok di stasiun meliputi:
a) pengaturan perjalanan kereta api;
b)pelayanan kepada pengguna jasa kereta api;
c) penjagaan keamanan dan ketertiban; dan
d)penjagaan kebersihan lingkungan.
8
Kegiatan di Stasiun
KEGIATAN USAHA PENUNJANG
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung
penyelenggaraan perkeretaapian

 Kegiatan usaha penunjang dapat dilakukan oleh pihak lain
dengan persetujuan penyelenggara prasarana perkeretaapian.

 Kegiatan usaha penunjang di stasiun dapat dilakukan oleh
penyelenggara prasarana perkeretaapian dengan ketentuan:
a) tidak mengganggu pergerakan kereta api;
b) tidak mengganggu pergerakan penumpang dan/atau barang;
c) menjaga ketertiban dan keamanan; dan
d) menjaga kebersihan lingkungan.
9

Kegiatan di Stasiun
KEGIATAN JASA PELAYANAN KHUSUS
merupakan kegiatan penyediaan jasa layanan khusus untuk
mendukung kelancaran kepentingan pengguna jasa layanan
moda kereta api

Kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun dapat dilakukan oleh 
pihak lain dengan persetujuan penyelenggara prasarana
perkeretaapian yang berupa jasa pelayanan:
a) ruang tunggu penumpang;
b) bongkar muat barang;
c) pergudangan;
d) parkir kendaraan; dan/atau
e) penitipan barang.
10
Kegiatan di Stasiun
 Segala bentuk kegiatan terselenggara di stasiun
memerlukan ruang gerak yang ketersediaan
luasannya perlu diperhatikan mengingat tiap kelas
stasiun memerlukan luasan yang berbeda untuk
mendukung kelancaran layanannya. 
 Ruang‐ruang di stasiun adalah tempat untuk berbagai
aktifitas dan fasilitas pelayanan jasa angkutan kereta
api yang berada di stasiun. 
 Ruang‐ruang ini merupakan bagian dari bangunan
stasiun yang mempunyai fungsi tertentu sesuai
dengan aktifitas dan fasilitas pelayanan yang melekat
pada ruang tersebut. 
11

Luas bangunan ditetapkan untuk:


 Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula 
sebagai berikut:

L = 0,64 m2/orang x V x LF

L  = Luas bangunan (m2)


V  = Jumlah rata‐rata penumpang per jam sibuk dalam satu tahun (orang)
LF = Load factor (80%)
 Gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa
pelayanan khusus di stasiun kereta api, ditetapkan
berdasarkan kebutuhan.
Perlu adanya penjaminan bangunan stasiun dapat berfungsi
secara optimal dari segi tata letak ruang gedung stasiun, 
sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat
dilakukan secara nyaman. 
12
Zonasi Kegiatan di Stasiun
Analisis zonasi kegiatan di stasiun dilakukan untuk
optimalisasi spasial bangunan stasiun terkait penggunaan
ruang untuk kegiatan. Berdasarkan referensi studi
penataan stasiun, maka penetapan zona‐zona di dalam
bangunan stasiun disarankan untuk dibedakan menjadi 4 
(empat) zona:
1. Zona A: yaitu zona publik di luar bangunan stasiun
(Interchange and Entrance Zone outside station)
2. Zona B: zona publik di dalam bangunan stasiun
(Transition and waiting Zone, before boarding)
3. Zona C: zona penumpang bertiket (Transition and 
Waiting Zone, after boarding)
4. Zona D: periferi/peron (Peripheral Zone, platform)
13

Zonasi Kegiatan di Stasiun


Zonasi bagi pengembangan
kegiatan pada stasiun ini
bisa diterapkan pada: 
 tipe stasiun pada
umumnya (Generic 
Station),
 tipe stasiun pada jalur di 
atas tanah (Elevated 
Station), dan
 tipe stasiun di bawah
tanah (Subway Station).

