Anda di halaman 1dari 3

SEDASI MODERAT DAN DALAM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


No. Dokumen PAB/ No. Revisi Halaman
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA 10 / I /2019/Rumkit 00 1/3

Ditetapkan oleh,
KARUMKIT BHAYANGKARA LEMDIKLAT
POLRI
STANDAR PROSEDUR Tanggal berlaku:
OPERASIONAL 31 Januari 2019
(SPO)

dr. RINI AFRIANTI, MKK


PEMBINA NIP. 197304172002122003
Tindakan anestesi dengan menggunakan obat anestesi intravena yang
PENGERTIAN diberikan secara intermiten melalui akses pembuluh darah
dengan tetap menjaga patensi jalan nafas dan hemodinamik.
1. Membuat pasien tidak sadar, tidak sakit, relaks.
2. Membantu menciptakan kondisi yang optimal untuk prosedur yang
akan dijalani.
TUJUAN
3. Mengurangi angka kesakitan dan kematian selama layanan
anestesi dan sedasi
4. Peningkatan kualitas layanan sedasi

Keputusan Karumkit Bhayangkara Lemdiklat Polri No.


KEBIJAKAN Kep/ 248 / I / 2019 Tentang Kebijakan Layanan Anestesi Dan Sedasi Unit
Kamar Bedah Rumah Sakit Bhayangkara Lemdiklat Polri.

Persiapan Pasien
1. Konfirmasi kelengkapan dokumen administrasi pasien yang akan
menjalani tindakan sedasi moderat dan dalam, yaitu:
a. Form assessment pra anestesi dan sedasi, lembar konsultasi
anestesi
b. Form edukasi tindakan anestesi dan sedasi
c. Formulir Persetujuan tindakan anestesi dan bedah
PROSEDUR d. Hasil konsultasi ke sejawat lainnya
e. Hasil pemeriksaan penunjang terbaru
2. Konfirmasi ulang ketersediaan darah dan produk darah serta
ketersediaan ruang rawat intensif sebelum dilakukan pembiusan
3. Dilakukan pemeriksaan TTV dan konfirmasi jam makan/ minum
terakhir (persiapan puasa preoperatif)
SEDASI MODERAT DAN DALAM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAB/ 10 / I /2019/Rumkit 00 2/3

Persiapan Alat dan Obat


1. Obat emergensi : sulfas atropin 0,25 mg/ml (2 ampul), ephinefrine 1
mg/ml (2 ampul)
2. Efedrin 50 mg/ml (1 ampul)
3. Midazolam 1 mg/ml (1 ampul)
4. Fentanyl 50 mcg/ml (1 ampul)
5. Propofol 10 mg/ml (1 ampul)
6. Ketamin 100 mg/ ml (1ml dari vial ketamin)
7. Analgetik : ketorolak 30 mg/ml (1 ampul) atau tramadol 50 mg/ml (1
ampul)
8. Antiemetik : ondansetron 4 mg/ml (1 ampul)
9. Nasal kanul (1 buah)
10. Set intubasi : stetoskop, laringoskop, ETT (ukuran sesuai kebutuhan
pasien), guedel, spuit cuff, tape, introducer, magil, set suction
11. Sumber oksigen
12. Mesin anestesi dan monitor hemodinamik
13. BHP: vasofix no 18G/ 20G (1 buah), infus set (1 buah), RL 500 ml (1
buah), spuit 3cc (2 buah), spuit 5 cc (1 buah)
Prosedur Tindakan Sedasi
1. Pasien masuk kamar operasi, dipasang monitor tanda vital dan
oksigenasi nasal kanul 2-3 lpm
2. Evaluasi akses intravena berjalan lancer, minimal ukuran iv line yang
terpasang 20G
3. Evaluasi kembali kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
nafas, saturasi oksigen sebelum dilakukan induksi
4. Premedikasi midazolam 0.01-0,1 mg/kgBB, Fentanyl 1-2
mcg/kgBB, ondansetron 4 mg iv

SEDASI MODERAT DAN DALAM

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA No. Dokumen No. Revisi Halaman
PAB/ 10 / I /2019/Rumkit 00 3/3
5. Induksi diberikan secara intermiten menggunakan ketamin 0,5-1
mg/KgBB dan propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan tetap menjaga patensi
jalan nafas dan hemodinamik
6. Maintenance anestesi menggunakan propofol 1 mg/ KgBB dan fentanyl 1
mcg/kgBB diberikan secara intermiten sesuai kebutuhan pasien dan
mempertimbangkan tindakan/ prosedur pembedahan yang sedang
dilakukan.
Pengakhiran Tindakan Sedasi
1. Berikan analgetik post operatif ketorolak 30 mg atau tramadol 50 mg iv,
antiemetik ondansetron 4 mg iv
2. Evaluasi waktu pemberian terakhir obat anestesi, tunggu durasi obat
anestesi hilang atau bila dibutuhkan dapat diberikan antidotum.
3. Cek kesadaran pasien dengan memanggil nama pasien dan menepuk bahu
pasien.
4. Bila pasien sudah dapat mengikuti instruksi seperti membuka mata,
menggerakan kepala dan menelan maka monitor tanda vital dapat
dilepaskan
5. Berikan oksigenasi nasal kanul 2-3 lpm, pasien ditransport ke ruang
pemulihan.

UNIT TERKAIT Unit Kamar Bedah

Anda mungkin juga menyukai