Makalah Pre Eklampsia
Makalah Pre Eklampsia
TIM KELOMPOK 2
IBNU KAMAL (19301054)
IID FADILLAH (19301055)
KURMELIA NUR CAHYATI (19301056)
KHODRI JULIYUSMAN (19301057)
LESTARI SAFITRI (19301058)
MARIA ULFA (19301060)
MELYA SONIA (19301061)
MISWATI KUSMINDARIANI (19301062)
MUHAMMAD FIQI (19301063)
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. defenisi penyakit pada Pre Eklampsia.......................................................
B. etiologi/ factor risiko penyakit pada Pre Eklampsia..................................
C. Klasifikasi/jenis penyakit pada Pre Eklampsia..........................................
D. Patofisiologi penyakit Pre Eklampsia........................................................
E. Manifestasi klinis penyakit pada Pre Eklampsia ......................................
F. pemeriksaan diagnostic/penunjang penyakit pada Pre Eklampsia............
G. Penatalaksanaan penyakit pada Pre Eklampsia.........................................
H. Pengkajian keperawatan pada Pre Eklampsia (DO & DS)........................
I. Diagnosa keperawatan pada Pre Eklampsia (2 daiagnosa keperawatan). .
J. rencana tindakan keperawatan/ intervensi berdasarkan diagnose kep pada Pre
Eklampsia..................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.....................................................................................................................
Latar Belakang
Reeklampsia merupakan kelainan yang ditemukan pada waktu kehamilan
yang ditandai dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria,
dan edema yang biasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu
sampai 48 jam setelah persalinan. Sedangkan eklampsia adalah kelanjutan
dari preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau koma.
Menurut World Health Organization (WHO, 2001), angka kejadian
preeklampsia berkisar antara 0,51% - 38,4%. Preeklampsia dan eklampsia di
seluruh dunia diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 14% (50.000-75.000)
kematian maternal setiap tahunnya (Hak lim, 2009). Angka kejadian
preeklampsia di Amerika Serikat sendiri kira-kira 5% dari semua kehamilan,
dengan gambaran insidensinya 23 kasus preeklampsia ditemukan per 1.000
kehamilan setiap tahunnya (Joseph et al, 2008).Sementara itu di tiap-tiap
negara angka kejadian preeklampsia berbeda-beda, tapi pada umumnya
insidensi preeklampsia pada suatu negara dilaporkan antara 3-10 % dari semua
kehamilan (Prawirohardjo, 2006). Salah satu penyebab kematian maternal
di Indonesia adalah preeklampsia-eklampsia. Berdasarkan hasil survei
yang dilakukan oleh Angsar (1993
1.2..................................................................................................................... Tuj
uan
iii
iv
BAB II
PEMBAHASAN
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset
hypertension with proteinuria). Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi efinisi
klasik preeklampsia, beberapa wanita lain menunjukkan adanya hipertensi
disertai gangguan multisistem lain yang menunjukkan adanya kondisi berat
dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami proteinuri.
Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena
sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
1
B. ETIOLOGI/ FACTOR RISIKO PENYAKIT PADA PRE EKLAMPSIA
Terdapat beberapa teori yang diduga sebagai etiologi dari preeklampsia, meliputi
2
5) Faktor nutrisi, kurangnya intake antioksidan.
John et al (2002) menunjukan pada populasi umumnya konsumsi sayuran dan
buah-buahan yang tinggi antioksidan dihubungkan dengan turunnya tekanan
darah. Penelitian yang dilakukan Zhang et al (2002) menyatakan insidensi
preeklampsia meningkat dua kali pada wanita yang mengkonsumsi asam askorbat
kurang dari 85 mg.
1) Preeklamsia Ringan
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ atau 2+
c. Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik > 1 kg/minggu
2) Preeklamsia Berat
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gr/lt atau lebih
c. Oliguria ( jumlah urine < 500 cc per jam )
d. Terdapat edema paru dan sianosis
e. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrum
3
tersebut menembus myometrium berupa arteri arkuata dan arteri arkuata
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium
menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri spinalisPada
hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi tropoblas ke
dalam lapisan otot arteri spinalis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot
tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spinalis. Invasi tropoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spinalis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen arteri spinalis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spinalis ini memberi dampak penurunan tekanan
darah, penurunan resisten vaskuler, dan peningkatan aliran darah pada
daerah uteroplasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin
dengan baik. Proses ini dinamakan “remodeling arteri spinalis
ada hipertensi kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel tropoblas pada lapisan otot
arteri spinalis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spinalis
menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spinalis tidak
memungkingkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri
spinalis relatif mengalami vasokontriksi dan terjadi kegagalan “remodeling
arteri spinalis”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan perubahan-
perubahan yang dapat menjelaskan pathogenesis hipertensi dalam kehamilan
selanjutnya.
Diameter rata-rata arteri spinalis pada kehamilan normal adalah 500 mikron,
sedangkan pada preeklampsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal
vasodilatasi lumen arteri spinalis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke
uteroplasenta.
4
penerima electron atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak
berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah
radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu
proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan
tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu mungkin
dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu
hipertensi dalam kehamilan disebut”toksemia”. Radikal hidroksil merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain merusak dan protein sel endotel.
Produksi oksidan atau radikal bebas dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu
diimbangi produksi antioksidan.
5
Tes kimia darah : asam urat meningkat, normal 2,4 – 2,7 mg/dL
Radiologi
Ultrasonografi : ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus.
Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan
Ketuban sedikit.
Kardiotografi : diketahui denyut jantung janin lemah.
6
H. Pengkajian keperawatan pada Pre Eklampsia (DO & DS)
DIAGNOSA PRE OPERASI
Ds:
-
3 Do: Resiko cedera Penyakit penyerta
1. TD: 160/90mmHg pada ibu
2. Pandangan kabur
3. Pusing dan mual
Ds:
-
7
DIAGNOSA POST OPERASI
Ds:
1. Mengeluh nyeri
epigastrium
2. Nyeri pada luka
bekas operasi
3. Makin nyeri bila
beraktivitas
Skala 4-5
2 Ds: Intoleransi imobilitas
1. Mengeluh kaki aktivitas
berat dan sakit
saat diangkat
Do:
1. Semua aktivitas
dibantu oleh
keluarga dan
perawat
3 Do: Resiko Infeksi Efek prosedur
1. Pasien dilakukan invasive
tindakan operasi
sesarea cito
Ds:
1. Terdapat luka SC
8
Ds:
1. Pasien belum
mempunyai
pengalaman
merawat bayi dan
teknik menyusui
5 Do: Defisit perawatan Kelemahan
1. Pasien tampak diri
lemah
2. Rambut sedikit
berminyak dan
berbau lepek serta
sedikit berketombe
3. Gigi tampak
kurang bersih
4. Mandi hanya di
lap
Ds:
-
6 Do: Resiko Tindakan
1. TD: 160/90mmHg perdarahan pembedahan
2. Kontraksi uterus
3. Terpasang IFVD
RL 500cc + drip
MgSO4 25ml
tetes/menit
9
I. Diagnosa keperawatan pada Pre Eklampsia (2 daiagnosa keperawatan)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Pre Operasi
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah d.d terdapat
oedema pada wajah, elstremitas atas dan bawah.
2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d nafas 22x/menit,
teradapat oedam pada wajah, ekstremitas atas dan bawah.
3. Resiko cedera pada ibu b.d penyakit penyerta d.d kepala terasa pusing,
mual, serta pandangan kabur, tekanan 160/90mmHg.
4. Resiko cedera pada janin b.d efek metode/intervensi bedah selama
persalinan d.d pasien dilakukan operasi SC.
10
INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Intervensi utama
- Perawatan sirkulasi
b. Tindakan
Observasi:
periksa sirkulasi perifer (misal nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, anklebrachial index)
identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi (misal diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
Terapeutik:
Hindari pengukran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan
perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area cidera
Edukasi
Anjurkan penggunaan obat tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan
kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat mengontrol tekanan darah secara teratur
11
Intervensi utama: pemantauan cairan
Tindakan:
Observasi:
a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi nafas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor elastisitas atau turgor kulit
e. Monitor intake dan output cairan
f. Identifikasi tanda hypervolemia
g. Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan
Terapeutik:
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi paasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan
Terapeutik:
a. Damping ibu saat merasa cemas
b. Diskusikan ketidaknyamanan selama hamil
12
c. Diskusikan persiapan persalinan dan kelahiran
Edukasi:
a. Jelaskan resiko janin mengalami kelahiran premature
b. Informasikan kemungkinan intervensi selama proses kelahiran
c. Anjurkan melakukanperawatan diri untukmeningkatkan kesehatan
d. Anjurkan ibu untuk beraktifitas dan beristirahat yang cukup
e. Ajarkan mengenali tanda bahaya
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan spesialis jika ditemukan tanda dan bahaya kehamilan
13
a. intervensi utama
manajemen nyeri
b. tindakan
observasi :
identivikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- identifikasi skala nyeri
terapeutik:
berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( misal
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin,
terapi bermain)
control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misal suhu ruang,
pencahayaan, kebisingan)
edukasi:
kolaborasi :
14
terapeutik :
dokumentasikan informasi vaksinasi ( misal nama produsen, tanggal
kaldaluarsa)
jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
edukasi :
jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
Intervensi utama
edukasi menyusui
Tindakan
observasi:
15
identikasi kesepian dan kemampuan menerima informasi
identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
terapeutik:
jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepatakn
dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
edukasi:
berikan konseling menyusui
jelaskan manfaat menyusui bagi dan bayi
16
6. Resiko perdarahan bd tindakan pembedahan
Luaran: tingkat perdarahan menurun setelah dilakukan intervensi selama 5
jam dengan kriteri hasil: perdarahan pasca operasi menurun
Intervensi: pencegahan perdarahan
Tindakan:
Observasi:
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
b. Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan
darah
Terapeutik:
a. Pertahankan bed rest selama perdarahan
b. Gunakan kasur pencegah decubitus
Edukasi:
a. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
17
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Pada preeklamsia berat early onsetdidapatkan rata-rata kadar albumin dan total
protein serum adalah lebih rendah dari normal. ada preeklamsia berat late onset
didapatkan rata-rata kadar albumin dan total protein serum adalah lebih rendah
dari normal. erata kadar albumin dan total protein serum lebih rendah pada
preeklamsia berat early onsetdibandingkan dengan preeklamsia berat late onset
SARAN
Dengan melihat tekanan darah ibuhamil semenjak usiakehamilan 20 minggu
hingga akhir kehamilan. Sehingga didapatkan data yang pasti mengenai
onset dari preeklamsia berat. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya
mengenai hubungan onset preeklamsia berat dengan morbiditas dan mortalitas
ibu dan janin.
18
DAFTAR PUSTAKA
19