14
Zonasi Kegiatan di Stasiun
 Berikut ini adalah penyesuaian skema 4 zona stasiun
dengan pengaturan zona keamanan dan keselamatan
dari PT.KAI yang hanya membagi 3 (tiga) zona. Pada
dasarnya sama, dengan penyesuaian sebagai berikut:
 Zona A dan Zona B digabung setara dengan Zona 3;
 Zona C setara dengan Zona 2, dan
 Zona D setara dengan Zona 1.
 Transition Area dibagi menjadi dua zona yaitu zona 3 
dan zona 2 dengan batasan sirkulasi melalui boarding 
gate. 
15

PEMBAGIAN ZONA PT. KAI Train Track


(SECURITY & SAFETY)
Platform

ZONE 1 PERIPHERAL AREA

Health Station Train


Centre Management Dispatcher
Comme Waiting Area
charger
rcial ADMINISTRATIVE AREA
ZONE 2 service
Area Boarding
Gate Toilet/
Pray Ticket Luggage Customer Info
Room ing Handling Service
Waiting Area

TRANSITION AREA CORE AREA

Concourse

ACCESS INTERCHANGE

Commercial/ Local Transit Pedestrian Drop Parking


Residential/ Office Area Facilities Way Off area
ZONE 3

Operasional Pelayanan Komersil


SKEMA ZONA STASIUN & Ket:

Akses Publik Akses Penumpang Bertiket Akses Pengelola


PENYESUAIAN ZONA PT.KAI
16
PERIPHERAL AREA
Train Track

ZONE 1
Platform

PEMBAGIAN ZONA PT.KAI (SECURITY & SAFETY)


Info

TRANSITION AREA
ZONE 2
Waiting Area Waiting Area

Toilet/ charger Komersil Health


Pray
Train Station
Room service Area Centre Info Dispatcher Management

ZONE 4: ADMINISTRATIVE AREA

CORE AREA
Toilet/ Komersil Ticketing Boarding Customer
Pray
Room Area Gate Service
ZONE 3

Waiting Area
TRANSITION AREA

Concourse

Pedestrian Drop
ACCESS INTERCHANGE
Way Off

Commercial/ Local Transit Parking


Residential/ Office Area Facilities area

Ket: Operasional Pelayanan Komersil Tentative


ZONING & SIRKULASI STASIUN BESAR
Penumpang Pengelola Stasiun Komersil/Loading

PERIPHERAL AREA
Train Track
ZONE 1

Platform
PEMBAGIAN ZONA PT.KAI (SECURITY & SAFETY)

Info

TRANSITION AREA
Waiting Area Waiting Area
ZONE 2

Toilet/ Komersil charger Health


Pray
Train Station
Room Area service Centre Info Dispatcher Management

ZONE 4: ADMINISTRATIVE AREA

CORE AREA
Toilet/ Komersil Ticketing Boarding Customer
Pray
Room Area Gate Service
ZONE 3

Waiting Area
TRANSITION AREA

Concourse

Pedestrian Drop ACCESS INTERCHANGE


Way Off

Commercial/ Local Transit Parking


Residential/ Office Area Facilities area

Ket: Operasional Pelayanan Komersil Tentative


ZONING & SIRKULASI STASIUN SEDANG
Penumpang Pengelola Stasiun Komersil/Loading
PERIPHERAL AREA
Train Track

ZONE 1
Platform

PEMBAGIAN ZONAPT. KAI (SECURITY & SAFETY)


TRANSITION AREA
Waiting Area Waiting Area

ZONE 2 Toilet/ Commercial Health


Pray
Train Station
Room Area Centre Info Dispatcher Management

ZONE 4: ADMINISTRATIVE AREA

CORE AREA
Commercial Ticketing Boarding Customer
Area Gate Service
ZONE 3

TRANSITION AREA

Concourse

ACCESS INTERCHANGE Pedestrian Drop


Way Off

Commercial/ Local Transit Parking


Residential/ Office Area Facilities area

Ket: Operasional Pelayanan Komersil Tentative


ZONING & SIRKULASI STASIUN KECIL
Penumpang Pengelola Stasiun Komersil/Loading

STASIUN YOGYAKARTA

STASIUN YOGYAKARTA

20
ZONA D
Land Property Dev.
(R:1000M)

21

ZONA D
Land Development Property
(R:1000M)

1
1. Tugu Yogyakarta 2. Jalan Marga
16
utama
2
15
4

14 3
5

6
3. Rusun Kali Code 4. Masjid Syuhada
13
7

12 8
11 9
10

5. Gereja St Antonius Kota Baru 6. Jembatan Kewek

7. Kawasan Kali Code 8. Kawasan Kali


ZONA D
Land Development Property
(R:1000M)

1 9. Kantor Gubernur Yogyakarta 10. Jalan Malioboro


16
2
15
4

14 3
5

6
11. Kampung Jogonegaran 12. Sentra Bakpia Patuk/Jl. KS
13
7 Tubun

12 8
10
11 9

13. Kawasan Jl Letjen Suprapto 14. Jembatan kereta di Pingit

15. Kawasan Kampung Badran 16. Kawasan Pingit

ZONA C
Walkable Area (R:500M)

18
14
15 17
13 1
12 16 1. Jl. Margo Utomo 2. Stasiun (Tugu) Yogyakarta
3
11 2
10 4
9 6
8 5
7

3. Hotel Tugu 4. Jl. Abu Bakar Ali

5. DPRD Kota Yogyakarta 6. Kawasan Jl. Sosrowijayan


ZONA C
Walkable Area (R:500M)

18
14
15 17
13 1
12 16 7. Kawasan jl. Dagen 8. Kawasan Jalan Gandekan
3
11 2
10 4
9 6
8 5
7

9. Kawasan Kemetiran 10. Kawasan Jl. Pasar


Kembang

11. Kawasan Jl. Pasar 12. Dipo Stasiun (Tugu)


Kembang Yogyakarta

ZONA C
Walkable Area (R:500M)

18
14
15 17
13 1
12 16 13. Bundaran Pingit 14. Kawasan Pingit
3
11 2
10 4
9 6
8 5
7

15. Kantor DPUP ESDM 16. Kawasan Jl.


Suryonegaran

17. SMKN 7 Yogykarta 18. Kawasan Gandekan


ZONA B
EMPLASEMEN STASIUN
YOGYAKARTA

10

2
2
9
7 4
4 5
2 6
1
6 4 8
5

1. Pintu Perlintasan Timur 6. Pintu Keluar Stasiun


2. Jalur KA 7. Stasiun KA
3. Bangunan Stasiun Baru 8. Reservasi Tiket KA
4. Parkir Motor (RESKA) 9. Dipo Gerbong
5. Pintu Masuk Stasiun 10. Dipo Lokomotof
27

ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU-JOGJAKARTA

28
ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA

Jl. Margo Utomo


Area Parkir

Area Parkir

Area Parkir

Jl. Pasar Kembang


Persentase Pengunaan Ruangan

Jl. malioboro
Persentase
Fungsi
Pengunaan
Operasional 23%
Pelayanan 21%
Komersial 25%
Ruang Tunggu 27%
Lain‐lain 5%

ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU

1. Pintu Masuk Utara 2. Hall Utama 3. Pusat Pelayanan Pelangan 4a. ATM di Hall Utama

4b. ATM pada Ruang Tunggu 1 5. Loket Tiket 5. Loket Tiket 6. Tongji Teabar
ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU

7. Roti O 8. Q Talk 9,10,11,. Kantor Oprasional 13. Kantin Tugu


StasiunT ugu

14. Minimarket&CafeTwins 15. Minimarket&Cafe Twins 16. Pos Kesehatan & Toilet 17, 18. Loker dan kantor
administrasi

ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU

1, 5, 29. Entrance Selatan 30. Indomaret 21. Kios Putri 32, 33. Kios Bu Slamet &
Jl. Pasar Kembang CV. Karya Delapan Ekspres

34, 35, 36. Gudek Bu Djati, 38. Herona Exspress 39. Gudang Herona Express 40. PT Limas Sentosa Antar Nusa
Soto Sulung & Toilet
ZONA A
BANGUNAN STASIUN TUGU

41. PT Prajamitra Mandiri 41. Resort Jembatan 6.1 YK 21. Pusat Reservasi Tiket KAI Parkiran becak
di area parkiran Pintu Selatan

AKSES & RUTE


BANGUNAN STASIUN TUGU

34
DATA JENIS USAHA KOMERSIAL
BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA
Kantoran
Kantor Promosi,.
Jenis Usaha Komersi Pengelo-laan Vending Kantor Makanan & Hotel Kios koran Agen swasta ,
ATM Minimarket cabang Event
di Stasiun Tugu Perparkiran machine Pos Minuman Transit majalah Perjalanan anak
pembantu insidentil
cabang
1 Counter Taksi
2 Galery ATM
3 Tongji Teabar
4 ROTI O
5 Q Talk
6 Kantin Tugu
7 Minimarket&Cafe Twins
8 Persewaan Loker
9 Kios Oleh-oleh
10 Penjual Salak (Asongan)
11 Indomart
12 Kios Putri
13 Kios Bu Slamet
CV Karya Delapan
14
Ekspres
15 Gudek Bu Djati
16 Soto Sulung
PT Limas Sentosa Antar
17
Nusa
18 PT Prajamitra Mandiri
19 Perparkiran PT.RESKA
20 Ekspedisi Herona
21 Ekspedisi KALOG

DATA JENIS USAHA KOMERSIAL


BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA
Fixed Place
Jenis Usaha Komersi Fixed Place Kios/ Stall/
Deretan Ruang dalam Movable
di Stasiun Tugu bangunan tunggal Pop-up store
bangunan
1 Counter Taksi
2 Galery ATM
3 Tongji Teabar
4 ROTI O
5 Q Talk
6 Kantin Tugu
7 Minimarket&Cafe Twins
8 Persewaan Loker
9 Kios Oleh-oleh
10 Penjual Salak (Asongan)
11 Indomart
12 Kios Putri
13 Kios Bu Slamet
14 CV Karya Delapan Ekspres
15 Gudek Bu Djati
16 Soto Sulung
17 PT Limas Sentosa Antar Nusa
18 PT Prajamitra Mandiri
19 Perparkiran PT.RESKA
20 Ekspedisi Herona
21 Ekspedisi KALOG
DATA JENIS USAHA KOMERSIAL
BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA

Jenis Usaha Komersi Penumpang Layanan KA Non - Penumpang


Konsumen / hari
di Stasiun Tugu Jarak Jauh Jarak Dekat

1 Counter Taksi >200 70% 30% -


2 Galery ATM >200 30% 40% 30%
3 Tongji Teabar Belum beroprasi - - -
4 ROTI O >100 50% 50%
5 Q Talk >100 50% 50% -
6 Kantin Tugu >100 50% 50% -
7 Minimarket&Cafe Twins >200 50% 50% -
8 Persewaan Loker 15-30 30% 70% -
9 Kios Oleh-oleh >200 80% 20% -
10 Penjual Salak (Asongan) 5-15 70% 30% -
11 Indomart >500 40% 30% 30%
12 Kios Putri 5 25% 25% 50%
13 Kios Bu Slamet - - - -
14 CV Karya Delapan Ekspres 25-30 5% 5% 90%
15 Gudek Bu Djati Tidak Beroprasi - - -
16 Soto Sulung 50-70 5% 10% 75%
17 PT Limas Sentosa Antar Nusa 25-30 5% 5% 90%
18 PT Prajamitra Mandiri 25-30 5% 5% 90%
19 Perparkiran PT.RESKA >500 10% 30% 60%
20 Ekspedisi Herona 40-50 5% 5% 90%
21 Ekspedisi KALOG 25-30 5% 5% 90%

DATA JENIS USAHA KOMERSIAL


BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA

Jenis Usaha Komersi Waktu Opretasaional Waktu Ramai akan Konsumen


di Stasiun Tugu
Terjadwal, <24jam 24jam Pagi Siang Sore Malam
1 Counter Taksi 10.00-20.00
2 Galery ATM 24jam
3 Tongji Teabar
4 ROTI O 06.00-23.00
5 Q Talk 06.00-23.00 18.00-22.00
6 Kantin Tugu 06.00-23.00
7 Minimarket&Cafe Twins 06.00-23.00
8 Persewaan Loker 06.00-23.00
9 Kios Oleh-oleh 06.00-23.00
10 Penjual Salak (Asongan) 06.00-23.00
11 Indomart 24jam
12 Kios Putri 06.00-23.00
13 Kios Bu Slamet 06.00-23.00
14 CV Karya Delapan Ekspres 06.00-23.00 10.00-13.00
15 Gudek Bu Djati 06.00-23.00
16 Soto Sulung 06.00-23.00 10.00-13.00
PT Limas Sentosa Antar
17 06.00-23.00
Nusa
18 PT Prajamitra Mandiri 06.00-23.00
19 Perparkiran PT.RESKA 06.00-23.00
20 Ekspedisi Herona 06.00-23.00 10.00-13.00
21 Ekspedisi KALOG 06.00-23.00
DATA JENIS USAHA KOMERSIAL
BANGUNAN STASIUN TUGU - YOGYAKARTA

Kendala/Permasalahan
Lokasi -
Luasan unit usaha -
Kompetitor Keberadaan Indomart cukup memberikan dampak negatif kepada kios di sekitarnya,
menurut wawancara memberikan dampak pada berkurangnya omzet kios hingga 40%
dari keuntungan sebelum adanya Indomart
Sistem sewa Penyewa penyewa dengan ketentuan penetapan besaran sewa berdasarkan NJOP
mengalami kesusahan seiring dengan naiknya NJOP.
Pelanggan -
Fasilitas, sarana Saluran air dan listrik harus dipersiapkan sendiri oleh penyewa ruang usaha, meskipun
pada beberapa unit ruang sewa saluran air dan listrik telap siap disediakan oleh pihak
pengeloa tasiun dan pengusahaan aset.
Peraturan Stasiun Pembagian zona dalam stasiun membatasi aktivitas komersil sehingga berimbas pada
terbatasnya konsumen terutama potensi konsumen pada zona dua.
Lain-lain Permasalahan internal unit usaha dalam marketing.

39

STASIUN MAGUWO

STASIUN
STASIUN MAGUWO
MAGUWO
ZONA D
Land Property Dev.
(R:1000M)

Stasiun
Emplasemen
Stasiun
Komersil
Mix used
Perkantoran
Pabrik
Fasilitas
Transportasi
umum Umum (RS,
Fasilitas
Peribadatan)
Pendidikan
RTH
Permukiman

41

ZONA D
Land Development Property
(R:1000M)

12
1 1. Persawahan 2. Permukiman

11
2

10 3
9
8 4
7
6

3. Mixed Use 4. Pintu Masuk AAU

5. Runway – Lap.Terbang 6. Stasiun Maguwo Lama


Adisutjipto

Narasi mengenai kondisi sekeliling


pada radius zona D

7. Permukiman 8. Pertokoan
ZONA D
Land Development Property
(R:1000M)

12
1 9.Pasar 10.Mixed use Simpang
Maguwo
11
2

10 3
9
8 4
7
6

11. Permukiman 12.Pabrik

Narasi mengenai kondisi sekeliling


pada radius zona D

43

ZONA C
Walkable Area (R:500M)

3
4
2 5 6
1
7 1. Toko Oleh-oleh 2. Kalimas
12
11 8
10
9

3. University Hotel 4. Persawahan

Narasi mengenai kondisi sekeliling


pada radius zona C
5. Mixed Use Maguwo 6. Kantor Bea Cukai
ZONA C
Walkable Area (R:500M)

3
4
2 5 6
1
7 7. Gate Area Bandara - 8. Mixed Use area
12
11 8 AAU bandara
10
9

9. Bandara Adisutjipto 10. Stasiun Maguwo

Narasi mengenai kondisi sekeliling


pada radius zona C
11. Area Parkir Bandara 6. Kompleks Angkasa Pura
II

ZONA B
EMPLASEMEN STASIUN

Area Parkir Bandara


Bangunan Bandara

Stasiun

Area Parkir Bandara

Bangunan Bandara

46
ZONA A
LAYOUT BANGUNAN STASIUN

47

ZONA A
BANGUNAN STASIUN

3 5
6 4
9

8 10
7
11

12

13
14
15

1. Koridor Pintu Utara Stasiun 6. Musholla 11. Peron utara


2. Loket penjualan tiket (posisi baru) 7. Toilet 12. Penyeberangan
3. Pintu keluar 8. Ruang tunggu 13. Peron selatan
4. Loket penjualan tiket (eksisting) 9. Ruang Kepala Stasiun 14. Loket selatan
5. Pintu masuk 10. Ruang PPKA 15. Akses masuk arah selatan
ZONA A
BANGUNAN STASIUN

Koridor pintu masuk Loket penjualan tiket (lama) Loket penjualan tiket (baru)
Utara

Pintu masuk Pintu keluar Ruang tunggu Toilet dan Mushola

Fungsi ruang pada bangunan Stasiun Maguwo hanya terbatas pada fungsi operasional stasiun
kereta api, tidak memiliki ruang yang disewakan untuk kepentingan bisnis dan komersial.

ZONA A
BANGUNAN STASIUN

Peron Selatan Penyeberangan Peron Utara

Loket Selatan Pintu masuk & Keluar Selatan Akses masuk Pintu Selatan

Stasiun Maguwo termasuk golongan stasiun kecil, dimana pada kelas ini stasiun tidak
diperkenankan untuk menyewakan ruang-ruang di dalamnya untuk kepentingan bisnis dan
komersial di luar kereta api. Keterbatasan lahan juga menjadi kendala pengembangan stasiun.
52
AREA KOMERSIAL DI
SEKITAR STASIUN

Fungsi komersial di sekitar stasiun cukup


AREA BANDARA banyak, dan terjangkau dari stasiun, namun
berada pada area bandara Adisucipto.
Sehingga untuk sewa lahan dan kebijakan
yang berlaku ada pada pihak Angkasa
Pura.

STASIUN MAGUWO

Stand komersial di depan pintu


AREA BANDARA utara Stasiun

Standar Pelayanan Minimal (SPM) 
STASIUN
Fasilitas Stasiun
 Selanjutnya, penyediaan fasilitas di stasiun disesuaikan
dengan tingkat layanan berdasarkan KELAS STASIUN
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang
dengan Kereta Api.

 Standar Pelayanan Minimum di stasiun KA merupakan


acuan bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian yang
mengoperasikan stasiun KA dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa stasiun KA.

55

Fasilitas Stasiun
Penyediaan fasilitas berbasis Standar Pelayanan
Minimum penumpang di stasiun kereta api
mencakup 6 (enam) aspek layanan sebagai berikut:

a. keselamatan;
STASIUN BESAR
b. keamanan;
c. kehandalan; STASIUN SEDANG
d. kenyamanan;
e. kemudahan; STASIUN KECIL
f.  kesetaraan.
56
PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

57

PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA
PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

60
PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

61

PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

62
PM 48 Tahun 2015 : SPM di Stasiun KA

63

Konsep perencanaan stasiun KA 
terpadu (Transit Oriented 
Development ‐ TOD)
KETERPADUAN PENGEMBANGAN STASIUN DENGAN 
KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITARNYA BERBASIS KONSEP 
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)

Transit Oriented Development (TOD) didefinisikan sebagai


pengembangan suatu fasilitas serba guna bagi suatu komunitas
tertentu sehingga mendorong mereka untuk tinggal di dekat
layanan transit transportasi dan mengurangi ketergantungannya
terhadap penggunaan kendaraan pribadi (Still, 2002).

TOD merupakan komunitas serba guna atau tercampur yang


mana rata‐rata jarak perjalanan menuju lokasinya sekitar 2000
langkah berjalan kaki (atau 10 menit) dari halte transit dan pusat
area komersial (Calthorpe, 1993).

65

TOD diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah yang


muncul, terkait dengan aktivitas transportasi dan tata guna
lahan seperti:
 Kemacetan akibat penggunaan kendaraan pribadi yang
terlalu banyak;
 Urban sprawl akibat penggunaan lahan yang sembarangan;
 Menurunnya kualitas lingkungan akibat polusi udara.

Tujuan utama dari penerapan TOD adalah untuk meningkatkan 
mobilitas penduduk dengan mengurangi ketergantungan pada 
kendaraan pribadi dan dengan mendorong penggunaan moda 
alternatif transportasi seperti angkutan, berjalan kaki, dan bersepeda 
(Hendricks & Goodwill, 2002)

66
Gambar Contoh Implementasi TOD
67

Studi dari California Department of Transportation


menjelaskan keuntungan dari diimplementasikannya TOD
di California yaitu sebagai berikut:
 Menyediakan pilihan mobilitas
 Meningkatkan keselamatan publik
 Meningkatkan jumlah pengguna transportasi publik
 Mengurangi tingkat mil perjalanan kendaraan
 Meningkatkan pendapatan bersih rumah tangga
 Mengurangi polusi udara dan tingkat konsumsi energi
 Membantu melestarikan sumber daya lahan dan ruang terbuka hijau
 Memainkan peran dalam pembangunan ekonomi
 Mengurangi biaya pembangunan infrastruktur
 Memberikan kontribusi terhadap perumahan yang lebih terjangkau

68
Manfaat lain dari penerapan TOD diberikan oleh Delhi
Development Authority (2010), yang membaginya ke dalam
beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Manfaat untuk masyarakat:
a. Kesempatan yang lebih untuk berjalan atau bersepeda hingga
menggunakan transportasi publik yang cepat, aman, dan nyaman,
b. Keberadaan akses menuju angkutan umum dan fasilitas lainnnya
untuk semua lapisan masyarakat,
c. Mengurangi ketergantungan kepada kendaraan pribadi sehingga
mengurangi polusi udara,
d. Kesempatan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan perumahan
dengan investasi publik minimal,
e. Kesempatan untuk memanfaatkan investasi swasta ke dalam
pendanaan fasilitas umum atau infrastruktur atau perumahan yang
terjangkau,
f. Potensi untuk menarik pendanaan jangka panjang untuk
dipartisipasikan dalam lembaga transportasi umum,
g. Kesempatan untuk melestarikan lingkungan melalui
pembangunan padat.

69

2. Manfaat Pemilik Agen Transportasi:


a. Peningkatan jumlah penumpang karena lebih banyak warga
yang tinggal atau bekerja dalam jangkauan jarak dekat dari
akses transportasi (cukup berjalan kaki),
b. Nilai tangkap untuk pendanaan jangka panjang dan
perbaikan sistem transportasi publik.
c. Manfaat bagi ruang, jalan, dan pemilik agen‐agen layanan
d. Peningkatan pendapatan dari lahan akibat terpengaruh
TOD,
e. Potensi untuk pendanaan jangka panjang atau pemeliharaan
jalan‐jalan, taman, ruang publik,
f. Penurunan biaya infrastruktur (mengurangi panjang jalan,
pipa, kabel, terowongan, dll.),
g. Peningkatan kelayakan untuk infrastruktur fisik yang
berkelanjutan dan terdesentralisasi,
h. Peningkatan penyebaran berbagi fasilitas infrastruktur sosial
70
Lahan

Situs dan desain


Lima elemen utama  bangunan
yang mendukung 
Pola Jalan dan
implementasi TOD  Sirkulasi
(Northwest Municipal 
Conference ,2003):
Parkir

Pembangunan 
Berorientasi Transit

71

Elemen Pendukung TOD


1. Lahan
 Kepadatan, keragaman, penggunaan yang bercampur, skala
pejalan kaki dan pusat wilayah yang teridentifikasi adalah
atribut utama dari TOD;
 Penggunaan yang bercampur, baik secara vertikal dan
horizontal, menciptakan lingkungan yang menyenangkan
dan vitalitas dan keseimbangan dengan tempat untuk
tinggal dan lingkungan kerja;
 Lingkungan pusat yang teridentifikasi berkonsentrasi pada
kegiatan ritel dan pejalan kaki untuk membentuk rasa
dinamis dalam suatu area.

72
Elemen Pendukung TOD

2. Situs dan desain bangunan


 Desain arsitektur yang bervariasi, fasilitas prioritas untuk
pejalan kaki, dan titik kumpul yang dirancang dengan baik
adalah blok bangunan dari vitalitas perkotaan;
 Tempat berkumpul merupakan bagian integral dari lahan
dan desain bangunan – mereka menyediakan tempat bagi
orang untuk bertemu, mencari hiburan, beristirahat,
merenungkan dan untuk sekedar melihat orang lain.

73

Elemen Pendukung TOD

3. Pola jalan dan sirkulasi


 Merancang sistem sirkulasi multimoda dengan pejalan
kaki yang terintegrasi, bersepeda, transit, dan rute
kendaraan bermotor menyetarakan akses bagi semua
penduduk dan pengunjung;
 Penyeberangan bagi pejalan kaki dan persimpangan harus
dipertimbangkan dengan seksama disamping
mengakomodasi kebutuhan untuk perjalanan dengan
kendaraan bermotor.

74
Elemen Pendukung TOD
4. Parkir
 Dapat dikatakan bahkan TOD mengikuti bentuk parkir
 Cara yang benar untuk menyediakan parkir di TOD perlu
memperhatikan tiga komponen dasar ‐ ukuran, lokasi dan
desain;
 Fasilitas parkir perlu ditempatkan sebagaimana mestinya
sehingga bangunan, bukan taman parkir, menjadi bagian
yang utama tampak, dan desain parkir perlu dihubungkan
dengan jalan, jalur sirkulasi, dan pejalan kaki untuk
menjadikan bagian integral dari pembangunan.

75

Elemen Pendukung TOD

5. Pembangunan Berorientasi Transit

 Mengintegrasikan transit ke dalam masyarakat menjadi


bagian penting dari proses perencanaan;
 Hubungan penggunaan lahan, sirkulasi, dan transit di
dalam wilayah stasiun dapat memiliki dampak pada
penumpang transit dan vitalitas lingkungan.

76
Arahan Kebijakan TOD DKI Jakarta
 Di dalam RTRW DKI Jakarta ditetapkan terdapat 14 fungsi kawasan
budi daya di dalam pola ruang yang direncanakan. Salah satu dari 14
fungsi tersebut adalah kawasan peruntukan pembangunan
berorientasi angkutan massal (Transit Oriented Development/TOD)

 Dalam RTRW DKI Jakarta juga ditetapkan kebijakan penyediaan


prasarana dan sarana yang terintegrasi secara hierarkis sesuai dengan
standard yang ditetapka. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut maka
ditetapkan beberapa strategi, yaitu:
1. Menyediakan angkutan pengumpan yang terintegrasi secara
hierarkis dengan angkutan umum massal;
2. Menyediakan simpul perpindahan antar moda yang terintegrasi
dengan pengembangan kawasan;
3. Menyediakan jalur pedestrian dan jalur sepeda yang nyaman dan
aman;
4. Menyediakan jalur dan ruang evakuasi bencana; dan
5. Menyelaraskan dan memadukan pengembangan kawasan di sekitar
terminal, halte, shelter, dan/atau stasiun angkutan umum massal
sesuai dengan konsep TOD
77

Arahan Kebijakan TOD DKI Jakarta


Dalam UU no. 20 tahun 2011 tentang rumah susun juga diarahkan bahwasanya 
rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu 
lingkungan yang terbagi dalam bagian‐bagian yang distrukturkan secara 
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. 

Beberapa poin penting mengenai penerapan TOD seperti berikut ini:


a. Penerapan TOD mampu mendatangkan berbagai keuntungan dan
menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan transportasi dan tata
guna lahan,
b. Manfaat dari TOD dapat dirasakan baik itu oleh masyarakat, pemilik
layanan transportasi, maupun pemilik layanan‐layanan non
transportasi,
c. Terdapat berbagai parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan
penerapan TOD, baik dari segi masyarakat, tata guna lahan,
transportasi, dan lain‐lain,
d. TOD yang baik disusun atas berbagai komponen yang saling
berhubungan satu sama lain.
e. Proses penerapan TOD di berbagai wilayah berbeda‐beda tergantung
pada kondisi di wilayah tersebut.
78
Studi Kasus Stasiun & Kawasan SENGKANG Singapura
 Sengkang  kota baru satelit pertama di
Singapura dimana fasilitas transportasi umum
utama termasuk Stasiun Sengkang dibangun
bersamaan dengan pembangunan perumahan
rakyat di akhir 1990-an, Awalnya berupa desa
nelayan, mengalami perkembangan pesat di
bawah Housing and Development Board (HDB)
untuk mengubahnya menjadi " Kota Abad 21",
 Pendekatan terpadu transportasi, perumahan,
dan penggunaan komersial diadopsi dalam
perencanaan pusat kota Sengkang.

 Komuter turun di Stasiun Sengkang memiliki akses langsung ke Sengkang Bus


Interchange, pusat perbelanjaan di Compass Point, dan kompleks perumahan
Compas Heights,
 Pada tahun 1994, tim desain perkotaan dari HDB mulai mengkonsep sebuah
kota baru di Sengkang dengan total sebanyak 95,000 unit rumah publik dan
swasta dalam jangka panjang, Sejarah Sengkang ini menjadi tema untuk
mendesain lingkungan kawasan, 79

Studi Kasus Stasiun SENGKANG Singapura


 Blok apartemen pertama di kota (flat) di
Rivervale diselesaikan pada tahun 1997.
Pada Agustus tahun 2001, sekitar 33.700
unit hunian telah selesai. Pada Maret 2006,
ada 384 blok apartemen HDB dengan
39.982 unit di Sengkang New Town.
 Pada Oktober 1999, sebuah komite
pengarah dibentuk untuk melihat
penyediaan fasilitas yang memadai di
Sengkang New Town sebagai respon umpan
balik dari warga.
 Komite Pengarah Pembangunan Kota Sengkang terdiri pemimpin akar
rumput dan perwakilan dari instansi pemerintah
 memiliki empat sub-komite mengurus pembangunan kota,
transportasi, pendidikan, dan aspek sosial yang terkoordinasi untuk
mempercepat penyediaan fasilitas kota dan usulan tentang perlunya
fasilitas dan layanan yang lebih baik di kawasan kota
80
Area Komersial Terpadu di Stasiun-stasiun Paris saat ini

Gare St Lazare, Paris


Dyah Titisari 2014

Area Komersial Terpadu di Stasiun-stasiun Paris saat ini

Gare St Lazare, Paris


Dyah Titisari 2014
Area Komersial Terpadu di Stasiun-stasiun Malaysia saat ini

KL Central, Kuala Lumpur


Christian Octarino, 2014

Area Komersial Terpadu di Stasiun-stasiun Malaysia saat ini

KL Central, Kuala Lumpur


Lukluk Zuraida, 2014
Terima Kasih

85

Anda mungkin juga menyukai